Você está na página 1de 11

Menurunkan Angka Kematian Anak

Ribka Yosakepti Ginting 151000381

Hersi Magi Ani Maha 151000411

Fransisco Pakpahan 151000417

Hayatun Nur Aliyah 151000420

Inggrit Melany Felicia 151000445

Chaca Margareth 151000460


 Target : Mengurangi 2/3 tingkat kematian
anak-anak usia dibawah 5 tahun dengan
batasannya 45 per 1000 kematian
TUJUAN 4 : MENGURANGI KEMATIAN ANAK
Target 4 : Menurunkan Angka Kematian Balita sebesar 2/3 nya antara 1990 dan
2015
1 Tingkat kematian anak (1-5 81 44 32 Sesuai Target
tahun)/per 1000
2 Tingkat kematian bayi (per 1000) 57 34 19 Sesuai Target

3 Tingkat Imunisasi campak – usia 44,5% 72%


12 bulan
4 Tingkat imunisasi campak –usia 57,5% 76,4%
12-23 bulan
 Anak-anak yang suka memilih-milih makanan
 Banyak nya orang tua yang tidak mampu
memenuhi gizi anaknya
 Kurang nya pengetahuan orang tua untuk
memberi ASI eksklusif
Latar Belakang

Di Indonesia Angka Kematian Bayi (AKB) masih tinggi dan angka Kematiam Balita
(AKBal), sekitar 56 % kematian terjadi pada periode yang sangat dini yaitu di
masa neonatal. Sebagian besar kematian neonatal terjadi pada 0-4 hari (78,5%) dan
prematurisasi merupakan salah satu penyebab utama kematian. Target MDGs
2015 adalah menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) kelahiran hidup menjadi
23 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan hasil survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2007, AKB masih 34/1000 kelahiran hidup.
Berdasarkan SDKI 2007, pada tahun 1990 angka kematian bayi sebesar 68 per 1000
kelahiran hidup (KH), AKB menjadi 34/1000 KH dan AKBal 44/1000 KH.
Walaupun angka ini telah turun dari tahun 1990, penurunan ini masih jauh target
MDGs tahun 2015 dimana AKB diharapkan menjadi 23 dan AKBal 32 per 1000.
 Defenisi Operasional kematian Balita dapat
diuraikan sebagai kematian anak-anak
sebelum usia lima tahun
 Indikator Global/Nasional untuk
memonitoring penvapaian target ke-4 yaitu
angka kematian balita, angka kematian bayi
dan proporsi campak pada bayi yang telah
mencapai usia 1 tahun.
 Indikator Lokal untuk memonitoring target ke-
4 yaitu pemantauan terhadap pencapaian
target MDGs untuk tingkat lokal
kabupaten/kota dan kecamatan yang dapat
dilakukan dengan indikator proksi tertentu.
1.Membentuk Kelembagaan yang berfungsi mengkoordinasikan
Kementerian/Lembaga yang terkait langsung dengan
pencapaian target-target MDGs.
2. Mengintegrasikan target-target indicator pencapaian MDGS
sebagai indicator kinerja perencanaan penganggaran di tingkat
Nasional dan daerah. Target MDGs menjadi program prioritas
nasional, sebagai dasar penyusunan arah kebijakan fiscal dan
nota keuangan.
3. Menerapkan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah untuk
program-program pencapaian MDGs yang meliputi
Penanggulangan Kemiskikan, Pengurangan Gizi Buruk dan
Kurang, Meningkatkan Kesehatan Ibu dan Bayi, Penanganan
HIV dan Sanitasi.
 Pengertian evaluasi menurut Stufflebeam yang di
kutip oleh Ansyar (1989) bahwa evaluasi adalah
proses memperoleh dan menyajikan informasi
yang bergunkeputusan. Selanjutnya The joint
committee on Standars For Educational
Evaluation(1994) , mendefinisikan bahwa evaluasi
sebagai kegiatan investigasi a untuk
mempertimbangkan alternatif-alternatif
pengambilan yang sistematis tentang keberhasilan
suatu tujuan
 indikator utama tujuan ini adalah angka kematian
anak di bawah lima tahun (balita). Target MDGs
adalah untuk mengurangi dua pertiga angka tahun
1990. Saat itu,jumlahnya 97 kematian per 1.000
kelahiran hidup. Target saat ini adalah 32 kematian
per1.000 kelahiran hidup. Dengan demikian, Indonesia
cukup berhasil.
 Indikator kedua adalah proporsi anak usia satu tahun
yang mendapat imunisasi campak. Angka ini telah
meningkat,menjadi 72% untuk bayi dan 76% untuk
anak dibawah 23 bulan pada 2006, namun perlu lebih
ditingkatkan lagi.

Você também pode gostar