Você está na página 1de 29

Emotional

Inteligence/EQ
Kecerdasan Emosi
 Salah satu komponen penting untuk bisa hidup di tengah-tengah
masyarakat adalah kemampuan untuk mengarahkan emosi
secara baik.

 Penelitian yang dilakukan oleh Goleman (Ubaydillah, 2004:1)


menunjukkan bahwa kontribusi IQ bagi keberhasilan seseorang
hanya sekitar 20% sisanya 80% ditentukan oleh serumpun faktor
yang disebut kecerdasan emosional.

 Dalam kenyataannya sekarang ini dapat dilihat bahwa orang yang


ber-IQ tinggi belum tentu sukses dan belum tentu hidup bahagia.

 Orang yang ber-IQ tinggi tetapi karena emosinya tidak stabil dan
mudah marah seringkali keliru dalam menentukan dan
memecahkan persoalan hidup karena tidak dapat berkonsentrasi.
Emosinya yang tidak berkembang, tidak terkuasai, sering
membuatnya berubah-ubah dalam menghadapi persoalan dan
bersikap terhadap orang lain sehingga banyak menimbulkan
konflik.

Arti Penting EQ
Menurut JB. Waston, bahwa pada dasarnya manusia
mempunyai tiga emosi dasar, yaitu:
a) Fear “takut”, yang dalam perkembangan selanjutnya bisa
menjadi anxiety “cemas”.
b) Rage “kemarahan”, yang akan berkembang antara lain
menjadi anger “marah”.
c) Love “cinta”, yang akan berkembang menjadi simpati.

Sedangkan menurut R. Descartes sebagaimana dikutip


oleh E. Usman Efendi dan Juhaya S. Praja, bahwa emosi-
emosi dasar yang terdapat pada manusia sebanyak enam
macam, yaitu:
a) Desire “keinginan”
b) Hate “benci”
c) Wonder “kagum”
d) Sorrow “kesedihan”
e) Love “cinta”
f ) Joy “kegembiraan”.

Ciri-ciri Emosi
Emosi sebagai suatu peristiwa psikologis,
mengandung ciri-ciri sebagai berikut:

a) Lebih bersifat subyektif daripada peristiwa


psikologis lainnya, seperti pengamatan dan
berpikir.
b) Bersifat tidak tetap (fluktuatif).
c) Banyak berkaitan dengan peristiwa pengenalan
panca indera.
d) Berlansung singkat dan berakhir tiba-tiba.
e) Terlihat lebih kuat dan hebat.
f) Bersifat sementara dan dangkal.
g) Lebih sering terjadi.
h) Dapat diketahui dengan jelas dari tingkah
lakunya.

Ciri-ciri Emosi
Sedangkan pendapat lain mengatakan,
bahwa ciri-ciri utama dari pikiran-pikiran
emosional, adalah sebagai berikut:
a) Respon yang cepat tetapi ceroboh.
b) Pertama adalah perasaan, kedua
pemikiran.
c) Realitas simbolik yang seperti anak-
anak.
d) Masa lampau yang diposisikan masa
sekarang.
e) Realitas yang ditentukan oleh keadaan.

Ciri-ciri Emosi
Emosi dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu emosi
sensoris dan kejiwaan (psikis), yaitu sebagai berikut:
1) Emosi sensoris, yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan
dari luar terhadap tubuh, seperti rasa dingin, manis, sakit, lelah,
kenyang, dan lapar.
2) Emosi psikis, yaitu emosi yang mempunyai alasan-alasan
kejiwaan.
Yang termasuk emosi ini, di antaranya adalah:
 Perasaan intelektual, yaitu yang mempunyai hubungannya
dengan ruang lingkup kebenaran.
 Perasaan sosial, yaitu perasaan yang menyangkut hubungannya
dengan orang lain, baik bersifat perorangan maupun kelompok.
 Perasaan susila, yaitu perasaan yang berhubungan dengan nilai-
nilai baik dan buruk atau etika.
 Perasaan keindahan (estetika), yaitu perasaan yang berkaitan
erat dengan keindahan dari sesuatu, baik bersifat kebendaan
atau kerohanian.
 Perasaan ketuhanan, yaitu salah satu kelebihan manusia sebagai
makhluk Tuhan, dianugerahi fitrah (kemampuan atau perasaan)
untuk mengenal Tuhannya.

Pengelompokkan Emosi
Dalam menelaah kompetensi seseorang yang didasarkan
pada tingkat kecerdasan emosional, maka dapat
dikelompokkan ke dalam empat dimensi, yaitu:

1. Kesadaran diri sendiri


 Kemampuan seseorang sangat tergantung kepada
kesadaran dirinya sendiri, juga sangat tergantung kepada
pengendalian emosionalnya. Apabila seseorang dapat
mengendalikan emosinya dengan sebaik-baiknya,
memanfaatkan mekanisme berpikir yang tersistem dan
kontruksi dalam otaknya, maka orang tersebut akan
mampu mengendalikan emosinya sendiri dan menilai
kapasitas dirinya sendiri. Orang dengan kesadaran diri
yang tinggi, akan memahami betul tentang impian, tujuan,
dan nilai yang melandasi perilaku hidupnya.

 Apabila seseorang telah mengetahui akan dirinya sendiri,


maka akan muncul pada dirinya kesadaran akan emosinya
sendiri, penilaian terhadap dirinya secara akurat, dan
percaya akan dirinya sendiri.

Kompetensi Kecerdasan Emosional


2. Pengelolaan diri sendiri
 Seseorang, sebelum mengetahui atau menguasai orang lain, ia
harus terlebih dahulu mampu memimpin atau menguasai dirinya
sendiri. Orang tersebut harus tahu tingkat emosional,
keunggulan, dan kelemahan dirinya sendiri. Apabila tingkat
emosional tidak disadari, maka orang tersebut akan selalu
bertindak mengikuti dinamika emosinya. Manakala kebetulan
resonansi yang dipancarkan dari amygdale-nya, maka gelombang
positif yang dapat ditangkap oleh orang lain secara efektif, dan
komunikasi pun dapat berjalan dengan baik. Tetapi manakala
yang terpancar dari amygdale-nya disonansi, maka yang dapat
ditangkap oleh orang lain hanyalah kemarahan dan emosional
yang tak terkendali, akhirnya komunikasi tidak berjalan dengan
baik.

 Untuk menciptakan tingkat kompetensi pengelolaan diri sendiri


yang tinggi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu
pengontrolan terhadap diri sendiri, transparansi, penyesuaian diri,
pencapaian prestasi, inisiatif, dan optimistis.

Kompetensi Kecerdasan Emosional


3. Kesadaran sosial
 Sebagai makhluk sosial, kita harus dan
selalu berhubungan dan bergesekan
dengan orang lain, baik dalam lingkungan
keluarga maupun lingkungan masyarakat,
karena kita tidak akan dapat hidup sendiri
tanpa orang lain.
 Oleh karena itu, semua orang harus
memiliki kesadaran sosial, dan apabila
seseorang telah mempunyai kesadaran
sosial, maka dalam dirinya akan muncul
empati, kesadaran, dan pelayanan.

Kompetensi Kecerdasan Emosional


4. Manajemen hubungan sosial
 Apabila seseorang telah memiliki kemampuan yang
tinggi untuk mengendalikan secara efektif
emosionalnya, memanage dirinya sendiri, dan
memiliki kesadaran sosial yang tinggi, maka perlu
satu langkah lagi, yaitu bagaimana memanage
hubungan sosial yang telah berhasil dibangun agar
dapat bertahan bahkan berkembang lebih baik lagi.
Hal ini, yang disebut sebagai manajemen hubungan
sosial. Jadi, manajemen hubungan sosial merupakan
muara dari derajat kompetensi emosional dan
intelegensi.
 Dalam rangka memanage hubungan sosial tersebut,
seseorang harus memiliki kemampuan sebagai
inspirator, mempengaruhi orang lain, membangun
kapasitas, katalisator perubahan, kemampuan
memanage konflik, dan mendorong kerjasama yang
baik dengan orang lain atau masyarakat.

Kompetensi Kecerdasan Emosional


 Kecerdasan emosi merupakan kapasitas
manusiawi yang dimiliki oleh seseorang
dan sangat berguna untuk menghadapi,
memperkuat diri, atau mengubah kondisi
kehidupan yang tidak menyenangkan
menjadi suatu hal yang wajar untuk
diatasi.
 kecerdasan emosional adalah
kemampuan seseorang untuk
mengendalikan dirinya sendiri dan orang
lain, dan menggunakan informasi tersebut
untuk menuntun proses berpikir serta
perilaku seseorang.

Emotional Inteligence
 Akhir-akhir ini, kita semakin sadar bahwa
kecerdasan emosional ini sangat penting
bagi tiap individu dalam menunjang
kesuksesan dan kebahagiaan mereka,
baik di tempat kerja, pergaulan hingga
kehidupan keluarga.
 Memiliki kecerdasan emosional yang
tinggi akan membantu anda dalam
bersikap praktis ketika di hadapkan pada
suatu permasalahan.

Ciri Orang yang memiliki EQ Tinggi


1. Fokus pada Hal-hal yang Positif
Mereka yang memiliki kecerdasan
emosional tinggi sadar bahwa percuma
saja berlarut-larut dengan masalah. Fokus
pada masalah tidak akan pernah
membawa solusi, sebaliknya bersikap
positif dalam menyikapi masalah akan
membawa anda pada solusi yang tepat
untuk menyelesaikan permasalahan anda.

Ciri Orang yang memiliki EQ Tinggi


2. Mereka yang Berpikiran Positif akan
Berkumpul dengan Mereka yang Berpikir
Positif Pula
Orang-orang dengan kecerdasan emosional
tinggi tidak akan menghabiskan banyak
waktu dengan berkumpul bersama mereka
yang suka mengeluh dan mengumpat.
Mendengarkan keluh kesah dari mereka yang
suka berpikir negatif hanya akan membawa
menghabiskan energi kita pada hal yang
percuma.
Sebaliknya, berkumpul dengan orang yang
memiliki pikiran positif dan penuh semangat
akan membuat kita tertular juga. Dan inilah
yang pada akhirnya akan meningkatkan
kecerdasan emosional anda juga.
Ciri Orang yang memiliki EQ Tinggi
3. Orang dengan Kecerdasan Emosional
Tinggi selalu Assertive
Assertive adalah sebuah sikap tegas dalam
mengemukakan suatu pendapat, tanpa harus
melukai perasaan lawan bicaranya.
Orang yang assertive sangat tahu betul
kapan mereka harus bicara, kapan mereka
harus mengemukakan suatu pendapat dan
bagaimana cara yang tepat untuk
memberikan sebuah solusi tanpa harus
menggurui. Dan yang pasti mereka yang
memiliki sikap assertive selalu berpikir
terlebih dahulu sebelum bicara.

Ciri Orang yang memiliki EQ Tinggi


4. Mereka adalah Visioner yang siap
Melupakan Kegagalan di Masa Lalu
Orang-orang dengan kecerdasan
emosional yang tinggi akan sibuk
memikirkan apa yang akan dilakukannya
di masa depan dan segera melupakan
kegagalan di masa lalu.
Baginya kegagalan di masa lalu adalah
sebuah pelajaran yang penting diambil
untuk mengambil langkah yang lebih
mantab di masa yang akan datang.

Ciri Orang yang memiliki EQ Tinggi


5. Mereka Tahu Cara Membuat Hidup
Lebih Bahagia dan Bermakna
Dimanapun mereka berada, apakah itu di
tempat kerja, di rumah ataupun berkumpul
dengan teman-teman, orang dengan
kecerdasan emosional yang tinggi akan
membawa kebahagiaan bagi sesamanya.
Terkadang arti bahagia bagi mereka tidak
harus sebuah kekayaan.
Bersyukur akan nikmat yang didapat hari ini
dan membantu orang lain yang
membutuhkan pertolongannya akan
membuat mereka merasa bahagia dan
bermakna.

Ciri Orang yang memiliki EQ Tinggi


6. Mereka Tahu Bagaimana Mengeluarkan
Energi Mereka secara Bijak
Mereka yang dikaruniai kecerdasan emosional
tinggi, tahu bagaimana memanfaatkan energi
mereka dengan bijak.
Mereka tidak akan menghabiskan waktu
untuk hal-hal yang percuma saja. Mereka
akan fokus pada tindakan-tindakan yang
akan membawa manfaat bagi sesamanya.

Ciri Orang yang memiliki EQ Tinggi


7. Terus Belajar dan Berkembang
Mereka yang memiliki kecerdasan emosional
tinggi sadar, bahwa apa yang ia ketahui saat
ini masih belumlah apa-apa. Baginya, belajar
bukanlah 12 tahun wajib belajar dan 4 tahun
kuliah. Wajib belajar adalah seumur hidup.
Mereka selalu terbuka akan hal-hal baru dan
berani mencoba berbagai macam tantangan
yang akan membuat mereka berkembang.
Kritik dan saran dari orang lain akan
dijadikan sebagai referensi baru dalam
mengambil langkah dan keputusan di masa
yang akan datang.

Ciri Orang yang memiliki EQ Tinggi


Membahas soal emosi maka sangat kait eratannya dengan
kecerdasan emosi itu sendiri dimana merupakan
kemampuan seseorang untuk memotivasi diri sendiri,
bertahan menghadap frustasi, mengendalikan dorongan
hati (kegembiraan, kesedihan, kemarahan, dan lain-lain)
dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana
hati dan mampu mengendalikan stres.
Kecerdasan emosional juga mencakup kesadaran diri dan
kendali dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi
diri dan kendali dorongan hati, ketekunan, semangat dan
motivasi diri, empati dan kecakapan sosial. Ketrampilan
yang berkaitan dengan kecerdasan emosi antara lain
misalnya kemampuan untuk memahami orang lain,
kepemimpinan, kemampuan membina hubungan dengan
orang lain, kemampuan berkomunikasi, kerjasama tim,
membentuk citra diri positif, memotivasi dan memberi
inspirasi dan sebagainya.

Kiat Meningkatkan EQ
1. Mengenali emosi diri

Ketrampilan ini meliputi kemampuan Anda


untuk mengidentifikasi apa yang
sesungguhnya Anda rasakan. Setiap kali
suatu emosi tertentu muncul dalam pikiran,
Anda harus dapat menangkap pesan apa
yang ingin disampaikan.

Berikut adalah beberapa contoh pesan dari


emosi: takut, sakit hati, marah, frustasi,
kecewa, rasa bersalah, kesepian.

Kiat Meningkatkan EQ
2. Melepaskan emosi negatif

Ketrampilan ini berkaitan dengan kemampuan Anda


untuk memahami dampak dari emosi negatif
terhadap diri Anda.
Sebagai contoh keinginan untuk memperbaiki situasi
ataupun memenuhi target pekerjaan yang membuat
Anda mudah marah ataupun frustasi seringkali justru
merusak hubungan Anda dengan bawahan maupun
atasan serta dapat menyebabkan stres. Jadi, selama
Anda dikendalikan oleh emosi negatif Anda justru
Anda tidak bisa mencapai potensi terbaik dari diri
Anda. Solusinya, lepaskan emosi negatif melalui
teknik pendayagunaan pikiran bawah sadar sehingga
Anda maupun orang-orang di sekitar Anda tidak
menerima dampak negatif dari emosi negatif yang
muncul.

Kiat Meningkatkan EQ
3. Mengelola emosi diri sendiri

Anda jangan pernah menganggap emosi negatif atau positif itu


baik atau buruk. Emosi adalah sekedar sinyal bagi kita untuk
melakukan tindakan untuk mengatasi penyebab munculnya
perasaan itu. Jadi emosi adalah awal bukan hasil akhir dari
kejadian atau peristiwa. Kemampuan kita untuk mengendalikan
dan mengelola emosi dapat membantu Anda mencapai
kesuksesan.
Ada beberapa langkah dalam mengelola emosi diri sendiri, yaitu:
pertama adalah menghargai emosi dan menyadari dukungannya
kepada Anda.
Kedua berusaha mengetahui pesan yang disampaikan emosi, dan
meyakini bahwa kita pernah berhasil menangani emosi ini
sebelumnya. Ketiga adalah dengan bergembira kita mengambil
tindakan untuk menanganinya. Kemampuan kita mengelola emosi
adalah bentuk pengendalian diri yang paling penting dalam
manajemen diri, karena kitalah sesungguhnya yang
mengendalikan emosi atau perasaan kita, bukan sebaliknya.

Kiat Meningkatkan EQ
4. Memotivasi diri sendiri

Menata emosi sebagai alat untuk mencapai


tujuan merupakan hal yang sangat penting
dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk
memotivasi diri sendiri dan menguasai diri
sendiri, dan untuk berkreasi. Kendali diri
emosional--menahan diri terhadap kepuasan dan
mengendalikan dorongan hati--adalah landasan
keberhasilan dalam berbagai bidang.
Ketrampilan memotivasi diri memungkinkan
terwujudnya kinerja yang tinggi dalam segala
bidang. Orang-orang yang memiliki ketrampilan
ini cenderung jauh lebih produktif dan efektif
dalam hal apapun yang mereka kerjakan.

Kiat Meningkatkan EQ
5. Mengenali emosi orang lain

Mengenali emosi orang lain berarti kita


memiliki empati terhadap apa yang
dirasakan orang lain. Penguasaan
ketrampilan ini membuat kita lebih efektif
dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Inilah yang disebut sebagai komunikasi
empatik. Berusaha mengerti terlebih
dahulu sebelum dimengerti. Ketrampilan
ini merupakan dasar dalam berhubungan
dengan manusia secara efektif.

Kiat Meningkatkan EQ
6. Mengelola emosi orang lain

Jika ketrampilan mengenali emosi orang lain merupakan


dasar dalam berhubungan antar pribadi, maka ketrampilan
mengelola emosi orang lain merupakan pilar dalam
membina hubungan dengan orang lain. Manusia adalah
makhluk emosional. Semua hubungan sebagian besar
dibangun atas dasar emosi yang muncul dari interaksi
antar manusia.
Ketrampilan mengelola emosi orang lain merupakan
kemampuan yang dahsyat jika kita dapat
mengoptimalkannya. Sehingga kita mampu membangun
hubungan antar pribadi yang kokoh dan berkelanjutan.
Dalam dunia industri hubungan antar korporasi atau
organisasi sebenarnya dibangun atas hubungan antar
individu. Semakin tinggi kemampuan individu dalam
organisasi untuk mengelola emosi orang lain.

Kiat Meningkatkan EQ
7. Memotivasi orang lain

Ketrampilan memotivasi orang lain adalah


kelanjutan dari ketrampilan mengenali dan
mengelola emosi orang lain. Ketrampilan ini
adalah bentuk lain dari kemampuan
kepemimpinan, yaitu kemampuan
menginspirasi, mempengaruhi dan
memotivasi orang lain untuk mencapai
tujuan bersama. Hal ini erat kaitannya
dengan kemampuan membangun kerja sama
tim yang tangguh dan andal.

Kiat Meningkatkan EQ
Jadi, sesungguhnya ketujuh ketrampilan
ini merupakan langkah-langkah yang
berurutan.
Anda tidak dapat memotivasi diri sendiri
kalau Anda tidak dapat mengenali dan
mengelola emosi diri sendiri. Setelah
Anda memiliki kemampuan dalam
memotivasi diri, barulah kita dapat
memotivasi orang lain.

Kiat Meningkatkan EQ

Você também pode gostar