Pemerintah Indonesia Pemerintah mempercepat memperkenal sebuah Program Program Intensif dengan Intensif yang dikenal dengan memperkenalkan program Paket Kebijakan Otomotif Mobil Nasional 1993 Maleo (B.J Habibie – 1996) berencana bekerjasama dengan Australia. Kemudian dananya disedot oleh proyek mobnas Timor milik Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto) Surat Instruksi Presiden No. 2 Tahun 1996 tentang Program Mobil Nasional PT Timor Putra Nasional yang bermitra dengan KIA Motors dari Korea Selatan adalah perusahaan pertama yang mendapatkan pembebasan bea masuk barang mewah melalui program ini. PT TPN dipercaya untuk memproduksi mobil nasional yang bernama “Timor” Subjek Hukum Ekonomi Internasional meliputi: 1. Negara 2. Organisasi Ekonomi Internasional 3. Perusahaan Transnasional 4. Individu 5. Lembaga Swadaya Masyarakat atau Non Governmental Organization (NGO)
PT. TIMOR PUTRA NASIONAL = Perusahaan Transnasional
Sumber hukum yang digunakan dalam kasus tersebut: GATT (General Agreement on Traffis and Trade), dituntut berdasarkan: Pasal 1 GATT Pasal 2 GATT Pasal 3 GATT Pasal 10 GATT Pasal 11 GATT Prinsip National Treatment yang diatur dalam Pasal 3 GATT. Prinsip Tariff Binding yang diatur dalam Pasal 2 GATT Prinsip penghapusan hambatan kuatitatif (non tariff barriers/non tarif measures) berdasarkan Pasal 11 GATT Prinsip Most Favoured Nations yang diatur dalam Pasal 1 GATT Pemerintah Jepang resmi mengadukan 4 Oktober 1996 Indonesia ke WTO
jika dalam tempo lima sampai dengan enam
bulan setelah pengaduan ke WTO belum dapat diselesaikan, maka Jepang akan membawa perkara tersebut ke tingkat yang lebih tinggi.
Tidak ada penyelesaian sejak Jepang secara resmi
mengadukan Indonesia ke WTO melalui pembentukan Setelah 6 bulan Dispute Settlement Body (DSB) atau sidang bulanan pada penyelesaian sengketa.
Panel menyerahkan Keputusan hasil panel
Pembentukan rekomendasi yang akan akan disahkan oleh DSB Panel diserahkan kepada DSB satu tahun kemudian