Você está na página 1de 25

LAPORAN KASUS

DERMATITIS KONTAK IRITAN


Et Causa HEWAN LAUT
Oleh :
Pembimbing : Bagus Nur Eko Prasetio
dr. Arif Effendi Sp.KK
KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. X
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 20 Tahun

II. ANAMNESIS
 KELUHAN UTAMA

Terdapat kemerahan dan gatal di tungkai atas dan bawah


sejak 5 hari yang lalu.
 RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT

Pasien datang ke Praktek Penyakit Kulit dan Kelamin


dengan keluhanan terdapat kemerahan dan gatal di tungkai
atas dan tungkai bawah sebelah kiri, tampak sebagaian
melepuh. Keluhan dirasakan sejak 5 hari yang lalu. Awalnya
keluhan di rasakan setelah pasien pergi bermain air di laut.
Riwayat
Penyakit Tidak ada
Dahulu

Riwayat
Penyakit Tidak ada
Keluarga

Riwayat
Pengobata Belum pernah
n
STATUS GENERALIS

• KU : Baik • Kepala, leher, paru-paru,


• Kesadaran: compos mentis jantung, abdomen, KGB
• GCS : E4 V5 M6 dalam batas normal

• Vital sign
• Tekanan darah : 120/80
mmHg
• Nadi : 80 kali/menit
• Pernafasan : 24 kali/menit
• Suhu : 36,7oC
STATUS DERMATOLOGIS

Distribusi Regional

A/R Regio Femoris (Tungkai atas) dan


Regio Cruris (Tungkai bawah)

Efloresensi Tampak Makula Eritema bentuk


Linear sebagaian terdapat daerah
nekrotik.
RESUME

Pasien datang ke Praktek Penyakit Kulit dan Kelamin dengan keluhan


terdapat kemerahan dan gatal di tungkai atas dan tungkai bawah sebelah kiri,
tampak sebagaian melepuh. Keluhan di rasakan sejak 5 hari yang lalu. Awalnya
keluhan dirasakan setelah pasien pergi bermain air di laut. Pasien menyangkal
riwayat alergi sebelumnya. Riwayat trauma di sangkal. Pasien juga mengaku
tidak mengkonsumsi obat apapun sebelumnya.

Pada pemeriksaan fisik, didapatkan keadaan umum baik, kesadaran


compos mentis, tanda vital dalam batas normal. Regio kepala, regio thoraks,
abdomen, KGB dan ekstremitas dalam batas normal.

Pada Pemeriksaan fisik dermatologis didapatkan distribusi regional pada


regio femoris (tungkai atas) dan region cruris (tungkai bawah). Efloresensi
tampak macula eritema bentuk linear sebagain terdapat daerah nekrotik.
DIAGNOSA BANDING
Dermatitis Kontak Iritan EC Hewan laut

Dermatitis Kontak Alergi

Dermatitis Atopik

DIAGNOSA KERJA
Dermatitis Kontak Iritan et causa Hewan Laut
PENATALAKSANAAN
Oral : - Metil Prednisolon tab 3x1
- Loratadin 1x1

Topikal : Desoximetasone 2x1 UE

PEMERIKSAAN PENUNJANG :
 tidak dilakukan
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI
Dermatitis kontak iritan (DKI) merupakan reaksi peradangan non imunologik
pada kulit yang disebabkan oleh kontak dengan faktor eksogen maupun
endogen. Faktor eksogen berupa bahan-bahan iritan (kimiawi, fisik, maupun
biologik) dan faktor endogen memegang peranan penting pada penyakit ini

Gigitan atau sengatan oleh binatang yang hidup di air adalah gigitan
atau sengatan yang beracun, disebabkan oleh segala bentuk
kehidupan yang berasal dari air. Kebanyakkan dari tipe sengatan ini
terjadi di laut. Beberapa tipe gigitan atau sengatan dapat menyebabkan
kematian.
EPIDEMIOLOGI
Kejadian dermatitis kontak iritan lebih sering pada wanita dibanding pria. Pada
wanita faktor lingkungan lebih berperan dibanding faktor genetik yang lebih
berperan pada pria. Kejadian dermatitis kontak iritan lebih sering pada umur >
50 tahun karena keadaan kulit yang lebih kering dan tipis

Indonesia merupakan Negara yang memiliki laut terluas dengan terumbu


karang yang terbesar di dunia dengan persentase 17,95% dari seluruh dunia.
Diperkirakan lebih dari 2.500 jenis ikan dan 500 jenis karang hidup didalamnya.
Selain merupakan kekayaan alam Indonesia, terumbu karang dan binatang
yang hidup di air dapat menimbulkan masalah bagi manusia yaitu melalui
gigitan atau sengatan.
ETIOLOGI
Sekitar 80%-90% kasus dermatitis kontak iritan(DKI) disebabkan oleh
paparan iritan berupa bahan kimia dan pelarut. Inflamasi dapat terjadi setelah
satu kali pemaparan ataupun pemaparan berulang.

Penyebab dari gigitan atau sengatan ini berasal dari berbagai tipe
kehidupan yang ada di laut seperti ubur – ubur, Portuguese Man-of-War,
anemon laut, karang, cacing laut, kerang, dan beberapa jenis ikan. Sengatan
yang disebabkan oleh ubur-ubur, Portuguese Man-of-War, anemon laut dan
karang adalah sengatan paling beracun yang sering dialami manusia
yang hidup di lingkungan laut. Sekitar 100 dari 9000 spesies Cnidaria yang
telah teridentifikasi dapat menyebabkan cedera pada manusia. Pada
kebanyakan kasus, sengatan ubur-ubur mengeluarkan reaksi toksik yang
dapat lokalisata atau sistemik
PATOFISIOLOGI

Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang


disebabkan oleh bahan iritan melalui kerja kimiawi atau fisis.
(Ada empat mekanisme yang dihubungkan dengan dermatitis

kontak iritan, yaitu:


• Hilangnya substansi daya ikat air dan lemak permukaan
• Jejas pada membran sel
• Denaturasi keratin epidermis
• Efek sitotoksik langsung
Iritan merusak Menembus membrane Fosolipase aktif dan
membrane lemak sel & merusak Lisosom, mengeluarkan as.
keratinosit Mitokondria, Komp.inti arakidonat

Meningkat
permeabilitas vaskular As. Arakidonat diubah
Tjd Vasodilatasi
mjd PG dan Leukotrien
(Eritem)

Pengekuaran Pengeluaran Mengeluarkan


transudasi Kemotraktan Histamin, LT, PG

Perubahan Vaskular
Menarik sel
mast, Leukosit, Gatal Garuk Lecet
As. Arakidonat Neutrofil
diubah mjd PG
dan Leukotrien Menarik Sel Terbentuknya
Mast Vesikel
MANIFESTASI KLINIS
Penderita umumnya mengeluh gatal, kelainan bergantung pada
keparahan dermatitis. Dermatitis kontak iritan umumnya mempunyai
ruam kulit yang lebih bersifat polimorf dan berbatas lebih tegas.

Gejala yang ditimbulkan dari gigitan atau sengatan ini dapat


berupa nyeri, rasa terbakar, bengkak, kemerahan, atau perdarahan
pada area di dekat tempat gigitan atau sengatan. Gejala lainnya
dapat mengenai seluruh tubuh, seperti kram, diare, sesak napas,
nyeri pada daerah inguinal atau aksila, demam, nausea atau
vomitus, paralisis, berkeringat, lemas, pusing, dan pingsan.
STADIUM DKI
Kulit terasa Kelainan kulit kulit kering

DKI KRONIS
DKI AKUT LAMBAT
DKI AKUT

pedih baru terlihat eritema


eritema setelah 12-24
jam atau lebih skuama
vesikel lambat laun
bula kulit tebal
sebatas daerah ( hiperkeratosis
yang terkena ) dan likenifikasi
berbatas tegas batas kelaianan
tidak tegas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan histopatologis
 Pemeriksaan penunjang seperti patch test dapat
dilakukan
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan dari dermatitis kontak iritan dapat dilakukan dengan melakukan
dengan mempr.oteksi atau menghindakan kulit dari bahan iritan.
Selain itu, beberapa strategi pengobatan yang dapat dilakukan pada penderita
dermatitis kontak iritan adalah sebagai berikut :
1. Kompres dingin dengan Burrow’s solution
Kompres dingin dilakukan untuk mengurangi pembentukan vesikel dan
membantu mengurangi pertumbuhan bakteri.Kompres ini diganti setiap 2-3 jam.
2. Kortikosteroid topikal
Untuk mengatasi peradangan dapat di berikan kortikosteroid topikal, misalnya
hidrokortison atau untuk kelainan yang kronis dapat diawali dengan
kortikosteroid dosis yang lebih kuat
Cont…
3. Antibiotik dan antihistamin
Ketika pertahanan kulit rusak, hal tersebut berpotensial untuk terjadinya
infeksi sekunder oleh bakteri. Perubahan pH kulit dan mekanisme
antimikroba yang telah dimiliki kulit, mungkin memiliki peranan yang
penting dalam evolusi, persisten, dan resolusi dari dermatitis akibat iritan,
tapi hal ini masih dipelajari. Secara klinis, infeksi diobati dengan
menggunakan antibiotik oral untuk mencegah perkembangan selulit dan
untuk mempercepat penyembuhan. Secara bersamaan, glukokortikoid
topikal, emolien, dan antiseptik juga digunakan. Sedangkan antihistamin
mungkin dapat mengurangi pruritus yang disebabkan oleh dermatitis akibat
iritan. Terdapat percobaan klinis secara acak mengenai efisiensi
antihistamin untuk dermatitis kontak iritan, dan secara klinis antihistamin
biasanya diresepkan untuk mengobati beberapa gejala simptomatis.
KOMPLIKASI

Komplikasi yang dapat terjadi pada dermatitis kontak iritan antara lain:

 Peningkatan risiko sensitisasi terhadap terapi topikal


 Lesi pada kulit dapat dikolonisasi oleh bakteri Staphylococcus aureus. Hal
ini dipermudah jika terjadi lesi sekunder, seperti fissure akibat manipulasi
yang dilakukan penderita.
 Secondary neurodermatitis (lichen simplex chronicus) akibat penderita
dermatitis kontak iritan yang mengalami stress psikis.
 Pada fase post inflamasi dapat terjadi hiperpigmentasi atau
hipopigmentasi.
 Scar, biasanya setelah terkena agen korosif.
THANKYOU

Você também pode gostar