Você está na página 1de 37

Responsi Umum

Seorang Pasien dengan


Sistemik Lupus Eritematosus
Supervisor Pembimbing:
dr. Cerelia Sugeng, Sp.PD

Residen Pembimbing:
dr. Alvin Pradipta

Cindy Regina Senduk


15014101333
Dwi Ayu Primadana
15014101255

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


1
ISI

BAB I : PENDAHULUAN

BAB II : LAPORAN KASUS

BAB III : PEMBAHASAN

BAB IV : PENUTUP
KESIMPULAN

2
PENDAHULUAN

• Sistemik Lupus Eritematosus  penyakit reumatik autoimun


 inflamasi sistemik mengenai beberapa organ atau sistem
dalam tubuh.

• SLE deposisi autoantibodi dan kompleks imun  kerus


akan jaringan.
• Etiopatologi dari SLE belum diketahui secara pasti.

• SLE terutama menyerang wanita muda 15-40 tahun.

• Wanita : Laki-laki = 5 : 1

3
 SLE > ras tertentu seperti kelompok Kulit hitam, China,
dan juga Filipina.

 Diagnosis SLE  Systemic Lupus International Collaborating


Clinics (SLICC, 2012).

 Insidensi SLE  2,9/100.000 – 400/100.000 kasus.

 Di Bandung (RS. Hasan Sadikin, 2009  350 orang terkena


SLE.

 Gejala SLE  sistemik  muskuloskeletal, kulit,


hematologik, neurologik, kardiopulmonal, ginjal, saluran
cerna, mata, trombosis, dan kematian janin.
4 1/17/2018
 SLE  Autoantibodi Vs. Antigen

Anti Nuclear Antibodi Integrasi semua


(ANA) jenis sel

Kompleks Imun

Aktivasi Komplemen

Inflamasi

5 1/17/2018
 Pilar pengobatan SLE : ↑ Kualitas Hidup
- Edukasi dan konseling
- Program rehabilitasi : Mobilisasi
- Medikamentosa : OAINS, Steroid, Imunosupresan /
Sitotoksik.
 Prognosis  92% dengan terapi optimal memiliki survival
rate 10 tahun, dan menurun 88% pada pasien dengan
nefropati.

 Penyebab kematian terbesar adalah lupus nefritis.

6 1/17/2018
SKDI 2012

Kompetensi 3A: mendiagnosis, melakukan


penatalaksanaan awal, dan merujuk
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan
memberikan terapi pendahuluan pada keadaan yang bukan
gawat darurat. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan
yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.
Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah
kembali dari rujukan.
7 1/17/2018
Laporan Kasus

Sistemik Lupus Eritematosus

8 1/17/2018
IDENTITAS

Nama : Ny. NCN


Umur : 34 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : Strata 1
Pekerjaan : IRT
Agama : Kristen Protestan
Suku : Minahasa
MRS : 10 Oktober 2017
Ruang Rawat : Irina C4

9
Keluhan Utama :

Nyeri seluruh tubuh terutama di persendian

10
Riwayat Penyakit Sekarang :
Nyeri seluruh tubuh terutama di persendian ±
2 minggu SMRS
Lemah badan ± 2 hari SMRS.
Demam (-)
Batuk (-)
Sesak (-)
BAB dan BAK biasa

11
Riwayat Penyakit Dahulu :

- Hipertensi, DM, jantung, ginjal dan asam urat


disangkal

12
Riwayat Penyakit Keluarga :
Hanya pasien yang menderita seperti ini
dikeluarga

Riwayat Sosial :
Merokok (-), Alkohol (-)

13
Pemeriksaan Fisik

KU : tampak sakit sedang


Kes : CM

T : 110/70 mmHg
N : 72x/m
R : 24x/m Kepala : Normocephali
Rambut : Mudah dicabut
S : 36,4 0C
BB : 46 kg, TB : 153 cm (IMT 19,6) Mata : CA (+), SI (-)
Hidung : sekret (-/-)
Gigi dan mulut: karies (-), beslag (-)
ulkus (+)
Tenggorokan : T1/T1
Telinga : serumen (-/-)

14
Thoraks :
I : Simetris Ki=Ka, retraksi (-)
P : Taktil fremittus Ki=Ka
P : Sonor Ki=Ka pada kedua lapang paru
A : Sp. Vesikuler, ronkhi (+/+), whezzing(-/-)
Jantung :
I : Iktus kordis tidak tampak
P : Iktus kordis teraba
P : Batas jantung I : ICS
A : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
15
Abdomen

Inspeksi: cembung

Auskultasi: BU (+) normal, ± 3x/m

Palpasi: Teraba lemas, NT (-), Tes Undulasi (-), H/L : ttb

Perkusi: Timpani, Shifting Dullness (-)

Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, Edema (-)


16
Pemeriksaan Penunjang

EKG : dalam batas normal


Hasil Laboratorium
04/10/2017 :
leukosit : 4.900 /uL
eritrosit : 3,10 106 /uL,
Hb : 8,0 g/dL,
hematokrit : 24,5%
trombosit : 169.000 /uL
Netrofil : 89,8 %
UL : Protein 3+ Foto Thorakas : Pneumonia

17
Tatalaksana
Infuse NaCl 0,9% 500 cc : D5% 20tpm,
Omeprazole inj 40 mg per 12 jam,
Metilprednisolon 250mg per 12 jam,
Paracetamol 500 mg tab per 8 jam,
Ceftriaxone inj 1 gr per 12 jam,
Nasetilsistein 200mg tab per 8 jam,
Sukralfat 2 sendok teh per 6 jam.

ANA test,
Transfusi PRC (Target Hb≥10 gr/dL).

18
FollowUp
Hari ke-2 (11/10/2017)
nyeri badan dan sendi (+)↓
lemah badan masih (+)
ulkus pada mulut (+).

19
Hari ke-5 (14/10/2017)
- nyeri badan dan sendi hilang timbul,
ulkus pada mulut (+).
- Hasil ANA test  pola nuclear homogenous
titer >1 : 1000, pola cytoplasmic speculated titer 1:100.
- Ceftriaxone Levofloxacin 750mg IV
- Metilprednisolon 250mg IV per 12 jam diganti
metilprednisolon oral 16 mg per 8 jam
- (+) Azatriopin 1x50 mg
- (+) Menghindari obat hepatotoksik, mobilisasi
bertahap, dan menghindari sinar matahari.
- Rencana USG Abdomen.
- Dx : Sistemik Lupus Eritematosus

20
Hari ke-9 DAN 10 (18/10/2017)
- Keadaan pasien membaik, mobilisasi (+)
- R/ Rawat Jalan
- R/ USG Abdomen 23/10/17
trombosit : 269.000 /uL,
- Lab (19/10/17) : LED 23mm,
leukosit : 8.820 /uL, SGOT : 16 U/L,
SGPT : 59 U/L,
6
eritrosit : 3,67 10 /uL, Gamma GT 215 U/L,
hemoglobin : 10,0 g/dL, Alkaline Fosfatase 142 U/L,
PT : 12,4 detik, INR : 0,98 detik, APPT :
hematokrit : 29,4%, 20,0 detik, serta hasil
Anti-ds DNA : >3200 (positif).

21
PEMBAHASAN

Sistemik Lupus Eritematosus

22 1/17/2018
 Teori  Kasus
Penyakit SLE perlu dipikirkan Dari anamnesis didapatkan
jika menemukan pasien yang pasien seorang wanita, masih
merupakan wanita muda dan tergolong kedalam usia
didapatkan kelainan dengan muda yaitu umur 34 tahun
keterlibatan dua organ atau
lebih.

23 1/17/2018
 Teori  Kasus
Keterlibatan organ yang Pada pemeriksaan fisik :
memungkinkan pada SLE  - conjungtiva anemis,
artritis dan atralgia, kelainan - alopesia,
pada paru-paru, malar rash, - ulkus pada mulut
alopesia, proteinuria, anemia,
- osteoartritis pada kedua lutut.
dll.
- Sesak nafas.
- Anemia (Hb:8,0)
- Proteinuria (Protein 3+)

Pada pemeriksaan penunjang:


X-foto Thoraks :
Pneumonia
24 1/17/2018
 Teori Kasus
Batasan operasional Pada pasien dilakukan
diagnosis SLE  Systemic pemeriksaan ANA test dan
Lupus International Anti ds-DNA
Collaborating Clinics (SLICC) ↓
2012, 4 dari kriteria klinis Positif.
dan imunologis, atau
memiliki biopsi terbukti
nefritis kompatibel dengan
SLE + ANA (antinuclear
antibody) dan antibodi anti-
dsDNA (anti-double-
stranded DNA).

25 1/17/2018
 Teori

26 1/17/2018
 Kasus:

Pada pasien ini ditemukan 4 kriteria klinis yaitu, ulkus pada


mulut, alopesia, sinovisitis, proteinuria.
Selain itu didapatkan 2 kriteria imunologis yaitu, tes ANA dan
anti-dsDNA yang positif,
sehingga pada pasien ini dapat ditegakkan diagnosis:
Sistemik Lupus Eritematosus.

27 1/17/2018
 Teori

28 1/17/2018
 Kasus:

Pada pasien ini didapatkan manifestasi klinis yaitu, artritis,


gangguan pada ginjal yaitu proteinuria, serta gangguan
hematologi yaitu anemia, sehingga pada pasien dikategorikan
sebagai
SLE derajat Sedang.

29 1/17/2018
PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGI

 Teori  Kasus
Pasien dikategorikan sebagai
SLE sedang, maka :
Metilprednisolon IV dosis
250 mg per 12 jam.
 Metilprednisolon secara
oral dengan penurunan
dosis secara perlahan.
Azathioprin dengan dosis 50
mg per hari.

30 1/17/2018
 Teori
Kortikosteroid dosis tinggi hanya digunakan untuk
mengatasi manifestasi gejala SLE yang dapat menyebabkan
kerusakan organ vital dan non-vital yang berat seperti:
serositis berat, kelainan hematologis seperti
trombositopenia, anemia hemolitik, kelainan ginjal, gangguan
susunan syaraf pusat, gejala sistemik yang berat lainnya.

Sedangkan Azathioprin (AZA), baik digunakan pada wanita


terutama wanita. Preparat AZA yang lazim digunakan adalah
Imuran dalam bentuk tablet 50 mg atau serbuk garam
natrium 100 mg untuk penggunaan parenteral.

31 1/17/2018
PENATALAKSANAAN NON-FARMAKOLOGI

 Teori  Kasus
Setelah diagnosis SLE Pasien diberikan Edukasi,
ditegakkan maka, mengenai penyakitnya dan
penatalaksanaan SLE harus penyebabnya. Selain itu
ditentukan terlebih dahulu pasien juga disarankan untuk
apakah SLE yang terjadi pada menghindari terpapar sinar
pasien ini merupakan SLE UV, diberikan edukasi untuk
yang mengancam nyawa atau melakukan mobilisasi,
tidak. Apabila tidak istirahat yang cukup,
mengancam nyawa, maka menghindari obat
tatalaksana diawali dengan hepatotoksik, dan latihan
penatalaksanaan jasmani.
Non-Farmakologi.
32 1/17/2018
PROGNOSIS

 Teori  Kasus
Prognosis untuk masing-masing Pada pasien ini didapatkan
individu bergantung pada kelainan pada multisistem
berbagai faktor, termasuk gejala organ yaitu, kulit, paru, ginjal,
klinis, sistem organ yang dan sendi sehingga prognosis
terlibat, dan kondisi komorbid. pada pasien ini :
Angka bertahan hidup pada
pasien SLE adalah 90 sampai
95% setelah 2 tahun, 82 sampai dubia ad malam.
90% setelah 5 tahun, 71 sampai
80% setelah 10 tahun, dan 63
sampai 75%setelah 20 tahun.

33 1/17/2018
KESIMPULAN

Sistemik Lupus Eritematosus

34 1/17/2018
Kesimpulan:
 Seorang wanita 34 tahun didiagnosis dengan Sistemik
Lupus Eritematosus berdasarkan anamnesa, pemeriksaan
fisik, dan penunjang. Pasien diterapi sesuai dengan tingkat
keparahan derajat SLE yaitu derajat berat dengan
pemberian kortikosteroid intravena dan ditappering off
diganti peroral, dan Azatriosin peroral, dan terapi
simptoatik seperti Paracetamol untuk analgetik, dan
transfusi PRC untuk mengatasi anemia pada pasien.
Prognosis pada pasien ini bergantung pada seberapa luas
keterlibatan sistem organ yang terkena pada pasien,
sehingga prognosis pada pasien ini adalah dubia ad malam.

35 1/17/2018
Pertanyaan ?

36 1/17/2018

Você também pode gostar