Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Residen Pembimbing:
dr. Alvin Pradipta
BAB I : PENDAHULUAN
BAB IV : PENUTUP
KESIMPULAN
2
PENDAHULUAN
• Wanita : Laki-laki = 5 : 1
3
SLE > ras tertentu seperti kelompok Kulit hitam, China,
dan juga Filipina.
Kompleks Imun
Aktivasi Komplemen
Inflamasi
5 1/17/2018
Pilar pengobatan SLE : ↑ Kualitas Hidup
- Edukasi dan konseling
- Program rehabilitasi : Mobilisasi
- Medikamentosa : OAINS, Steroid, Imunosupresan /
Sitotoksik.
Prognosis 92% dengan terapi optimal memiliki survival
rate 10 tahun, dan menurun 88% pada pasien dengan
nefropati.
6 1/17/2018
SKDI 2012
8 1/17/2018
IDENTITAS
9
Keluhan Utama :
10
Riwayat Penyakit Sekarang :
Nyeri seluruh tubuh terutama di persendian ±
2 minggu SMRS
Lemah badan ± 2 hari SMRS.
Demam (-)
Batuk (-)
Sesak (-)
BAB dan BAK biasa
11
Riwayat Penyakit Dahulu :
12
Riwayat Penyakit Keluarga :
Hanya pasien yang menderita seperti ini
dikeluarga
Riwayat Sosial :
Merokok (-), Alkohol (-)
13
Pemeriksaan Fisik
T : 110/70 mmHg
N : 72x/m
R : 24x/m Kepala : Normocephali
Rambut : Mudah dicabut
S : 36,4 0C
BB : 46 kg, TB : 153 cm (IMT 19,6) Mata : CA (+), SI (-)
Hidung : sekret (-/-)
Gigi dan mulut: karies (-), beslag (-)
ulkus (+)
Tenggorokan : T1/T1
Telinga : serumen (-/-)
14
Thoraks :
I : Simetris Ki=Ka, retraksi (-)
P : Taktil fremittus Ki=Ka
P : Sonor Ki=Ka pada kedua lapang paru
A : Sp. Vesikuler, ronkhi (+/+), whezzing(-/-)
Jantung :
I : Iktus kordis tidak tampak
P : Iktus kordis teraba
P : Batas jantung I : ICS
A : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
15
Abdomen
Inspeksi: cembung
17
Tatalaksana
Infuse NaCl 0,9% 500 cc : D5% 20tpm,
Omeprazole inj 40 mg per 12 jam,
Metilprednisolon 250mg per 12 jam,
Paracetamol 500 mg tab per 8 jam,
Ceftriaxone inj 1 gr per 12 jam,
Nasetilsistein 200mg tab per 8 jam,
Sukralfat 2 sendok teh per 6 jam.
ANA test,
Transfusi PRC (Target Hb≥10 gr/dL).
18
FollowUp
Hari ke-2 (11/10/2017)
nyeri badan dan sendi (+)↓
lemah badan masih (+)
ulkus pada mulut (+).
19
Hari ke-5 (14/10/2017)
- nyeri badan dan sendi hilang timbul,
ulkus pada mulut (+).
- Hasil ANA test pola nuclear homogenous
titer >1 : 1000, pola cytoplasmic speculated titer 1:100.
- Ceftriaxone Levofloxacin 750mg IV
- Metilprednisolon 250mg IV per 12 jam diganti
metilprednisolon oral 16 mg per 8 jam
- (+) Azatriopin 1x50 mg
- (+) Menghindari obat hepatotoksik, mobilisasi
bertahap, dan menghindari sinar matahari.
- Rencana USG Abdomen.
- Dx : Sistemik Lupus Eritematosus
20
Hari ke-9 DAN 10 (18/10/2017)
- Keadaan pasien membaik, mobilisasi (+)
- R/ Rawat Jalan
- R/ USG Abdomen 23/10/17
trombosit : 269.000 /uL,
- Lab (19/10/17) : LED 23mm,
leukosit : 8.820 /uL, SGOT : 16 U/L,
SGPT : 59 U/L,
6
eritrosit : 3,67 10 /uL, Gamma GT 215 U/L,
hemoglobin : 10,0 g/dL, Alkaline Fosfatase 142 U/L,
PT : 12,4 detik, INR : 0,98 detik, APPT :
hematokrit : 29,4%, 20,0 detik, serta hasil
Anti-ds DNA : >3200 (positif).
21
PEMBAHASAN
22 1/17/2018
Teori Kasus
Penyakit SLE perlu dipikirkan Dari anamnesis didapatkan
jika menemukan pasien yang pasien seorang wanita, masih
merupakan wanita muda dan tergolong kedalam usia
didapatkan kelainan dengan muda yaitu umur 34 tahun
keterlibatan dua organ atau
lebih.
23 1/17/2018
Teori Kasus
Keterlibatan organ yang Pada pemeriksaan fisik :
memungkinkan pada SLE - conjungtiva anemis,
artritis dan atralgia, kelainan - alopesia,
pada paru-paru, malar rash, - ulkus pada mulut
alopesia, proteinuria, anemia,
- osteoartritis pada kedua lutut.
dll.
- Sesak nafas.
- Anemia (Hb:8,0)
- Proteinuria (Protein 3+)
25 1/17/2018
Teori
26 1/17/2018
Kasus:
27 1/17/2018
Teori
28 1/17/2018
Kasus:
29 1/17/2018
PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGI
Teori Kasus
Pasien dikategorikan sebagai
SLE sedang, maka :
Metilprednisolon IV dosis
250 mg per 12 jam.
Metilprednisolon secara
oral dengan penurunan
dosis secara perlahan.
Azathioprin dengan dosis 50
mg per hari.
30 1/17/2018
Teori
Kortikosteroid dosis tinggi hanya digunakan untuk
mengatasi manifestasi gejala SLE yang dapat menyebabkan
kerusakan organ vital dan non-vital yang berat seperti:
serositis berat, kelainan hematologis seperti
trombositopenia, anemia hemolitik, kelainan ginjal, gangguan
susunan syaraf pusat, gejala sistemik yang berat lainnya.
31 1/17/2018
PENATALAKSANAAN NON-FARMAKOLOGI
Teori Kasus
Setelah diagnosis SLE Pasien diberikan Edukasi,
ditegakkan maka, mengenai penyakitnya dan
penatalaksanaan SLE harus penyebabnya. Selain itu
ditentukan terlebih dahulu pasien juga disarankan untuk
apakah SLE yang terjadi pada menghindari terpapar sinar
pasien ini merupakan SLE UV, diberikan edukasi untuk
yang mengancam nyawa atau melakukan mobilisasi,
tidak. Apabila tidak istirahat yang cukup,
mengancam nyawa, maka menghindari obat
tatalaksana diawali dengan hepatotoksik, dan latihan
penatalaksanaan jasmani.
Non-Farmakologi.
32 1/17/2018
PROGNOSIS
Teori Kasus
Prognosis untuk masing-masing Pada pasien ini didapatkan
individu bergantung pada kelainan pada multisistem
berbagai faktor, termasuk gejala organ yaitu, kulit, paru, ginjal,
klinis, sistem organ yang dan sendi sehingga prognosis
terlibat, dan kondisi komorbid. pada pasien ini :
Angka bertahan hidup pada
pasien SLE adalah 90 sampai
95% setelah 2 tahun, 82 sampai dubia ad malam.
90% setelah 5 tahun, 71 sampai
80% setelah 10 tahun, dan 63
sampai 75%setelah 20 tahun.
33 1/17/2018
KESIMPULAN
34 1/17/2018
Kesimpulan:
Seorang wanita 34 tahun didiagnosis dengan Sistemik
Lupus Eritematosus berdasarkan anamnesa, pemeriksaan
fisik, dan penunjang. Pasien diterapi sesuai dengan tingkat
keparahan derajat SLE yaitu derajat berat dengan
pemberian kortikosteroid intravena dan ditappering off
diganti peroral, dan Azatriosin peroral, dan terapi
simptoatik seperti Paracetamol untuk analgetik, dan
transfusi PRC untuk mengatasi anemia pada pasien.
Prognosis pada pasien ini bergantung pada seberapa luas
keterlibatan sistem organ yang terkena pada pasien,
sehingga prognosis pada pasien ini adalah dubia ad malam.
35 1/17/2018
Pertanyaan ?
36 1/17/2018