Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Kacang 130 0.3 0.51 0.66 0.85 0.95 0.95 0.95 0.55 0.55
tanah
Bawang 70 0.5 0.54 0.69 0.69 0.9 0.95
kapas 195 0.5 0.5 0.58 0.75 0.91 1.04 1.05 1.05 1.05 0.78 0.65 0.65 0.65
Sumber : FAO Guideline for Crop Water Requirements (Ref. FAO, 1977)
• Perkolasi ini dipengaruhi antara lain oleh:
a. Tekstur tanah, tanah dengan tekstur halus
mempunyai angka perkolasi yang rendah,
sedangkan tanah dengan tekstur yang
kasar mempunyai angka perkolasi yang
besar.
b. Permeabilitas tanah
c. Tebal lapisan tanah bagian atas, makin tipis
lapisan tanah bagian atas ini makin
rendah/kecil angka perkolasinya.
• Perkolasi ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
perkolasi vertikal dan horizontal. Menurut hasil
penelitian di lapangan, perkolasi vertikal lebih
kecil dari pada perkolasi horizontal, angkanya
berkisar antara 3 sampai 10 kali, hal ini
terutama untuk sawah-sawah dengan keadaan
lapangan yang mempunyai kemiringan besar
yaitu sawah- sawah dengan teras-teras.
• Akan tetapi perkolasi horizontal ini, masih dapat
dipergunakan lagi oleh petak sawah dibawahnya
sehingga perkolasi horizontal tidak
diperhitungkan sebagai kehilangan.
• Di Jepang menurut hasil penelitian di lapangan,
angka-angka perkolasi untuk berbagai jenis tanah
disawah dengan lapisan tanah bagian atas (top
soil) lebih tebal dari 50 Cm adalah sebagai
berikut (Rice Irrigation in Japan, OTCA 1973)
Tabel (4)
Macam Tanah Perkolasi Perkolasi Vertikal (mm/hari)
Tabel (5)
Tingkat perkolasi pada berbagai tekstur tanah
Jenis Tanah Angka Perkolasi
Padi (mm/hari) Palawija (mm/hari)
Tekstur Berat 1 2
Tekstur Sedang 2 4
Tekstur Ringan 5 10
Sumber : standar Perencanaan Irigasi KP. 01
• Di Indonesia menurut penelitian di lapangan,
angka perkolasi ini seperti untuk Proyek
Irigasi Sempor adalah 0,70 mm/hari.
Didaerah daratan pantai utara pulau Jawa
dari percobaan-percobaan yang telah
dilakukan berkisar 1 mm/hari. Di NTB
digunakan angka 2mm/hari.
• Untuk menentukan besarnya perkolasi secara
tepat, satu satunya cara yang diperlukan
adalah dengan mengadakan pengukuran di
lapangan
4. Penggantian lapisan air (WLR)
• WLR (water layer replacement) adalah
penggantian air genangan di sawah dengan air
irigasi yang baru dan segar.
• Penggantian lapisan air dilakukan setelah
pemupukan. Penggantian lapisan air dilakukan
menurut kebutuhan.
• Biasanya dilakukan penggantian lapisan air
sebanyak 2 kali masing-masing 50mm atau
(3,3 mm/hari) selama 1 bulan dan 2 bulan
setelah transplantasi.
• Curah hujan efektif adalah curah hujan yang
jatuh selama masa tumbuh tanaman, yang
dapat digunakan untuk memenuhi air
konsumtif tanaman.
•Besarnya curah hujan ditentukan dengan 70%
dari curah hujan rata – rata tengah bulanan
dengan kemungkinan kegagalan 20% (Curah
hujan R80 ). Dengan menggunakan Basic Year
dengan rumus : R80= n/5 + 1
dengan n adalah periode lama pengamatan
• Curah hujan efektif diperoleh dari 70% x R80
per periode waktu pengamatan. Apabila data
hujan yang digunakan 10 harian maka
persamaannya menjadi :
− Repadi = (R80 x 70%)/10 mm/hari.
− Retebu = (R80 x 60%)/10 mm/hari.
− Repalawija = (R80 x 50%)/10 mm/hari
• Curah hujan efektif juga dapat dihitung dengan
menggunakan metode Log Pearson III
berdasarkan data hujan yang tersedia.
Contoh perhitungan hujan efektif
Hujan Setengah Bulan Rata-Rata Daerah (Sta.Sengkol, Mangkung, Rambitan)
Tabel (6)
No Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agts Sept Okt Nov Des Tahu
nan
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II (mm)
1 1992 123 146 140 189 157 97 105 29 0 9 1 0 1 2 0 2 11 54 28 39 5 145 117 96 1497
2 1993 120 211 228 23 16 55 83 13 24 0 14 3 0 0 0 0 0 3 12 23 20 68 114 323 1353
3 1994 38 144 179 135 224 126 58 0 2 0 0 0 0 6 0 0 4 0 2 0 1 59 153 36 1170
4 1995 140 148 126 120 111 85 60 7 14 6 3 1 3 2 0 0 10 0 20 11 167 116 150 44 1345
5 1996 84 55 125 169 130 31 36 24 46 0 0 0 13 2 5 0 0 3 1 45 41 42 72 29 950
6 1997 137 59 188 264 81 0 36 3 45 1 11 2 2 0 0 0 0 35 11 78 3 27 143 109 1237
7 1998 204 51 38 60 76 211 124 145 0 3 45 4 66 29 1 0 3 137 14 363 137 85 74 189 2058
8 1999 154 176 107 85 131 165 64 10 19 0 0 1 2 0 2 2 0 0 18 73 102 65 196 58 1431
9 2000 184 174 53 83 53 90 208 74 111 8 2 0 0 0 0 0 0 0 134 51 312 64 93 3 1698
10 2001 61 71 156 20 67 138 157 42 0 0 74 0 0 0 0 0 0 0 12 46 36 69 141 71 1161
Periode I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
Palawija (R50) 140 148 126 120 111 85 60 7 14 6 3 1 3 2 - - 10 - 20 11 167 116 150 44
3.R efektif adalah hujan pada tahun tertentu dengan probabilitas tertentu. Dapat langsung diambil (th 1994 dan
2001) atau diinterpolasi (2001 - 1994 dan 1995 - 1993). Lihat tabel (7)
4.Jadi hujan dengan peluang 80% (R80) adalah seluruh data pada tahun 2001, sedangkan R50 adalah seluruh data
tahun 1995
8 Total Keb. Air mm/hari 11.700 12.300 5.850 6.785 5.609 6.025 5.171 4.898 [ 3+4+5+6+7 ]
9 Hujan Efektif mm/hari 3.148 6.425 7.320 1.974 0.000 0.003 3.470 0.008 0.7*R80/15
10 Keb. Air di sawah (NFR) mm/hari 8.552 5.875 -1.470 4.811 5.609 6.022 1.701 4.890 [8-9]
11 Keb. Air di sawah(NFR) l/dt/Ha 0.990 0.680 -0.170 0.557 0.649 0.697 0.197 0.566 [ 10 ] / 8.64
12 Keb. Di Intake (DR) l/dt/Ha 1.52 1.05 0.00 0.86 1.00 1.07 0.30 0.87 [ 11 ] / 0.65
max kebtuhan air (l/dt/ha) : 1.52 (Nilai max untuk menentukan dimensi saluran. Angka negatif dianggap nol)
Kebutuhan air untuk tanaman palawija
1. Perhitungan kebutuhan air untuk tanaman
palawija sama dengan perhitungan kebutuhan
air untuk padi, hanya saja R efektif untuk
palawija adalah R50.
2. Selain itu tanaman palawija tidak
membutuhkan air untuk pengolahan lahan
serta pergantian lapisan air.
3. Contoh perhitungan kebutuhan air untuk
tanaman Padi dan palawija dapat dilihat pada
tabel terlampir.
TUGASSS……!!!!!!