Você está na página 1de 12

Etika Dalam Akuntansi Manajemen dan

Sistem Pengendalian (MACS)


Karakteristik Etika yang dirancang oleh MACS meliputi :

1. Konsisten, ( secara luas, struktur teknis yang juga memungkinkan untuk fleksibilitas di berbagai
tingkatan dalam organisasi, dan struktur yang berkembang mengalami perbaikan secara terus-
menerus).
2. Penggabungan kode etik organisasi dalam desain sistem untuk memotivasi perilaku yang sesuai
dengan kode etik perusahaan.
3. Pengembangan dan penggunaan kedua informasi kuantitatif dan kualitatif secara tepat untuk
pengendalian, motivasi, dan evaluasi kinerja.
4. Partisipasi dan pemberdayaan karyawan dalam desain sistem dan perbaikan dan pendidikan
berkelanjutan untuk memahami bagaimana sistem berfungsi dan menginterpretasikan informasi
agar dapat dimengerti sepenuhnya.
5. Pengembangan mekanisme seperti sistem reward terkait dengan kinerja untuk meningkatkan
motivasi dan keselarasan anatara tujuan organisasi dan karyawan untuk mengurangi perilaku
karyawan yang tidak sesuai dengan tujuan organisasi.
Karakteristik Etika yang dirancang dari MACS meliputi : lanjutan......

Untuk pengembang sistem seperti akuntan manajemen, terlepas dari kode etik perusahaan mereka,
institut akuntansi manajemen telah menetapkan standar etika. Akuntan yang bersertifikat manajemen
(CMAs) dituntut untuk berkompeten dan untuk selalu menjaga kerahasiaan, integritas dan
objektivitas.
Peran khusus yang akuntan manajemen mungkin jalankan dalam membantu merancang MACS
berdasarkan etika termasuk:
• Memastikan bahwa organisasi telah merumuskan, mengimplementasikan, dan
mengkomunikasikan kepada seluruh karyawan tentang kode etik secara komprehensif.
• Semua karyawan memahami kode etik organisasi
• Sistem yang ada mampu untuk mendeteksi dan melaporkan pelanggaran kode etik organisasi.
Menghindari Dilema Etik
Banyak perusahaan mencoba untuk menghindari dilema etik dengan mengembangkan kode etik
perusahaan. Walaupun kode etik tidak memiliki dasar tingkatan etika secara universal, tapi ada lima
kategori yang mencakup kesatuan yang luas mengenai pertimbangan etika yaitu:
1. Aturan Hukum
2. Norma Sosial
3. Keanggotaan Profesi (CPA,CA,CMAs)
4. Norma organisasi atau kelompok
5. Norma individu
Menghindari Dilema Etik, lanjutan......

Dalam skema ini, konflik etika muncul ketika salah satu sistem dari nilai menyimpang dari nilai-nilai
dasar sistem. misalnya, anggaplah bahwa kode etik organisasi berkomitmen untuk memenuhi hanya
surat hukum mengenai pengungkapan kesalahan produk dari suatu barang yang diproduksi yang
bisa membuktikan menjadi berbahaya bagi konsumen. Harapan masyarakat yang lebih luas adalah,
bagaimanapun, bahwa organisasi menjadi agresif dalam mengidentifikasi dan mengungkapkan
potensi munculnya masalah produk. Dengan demikian, karyawan sebagai individu mungkin
menghadapi konflik etika ketika berhadapan dengan situasi di mana kode etik organisasi tidak
mengisaratkan apapun, karena tidak ada bukti yang kuat mengenai masalah produk. Harapan
masyarakat yang lebih luas mengisaratkan bahwa diperlukan pengungkapan informasi, karena ada
bukti terus-menerus yang menjadi masalah.
Konflik antara individu dan values organisasi
• Setiap orang membawa etika yang diyakini secara pribadi bersama dengan kode etik organisasi dimana
mereka bekerja.
• Jika kode etik organisasi lebih ketat daripada etika yang diyakini secara individual, maka itu bisa menjadi
masalah.
Namun, jika kepatuhan terhadap kode etik organisasi diperlukan dan ditegakan, itu memungkinkan untuk
mengurangi masalah benturan dilema etis bagi individu/karyawan.
Masalah yang sulit mungkin timbul ketika kode etik individu melarang jenis perilaku tertentu yang legal,
diterima secara sosial, dapat diterima secara profesional, dan dapat diterima di dalam organisasi.
Sebagai contoh, seorang karyawan mungkin memiliki keyakinan keagamaan yang mendalam, sehingga merasa
keberatan melakukan pekerjaan, dalam bentuk apapun, pada hari raya keagamaannya. Sayangnya, karyawan
tersebut mungkin memiliki dukungan kelembagaan dalam situasi ini dapat melobi di dalam atau di luar organisasi
untuk berperilaku yang dilarang (menyimpang) dari agama yang diyakininya, atau dia dapat memilih untuk tidak
bekerja dalam organisasi tersebut.
Konflik antara individu dan values organisasi, lanjutan.....
Dihadapkan dengan konflik, setiap individu memiliki banyak pilihan. Berikut ini adalah beberapa dari pilihannya :
1. Menujukkan perbedaan yg lebih baik dan menolak untuk bertindak tidak etis (ini dapat mengakibatkan
pemecatan, pengunduran diri dari organisasi, atau mendapat sanksi organisasi).
2. Menunjukan perbedaan yg lebih baik dan bertindak tidak etis (alasan yang tidak benar, untuk pilihan ini
adalah bahwa karyawan percaya ini memberikan perlindungan dari hukum).
3. Menunda mengambil tindakan dan mengambil perbedaan serta melaporkan ke ombudsman.
4. Menunda mengambil tindakan dan melapor ke pimpinan dalam organisasi tersebut untuk mengubah
perbedaan antara praktek dan etika organisasi yg ada
5. Menunda mengambil tindakan dan keluar dr organsasi serta mempubliksikan ke publik
6. Menunda mengambil tindakan dan keluar dr organsasi serta membiarkan isu berkembang dgn sedirinya
7. Resign dan mempubiklasikan kepublik
8. Resign dan masa bodoh dgn isu yg ada.
9. Menunda mengambil tindakan, tidak berbuat apa2 dan berharap isu pergi dgn sendirinya.
Elemen2 efektivitas Etika Sistem Pengendalian

Untuk pengambilan keputusan yang etis, manajemen harus menerapkan etika sistem pengedalian

Unsur-unsur sistem pengendalian etika mencakup:

1. Pernyataan dari nilai-nilai organisasi dan kode etik dipraktekkan dengan contoh-contoh sehingga

karyawan dapat menerapkan dalam pekerjaannya masing-masing.

2. Suatu pernyataan yang jelas tentang tanggung jawab etis karyawan untuk setiap deskripsi

pekerjaan dan spesifikasi kinerja etis karyawan sebagai bagian dari setiap reviu kinerja.

3. Pelatihan yang memadai untuk membantu karyawan mengidentifikasi dilema etika dalam praktek

dan belajar bagaimana menghadapi orang-orang yang diharapkan.


Elemen2 efektivitas Etika Sistem Pengendalian, lanjutan.....

4. Bukti bahwa manajemen puncak mengharapkan anggota organisasi untuk mematuhi kode etik. Ini berarti

manajemen harus:

 Memberikan sanksi kepada setiap anggota yang melakukan pelanggaran kode etik.

 Menangani pelanggaran kode etik secara terbuka, cepat, tanpa toleransi, dan konsisten dengan

pernyataan / peraturan yang sudah dibuat.

 Memberikan dukungan dari setiap pengambilan keputusan etis di setiap kesempatan.

5. Bukti bahwa karyawan dapat membuat keputusan etis atau melaporkan pelanggaran kode etik organisasi

sebagai whistle-blower tanpa takut akan sanksi dari atasan, bawahan, atau rekan-rekan

6. Melakukan audit internal atas efektivitas etika sistem pengendalian dalam organisasi.
Langkah-langkah dalam pengambilan keputusan etis menurut MACs
(Banyak organisasi menggunakan akuntan manajemen untuk merancang dan mengaudit efektivitas sistem
pengendalian internal. Dalam mengaudit sistem ini, tujuan organisasi adalah untuk melindungi aset mereka,
akuntan manajemen mungkin menerima bujukan untuk mengabaikan suatu tindakan yang benar)
Langkah2 yg diambil akuntan manajemen yg mengalami dilema etis:
1. Tentukan fakta dengan membuat kalimat 5 W dan 1 H
2. Menentukan isu etika
3. Mengidentifikasi prinsip utama, aturan, nilai misalnya, integritas, kualitas, menghormati orang, keuntungan.
4. Menentukan alternatif secara spesifik
5. Membandingkan nilai dan alternatif, untuk melihat agar keputusan jelas
6. Menilai konsekuensi (mengidentifikasi konsekuensi positif/negatif, pendek/panjang, keuntungan atau
kerugian perlu diukur terhadap pertimbangan jangka panjang dan langkah ini akan sering mengungkapkan
hasil tak terduga yang sangat penting).
7. Buatlah keputusan (menyeimbangkan konsekuensi terhadap prinsip-prinsip utama atau nilai-nilai dan
memilih alternatif yang terbaik dan yang paling sesuai)
Prinsip dan Standar Etika menurut Institute of Management Accountant (IMA):
• Prinsip-prinsip etika
Kejujuran, keadilan, objektivitas, dan tanggung jawab. Anggota harus bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip
ini dan akan mendorong orang lain dalam organisasi untuk mematuhi prinsip-prinsip ini.
• Standar Perilaku
1. Kompetensi
Setiap anggota memiliki tanggung jawab untuk mempertahankan tingkat yang tepat dari keahlian profesional dengan
terus mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.Melakukan tugas profesional sesuai dengan hukum, peraturan,
dan standar teknis
2. Kerahasiaan
Setiap anggota memiliki tanggung jawab untuk menahan diri dari mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh
dalam program kerja mereka kecuali bila diizinkan, kecuali hukum wajib untuk melakukannya. Menginformasikan
bawahan yang sesuai mengenai kerahasiaan informasi yang diperoleh dalam program kerja mereka dan memonitor
kegiatan mereka untuk menjamin pemeliharaan kerahasiaan itu.Menahan diri dari menggunakan atau muncul untuk
menggunakan informasi rahasia yang diperoleh dalam program kerja mereka untuk keuntungan tidak etis atau ilegal baik
secara pribadi atau melalui pihak ketiga
Prinsip dan Standar Etika menurut Institute of Management Accountant (IMA): lanjutan.....
• Standar Perilaku
3. Integritas

Setiap anggota memiliki tanggung jawab untuk:


• Menghindari konflik aktual atau kepentingan dan menyarankan semua pihak yang tepat dari setiap
potensi konflik.
• Tidak melakukan aktivitas apa pun yang akan merugikan kemampuan mereka untuk menjalankan
tugasnya secara etis.
• Menolak hadiah, bantuan, atau keramahan yang akan mempengaruhi atau akan muncul untuk
mempengaruhi tindakan mereka.
• Menahan diri baik secara aktif maupun pasif dalam pencapaian tujuan yang sah dan etika organisasi.
• Mengenali dan berkomunikasi keterbatasan profesional atau kendala lain yang akan menghalangi
penilaian yang bertanggung jawab atau kinerja yang sukses dari suatu kegiatan.
Prinsip dan Standar Etika menurut Institute of Management Accountant (IMA): lanjutan....
• Standar Perilaku
3. Integritas, lanjutan....
Setiap anggota memiliki tanggung jawab untuk:
• Mengkomunikasikan informasi yang tidak menguntungkan serta menguntungkan dan penilaian
profesional atau pendapat.
• Tidak melakukan atau mendukung setiap kegiatan yang akan mendiskreditkan profesi.
4. Kredibilitas
Setiap anggota memiliki tanggung jawab untuk:
• Mengkomunikasikan informasi yang cukup dan objektif.
• Mengungkapkan informasi sepenuhnya semua yang relevan yang secara wajar diharapkan
mempengaruhi pemahaman pengguna terkait dengan laporan, komentar, dan rekomendasi yang
disampaikan.

Você também pode gostar