Você está na página 1de 18

Menurut EPA/U.

S (environtmental
protection agancy), limbah medis adalah
semua buangan yang dihasilkan dari
fasilitas pelayanan kesehatan seperti
rumah sakit, klinik,bank darah,praktek
dokter gigi, klinik hewan serta fasilitas
pelayanan kesehatan dan laboraturium.
Berdasarkan kriteria WHO, pengelolaan
limbah rumah sakit yang baik bila
presentase limbah medis 15%, namun
kenyataannya di Indonesia mencapai
23,3%, melakukan pewadahan 20,5%, dan
pengangkutan 72,2%. Rumah sakit yang
sudah melakukan pengolahan limbah cair
sebesar 53,4% dan 51,1% melakukan
pengelolaan dengan instalasi IPAL atau
septic tank (arifin, 2008).
Tujuan umum : untuk mengetahui penanganan limbah
medis padat di rumah sakit islam ibnu sina
Tujuan khusus :
- menjelaskan bagaimana cara rumah sakit tersebut
menangani limbah medis padat.
- Memastikan bahwa limbah medis di rumah sakit islam
ibnu sina sudah ditangani menurut syarat sanitasi yang
sudah ditetapkan.
- Memastikan bahwa warga yang tinggal di sekitaran
rumah sakit islam ibnu sina dan pasien yang sedang
dirawat di rumah sakit islam ibnu sina tidak terkena
pengaruh dari limbah medis tersebut.
Menurut kepmenkes RI No. 1204 (2004)
pengelolaan limbah medis yaitu
rangkaian kegiatan mencakup
segregasi,pengumpulan, pengangkutan,
penyimpanan,pengolahan,dan
penimbunan limbah medis.
Limbah medis padat yaitu limbah yang
terdiri dari limbah infeksius, limbah
patologi, limbah benda tajam, limbah
farmasi, limbah sitotoksis, limbah
kimiawi, limbah radioaktif, limbah
kontainer bertekanan, dan limbah
dengan kandungan logam berat.
Langkah – langkah dalam proses
pengelolaan limbah medis
 Pemilahan limbah medis
 Pengumpulan limbah medis
 Penampungan sementara limbah medis
 Pengangkutan limbah medis
 Pemusnahan limbah medis
Pengelolaan limbah tergantung jenis
limbah tersebut
Hasil dari pengolahan limbah medis
berupa abu biasanya dilakukan dengan
cara penimbunan (landfill). Tempat
penimbunan limbah medis didesain
sesuai dengan persyaratan penimbunan
limbah B3.
Persyaratan pewadahan limbah
medis
Terbuat dari bahan yang kuat, cukup
ringan, tahan karat, kedap air, dan
mempunyai permukaan yang halus
pada bagian dalamnya, seperti
fiberglass. Bangsal harus memiliki
minimal dua macam tempat limbah, satu
untuk limbah medis (kuning) dan satu
lagi untuk imbah non medis (hitam).
Para pekerja juga harus diberikan vaksin
seperti imunisasi hepatitis B, imunisasi
typoid, imunisasi titanus, dan imunisasi
hepatitis A
(A. Pruss dkk, 2005:153) untuk menjaga
kesehatan para pekerja tersebut.
Kerangka teori
LIMBAH
LIMBAH SISTEM K3
MEDIS
CAIR RS
PADAT
LIMBAH
MEDIS

PENGELOLAAN LIMBAH
MEDIS PADAT

RUMAH LIMBAH LIMBAH


SAKIT RUMAH PADAT
SAKIT

SISTEM
MANAJEMEN KepMenkes RI No.
LIMBAH LINGKUNGAN 1204
NON RUMAH SAKIT MENKES/SK/X.2004
MEDIS

LIMBAH
GAS
Kerangka berfikir
Input proses output
Limbah
medis padat Pengelolaan Pengelolaan
rumah sakit limbah medis limbah medis
padat : padat
1. Sumber (KepMenkes RI
2. Jenis No. 1204
3. Jumlah MENKES/SK/X.
4. Pemilahan 2004)
5. Pewadahan
6. Pegumpulan
7. Pengangkutan
Subjek penelitian
1. Kepala bagian sanitasi lingkungan
(informen kunci)
2. Koordinator tim pengendalian limbah
dan cleaning service ( informen utama)
3. Perawat , dokter (informen pendukung)
No Variabel Definisi operasional

1 Perilaku Kegiatan kepala sanitasi, koordinator pengendalian limbah,


cleaning service

2 Pengetahuan Pengetahuan kepala sanitasi, koordinator pengendalian limbah,


cleaning service cara mengolah limbah medis padat yang benar,
dan kerugian apa yang ditimbulkan apabila tidak diolah dengan
benar

3 Sikap Tanggapan kepala sanitasi, koordinator pengendalian limbah,


cleaning service setelah mengolah limbah medis dengan benar

4 Ketersediaan Ketersediaan alat pelindung diri (APD) untuk para pekerja yang
sarana menangani limbah.
Instrument penelitian
Instrument utama dalam penelitian
kualitatif adalah peneliti sendiri yang
dibantu dengan pedoman obervasi,
pedoman wawancara mendalam,alat
tulis dan alat perekam suara yang
memudahkan peneliti dalam mencatat
kembali hasil wawancara.
Pengolahan data
Sistem pengolahan data yang digunakan
dalam penelitian kualitatif ini adalah
menggunakan metode pengamatan,
wawancara, dan dokumentasi serta
observasi langsung dan juga
menggunakan sumber data yang diperoleh
dari data primer dan data sekunder yang
selanjutnya diolah menjadi informasi
sesuai yang dibutuhkan. Agar validitas data
terjangkau perlu dilakukan triangulasi.
Analisis data
Analisis data kualitatif dilakukan melalui
cara induktif, yakni pengambilan
kesimpulan umum berdasarkan hasil
observasi yang khusus (Soekidjo
Notoadmodjo, 2005:186).

Você também pode gostar