suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan hormon tiroid Hipertiroidisme adalah suatu kondisi dimana terjadi kelebihan sekresi hormon tiroid Hipertiroidisme adalah kadar TH yang bersirkulasi berlebihan. Hipertiroidisme dapat didefinisikan sebagai respon jaringan-jaringan terhadap pengaruh metabolik terhadap hormon tiroid yang berlebihan Hipertiroidisme(Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah. Jumlah penderita hipertiroid terus meningkat. Hipertiroid merupakan penyakit hormon yang menempati urutan kedua terbesar di Indonesia setelah diabetes. Posisi ini serupa dengan kasus di dunia. Lebih dari 90 % hipertiroidisme adalah akibat penyakit graves dan nodul tiroid toksik. Kelainan ini menyerang wanita empat kali lebih banyak dari pada pria, terutama wanita muda yang berusia 20 – 40 tahun. Kelenjar tiroid terletak pada leher bagian depan, tepat dibawah kartilago krikoid, disamping kiri dan kanan trakhea. Terdiri dari dua lobus yaitu lobus kanan dan kiri yang dipisahkan oleh isthmus. Pada orang dewasa beratnya kurang lebih 18 gram. Kelenjar tiroid mempunyai 2 macam sel yaitu sel folikuler selm para folikuler. Sel folikuler menghasilkan hormon tiroksin (T4) dan hormon Triiodotironin (T3). Sel parafolikuler menghasilkan hormon kalsitonin yang terkait dalam metabolisme kalsium Fungsi Hormon Tiroksin (T4) dan Triidotironin (T3): 1. Katabolisme protein, lemak dan karbohidrat dalam semua sel. (Katabolisme adalah proses ketika zat yang kompleks diubah menjadi sederhana) 2. Mengatur kecepatan metabolisme semua sel 3. Mengatur produksi panas tubuh 4. Mempertahankan sekresi hormon pertubmbuhan dan pematangan tulang 5. Mempertahankan mobilisasi kalsium Fungsi hormon kalsitonin: 1. Mengurangi kalsium dan fosfat serum 2. Mengurangi absorbsi kalsium dan fosfor oleh GI. Fungsi normal Hipertiroidisme Manifestasi Klinis Mengatur kecepatan Peningkatan kecepatan Umum: suhu tubuh metabolisme, kalorigenesis metabolisme dan konsumsi meningkat dan intoleransi dan konsumsi oksigen oksigen, vasodilatasi thd panas. perifer, peningkatan Kulit: hangat dan basah kebutuhan nitrisi Rambut: sangat halus dan rapuh Nafsu makan meningkat ttp berat badan menurun.
lemak, protein dan lemak, protein dan dan cepat lelah. karbohidrat. karbohidrat. Peningkatan glukosa darah Peningkatan sintesis pada pasien dengan DM protein, glikogenolisis dan Penurunan trigliserida dan lipolisis. kolesterol Peningkatan absorbsi Sering buang air glukosa dan degradasi protein Peningkatan motilitas usus Membuat sel peka Gangguan fungsi Takikardia, palpitasi, TD terhadap katekolamin. kardiovaskuler meningkat, dispneu, Peningkatan konsumsi angina, fibrilasi atrial oksigen oleh dan gagal jantung miokardium kongestif. Peningkatan curah jantung.
kalsium dan fosfor oleh kalsium dan fosfor serta osteoporosis ringan, tulang demineralisasi tulang fraktur, kelemahan dan pengecilan otot proksimal.
Mengatur sistem Gangguan fungsi sistem Prepubertas dan
reproduksi reproduksi, sekresi dan perkembangan seksual metabolisme dan terlambat. gonadotropin serta Pascapubertas: libido steroid gonad. meningkat, menstruasi terganggu dan infertilitas. Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan keduanya. Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambamn kadar HT dan TSH yang finggi. TRF akan Tendah karena uinpan balik negatif dari HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang finggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan. 1. Penyebab Utama a. Penyakit Grave Pada penyakit graves kelenjar tiroid membesar secara difus akibat adanya hipertropi dan hiperplasia difus sel epitel folikel tiroid. Kelenjar biasanya lunak dan licin, kapsulnya utuh. b. Toxic multinodular goitre c. ’’Solitary toxic adenoma’’ 2. Penyebab Lain a. Tiroiditis b. Penyakit troboblastis c. Ambilan hormone tiroid secara berlebihan d. Pemakaian yodium yang berlebihan e. Kanker pituitari f. Obat-obatan seperti Amiodarone 1. Terjadi lebih banyak pada wanita dari pada laki-laki 2. Pada usia lebih dari 50 tahun 3. Post trauma emosional 4. Peningkatan stress Kondisi Tanda dan Gejala
Umum BB turun, keletihan, apatis, berkeringat, tidak tahan
Mata Periorbital puffines, lakrimasi meningkat dan
grittiness of eyes, kemosis (odema konujngtiva), proptosis, ulserasi kornea, optalmoplegia, diplopia, edema papil, penglihatan kabur. Peningkatan frekuensi denyut jantung. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap Katekolamin. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran terhadap panas, keringat berlebihan. Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik Peningkatan frekuensi buang air besar Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid Gangguan reproduksi Tidak taahan panas Cepat lelah Pembesaran kelenjar tiroid Mata melotot (exoptalmus). Hal ini terjadi sebagai akibat penimbunan xat dalam orbit mata. Pergerakan-pergerakan usus besar yang meningkat Gemetaran Kegelisahan; agitasi Konsentrasi yang berkurang Aliran menstrual yang tidak teratur dan sedikit Pada pasien-pasien yang lebih tua: - irama-irama jantung yang tidak teratur dan gagal jantung dapat terjadi. Pada bentuk yang paling parahnya,hipertiroid yang tidak dirawat mungkin berakibat pada “thyroid storm,”suatu kondisi yang melibatkan tekanan darah tinggi,demam,dan gagal jantung. Perubahan-perubahan mental,seperti kebingungan dan kegila-gilaan,juga mungkin terjadi. Eksoftalmus : bulbus okuli menonjol keluar Tanda stellwag’s : mata jarang berkedip Tanda Von Graefes : jika klien melihat kebawah maka palpebra superior sukar atau sama sekali tidak dapat mengikuti bola mata. Tanda Mobieve : sukar mengadakan atau menahan konvergensi Tanda Joffroy : tadak dapat mengerutkan dahi jika melihat keatas Tanda Rosenbagh : tremor palpebra jika mata menutup Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal. Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang “menyerupai” TSH, Biasanya bahan – bahan ini adalah antibodi immunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor membran yang sama dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan – bahan tersebut merangsang aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior. Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon hingga diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel- sel sekretori kelenjar tiroid membesar. Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardi atau diatas normal juga merupakan salah satu efek hormon tiroid pada sistem kardiovaskuler. Eksopthalmus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar. a. Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid. Tes ambilan RAI : meningkat T4 dan T3 serum : meningkat TSH : tertekan dan tidak berespon pada TRH (tiroid releasing hormon) Tiroglobulin : meningkat Stimulasi TRH : dikatakan hipertiroid jika TRH dari tidak ada sampai meningkat setelah pemberian TRH b. Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum c. Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia d. Ambilan tiroid131: meningkat e. Ikatan proein iodium : meningkat f. Fosfat alkali dan kalsium serum : meningkat. g. Pemeriksaan fungsi hepar : abnormal h. Elektrolit : hiponatremi mungkin sebagai akibat dari respon adrenal atau efek dilusi dalam terapi cairan pengganti, hipokalsemia terjadi dengan sendirinya pada kehilangan melalui gastrointestinal dan diuresis. i. Katekolamin serum : menurun. j. Kreatinin urine : meningkat k. Skanning tyroid l. USG thyroid m. Pemeriksaan elektrokardiografi ( EKG) : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek, kardiomegali. Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).
1. Obat Antitiroid. Obat antitiroid digunakan dengan indikasi:
Terapi untuk memperpaqjang remisi atau
mendapatkan remisi yang menetap, pada pasien muda dengan struma ringan sampai sedang dan tirotoksikusis Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase seblum pengobatan, atau sesudah pengobatan pada pasien yg mendapt yodium radioaktif Persiapan tiroidektomi Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia Pasien dengan krises tiroid Obat antitiroid yang sering digunakan: Obat Dosis awal (mg/ hari) Pemeliharaan (mg/ hari) Karbimazol 30 – 60 5 – 20
Metimazol 30 – 60 5 – 20
Propiltiourasil 300 - 600 50 - 200
Ketiga obat tsb mempunyai kerja imunosupresif dan dpt menurunkan tiroid stimulating antibodi (TSAb). Obat tsb diberikan sekitar 18 – 24 bulan. Efek samping : hipersensitifitas dan agranulositosis. Bila timbul hipersensitifitas , obat diganti. Bila timbul agranulositosis, obat dihentikan. Pada ibu hamil: - diberi propilitiourasil dg dosis serendah mungkin yaitu 200 mg/ hari. - Tdk perlu diberi obat tambahan krn T4 yg dpt lewat plasenta hanya sedikit sekali dan tdk dpt mencegah hipertiroidisme pada BBL 2. Pengobatan dengan yodium radioaktif:
Indikasi pengobatan dengan yodium radioaktif
diberikan pada : - Pasien umur 35 tahun atau lebih - Hipertiroidisme yang kambuh sesudah dioperasi - Gagal mencapai remisi sesudah pemberian obat antitiroid - Tidak mampu atau tidak mau pengobatan dengan obat antitiroid - Adenoma toksik,goiter multinodular toksik Digunakan Y₁₃₁ dengan dosis 5-12 mCi peroral.Dosis ini dapat mengendalikan tirotoksikosis dalam 3 bulan,namun ⅓ pasien menjadi hipotiroid pada tahun pertama.Efek samping pengobatan dengan yodium radioaktif adalah hipertiroidisme,eksaserbasi hipertiroidisme,dan tiroiditis. 3. Beta-adrenergic reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk mengurangi gejala gejala hipotiroidisme. Contoh: Propanolol Indikasi : - Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada pasien muda dengan struma ringan –sedang dan tiroktosikosis - Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan atau sesudah pengobatan yodium radioaktif - Persiapan tiroidektomi - Pasien hamil, usia lanjut - Krisis tiroid 4. Operasi
Tiroidektomi subtotal efektif untuk mengatasi
hipertiroidisme. Indikasi operasi adalah : - Pasien umur muda dengan struma besar serta tidak berespon terhadap obat antitiroid. - Pada wanita hamil (trimester kedua) yang memerlukan obat antitiroid dosis besar. - Alergi terhadap obat antitiroid,pasien tidak dapat menerima yodium radioaktif. - Adenoma toksik atau struma multinodular toksik. - Pada penyakit Graves yang berhubungan dengan satu atau lebih nodul. Sebelum operasi,biasanya pasien diberikan obat antitiroid sampai eutiroid kemudian diberi cairan kalium yodida 100-200 mg/hari atau cairan lugol 10-15 tetes/hari selama 10 hari sebelum dioperasi untuk mengurangi vaskularisasi pada kelenjar tiroid. 5. Pengobatan tambahan: Thioamide Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 – 600 mg/hari, dosis maksimal 2.000 mg/hari Potassium Iodide Sodium Ipodate Anion Inhibitor 1. Tiroidektomi subtotal: Yaitu mengangkat sebagian kelenjar tiroid. Lobus kiri atau kanan yg mengalami pembesaran diangkat dan diharapkan kelenjar yang masih dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan hormon-hormon tiroid shg tidak diperlukan terapi penggantian hormon. 2. Tiroidektomi total. Yaitu mengangkat seluruh kelenjar tiroid Klien yang menjalani tindakan ini harus mendapat terapi hormon pengganti yang besar dosisnya beragam pada setiap individu dan dpt dipengaruhi oleh usia, pekerjaan dan aktifitas. Perawatan Preoperasi:
1. Sblm tindakan operasi, kadar hormon tiroid
harus diupayakan dalam keadaan normal untuk mencegah tirotoksikosis pada saat operasi yg dpt mengancam hidup klien. 2. Pemberian obat antitiroid masih tetap dipertahankan untuk menurunkan kadarn hormon juga untuk mencegah perdarahan krn obat tsb punya efek vaskularisasi darah kekelenjar tiroid. 3. Masalah jantung harus terpantau 4. Kondisis nutrisi harus optimal 5. Latih cara batuk efektif dan nafas dalam 6. Ajarakan cara peregangan pada luka operasi 7. Beritahu klien kemungkinan suara menjadi serak setelah dioperasi akibat pemasangan ETT. Perawatan Postoperasi.
1. Monitor tanda vital setiap 15 menit sampai
stabil kmd setiap 30 menit. 2. Gunakan bantal pasir atau bantal tambahan untuk menahan posisi kepala tetap ekstensi sampai klien sadar penuh 3. Bila klien sudah sadar, berikan posisi semi fowlwr. 4. Berikan obat analgetik sesuai program terapi 5. Bantu klien batuk dan nafas dalam 6. Gunakan pengisap oral atau trakhea sesuai kebutuhan 7. Monitor komplikasi: perdarahan, distres pernafasan, hipokalsemia, kerusakan saraf laringeal. Komplikasi terhadap jantung,termasuk fibrilasi atrium dan kelainan ventrikel akan sulit dikontrol. Pada orang Asia dapat terjadi episode paralisis yang diinduksi oleh kegiatan fisik atau masukan karbohidrat dan adanya hipokalemia Hiperkalsemia dan nefrokalsinosis Pria dengan hipertiroid dapat mengalami penurunan libido,impotensi,berkurangnya jumlah sperma,dan ginekomastia. 1. Aktivitas dan istirahat Data Subyektif: - Insomnia, sensitivitas meningkat - Otot lemah, gangguan koordinasi - Kelelahan berat Data obyektif: - Atrofi otot 2. Sirkulasi Data Subyektif: - Palpitasi - Nyeri dada Data obyektif: - Disritmia (fibrilasi atrium), irama galop, murmur - Peningkatan tekanan darah, takikardi saat istirahat - Sirkulasi kolaps 3. Integritas ego Data Subyektif: - Mengalami stress yang berat baik emosional maupun fisik Data obyektif: - Emosi labil (euforia sampai delirium), depresi 4. Eliminasi Data Subyektif: - Urin dalam jumlah banyak - Perubahan dalam feses : diare 5. Makan/ minum Data Subyektif: - Kehilangan BB yang mendadak - Nafsu makan meningkat, makan banyak, makan sering, kehausan. Mual muntah Data obyektif: - Pembesaran tiroid, goiter - Edema non pitting terutama daerah pretibial 6. Sensori neural Data obyektif: - Bicara cepat dan parau - Ganggguan status mental dan perilaku seperti bingung, disorentai, gelisah, peka rangsang, delirium, sikosis, stupor,koma - Tremor halus pada tanan, tanpa tujuan, beberapa bagian tersentak-sentak - Hiperaktif reflekstenon dalam (RTD) 7. Nyeri / kenyamanan Data Subyektif: - Nyeri orbital, fotofobia 8. Respirasi Tanda: - Frekuensi pernapasan meningkat, takipnea - Dispnea 9.Keamanan Data subyektif: - Tidak toleransi terhadap panas, keringat berlebihan - Alergi terhadapiodium 9 mungkin digunakan pada pemeriksaan) Data obyektif: - Suhu meningkat diatas 37,4 C, diaforesis - Kulit halus, hangat dan kemerahan, rambut tipis, mengkilat dan lurus - Eksoptalmus: retraksi, iritas pada kinjungtiva dan berair. Pruritus, lesi eritema ( sering terjadi pada pretibial yang menjadi sangat parah 10. Seksualitas Data obyektif; -Penurunan libido, hipomenorea, amenorea dan impoten 11. Penyuluhan/ pembelajaran Subjektif Data : - Riwayat keluarga yang mengalami masalah tiroid - Riwayat hipotiroidis, terapi hormontiroid atau pengobatan antitiroid, dihentikan terhadap pengobatan antitiroid, dilakukan pembedahan tiroidektomi sebagian - riwayat pemberian insulin yang menyebabkan hipoglikemia, gangguan jantung trauma, pemeriksaan rontgen dengan zat kontras 1. Penurunan curah jantung b/d hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme; peningkatan beban kerja jantung; perubahan dalam arus balik vena dan tahan vaskuler sistemik; perubahan frekuensi, irama dan konduksi jantung. 2.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat badan); mual muntah, diare 3. Perubahan sensori persepsi (penglihatan) yang berhubungan dengan gangguan perpindahan impuls sensori akibat ofthalmopati. 4. Diare berhubungan dengan peningkatan aktifitas metabolik 5. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan emosi yang labil 6. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan akibat metabolisme yang meningkat. 7.Resiko hipertermia b.d peningkatan produksi panas akibat hipermetabolik 8. Resti terhadap kerusakan integritas jaringan kornea b/d perubahan mekanisme perlindungan dari mata : kerusakan penutupan kelopak mata / eksoftalmus 9.Perubahan Body image b.d perubahan fisik dan persepsi negative terhadap penyakitnya 10.Resiko cedera b.d penurunan tonus otot, tremor 11. Gangguan pola tidur berhubungan dengan suhu tubuh yang meningkat akibat peningkatan metabolisme 12. Gangguan proses pikir berhubungan dengan emosi yang labil dan perhatian yang menyempit. 1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan menurunnya waktu pengisian diastolik sbg akibat dari peningkatan frekwensi jantung. Intervensi Keperawatan: a. Observasi nadi apikal, tekanan darah dan suhu tubuh setiap 4 jam. b. Anjurkan klien untuk segera lapor ke perawat seandainya nyeri dada, palpitasi, dispneu dan vertogo. c. Upayakan agar klien dpt istirahat tempatkan klien diruangan yang tenang dan jauh dari stimulus d. Bantu klien memenuhi kebutuhan sehari-hari sesuai dengan kebutuhan. e. Bila pakaian dan alat tenus basah segera ganti f. Batasi aktifitas yang melelahkan klien. g. Kolaborasi dalam pemebrian obat antitiroid 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan efek hiperkatabolisme. Intervensi Keperawatan: a. Berikan makanan tinggi kalori tinggi protein. b. Beri makanan tambahan diantara waktu makan c. Timbang BB secara teratur setiap 2 hari sekali d. Bila perlu konsultasikan klien dengan ahli gizi 3. Gangguan persepsi sensoris (penglihatan) berhubungan dengan gangguan transmisi impuls sensorik akibat oftalmopati. Intervensi Keperawatan: a. Anjurkan kpd klien bila tidur dengan elevasi kepala. b. Basahi mata dengan borwater steril c. Jika ada photopobia anjurkan klien menggunakan kacamata rauben d. Jika klien tidak dapat menutup mata rapat pada saat tidur gunakan plester non alergi e. Berikan obat steroid sesuai program