Você está na página 1de 60

Ruthy Ng.

 Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan


suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan
hormon tiroid
 Hipertiroidisme adalah suatu kondisi dimana
terjadi kelebihan sekresi hormon tiroid
 Hipertiroidisme adalah kadar TH yang
bersirkulasi berlebihan.
 Hipertiroidisme dapat didefinisikan sebagai
respon jaringan-jaringan terhadap pengaruh
metabolik terhadap hormon tiroid yang
berlebihan
 Hipertiroidisme(Hyperthyrodism) adalah
keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid
bekerja secara berlebihan sehingga
menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan
di dalam darah.
 Jumlah penderita hipertiroid terus
meningkat. Hipertiroid merupakan penyakit
hormon yang menempati urutan kedua
terbesar di Indonesia setelah diabetes. Posisi
ini serupa dengan kasus di dunia.
 Lebih dari 90 % hipertiroidisme adalah akibat
penyakit graves dan nodul tiroid toksik.
 Kelainan ini menyerang wanita empat kali
lebih banyak dari pada pria, terutama wanita
muda yang berusia 20 – 40 tahun.
 Kelenjar tiroid terletak pada leher bagian
depan, tepat dibawah kartilago krikoid,
disamping kiri dan kanan trakhea.
 Terdiri dari dua lobus yaitu lobus kanan dan
kiri yang dipisahkan oleh isthmus.
 Pada orang dewasa beratnya kurang lebih 18
gram.
 Kelenjar tiroid mempunyai 2 macam sel yaitu
sel folikuler selm para folikuler.
 Sel folikuler menghasilkan hormon tiroksin
(T4) dan hormon Triiodotironin (T3).
 Sel parafolikuler menghasilkan hormon
kalsitonin yang terkait dalam metabolisme
kalsium
 Fungsi Hormon Tiroksin (T4) dan Triidotironin
(T3):
1. Katabolisme protein, lemak dan
karbohidrat dalam semua sel.
(Katabolisme adalah proses ketika zat
yang kompleks diubah menjadi
sederhana)
2. Mengatur kecepatan metabolisme semua
sel
3. Mengatur produksi panas tubuh
4. Mempertahankan sekresi hormon
pertubmbuhan dan pematangan tulang
5. Mempertahankan mobilisasi kalsium
 Fungsi hormon kalsitonin:
1. Mengurangi kalsium dan fosfat serum
2. Mengurangi absorbsi kalsium dan fosfor
oleh GI.
Fungsi normal Hipertiroidisme Manifestasi Klinis
Mengatur kecepatan Peningkatan kecepatan Umum: suhu tubuh
metabolisme, kalorigenesis metabolisme dan konsumsi meningkat dan intoleransi
dan konsumsi oksigen oksigen, vasodilatasi thd panas.
perifer, peningkatan Kulit: hangat dan basah
kebutuhan nitrisi Rambut: sangat halus dan
rapuh
Nafsu makan meningkat ttp
berat badan menurun.

Mengatur metabolisme Gangguan metabolisme Penurunan BB, otot lemah


lemak, protein dan lemak, protein dan dan cepat lelah.
karbohidrat. karbohidrat. Peningkatan glukosa darah
Peningkatan sintesis pada pasien dengan DM
protein, glikogenolisis dan Penurunan trigliserida dan
lipolisis. kolesterol
Peningkatan absorbsi Sering buang air
glukosa dan degradasi
protein
Peningkatan motilitas usus
Membuat sel peka Gangguan fungsi Takikardia, palpitasi, TD
terhadap katekolamin. kardiovaskuler meningkat, dispneu,
Peningkatan konsumsi angina, fibrilasi atrial
oksigen oleh dan gagal jantung
miokardium kongestif.
Peningkatan curah
jantung.

Mengatur resobsi Peningkatan ekskresi Hiperkalsemia,


kalsium dan fosfor oleh kalsium dan fosfor serta osteoporosis ringan,
tulang demineralisasi tulang fraktur, kelemahan dan
pengecilan otot
proksimal.

Mengatur sistem Gangguan fungsi sistem Prepubertas dan


reproduksi reproduksi, sekresi dan perkembangan seksual
metabolisme dan terlambat.
gonadotropin serta Pascapubertas: libido
steroid gonad. meningkat, menstruasi
terganggu dan
infertilitas.
 Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi
kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus.
 Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid
akan disertai penurunan TSH dan TRF karena
umpan balik negatif HT terhadap pelepasan
keduanya.
 Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis
memberikan gambamn kadar HT dan TSH yang
finggi. TRF akan Tendah karena uinpan balik
negatif dari HT dan TSH.
 Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus
akan memperlihatkan HT yang finggi disertai TSH
dan TRH yang berlebihan.
1. Penyebab Utama
a. Penyakit Grave
Pada penyakit graves kelenjar tiroid
membesar secara difus akibat adanya
hipertropi dan hiperplasia difus sel
epitel folikel tiroid. Kelenjar
biasanya lunak dan licin, kapsulnya
utuh.
b. Toxic multinodular goitre
c. ’’Solitary toxic adenoma’’
2. Penyebab Lain
a. Tiroiditis
b. Penyakit troboblastis
c. Ambilan hormone tiroid secara berlebihan
d. Pemakaian yodium yang berlebihan
e. Kanker pituitari
f. Obat-obatan seperti Amiodarone
1. Terjadi lebih banyak pada wanita dari pada
laki-laki
2. Pada usia lebih dari 50 tahun
3. Post trauma emosional
4. Peningkatan stress
Kondisi Tanda dan Gejala

Umum BB turun, keletihan, apatis, berkeringat, tidak tahan


panas.
Emosi: gelisah, iritabilitas, gugup, emosi labil, perilaku
mania dan perhatian menyempit.

Kardivaskuler Palpitasi, sesak nafas, angina, gagal jantung, sinus


takikardia, disritmia, fibrilasi atrium, nadi kolaps.

Gugup, agitasi, tremor, korea atetosis, prikosis,


Neuromuskuler kelemahan otot, miopia proksimal, paralisis periodik,
miastenia gravis.

BB turun, amenore, libido meningkat, infertilitas.


Gastrointestinal
Reproduksi Oligomenore, amenore, libido meningkat,
infertilitas.

Kulit Pruritis, eritema palmaris, miksedemia


pretibial, rambut tipis.

Struma Difus dengan atau tanpa bising, nodosa.

Mata Periorbital puffines, lakrimasi meningkat dan


grittiness of eyes, kemosis (odema konujngtiva),
proptosis, ulserasi kornea, optalmoplegia,
diplopia, edema papil, penglihatan kabur.
 Peningkatan frekuensi denyut jantung.
 Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan
kepekaan terhadap Katekolamin.
 Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan
pembentukan panas, intoleran terhadap panas, keringat
berlebihan.
 Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan
baik
 Peningkatan frekuensi buang air besar
 Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar
tiroid
 Gangguan reproduksi
 Tidak taahan panas
 Cepat lelah
 Pembesaran kelenjar tiroid
 Mata melotot (exoptalmus). Hal ini terjadi sebagai akibat
penimbunan xat dalam orbit mata.
 Pergerakan-pergerakan usus besar yang
meningkat
 Gemetaran
 Kegelisahan; agitasi
 Konsentrasi yang berkurang
 Aliran menstrual yang tidak teratur dan
sedikit
 Pada pasien-pasien yang lebih tua:
- irama-irama jantung yang tidak teratur
dan gagal jantung dapat terjadi.
 Pada bentuk yang paling parahnya,hipertiroid
yang tidak dirawat mungkin berakibat pada
“thyroid storm,”suatu kondisi yang
melibatkan tekanan darah tinggi,demam,dan
gagal jantung.
 Perubahan-perubahan mental,seperti
kebingungan dan kegila-gilaan,juga mungkin
terjadi.
 Eksoftalmus : bulbus okuli menonjol keluar
 Tanda stellwag’s : mata jarang berkedip
 Tanda Von Graefes : jika klien melihat
kebawah maka palpebra superior sukar atau
sama sekali tidak dapat mengikuti bola mata.
 Tanda Mobieve : sukar mengadakan atau
menahan konvergensi
 Tanda Joffroy : tadak dapat mengerutkan
dahi jika melihat keatas
 Tanda Rosenbagh : tremor palpebra jika mata
menutup
 Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah
penyakit graves, goiter toksika.
 Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme,
kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali
dari ukuran normalnya, disertai dengan banyak
hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke
dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih
meningkat beberapa kali dibandingkan dengan
pembesaran kelenjar.
 Setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya
beberapa kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali
lebih besar daripada normal.
 Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma
menurun, karena ada sesuatu yang
“menyerupai” TSH,
 Biasanya bahan – bahan ini adalah antibodi
immunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid
Stimulating Immunoglobulin), yang berikatan
dengan reseptor membran yang sama dengan
reseptor yang mengikat TSH.
 Bahan – bahan tersebut merangsang aktivasi
cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya
adalah hipertiroidisme.
 Karena itu pada pasien hipertiroidisme
kosentrasi TSH menurun, sedangkan
konsentrasi TSI meningkat.
 Bahan ini mempunyai efek perangsangan
yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni
selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH
yang hanya berlangsung satu jam.
 Tingginya sekresi hormon tiroid yang
disebabkan oleh TSI selanjutnya juga
menekan pembentukan TSH oleh kelenjar
hipofisis anterior.
 Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa”
mensekresikan hormon hingga diluar batas,
sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-
sel sekretori kelenjar tiroid membesar.
 Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan
suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat
hormon tiroid yang kalorigenik, akibat
peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas
normal.
 Bahkan akibat proses metabolisme yang
menyimpang ini, terkadang penderita
hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur.
 Efek pada kepekaan sinaps saraf yang
mengandung tonus otot sebagai akibat dari
hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya
tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15
kali perdetik, sehingga penderita mengalami
gemetar tangan yang abnormal.
 Nadi yang takikardi atau diatas normal juga
merupakan salah satu efek hormon tiroid pada
sistem kardiovaskuler.
 Eksopthalmus yang terjadi merupakan reaksi
inflamasi autoimun yang mengenai daerah
jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokuler,
akibatnya bola mata terdesak keluar.
a. Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3
dan T4), TSH, dan TRH akan memastikan
diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di
tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid.
 Tes ambilan RAI : meningkat
 T4 dan T3 serum : meningkat
 TSH : tertekan dan tidak berespon pada TRH
(tiroid releasing hormon)
 Tiroglobulin : meningkat
 Stimulasi TRH : dikatakan hipertiroid jika TRH
dari tidak ada sampai meningkat setelah
pemberian TRH
b. Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar
lemak serum
c. Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang
dapat menyebabkan hiperglikemia
d. Ambilan tiroid131: meningkat
e. Ikatan proein iodium : meningkat
f. Fosfat alkali dan kalsium serum : meningkat.
g. Pemeriksaan fungsi hepar : abnormal
h. Elektrolit : hiponatremi mungkin sebagai akibat
dari respon adrenal atau efek dilusi dalam terapi
cairan pengganti, hipokalsemia terjadi dengan
sendirinya pada kehilangan melalui
gastrointestinal dan diuresis.
i. Katekolamin serum : menurun.
j. Kreatinin urine : meningkat
k. Skanning tyroid
l. USG thyroid
m. Pemeriksaan elektrokardiografi ( EKG) :
fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek,
kardiomegali.
 Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah
membatasi produksi hormon tiroid yang
berlebihan dengan cara menekan produksi
(obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid
(yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).

1. Obat Antitiroid.
Obat antitiroid digunakan dengan indikasi:

 Terapi untuk memperpaqjang remisi atau


mendapatkan remisi yang menetap, pada pasien
muda
 dengan struma ringan sampai sedang dan
tirotoksikusis
 Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase
seblum pengobatan, atau sesudah pengobatan
pada pasien yg mendapt yodium radioaktif
 Persiapan tiroidektomi
 Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia
 Pasien dengan krises tiroid
 Obat antitiroid yang sering digunakan:
Obat Dosis awal (mg/ hari) Pemeliharaan (mg/
hari)
Karbimazol 30 – 60 5 – 20

Metimazol 30 – 60 5 – 20

Propiltiourasil 300 - 600 50 - 200


 Ketiga obat tsb mempunyai kerja imunosupresif
dan dpt menurunkan tiroid stimulating antibodi
(TSAb).
 Obat tsb diberikan sekitar 18 – 24 bulan.
 Efek samping : hipersensitifitas dan
agranulositosis.
 Bila timbul hipersensitifitas , obat diganti.
 Bila timbul agranulositosis, obat dihentikan.
 Pada ibu hamil:
- diberi propilitiourasil dg dosis serendah mungkin
yaitu 200 mg/ hari.
- Tdk perlu diberi obat tambahan krn T4 yg dpt
lewat plasenta hanya sedikit sekali dan tdk dpt
mencegah hipertiroidisme pada BBL
2. Pengobatan dengan yodium radioaktif:

 Indikasi pengobatan dengan yodium radioaktif


diberikan pada :
- Pasien umur 35 tahun atau lebih
- Hipertiroidisme yang kambuh sesudah dioperasi
- Gagal mencapai remisi sesudah pemberian obat
antitiroid
- Tidak mampu atau tidak mau pengobatan
dengan obat antitiroid
- Adenoma toksik,goiter multinodular toksik
 Digunakan Y₁₃₁ dengan dosis 5-12 mCi
peroral.Dosis ini dapat mengendalikan
tirotoksikosis dalam 3 bulan,namun ⅓ pasien
menjadi hipotiroid pada tahun pertama.Efek
samping pengobatan dengan yodium
radioaktif adalah hipertiroidisme,eksaserbasi
hipertiroidisme,dan tiroiditis.
3. Beta-adrenergic reseptor antagonist. Obat ini
adalah untuk mengurangi gejala gejala
hipotiroidisme. Contoh: Propanolol
 Indikasi :
- Mendapat remisi yang menetap atau
memperpanjang remisi pada pasien muda
dengan struma ringan –sedang dan
tiroktosikosis
- Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase
sebelum pengobatan atau sesudah
pengobatan yodium radioaktif
- Persiapan tiroidektomi
- Pasien hamil, usia lanjut
- Krisis tiroid
4. Operasi

 Tiroidektomi subtotal efektif untuk mengatasi


hipertiroidisme.
 Indikasi operasi adalah :
- Pasien umur muda dengan struma besar serta
tidak berespon terhadap obat antitiroid.
- Pada wanita hamil (trimester kedua) yang
memerlukan obat antitiroid dosis besar.
- Alergi terhadap obat antitiroid,pasien tidak
dapat menerima yodium radioaktif.
- Adenoma toksik atau struma multinodular
toksik.
- Pada penyakit Graves yang berhubungan
dengan satu atau lebih nodul.
 Sebelum operasi,biasanya pasien diberikan
obat antitiroid sampai eutiroid kemudian
diberi cairan kalium yodida 100-200 mg/hari
atau cairan lugol 10-15 tetes/hari selama 10
hari sebelum dioperasi untuk mengurangi
vaskularisasi pada kelenjar tiroid.
5. Pengobatan tambahan:
 Thioamide
 Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari
 Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 – 600
mg/hari, dosis maksimal 2.000 mg/hari
 Potassium Iodide
 Sodium Ipodate
 Anion Inhibitor
1. Tiroidektomi subtotal:
 Yaitu mengangkat sebagian kelenjar tiroid.
 Lobus kiri atau kanan yg mengalami
pembesaran diangkat dan diharapkan
kelenjar yang masih dapat memenuhi
kebutuhan tubuh akan hormon-hormon
tiroid shg tidak diperlukan terapi
penggantian hormon.
2. Tiroidektomi total.
 Yaitu mengangkat seluruh kelenjar tiroid
 Klien yang menjalani tindakan ini harus
mendapat terapi hormon pengganti yang besar
dosisnya beragam pada setiap individu dan dpt
dipengaruhi oleh usia, pekerjaan dan aktifitas.
 Perawatan Preoperasi:

1. Sblm tindakan operasi, kadar hormon tiroid


harus diupayakan dalam keadaan normal 
untuk mencegah tirotoksikosis pada saat
operasi yg dpt mengancam hidup klien.
2. Pemberian obat antitiroid masih tetap
dipertahankan untuk menurunkan kadarn
hormon juga untuk mencegah perdarahan krn
obat tsb punya efek vaskularisasi darah
kekelenjar tiroid.
3. Masalah jantung harus terpantau
4. Kondisis nutrisi harus optimal
5. Latih cara batuk efektif dan nafas dalam
6. Ajarakan cara peregangan pada luka operasi
7. Beritahu klien kemungkinan suara menjadi
serak setelah dioperasi akibat pemasangan ETT.
 Perawatan Postoperasi.

1. Monitor tanda vital setiap 15 menit sampai


stabil kmd setiap 30 menit.
2. Gunakan bantal pasir atau bantal tambahan
untuk menahan posisi kepala tetap ekstensi
sampai klien sadar penuh
3. Bila klien sudah sadar, berikan posisi semi
fowlwr.
4. Berikan obat analgetik sesuai program terapi
5. Bantu klien batuk dan nafas dalam
6. Gunakan pengisap oral atau trakhea sesuai
kebutuhan
7. Monitor komplikasi: perdarahan, distres
pernafasan, hipokalsemia, kerusakan saraf
laringeal.
 Komplikasi terhadap jantung,termasuk
fibrilasi atrium dan kelainan ventrikel akan
sulit dikontrol.
 Pada orang Asia dapat terjadi episode
paralisis yang diinduksi oleh kegiatan fisik
atau masukan karbohidrat dan adanya
hipokalemia
 Hiperkalsemia dan nefrokalsinosis
 Pria dengan hipertiroid dapat mengalami
penurunan libido,impotensi,berkurangnya
jumlah sperma,dan ginekomastia.
1. Aktivitas dan istirahat
 Data Subyektif:
- Insomnia, sensitivitas meningkat
- Otot lemah, gangguan koordinasi
- Kelelahan berat
 Data obyektif:
- Atrofi otot
2. Sirkulasi
 Data Subyektif:
- Palpitasi
- Nyeri dada
 Data obyektif:
- Disritmia (fibrilasi atrium), irama galop,
murmur
- Peningkatan tekanan darah, takikardi saat
istirahat
- Sirkulasi kolaps
3. Integritas ego
 Data Subyektif:
- Mengalami stress yang berat baik emosional
maupun fisik
 Data obyektif:
- Emosi labil (euforia sampai delirium),
depresi
4. Eliminasi
 Data Subyektif:
- Urin dalam jumlah banyak
- Perubahan dalam feses : diare
5. Makan/ minum
 Data Subyektif:
- Kehilangan BB yang mendadak
- Nafsu makan meningkat, makan banyak,
makan sering, kehausan. Mual muntah
 Data obyektif:
- Pembesaran tiroid, goiter
- Edema non pitting terutama daerah
pretibial
6. Sensori neural
 Data obyektif:
- Bicara cepat dan parau
- Ganggguan status mental dan perilaku
seperti bingung, disorentai, gelisah,
peka rangsang, delirium, sikosis,
stupor,koma
- Tremor halus pada tanan, tanpa tujuan,
beberapa bagian tersentak-sentak
- Hiperaktif reflekstenon dalam (RTD)
7. Nyeri / kenyamanan
 Data Subyektif:
- Nyeri orbital, fotofobia
8. Respirasi
 Tanda:
- Frekuensi pernapasan meningkat, takipnea
- Dispnea
9.Keamanan
 Data subyektif:
- Tidak toleransi terhadap panas, keringat
berlebihan
- Alergi terhadapiodium 9 mungkin digunakan
pada pemeriksaan)
 Data obyektif:
- Suhu meningkat diatas 37,4 C, diaforesis
- Kulit halus, hangat dan kemerahan, rambut
tipis, mengkilat dan lurus
- Eksoptalmus: retraksi, iritas pada kinjungtiva
dan berair. Pruritus, lesi eritema ( sering
terjadi pada pretibial yang menjadi sangat
parah
10. Seksualitas
 Data obyektif;
-Penurunan libido, hipomenorea, amenorea dan
impoten
11. Penyuluhan/ pembelajaran
 Subjektif Data :
- Riwayat keluarga yang mengalami masalah
tiroid
- Riwayat hipotiroidis, terapi hormontiroid atau
pengobatan antitiroid, dihentikan terhadap
pengobatan antitiroid, dilakukan
pembedahan tiroidektomi sebagian
- riwayat pemberian insulin yang menyebabkan
hipoglikemia, gangguan jantung trauma,
pemeriksaan rontgen dengan zat kontras
1. Penurunan curah jantung b/d hipertiroid
tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme;
peningkatan beban kerja jantung; perubahan
dalam arus balik vena dan tahan vaskuler
sistemik; perubahan frekuensi, irama dan
konduksi jantung.
2.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b/d peningkatan metabolisme
(peningkatan nafsu makan/pemasukan
dengan penurunan berat badan); mual
muntah, diare
3. Perubahan sensori persepsi (penglihatan)
yang berhubungan dengan gangguan
perpindahan impuls sensori akibat
ofthalmopati.
4. Diare berhubungan dengan peningkatan
aktifitas metabolik
5. Koping individu tidak efektif berhubungan
dengan emosi yang labil
6. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan
kelemahan akibat metabolisme yang
meningkat.
7.Resiko hipertermia b.d peningkatan produksi
panas akibat hipermetabolik
8. Resti terhadap kerusakan integritas jaringan
kornea b/d perubahan mekanisme
perlindungan dari mata : kerusakan
penutupan kelopak mata / eksoftalmus
9.Perubahan Body image b.d perubahan fisik
dan persepsi negative terhadap penyakitnya
10.Resiko cedera b.d penurunan tonus otot,
tremor
11. Gangguan pola tidur berhubungan dengan
suhu tubuh yang meningkat akibat
peningkatan metabolisme
12. Gangguan proses pikir berhubungan dengan
emosi yang labil dan perhatian yang
menyempit.
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan
menurunnya waktu pengisian diastolik sbg
akibat dari peningkatan frekwensi jantung.
Intervensi Keperawatan:
a. Observasi nadi apikal, tekanan darah dan
suhu tubuh setiap 4 jam.
b. Anjurkan klien untuk segera lapor ke
perawat seandainya nyeri dada, palpitasi,
dispneu dan vertogo.
c. Upayakan agar klien dpt istirahat tempatkan
klien diruangan yang tenang dan jauh dari
stimulus
d. Bantu klien memenuhi kebutuhan
sehari-hari sesuai dengan kebutuhan.
e. Bila pakaian dan alat tenus basah segera
ganti
f. Batasi aktifitas yang melelahkan klien.
g. Kolaborasi dalam pemebrian obat
antitiroid
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan efek
hiperkatabolisme.
Intervensi Keperawatan:
a. Berikan makanan tinggi kalori tinggi
protein.
b. Beri makanan tambahan diantara waktu
makan
c. Timbang BB secara teratur setiap 2 hari
sekali
d. Bila perlu konsultasikan klien dengan ahli
gizi
3. Gangguan persepsi sensoris (penglihatan)
berhubungan dengan gangguan transmisi
impuls sensorik akibat oftalmopati.
Intervensi Keperawatan:
a. Anjurkan kpd klien bila tidur dengan
elevasi kepala.
b. Basahi mata dengan borwater steril
c. Jika ada photopobia anjurkan klien
menggunakan kacamata rauben
d. Jika klien tidak dapat menutup mata
rapat pada saat tidur gunakan plester
non alergi
e. Berikan obat steroid sesuai program

Você também pode gostar