Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
DISUSUN OLEH :
Lia Safriana Utami
1610221064
PEMBIMBING :
dr. Nurtakdir Setiawan, Sp.S, M.Sc
Nama : Nn. G
Umur : 16 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
St. Perkawinan: Belum Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Tegaron ½ Banyubiru, Ambarawa Kab Semarang
No CM : 116xxx
Tanggal masuk RS: 4 Mei 2017, pasien rawat jalan Poli Saraf
ANAMNESIS
traumatic neurasthenia
Pingsan (LOC)merupakan manifestasi trauma pada batang otak (brain stem) atau
menandakan adanya cedera otak yang difus (diffuse cerebral injury)
Mekanisme cedera kepala 3 macam pergerakan, yaitu: linear, rotasional, dan angular.
Pada cedera kepala yang sering terjadi adalah kombinasi ketiganya sangat memungkinkan terjadinya peregangan atau
puntiran dari neuron.
Otak adalah suatu bagian yang homogen dan masing-masing bagian memiliki karakteristik fisik tersendiri (misalnya: gray
matter, white matter, LCS, dll)
Pada cedera kepala ringan, gejala yang muncul karena diffuse axonal injury (DAI) yang ringan
disebabkan oleh mekanisme perenggangan atau puntiran (shear) akson-akson saraf akibat
dari mekanisme rotasional atau angular pada akselerasi ataupun deselerasi yang cepat saat
terjadi cedera kepala.
Kekuatan rotasional
dapat ditimbulkan
sekalipun pada
pertama bisa kekuatan ini dapat
kecelakaan yang
menyebabkan regangan sedemikian rupa
dianggap tidak
pada akson-akson dengan sehingga
berarti dan tidak
akibat gangguan konduksi menyebabkan disrupsi
perlu adanya
dan hilangnya fungsi mielin dan neurilemma
cedera coup dan
contrecoup yang
jelas
dapat terjadi
Perubahan ini terjadi perdarahan kapiler
secara difus, terutama terlihat secara
pada corpus callosum dan mikroskopik dengan
kuadran dorsolateral terbentuknya axonal
batang otak retraction bulba dan
parut mikrogilial
Kesan:
•Tak tampak penyempitan diskus intervertebralis
•Tak tampak kompresi maupun ilstesis
Ct-scan kepala Pemeriksaan CT-Scan Kepala potongan aksial, tanpa kontras,
tanggal 5 Mei 2017
•mengandung meloxicam adalah obat AINS (anti-infiamasi nonsteroid; NSAID) dari golongan asam
enolat
Atrocox •Mekanisme kerja meloxicam sebagai efek antiinflamasi, analgesik, dan antipiretik adalah dengan
menghambat biosintesis prostaglandin yang diketahui berfungsi sebagai mediator peradangan,
melalui penghambatan enzim siklooksigenase (COX). Penghambatan meloxicam lebih selektif
pada COX-2 daripada COX-1. Penghambatan COX-2 menentukan efek terapi AINS, sedangkan
penghambatan COX-1 menunjukkan efek samping pada lambung dan ginjal.
Diazepam
•Flunarizine adalah penghambat selektif masuknya kalsium dengan cara ikatan calmodulin dan
aktivitas hambatan histamin H1. Flunarizine dapat mencegah terjadinya kerusakan sel akibat
Unalium overload kalsium dengan menghalangi secara selektif masuknya kalsium ke dalam jaringan sel.
Flunarizine juga terbukti dapat menghambat kontraksi otot polos pembuluh darah, melindungi
kekakuan sel-sel darah merah serta mampu melindungi sel-sel otak dari efek hipoksia
Psikoterapi
• Psikoterapi pada sekitar 40% penderita PCS dapat mengurangi
gejala-gejala.
• Terapi ini membantu penderita agar dapat melakukan
aktivitas kerjanya.
• Protokol terapi PCS dibuat berdasarkan prinsif yang terdapat
dalam Cognitif Behavioral Therapy (CBT), suatu metode
psikoterapi yang berpengaruh untuk gangguan emosional
yang muncul atas dasar pikiran dan tingkah laku. CBT
membantu mencegah timbulnya gejala iatrogenik persisten4.
Edukasi
• Salah satu pengobatan yang paling efektif adalah melakukan
edukasi kepada pasien dan keluarganya tentang post
concussional syndrome, menjelaskan bahwa gejala tersebut
akan pulih sempurna dalam waktu 6 bulan. Edukasi mengenai
gejala sangat efektif dilakukan segera setelah cedera.
• Sejak stress mulai muncul sebagai gejala PCS, edukasi
diperlukan untuk mengatasi kerusakan tersebut. Edukasi dini
dapat mengurangi gejala pada anak dengan baik
Prognosis