Você está na página 1de 16

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA HIPERTENSI


DENGAN FOKUS STUDI GAYA HIDUP KURANG
GERAK DI PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN

Maharani Indriana Koli


P1337420215081

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PURWOKERTO


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2017
Latar Belakang
• Hipertensi atau yang sering disebut darah tinggi adalah suatu
keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah
diatas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas)
140 mmHg dan angka diastolic (bagian bawah) 90 mmHg.
• Data Joint National Committee on Prevention Detection,
Evaluation, and Treatment on High Blood Pressure VII ” (2013)
mengungkapkan, penderita hipertensi di seluruh dunia mendekati
angka 1 milyar, artinya 1 dari 4 orang dewasa menderita hipertensi
(World Health Organisation, 2013)
• Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan bahwa
25,8 persen penduduk Indonesia mengidap hipertensi. Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2015) menyatakan dari hasil
pengukuran tekanan darah, sebanyak 344.033 orang atau 17,74%
dinyatakan hipertensi/tekanan darah tinggi
• Data Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Tahun 2015 sebanyak
6.748 kasus
Konsep Penyakit Hipertensi
1. Definisi
Menurut Lingga (2012) hipertensi adalah
peningkatan tekanan darah dari arteri yang bersifat
sistemik atau berlangsung secara terus-menerus
dalam jangka waktu yang lama.
2. Klasifikasi (JNC VII dalam Ganardi, 2012)
Klasifikasi Sistolik Diastolik
) Normal <120 mmHg <80 mmHg

Prehipertensi 120-130 mmHg 80-89 mmHg

Hipertensi tingkat I 140-159 mmHg 90-99 mmHg

Hipertensi tingkat II >160 mmHg >100 mmHg


3. Etiologi (Ramadhan, 2010)

• Hipertensi esensial/primer
• Hipertensi Sekunder

4. Manifestasi Klinis(Wahdah, 2011


dalam Kusuma, 2015)
• Sakit kepala, kelelahan, mual, muntah,
sesak napas, gelisah, pandangan kabur, pelo
5. Patofisiologi
• Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Rangsangan
pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak
ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada
titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah.
• Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan
vasokonstriksi.
• Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal,
menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi
natrium dan air oleh tubulus ginjal. Hal ini sebagai pencetus
hipertensi
Faktor yang mempengaruhi hipertensi :

6. faktor keturunan, ras, umur, jenis kelamin,

Pathway garam berlebih, obesitas, pola makan, gaya hidup,konsumsi alkohol, merokok, dan kurang olahraga

Penurunan tekanan
darah/intravaskuler

Vasokontriksi

Penurunan tekanan arteri renalis dan peningkatan sekresi renin

Peningkatan angiotensin I dan II

HIPERTENSI

Otak
Ginjal Jaringan
Retensi pembuluh darah
Retensi natrium otak
Suplai O2
Peningkatan tekanan pembuluh
Gangguan keseimbangan
darah ke otak Intoleransi aktivitas
cairan
Nyeri kepala

Tidak hospitalisasi Gangguan rasa


nyaman
Defisit pengetahuan

Ketidak efektifan pemeliharaan Gaya hidup kurang gerak


kesehatan
7. Pemeriksaan Penunjang (Sudoyo,
2010)
• Darah rutin
• Blood unit
1. • Glukosa
• Kalium serum
• Kalsium serum
• Kolesterol dan trigliserid serum
2. • Pemeriksaan tiroid
• Kadar aldosteron
• Urinalisa
• Asam urat
• Steroid urin
3. • Foto dada
9.
8. Komplikasi
Penatalaksanaan(Wahdah
(Wahdah,2011)
2011)

Penyakit
jantung,
Stroke, 1. Terapi
Jantung tanpa Obat
koroner, 2. Terapi
Aneurisma Aktivitas
Aorta,
3. Terapi
Gagal ginjal,
dengan Obat
Retinopati
Konsep Gaya Hidup Kurang Gerak
(Herdman & Shigemi, 2015).
1. Definisi : Gaya hidup kurang gerak adalah suatu
kebiasaan hidup yang memiliki ciri-ciri
rendahnya aktivitas.
2. Batasan Karakteristik : Deconditioning fisik, Pilihan
aktivitas yang rendah gerak fisik, Rata-rata aktivitas
fisik harian kurang dari yang dianjurkan menurut
usia dan jenis kelamin.
3. Faktor yang Berhubungan : Kurang latihan untuk
olahraga, kurang minat pada aktivitas fisik, kurang
motivasi terhadap aktivitas fisik, kurang pengetahuan
tentang keuntungan olahraga bagi kesehatan, kurang
sumber daya untuk aktivitas fisik.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA
A. Pengkajian (Harmoko, 2012)
Data Umum, Riwayat dan Tahap Perkembangan
Keluarga, Pengkajian Lingkungan, Struktur
Keluarga, Fungsi Keluarga, Stress dan Koping
Keluarga, Pemeriksaan Fisik anggota Keluarga,
dan Harapan Keluarga.
B. Diagnosa Keperawatan
diagnosa keperawatan yang diangkat adalah
gaya hidup kurang gerak.
C. Perencanaan
NIC : Terapi Aktivitas (4310)

Instruksikan klien dan


keluarga untuk
Pertimbangkan Bantu klien dan keluarga
mempertahankan fungsi
kemampuan klien dalam untuk mengidentifikasi
dan kesehatan terkait
berpartisipasi melalui kelemahan dalam level
peran dalam beraktivitas
aktivitas spesifik aktivitas tertentu
secara fisik, sosial,
spiritual dan kognisi.

Instruksikan pasien dan Tingkatkan gaya hidup


keluarga untuk dengan melalui aktivitas
melaksanakan aktivitas fisik untuk mencegah
yang di inginkan maupun peningkatan berat badan
yang telah diresepkan. yang tidak diinginkan.
NOC : Pengetahuan gaya hidup sehat (1855)
Kriteria Hasil Awal Tujuan

toleransi aktivitas respons fisiologis terhadap gerakan yang membutuhkan energi 3 5

Pentingnya porsi makan 3 5

Pentingnya aktivitas secara fisik 3 5

Manfaat olahraga teratur 3 5

• Keterangan :
• 1 : Tidak ada pengetahuan
• 2 : Pengetahuan terbatas
• 3 : Pengetahuan sedang
• 4 : Pengetahuan banyak
• 5 : Pengetahuan sangat banyak
1. Mengkaji tingkat 2. Memberikan
pengetahuan keluarga pendidikan kesehatan
mengenai pentingnya terutama tentang
aktivitas fisik sehari- pentingnya aktivitas
hari. fisik yang teratur.

3. Memberikan
4. Membantu
motivasi serta
memantau aktivitas
menentukan tujuan
fisik klien dan keluarga.
jangka pendek.

D. Pelaksanaan
E. Evaluasi
Dalam diagnosa gaya hidup kurang gerak,
evaluasi dilihat dari keberhasilan NOC dari gaya
hidup kurang gerak yaitu menunjukkan toleransi
aktivitas respons fisiologis terhadap gerakan
yang membutuhkan energi. (Wilkinson & Ahern,
2012)
Metode Penelitian
• Desain Penelitian
• Batasan Istilah: Hipertensi merupakan meningkatnya
tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan
diastolik lebih dari 80 mmHg. Sedangkan gaya hidup
kurang gerak (sedentary lifestyle) adalah suatu
kebiasaan hidup dengan aktivitas yang ringan.
• Partisipan: Subjek yang digunakan adalah dua keluarga
dengan masalah keperawatan yang sama
• Lokasi dan Waktu Penelitian: 2 sampai 3 minggu (dengan
jumlah kunjungan minimal 4 kali selama masa perawatan)
• Pengumpulan Data: Wawancara, Observasi dan
pemeriksaan fisik, Studi dokumentasi dan angket
• Uji Keabsahan Data
• Analisis Data
• Etik Penelitian

Você também pode gostar