Você está na página 1de 25

KONSEP PENGOBATAN

DALAM ISLAM

Hari Widada
• Dan apabila aku sakit, Dialah Yang
menyembuhkan aku, (QS. Syu'ara':
80).
KLASIFIKASI PENYAKIT
(Menurut Al-Qur’an)
A. Penyakit Hati; ada dua macam, yakni:
 Penyakit syubhat, yang disertai
keraguan
 Penyakit syahwat, yang disertai
kesesatan
Firman Allah SWT:
‫ض فَ َزا َد ُه ُم ه‬
ً ‫َّللاُ َم َر‬
‫ضا‬ ٌ ‫فِي قُلُو ِب ِه ْم َم َر‬
Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah
menambahkan penyakit mereka, (QS. Al-
Baqarah: 10)
B. Penyakit Jasmani
Tentang penyakit jasmani, Allah SWT.
Berfirman:
َ ‫علَى ْاْل َ ْع َرجِ َح َر ٌج َو ََل‬
‫علَى‬ َ ‫علَى ْاْل َ ْع َم ٰى َح َر ٌج َو ََل‬ َ ‫لَي‬
َ ‫ْس‬
……..‫يض َح َر ٌج‬ ِ ‫ْال َم ِر‬
Artinya:
“Tak ada halangan bagi orang buta, tak ada
halangan bagi orang pincang, dan tak ada
halangan bagi orang sakit.” (QS. An-Nuur: 61)
Keadaan Tubuh dalam Teori Pengobatan
menyangkut teori tentang keadaan tubuh manusia
• Ada tiga keadaan tubuh yang mungkin: sehat,
sakit, dan keadaan tidak sehat tidak pula sakit,
yaitu keadaan orang yang sedang menuju
kesembuhan dan keadaan usia tua.
• Sehat adalah kondisi fisik di mana semua fungsi
berada dalam keadaan sehat. Menjadi sembuh
sesudah sakit adalah anugerah terbaik dari Allah
kepada manusia. Adalah tak mungkin untuk
bertindak benar dan memberi perhatian yang
layak kepada ketaatan kepada Tuhan jika tubuh
tidak sehat.
• Nabi saw. bersabda, "Ada dua anugerah
yang karenanya banyak manusia tertipu,
yaitu kesehatan yang baik dan waktu
luang." (HR. al-Bukhari).
• Abu Darda berkata, "Ya Rasulullah, jika
saya sembuh dari sakit saya dan
bersyukur karenanya, apakah itu lebih baik
daripada saya sakit dan menanggungnya
dengan sabar?" Nabi saw. menjawab,
"Sesungguhnya Rasul mencintai
kesehatan sama seperti engkau juga
menyenanginya."
Sebab-sebab Penyakit dalam Teori
Pengobatan
• Penyebab pertama adalah udara
• Penyebab kedua adalah makanan dan minuman.
• Penyebab ketiga adalah gerakan dan istirahatnya
tubuh.
• Penyebab keempat adalah gerakan dan
istirahatnya emosi, seperti yang terjadi pada kasus
marah, gembira, cemas, sedih, dan malu.
• Penyebab kelima adalah keadaan bangun
dan tidur.
• Penyebab keenam adalah emisi dan retensi
Keseimbangan antara kedua hal ini akan melindungi
kesehatan.
Berobat dalam Konsep Islam
1. Anjuran Berobat
 Dalam Islam, berobat termasuk tindakan
yang dianjurkan
 Di antara teknik pengobatan yang dilakukan
Nabi adalah menggunakan cara-cara
tertentu sesuai dengan perkembangan
zaman saat itu.
Rasulullah SAW. Bersabda:
• Pengobatan ada 3 cara, meminum madu,
berbekam, dan mencasnya dengan api, dan
aku melarang mencas dengan api". (HR -
Bukhari, Ibn Majah, dan Ahmad).
Lanjutan…

• Al-Hijamat, saat zaman teknik dan


farmakologi belum maju merupakan teknik
pengobatan yang populer masa itu dengan
cara mengeluarkan darah kotor, teknik lain
seperti disebutkan dalam hadits di atas
adalah rnengobati luka dengan api, dan
dengan meminum susu
• Maksud hadits 'pengobatan dengan 3 hal
tersebut hanya merupakan deskripsi dari
tindakan pengobatan yang dilakukan di masa
Nabi, hanya menunjukkan pada yang
pokoknya saja.
2. Hukum Berobat
• Para ulama berbeda pendapat tentang
hukum berobat. Al-Quran, mengutip ucapan
Nabi Ibrahim yang menyebutkan:
ِ ‫ت فَ ُه َو يَ ْش ِف‬
• ]٢٦:٨٠[ ‫ين‬ ْ ‫َو ِإذَا َم ِر‬
ُ ‫ض‬
Artinya:
• dan apabila aku sakit, Dialah Yang
menyembuhkan aku, (QS.Syu'ara': 80).
• al-Dzahabi menyatakan, bahwa tindakan
upaya penyembuhan penyakit secara medis
merupakan perbuatan baik dan terpuji. Ini
juga berdasarkan pada pesan Nabi:
"Lakukanlah penyembuhan secara medis".
upaya berobat dihadapkan dengan
tawakkal
• Imam-imam Madzhab dan Jumhur
Ulama menyatakan, perintah tersebut
tidak menunjukkan wajibnya hukum
berobat, tetapi hanya mubah
• sedangkan menurut sebagian
Madzhab (pendukung madzhab) al-
Syafi'i dan Madzhab Ahmad bin
Hanbal bahwa perintah tersebut
menunjukkan wajib.
Lanjutan...

• Ibnu Taimiyah menyimpulkan, menurut 4


madzhab hukum berobat bersifat fleksibel
dan kondisional, berobat dapat haram,
makruh, mubah, sunnah (mustahab) dan
kadang-kadang bisa wajib.
• Yusuf al-Qaradhawi juga menyimpulkan
bahwa hukum berobat berkisar antara
mubah, sunnah, dan wajib.
Lanjutan…
• Di kalangan sufi pada masa lalu jika mereka
sakit tidak berobat, cukup berserah tanpa
berusaha mengobatinya, bersabar saja ( ‫الصبر‬
‫) أفضل‬dalam arti tidak berobat
• al-Ghazali, membahas 'tawakkal' dalam kitab
Ihya 'Ulumiddin, ia menyatakan bahwa tidak
berobat dalam kondisi apapun adalah lebih
utama.
• Dalam pandangan kaum sufi yang
memposisikan maqam tawakkal dan ridha
lebih tinggi dari maqam yang masih terkait
dengan hukum kausalitas.
• Menurut Ibn al-Atsir, itulah sifat para auliya‘
yang menjauhkan diri dari kehidupan
duniawi.
Lanjutan…

• Sebagian kalangan ulama yang


moderat mencoba men-tarjih dan
memadukan dua pendapat yang
berbeda itu, bahwa berobat tidak
berarti menafikan tawakkal, seperti
halnya, menolak lapar dan haus
dengan makan dan minum
Lanjutan…

• Dalam kitab Musnad karya Imam Ahmad


bin Hambal, dari Ibnu mas’ud
meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW
bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak
menurunkan penyakit, kecuali Allah
menurunkan obatnya. Orang yang mencari
obatnya, ia pasti mendapatkannya,
sedangkan orang yang mengabaikannya,
ia tidak akan mendapatkannya.
Lanjutan…

• Dalam kitab Musnad Ahmad, Sunan Tirmidzi


dan Ibnu Madjah diriwayatkan bahwa Abu
Khuzaimah berkata: “Aku bertanya, ‘Wahai
Rasulullah SAW, apakah ruqyah yang kami
gunakan, obat yang kami minum dan tindakan
pencegahan dapat mngubah takdir Allah?’
Beliau SAW menjawab,’Justru itu semua
adalah bagian dari takdir Allah.’
Lanjutan…

• Hadits-hadits Shahih tersebut


memerintahkan umat Muslim untuk
menggunakan obat, dan upaya itu tidak
bertentangan dengan kodrat
ketergantungan manusia (tawakkal)
kepada Allah SWT. (Ibnu Qayyin Al-
Jauziyah)
• Meninggalkan penggunaan obat-obatan
bertentangan dengan sikap tawakkal
kepada Allah
Lil’Conclusio…..

• Tawakkal sejati meliputi hati seorang hamba


yang mengandalkan Allah dalam memperoleh
apa yang bermanfaat bagi kehidupan dan
agamanya sambil menolak apa yang
merugukan kehidupan dan agamanya.
• Tawakkal yang benar termasuk mencari
manfaat dalam hal pengobatan bagi seorang
hamba.
• Seorang hamba tidak boleh menganggap
kelemahannya sebagai tawakkal kepada Allah
SWT, dan tawakkalnya sebagai suatu
kelemahan.
3. Berobat dengan Barang Haram

• Nabi berkata:

Artinya
• Bahwa Allah-lah yang menurunkan
penyakit dan obatnya, dan Dia yang
menjadikan setiap penyakit ada
obatnya, berobatlah, dan jangan
berobat dengan yang haram, (HR.
Abu Dawud)
• Diterangkan dalam hadits Nabi, ketika seseorang
bertanya kepada Nabi tentang khamr yang
menjadikannya dengan sebagai obat,
dikisahkan:
Artinya:
• Bahwa Thariq bin Suwaid al-Ju'fiy bertanya
kepada Nabi saw tentang khamr, maka Nabi
melarangnya atau membencinya
menggunakannya, kemudian ia berkata: Kami
menggunakan-nya untuk obat, Nabi menjawab:
ia bukan obat tetapi penyakit, (HR. Muslim, al-
Turmudzi, Abu Dawud, dan Ahmad).
• Dalam hadits lain disebutkan :
Artinya :
• Rasululllah saw bersabda : "Ia adalah
penyakit bukannya obat" (HR. al Turmudzi)
• Dalam hadits lain disebutkan pula:
• Rasulullah melarang berobat dengan obat
yang khubuts (HR. Muslim, Ahmad, Ibn
Majah, dan al-Turmudzi)
• Waki' menyatakan yang dimaksud adalah
racun. Sedangkan ibn al-'Arabi menyatakan,
dalam kosa kata arab kata al-khubuts berarti
sesuatu yang dibenci
• Diriwayatkan bahwa at-Tirmidzi mengatakan,
"Rasulullah saw. bersabda, 'Barangsiapa
bangun di pagi hari dengan badan sehat dan
jiwa sehat pula, dan rezekinya dijamin, maka dia
seperti orang yang memiliki dunia seluruhnya.“
• At-Tirmidzi meriwayatkan bahwa Abu Hurairah
mengatakan bahwa Nabi saw. telah bersabda,
"Pertanyaan pertama yang diajukan kepada
seorang hamba pada Hari Kiamat kelak
mengenai kenikmatan dunia adalah 'Bukankah
Aku telah memberimu badan yang sehat?'
Pertanyaan berikutnya adalah, 'Bukankah Aku
telah memberimu kepuasan dengan air yang
dingin menyegarkan?”
• Rasulullah saw. juga bersabda,
"Mohonlah kepada Allah ampunan dan
kesehatan. Setelah iman kuat, tak ada
sesuatu yang lebih baik bagi seorang
manusia daripada kesehatan.“

• "Kesehatan adalah mahkota di kepala


orang-orang yang sehat, yang hanya bisa
dilihat oleh orang-orang yang sakit."
Pesan sponsor...

• Materi ini tidak untuk membatasi


pemahaman dan rasa keingintahuan para
pembelajar, hanya sedikit memberikan
wawasan dan secercah inspirasi bagi yang
masih selalu ingin belajar
• Silahkan dikaji lebih dalam lagi dari
referensi-referensi yang ditulis oleh para
Ulama yang secara spesifik memiliki
concern terhadap permasalahan
kesehatan di dalam Islam
Syukron
Thank You
Terima Kasih
Dank U
Danke
Merci

Você também pode gostar