Você está na página 1de 43

Assalamuailakum

Kelompok 4 : sistem gastrointestinal


Nama anggota :
faisal D P :1311020098
Syaiful B :1311020113
Kholilawati :1311020160
Jamaludin :1311020105
Hanan yamaludin :1311020162
Lidya nur hidayah :1311020138
1. Megacolon kongenital
• Anatomi
Megacolon kongenital merupakan Penyakit bawaan
sejak lahir, bagian tubuh yang diserang adalah pada
usus besar (bagian usus antara usus buntu dan
rectum). Megacolon kongenital dapat tejadi karena
adanya penyumbatan pada usu besar yang terjadi
akibat lemahnya pergerakan usus karena sebagian dari
usus besar tidak memiliki saraf yang mengendalikan
kontraksi ototnya. Hal ini disebabkan karena terjadi
mutasi pada gen.
Etiologi
• Adapun yang menjadi penyebab Hirschsprung
atau Megakolon itu sendiri adalah diduga terjadi
karena faktor genetik dan lingkungan sering
terjadi pada anak dengan Down
syndrome. Dalam keadaan normal,bahan
makanan yang dicerna bisa berjalan di sepanjang
usus karena adanya kontraksi ritmis dari otot-
otot yang melapisi usus (kontraksi ritmis ini
disebut gerakan peristaltik).
Gejala dan tanda
Pada bayi yang baru lahir :
• segera setelah lahir, bayi tidak dapat
mengeluarkan mekonium (tinja pertama pada
bayi baru lahir)
• tidak dapat buang air besar dalam waktu 24-
48 jam setelah lahir
• perut menggembung
• muntah
• diare encer (pada bayi baru lahir)
• berat badan tidak bertambah, mungkin terjadi
retardasi pertumbuhan
• malabsorbsi
Pada anak :
• Failure to thrive (gagal tumbuh)
• Nafsu makan tidak ada (anoreksia)
• Rektum yang kosong melalui perbaan jari
tangan
• Kolon yang teraba
• Hipoalbuminemia
Penatalaksana
• Pengobatan non bedah
Pengobatan non bedah dimaksudkan untuk
mengobati komplikasi-komplikasi yang mungkin
terjadi atau untuk memperbaiki keadaan umum
penderita sampai pada saat operasi (definitif)
yang akan dikerjakan
• Tindakan Bedah
2. Atresia ani
• Anatomi Fisiologi
Pencernaan adalah proses pemecahan molekul-
molekul zat makanan dari yang lebih besar menjadi
molekul-molekul yang lebih kecil sehingga dapat
diserap oleh dinding usus halus. Proses pencernaan
makanan dibantu oleh HCl, garam empedu dan
berbagai enzim pencernaan yang disekresikan oleh
kelenjar pencernaan. Selain kelenjar pencernaan,
proses ini juga memerlukan alat-alat pencernaan.
Pengertian

Atresia Ani adalah kelainan kongenital yang dikenal
sebagai anus imperforate meliputi anus, rectum atau
keduanya (Betz. Ed 3 tahun 2002). Atresia Ani atau anus
imperforate adalah tidak terjadinya perforasi membran
yang memisahkan bagian endoterm mengakibatkan
pembentukan lubang anus yang tidak sempurna. Anus
tampak rata atau sedikit cekung ke dalam atau kadang
berbentuk anus namun tidak berhubungan langsung
dengan rectum. (Purwanto. 2001 RSCM)
Atresia Ani merupakan kelainan bawaan (kongenital), tidak
adanya lubang atau saluran anus (Donna L. Wong, 520 :
2003).
Etiologi
Penyebab atresia ani belum diketahui secara pasti tetap ini
merupakan penyakit anomaly kongenital (Bets. Ed tahun 2002). Akan
tetapi atresia juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur
sehingga bayi lahir tanpa lubang dubur.
b. Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12
minggu/3 bulan.
c. Adanya gangguan atau berhentinya perkembangan embriologik
didaerah usus, rektum bagian distal serta traktus urogenitalis, yang
terjadi antara minggu keempat sampai keenam usia kehamilan.
Patofisiologi

a. Kelainan ini terjadi karena kegagalan pembentukan


septum urorektal secara komplit karena gangguan
pertumbuhan, fusi atau pembentukan anus dari tonjolan
embrionik.
b. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah
dubur, sehingga bayi lahir tanpa lubang dubur.
c. Gangguan organogenesis dalam kandungan penyebab
atresia ani, karena ada kegagalan pertumbuhan saat bayi
dalam kandungan berusia 12 minggu atau tiga bulan.
d. Berkaitan dengan sindrom down.
e. Atresia ani adalah suatu kelainan bawaan
Manifestasi Klinik
a. Mekonium tidak keluar dalam 24 jam pertama
setelah kelahiran.
b. Tidak dapat dilakukan pengukuran suhu rectal pada
bayi.
c. Mekonium keluar melalui sebuah fistula atau anus
yang salah letaknya.
d. Distensi bertahap dan adanya tanda-tanda obstruksi
usus (bila tidak ada fistula).
e. Bayi muntah-muntah pada umur 24-48 jam.
f. Pada pemeriksaan rectal touché terdapat adanya
membran anal.
g. Perut kembung. (Betz. Ed 7. 2002)
Pemeriksaan Diagnostik

• . Pemeriksaan radiologis
b. Sinar X terhadap abdomen
c. Ultrasound terhadap abdomen
d. CT Scan
e. Pyelografi intra vena
f. Pemeriksaan fisik
g. Rontgenogram abdomen dan pelvis
Penatalaksana
• Pembedahan
• pengobatan
3. DIARE

• Diare (atau dalam bahasa kasar disebut


menceret) adalah sebuah penyakit di mana tinja
atau feses berubah menjadi lembek atau cair
yang biasanya terjadi paling sedikit tiga kali
dalam 24 jam. Di Negara berkembang, diare
adalah penyebab kematian paling umum
kematian balita, dan juga membunuh lebih dari
2,6 juta orang setiap tahunnya.
Etiologi

adalah karena masuk angin, oleh bakteri, atau


makanan. Beberapa makanan seperti makanan pedas atau
mengandung kopi dan membuat seseorang menderita
diare. Kabar dalam penelitian makanan atau minuman
dapat secara efektif menjadi pencahar penyakit diare ini,
sehingga saat bakteri diare ada dalam tubuh, justru
makanan ini menjadi penyebab penyakit diare dan malah
menguras isi perut Anda. Ketahui ada jenis makanan
penyebab diare berikut ini:
A. Jenis jenis makanan yang dapat memicu diare
• 1. Jeruk nipis
• 2. Kubis
• 3. Bawang putih
• 4. Kacang-kacangan
• 5. Makanan pedas
• 6. Susu
• 7. Kopi
B. Etiologi Virus pada diare
• Rotavirus
ini adalah penyebab utama dalam usia dua
tahun pertama. Ini adalah penyebab paling
penting dari diare parah yang mengancam
nyawa pada anak-anak kecil.
• Virus Norwalk
virus ini menyebabkan muntah-muntah dan
diare pada anak-anak yang lebih besar
Etiologi Bakteri padadiare
• E.Coli
ini adalah penyebab penting dari diare cair
akut pada orang dewasa dan anak-anak. Bakteri
ini biasanya menyebar melalui makanan dan air
yang terkontaminasi.
• Vibrio cholera
bakteri ini menyebabkan kolera. Diarenyua
bisa parah, menyebabkan kekurangan cairan atau
dehidrasi dalam waktu beberapa jam, jika cairan
dan garam-garam yang hilang tidak segera
diganti.
Pengobatan
tangan merupakan salah satu bagian tubuh
yang paling sering melakukan kontak langsung
dengan benda lain, maka sebelum makan
disarankan untuk mencuci tangan dengan
sabun.
PENGOBATAN DIARE TRADISIONAL

• Akar Bunga Teratai Obat Diare

• Bunga Teratai untuk Obat Disentri


4. Dyspepsia
• Anatomi
Dispepsia atau indigesti merupakan istilah yang
sering digunakan untuk menjelaskan gejala yang
umumnya dirasakan sebagai gangguan perut bagian
atas (Harrison, 1999). Tjokronegoro (2001)
menerangkan dispepsia merupakan kumpulan gejala
atau sindrom yang terdiri dari nyeri ulu hati, mual,
kembung, muntah, rasa penuh, atau cepat kenyang
dan sendawa, dyspepsia sering ditemukan pada
orang dewasa.
Klasifikasi
Membagi klasifikasi dispepsia menjadi 2, yaitu:
• Dispepsia organik bila telah diketahui kelainan
organic sebagai penyebabnya.
• Dispepsia nonorganik atau funsional, atau dispepsia
non ulkus, bila tidak jelas penyebabnya.
Patofisiologinya
• Sekresi asam lambung
Kasus dispepsia fungsional, umumnya
mempunya tingkat sekresi asam lambung, baik
sekresi basal atau dengan stimulasi pentagastrin
yang rata-rata normal.
• Helicobacter pylori (Hp)
Infeksi Hp dapa dispepsia fungsional belum
sepenuhnya diterima. Hp pada sispepsia fungsional
sekitar 50% dan tidak berbeda bermakna dengan
angka kekerapan Hp pada kelompok sehat.
Dismotilitas gastrointestinal

• Dispepsia fungsional terjadi perlambatan


pengosongan lambung dan adanya
hipomotilitas antrum sampai 50% kasus, harus
dimengerti bahwa proses motilitas
gastrointestinal merupakan proses yang
sangat kompleks, sehingga gangguan
pengosongan lambung tidak dapat mutlak
menjadi penyebab dispepsia.
Ambang rangsang persepsi
• Dispepsia memiliki hipersensitivitas visceral
terhadap distensi balon di gaster atau
duodenum. Mekanisme lebih lanjut belum
diketahui
5.Pengertian hemorrhoid
• Hemoroid adalah kumpulan dari
pelebaran satu segmen atau lebih
vena hemoroidalis di daerah
anorektal. Hemoroid bukan sekedar
pelebaran vena hemoroidalis, tetapi
bersifat lebih kompleks yakni
melibatkan beberapa unsur berupa
pembuluh darah, jaringan lunak dan
otot di sekitar anorektal (kanalis
anus).
Hemorrhoid terbagi 2, yaitu :

1.Hemorrhoid interna 2.Hemorrhoid eksterna


Etiologi
• Sering dan terlalu kuat mengedan
• Kehamilan Rahim yang membesar dapat menekan
daerah rektum dan anus sehingga menyebabkan
hemorrhoid
• Faktor usia
• Tumor atau kanker
• Penyakit hati
• Kegemukan dan obesitas
• Persalinan Pada saat persalinan, ibu akan berusaha
mengejan sekuat tenaga untuk membantu
melahirkan bayi, sehingga akan meningkatkan
tekanan dan menyebabkan hemorrhoid.
Patogenesis Hemoroid
Hemoroid dikatakan sebagai penyakit
keturunan. Akhir-akhir ini, keterlibatan bantalan
anus (anal cushion) makin dipahami sebagai
dasar terjadinya penyakit ini. Bantalan anus
merupakan jaringan lunak yang kaya akan
pembuluh darah.
Manifestasi klinik

• Jangan terlalu sering dan


terlalu kuat mengedan
• Banyak makan makanan
yang tinggi serat. Perbanyak
sayur dan buah.
• Jangan suka menunda-
nunda BAB
• Cukup minum
• Olahraga teratur
Penatalaksana

pertama adalah konsultasi ke dokter. Dokter akan


melakukan anamnesis keluhan dan riwayat medis
anda, lalu akan melakukan pemeriksaa fisik. Jika
dibutuhkan, dokter akan melakukan pemeriksaan
dubur atau pemeriksaan anokopi/colonoskopi untuk
memastikan diagnosis. Dapat pula dilakukan
pemeriksaan lain sesuai kebutuhan dokter.
6. Appendicitis akut
• Anatomi
Apendiks merupakan organ digestif yang terletak
pada rongga abdomen bagian kanan bawah. Apendiks
berbentuk tabung dengan panjang kisaran 10 cm dan
berpangkal utama di sekum. Apendiks memiliki
beberapa kemungkinan posisi, yang didasarkan pada
letak terhadap struktur-struktur sekitarnya, seperti
sekum dan ileum. 30% terletak pelvikum artinya masuk
ke rongga plevis, 65% terletak di belakang sekum, 2%
terletak preileal, dan kurang dari 1% yang terletak
retroileal.
Gambar 1. (lokal appendiks)
Pengertian Appendicitis akut
• Apendisitis akut adalah peradangan yang
terjadi pada apendiks vermiformis, dan
merupakan penyebab abdomen akut yang
paling sering terjadi. Pada masyarakat umum,
sering juga disebut dengan istilah radang usus
buntu. Akan tetapi, istilah usus buntu yang
selama ini dikenal dan digunakan di
masyarakat kurang tepat, karena yang
merupakan usus buntu sebenarnya adalah
sekum (caecum).
Fungsi appendisk
• Organ apendiks pada awalnya dianggap
sebagai organ tambahan yang tidak
mempunyai fungsi. Tetapi saat ini diketahui
bahwa fungsi apendiks adalah sebagai organ
imunologik dan secara aktif berperan dalam
sekresi immunoglobulin (suatu kekebalan
tubuh). Immunoglobulin sekretoal merupakan
zat pelindung yang efektif terhadap infeksi
(berperan dalam sistem imun).
Etiologi
• Sesuai dengan patofisiologi apendisitis akut, etiologi dari
penyakit ini yang berhubungan dengan sumbatan pada
lumen apendiks. Hal-hal yang dapat menyebabkan, antara
lain :
a) Hiperplasia jaringan limfa
b) Masa fekalith
c) Sumbatan oleh cacing ascaris
d) Sumbatan karena fungsional, yang terjadi karena
kurangnya makanan berserat sehingga menimbulkan
konstipasi. Konstipasi menyebabkan peningkatan
pertumbuhan flora normal kolon.
e) Keruskaan struktur sekitar, seperti erosi mukosa apendiks
akibat infeksi Entamoeba hystolitica.
Patogenesis
• Appendicitis akut secara umum terjadi karena
adanya proses inflamasi pada apendiks akibat
infeksi yang di sebabkan oleh fekalit (feses
keras yang terutama di sebabkan oleh serat).
• Kemudian menggangu fisiologi dan aliran
lendir apendiks di mana menyebabkan
tekanan intralumen meningkat sehingga
terjadi kolonisasi bacteri yang dapat
menimbulkan infeksi.
Diagnosa
• Diagnosis apendisitis bergantung pada penemuan
klinis, yaitu dari anamnesis mengenai gejala-gejala dan
pemeriksaan fisik untuk menemukan tanda-tanda yang
khas pada apendisitis
• Pada pemeriksaan abdomen dilakukan cermat pada
tiap tahap. Dari auskultasi sering ditemukan bising usus
menurun karena terjadi ileus paralitik. Pada inspeksi,
dapat ditemukan bahwa dinding perut terlihat kaku
dan kemudian dikonfirmasi dengan palpasi. Pada
palpasi, ditemukan nyeri tekan dan nyeri lepas serta
terdapat tahanan (deffense muscular).
Pemerikasaan penunjang
• Pemeriksaan radiologi
• Pemeriksaan laboratorium
Penatalaksana
• Penatalaksanaan standar untuk apendisitis adalah
operasi. Pernah dicoba pengobatan dengan
antibiotik, walaupun sembuh namun tingkat
kekambuhannya mencapai 35 %. Pembedahan
dapat dilakukan secara terbuka atau semi-
tertutup (laparoskopi). Setelah dilakukan
pembedahan atau apendektomi, harus diberikan
antibiotika selama 7 – 10 hari.
• Pembedahan segera dilakukan, untuk mencegah
terjadinya ruptur (pecah), terbentuknya abses
atau peradangan pada selaput rongga perut
(peritonitis).
Komplikasi
• Perforasi dengan pembentukan abses.
• Peritonitis generalisata, masuknya kuman usus
ke dalam perut, menyebabkan peritonitis,
yang bisa berakibat fatal.
• Masuknya kuman ke dalam pembuluh darah
(septikemia), yang bisa berakibat fatal.
Terima kasih

Você também pode gostar