Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
CAIR
Solutio
PADAT ½ PADAT Eliksir
Mixtura
Pulvis Liniment
Mixtura
Pulveres Salep agitanda
Capsul Cream Suspensi
Tablet Pasta Emulsi
Pil Sabun Saturasi
Supos Obat tetes
Sirup
Injeksi
Aerosol 10
Bentuk Sediaan Obat (BSO)
1. Bentuk padat : pulvis, pulveres, tablet, kapsul
2. Bentuk cair: solutio, suspensi, emulsi
3. Bentuk setengah padat: unguentum, cream,
jeli, pasta
4. Bentuk khusus: injeksi, supositoria, ovula,
inhaler, aerosol, sediaan transdermal
11
BENTUK SEDIAAN OBAT PADAT
12
PULVIS DAN PULVERES
BERBENTUK PUYER ATAU SERBUK
HALUS, HOMOGEN, KERING
PULVIS SERBUK TABUR (pulvis
adspersorius)
PULVERES SERBUK TERBAGI
BEDAKAN DENGAN SIRUP/SUSPENSI
KERING
13
Pulvis = serbuk tidak terbagi
• Bahan atau campuran yang homogen dari bahan-
bahan yang diserbukkan dan relatif kering
• Tidak dianjurkan untuk obat dalam, kecuali obat
yang mempunyai indeks-terapeutik yang lebar.
• PRODUK PATEN DIKEMAS DALAM SACHET
- sediaan oral untuk sekali pakai
- sediaan topikal merupakan serbuk tabur
14
Pulveres = Puyer = serbuk yang terbagi
• dibagi bungkus-bungkus kecil dalam kertas unit doses
system ( 300- 500 mg)
• Untuk obat dalam
• Pemakaian peroral mudah diberikan untuk anak dan
lansia.
• Tidak cocok untuk bahan yang iritatif, dirusak lambung,
atau berasa sangat pahit.
15
Kelebihan dalam pemakaian serbuk per-oral :
17
Kapsul (Capsulae)
• Sediaan obat berbentuk serbuk atau granul
terbungkus cangkang kapsul yang umumnya terbuat
dari gelatin
• Ada 2:
–Keras: bahan obat kering
–Lunak : bahan obat berupa minyak
18
• Setelah cangkang terlarut dan bahan obat terlarut dalam
saluran cerna baru terjadi proses absorpsi obat
• Tersedia pula jenis salut enterik dan lepas lambat
• Dapat digunakan pula untuk puyer yang terasa pahit
(dimasukkan dalam kapsul) sehingga dapat meningkatkan
ketaatan pasien minum obat
• Bedakan dengan kaplet (tablet berbentuk lonjong)
19
Keuntungan bentuk sediaan kapsul :
1. bentuk menarik dan praktis
2. tidak berasa sehingga menutupi rasa&bau obat
yang kurang enak
3. mudah ditelan dan cepat hancur atau larut dalam
perut, sehingga bahan cepat segera diabsorpsi
4. dokter dapat memberikan resep dengan
kombinasi dari bermacam-macam bahan obat dan
dengan dosis yang berbeda-beda menurut
kebutuhan seorang pasien.
5. kapsul dapat diisi dengan cepat tidak
memerlukan bahan penolong seperti pada
pembuatan pil atau tablet yang mungkin
mempengaruhi absorbsi bahan obatnya.
20
Kerugian bentuk sediaan kapsul :
22
•Formulasi terdiri dari bahan aktif dan bahan
tambahan (pengisi, pelicin, pelarut,
penghancur, stabilisator dll)
•Absorpsi obat terjadi setelah bahan aktif
terlepas dari tablet dan larut dalam cairan
cerna
23
• Kelebihan:
1. Berupa unit dose system
2. Dosis tepat
3. Praktis/efisien :
•Waktu: peresepan dan pelayanan diapotek cepat
•Lebih mudah dibawa dan disimpan
4. Mudah ditelan
5. Lepas lambat (efek lama)
• Kekurangan:
1. Menyulitkan terapi individual (pahit, tablet besar
sukar ditelan, sakit tenggorokan).
2. Waktu hancur lebih lama dibanding larutan
3. Sasaran kadar obat dalam plasma lebih sulit
tercapai
24
MACAM SEDIAAN TABLET
LOZENGES(tablet hisap)
TABLET FORTE
TABLET SALUT (TSF, TSG, TSE)
TABLET LEPAS LAMBAT (TSR)
TABLET SUBLINGUAL
TABLET CHEWABLE(tablet kunyah)
TROCHISI, PASTILLES
TABLET EFFERVESCENT
TABLET TRANSDERMAL
PELET (Implan)
25
Suppositoria
BSO padat yang mengandung bahan obat dan bahan
dasar diberikan dengan cara memasukkannya
melalui rectum, vagina atau urethra, dapat
melunak, larut atau meleleh pada suhu tubuh.
Bahan dasar yang digunakan harus bersifat :
– Titik lebur : suhu kamar-37○C (larut atau
meleleh dalam suhu tubuh)
– Mudah bercampur dengan semua bahan obat
– Tidak cepat tengik
– Tidak mengiritasi mukosa
– Tidak berinteraksi dengan bahan obat
Contoh bahan dasar: oleum cacao
26
Suppositoria
Obat diberikan dalam bentuk
suppositoria apabila :
– Keadaan pasien tidak
memungkinkan mengkonsumsi
obat peroral. Misalnya pasien
tidak sadar, pasien dengan
hiperemesis atau pasien pra dan
pasca operasi.
– Obat dikehendaki bekerja lama
– Diinginkan obat berefek lokal 27
BSO Setengah Padat
• Digunakan untuk obat luar, dioleskan pada kulit
untuk terapi, pelindung kulit atau kosmetika
• Klasifikasi:
- Salep (Unguentum)
- Krim (Cremor)
- Pasta
- Sabun (Sapo)
28
BENTUK SEDIAAN
SETENGAH PADAT
1. Linimentum (obat gosok)
2. Ungentum (salep)
3. Pasta
4. Sapo (sabun)
5. Emplastrum (plester)
6. Krim
7. Gel
29
BENTUK SEDIAAN OBAT SETENGAH PADAT
30
Salep
Yaitu : sediaan setengah padat yang mudah
dioleskan dan digunakan sebagai obat luar.
Bahan obat harus terdispersi homogen dalam
vehiculum
Vehiculum:
– Hidrokarbon: vaselin album, vaselin flavum,
paraffinum liquidum, paraffinum solidum
– minyak nabati: Oleum sesami, oleum
olivarum
– lemak dan lilin asal hewani: adeps lanae,
cera alba, cera flava
– krim atau emulsi
31
Krim
Sediaan setengah padat berupa emulsi
mengandung air, dimaksudkan untuk pemakaian
luar.
Digunakan pada daerah yang peka dan mudah
dicuci.
Krim cocok untuk kondisi inflamasi kronis dan
kurang merusak jaringan yang baru terbentuk.
Ada 2 jenis tipe krim yaitu :
– Tipe emulsi minyak dalam air O/W: lebih sesuai untuk
digunakan pada daerah lipatan
– Tipe emulsi air dalam minyak W/O: efek lubrikasi lebih
baik.
32
Pasta
Sediaan setengah padat berupa massa lembek
(lebih kenyal dari salep) yang dimaksudkan
untuk pemakaian luar (dermatologi).
mengandung serbuk dalam jumlah besar (40-
50%) dengan vaselin/paraffin cair/bahan dasar
yang tidak berlemak dengan perbandingan 1:1.
Serbuk yang banyak digunakan adalah ZnO, Talk,
Amilum, Bentnit, AlO2 dll
Keuntungan:
– Mengikat cairan sekret (eksudat)
– Tidak mempunyai daya penetrasi gatal dan terbuka.
sehingga mengurangi rasa gatal lokal
– Lebih melekat pada kulit sehingga kontaknya
dengan jaringan lebih lama. 33
Sabun
34
BSO Cair
•Obat luar : solutio, mixture,
mixtura agitanda, suspensi,
emulsi, emulsi, aerosol
•Obat suntik
•Obat minum: solutio, sirupus,
suspensi, saturasi
•Obat tetes: guttae nasales,
guttae ophtalmica,
guttae auriculares
35
Klasifikasi
• Larutan (Solutio)
• Sirup (Sirupus)
• Eliksir (Elixira)
• Obat tetes (Guttae)
• Injeksi (Injectiones)
• Enema
• Gargarisma
• Vaginal Douche
• Suspensi (Suspensiones)
• Emulsi (Emulsa)
• Infus
• Aerosol dan Inhalasi
36
BENTUK SEDIAAN OBAT CAIR
37
Larutan
Sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut.
Larutan terjadi apabila suatu zat padat bersinggungan
dengan suatu cairan, maka zat padat tadi terbagi secara
molekular dalam cairan tersebut. Kelarutan suatu zat
dipengaruhi oleh suhu, umumnya kenaikan suhu
menyebabkan bertambahnya kelarutan suatu zat.
Larutan yang mudah terurai atau bereaksi karena cahaya
harus disimpan dalam botol yang berwarna gelap, umumnya
coklat.
pelarut :air suling kecuali disebutkan yang lain.
Keuntungan::
– Lebih mudah diserap sehingga dapat segera bekerja
– Karena zat aktif terlarut secara homogen maka
konsentrasi obat yang diinginkan dapat tepat
– kurang stabil terutama pada penyimpanan.
38
Zat pelarut larutan
– Air
– Spiritus, untuk melarutkan Camphora,
Iodium dan Menthlum
– Aether, untuk melarutkan Camphora.
– Minyak lemak, untuk melarutkan
Camphora, Mentholum, Bromoformum.
– Parafinum liquidum, untuk melarutkan
Camphora, Mentholum, Ephedrinum,
Chlorbutalonum.
– Glycerium, untuk melarutkan
Phenolum, Borax, Tanninum. 39
Sirup
Yaitu : sediaan cair berupa
larutan yang mengandung
sakarosa, kecuali disebutkan
lain kadar sakarosanya antara
64% sampai 66%.
40
Eliksir
sediaan cair berupa larutan dengan bau dan rasa
yang enak, mengandung selain obat juga zat
tambahan seperti gula atau zat pemanis lain.
dibandingkan dengan sirup:
– kurang manis dan kurang kental
– lebih mudah dalam pembuatan
– Lebih stabil.
Pelarut utama : etanol dengan maksud untuk
mempertinggi kelarutan obat. Kadar etanol dalam
5-10%.
Pemanis yang digunakan antara lain : gula atau
sirup gula, sorbitol,gliserin dan sakarin.
41
INJEKSI
44