Você está na página 1de 20

A.F.

P
(Acute. Flaccid.Paralysis)

Situasi terkini di kabupaten pangandaran

SEKSI SURVEILANS DAN IMUNISASI


Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran
2017
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan
Surveilans
Pedoman
PMK Kesehatan
Penyelenggaraan
Sistem Surveilans No.45/
Epidemiologi Penyakit 2014
Menular & Penyakit
Tidak Menular
Terpadu
LANDASAN
HUKUM
KMK No. PMK No.
1479/ Dasar 1501
MENKES/ Pelaksanaan /MENKES/
Surveilans PER/X/
SK/X/2003
2010

KMK Jenis Penyakit


Pedoman Menular Ttt yg Dpt
No. 483/
Surveilans Menimbulkan
MENKES/ Wabah & Upaya
Acute Flaccid SK/IV/ Penanggulangan
Paralysis 2007
(AFP)
SITUASI TERKINI KASUS AFP
NP-AFP Rate

0
1
2
3
4
5
6
Kalimantan Tengah
Gorontalo

No case/report

NP AFP rate < 1


DI Yogyakarta
Sumatera Utara
Sulawesi Utara
Sumatera Barat
Kepulauan Riau
Jawa Tengah
(Week 40 2017)

NP AFP rate ≥ 2
Sulawesi Tengah

NP AFP rate 1 - 1,99


Bali
Nusa Tenggara Barat
Jakarta
Jambi
Jawa Timur

NP-AFP Rate
Sumatera Selatan
Nusa Tenggara Timur
INDONESIA
Kalimantan Barat

Provinsi
Sulawesi Tenggara
Kalimantan Timur
dibawah 1,00

Published 09 October 2017


Lampung
Sulawesi Selatan
Jawa Barat
Riau
Non POLIO AFP RATE 2017 – (by Province)

Target NP-AFP Rate


Aceh
Kalimantan Selatan
Kalimantan Utara
44% Provinsi memiliki NPAFP Rate

Papua
Banten
Bengkulu
Maluku
Bangka Belitung
Sulawesi Barat
Maluku Utara
Papua Barat
MAP OF SILENT
DISTRICTS
IN REGIONAL JAVA
(Periode 2014 – 2017)

PROVINSI JAWA BARAT


• Merah (Pangandaran)

Hanya menemukan kasus AFP sekali dalam rentang 4 tahun


Published 09 October 2017
Tidak menemukan kasus AFP dalam 4 tahun terakhir
Acute Flaccid Paralysis
• Acute:
Terjadi mendadak — kebalikan dari kronis
• Flaccid:
Tonus otot hilang, “layuh”
(kebalikan dari spastik atau kaku)
• Paralysis:
Lemah, tidak mampu bergerak
Definisi
• Semua anak usia < 15 tahun
• Kelumpuhan yang sifatnya lemas (flaccid)
• Terjadi mendadak dalam 1 – 14 hari
• Bukan disebabkan rudapaksa / trauma
• Bila ada keraguan laporkan sebagai kasus AFP
Diagnosis Penyakit yang
SELALU ditandai AFP

• Poliomyelitis
• Guillain-Barre Syndrome
• Transverse myelitis
• Traumatic neuritis
Seharusnya kasus ini lebih dari 60%
Diagnosis Penyakit
yang SERING ditandai AFP
a. Hypokalemic paralysis/paresis
• karena diare, gangguan kesimbangan elektrolit
b. Meningitis, encephalitis
• Termasuk meningitis TB
c. POTT's disease (TB spondylitis)
d. Osteomyelitis
• 'pseudo-paresis' – Tidak dapat menggerakkan
anggota gerak karena kesakitan
e. Gejala dari suatu akibat pengobatan
• Leukemia dg pengobatan vincristin
Paralysis
Petunjuk ke arah AFP
Paralysis:
kaki, tangan
Terjadi tiba2

Tungkai lemas Kelemahan

Acute Flaccid

Tdk bisa gerakkan Tdk bisa bangun

Tdk bisa jalan


Jawaban
3 x Yes

Ke
Kenapa Surveilans AFP Usia < 15 Th

• Data surveilans , insiden polio tertinggi usia <3 th


(50 - 75 %)
• Namun masih dapat terjadi sampai usia dewasa
• Risiko Polio tertinggi pada anak, secara
operasional dilaksanakan sampai usia <15 tahun
• Dilaksanakan sampai usia dewasa ? Tidak efesien
Apakah Kasus AFP itu adalah Polio ?
 Apa yg hrs dilakukan untuk mengetahuinya ?
 Periksa spesimen tinja penderita

 Bagaimana jika specimennya tidak adekuat ?


 Kasus harus dikaji oleh Tim Ahli dengan
mempelajari data (FP1, KU 60 hr, resume medik)
Lanjut……

• Kasus AFP dapat ditemukan melalui 2 pendekatan:


• S.Aktif RS (HBS)
• S.AFP di masyarakat (CBS)
• HBS-CBS dikategorikan dlm strategi penemuan kasus
• Penemuan kasus HARUS sedini mungkin
• Kegiatan surveilans meliputi: pengumpulan data,
pengolahan, analisis
• Menjadi Indikator utama dalam performance Surveilans
AFP
• Minimal non AFP rate 2 / 100.000 anak < 15 th.
Surveilans Aktif RS (SARS)
 Salah satu prioritas kegiatan penemuan di RS dg
asumsi kasus kelumpuhan akan dibawa berobat ke
RS.
 Merupakan Hospital Based Surveillance (HBS) 
system yg mengamati populasi anak <15 th yg
dirawat dan berobat ke RS krn mengalami
kelumpuhan yg sifatnya flaccid & acut. (tak boleh
lolos)
Surveilans AFP di masyarakat
 Merupakan Community Based Surveilance (CBS) 
System mengamati populasi anak2 usia <15 th di
masyarakat yg menderita AFP
 Penemuan kasus AFP (Campak & TN) yang
melibatkan peran serta masyarakat yang
dikoordinir oleh PUSKESMAS
 Semua kasus AFP yang berada didalam wilayah
kerja puskesmas menjadi tanggung jawab
puskesmas (menemukan - pelacakan)
Pencarian kasus AFP di Puskesmas
• Harus melibatkan dokter, perawat dan bidan desa
• Perhatikan kasus anak dengan muntah-muntah, diare,
gizi buruk, efek samping obat
• Tanyakan setiap pasien di rawat apa ada kelemahan
pada ekstremitas
• Laporkan dahulu kasus yang dicurigai AFP tanpa
menunggu diagnosis
• Perlu penyegaran ilmu kembali perawat-perawat di
bangsal tentang kasus AFP
Hasil kesepakatan pertemuan
riview AFP tingkat Provinsi Jabar
• Melaksanakan sosialisasi surveilans AFP (untuk melacak
kasus lebih banyak kasus di pangandaran 0 Kasus selama
4 tahun.

• Memberikan target AFP setiap puskesmas

• PETUGAS SURVEILANS PUSKESMAS AKTIF DI GROUP UNTUK


UPDATE KASUS AFP
Terimakasih

Você também pode gostar