Você está na página 1de 33

Association of Helicobacter pylori

with Parkinson’s Disease

Pembimbing :
dr. Nurtakdir Setiawan, Sp.S, M.Sc
disusun oleh :
Lia Safriana Utami

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT SARAF


FAKULTAS KEDOKTERAN UPN “VETERAN” JAKARTA
RSUD Ambarawa
2017
PENDAHULUAN

Penyakit Parkinson (PD) adalah penyakit neurodegeneratif yang


didefinisikan sebagai hilangnya sel penghasil dopamine pada
substansia nigra secara progresif dan menghasilkan gejala motorik
dan non-motorik

Distribusi kejadian PD di seluruh dunia tidak merata dengan


tingkat prevalensi 6-328 per 100.000 penduduk di India
Ada berbagai penelitian yang menunjukkan peran infeksi
Helicobacter pylori (H. pylori) dalam perkembangan PD serta
fungsi motor yang lebih buruk dan peningkatan kebutuhan dosis
levodopa

Prevalensi seropositif H. pylori yang dilaporkan di India adalah


50-77% dan eradikasinya dapat berdampak pada morbiditas yang
dialami pasien PD

Namun, tidak ada data pendukung saat ini yang tersedia di India
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
peran infeksi H. pylori pada pasien PD di India dan
pengaruhnya terhadap obat anti-PD
METODE
PENELITIAN
Metode
• Prospektif
Penelitian

• Pasien
Populasi Parkinson
dengan penyakit

Waktu dan • Desember 2007 sampai Januari


2011 di departemen Neurologi,
Tempat Institut Ilmu Kedokteran Nizam
Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi
• PD didiagnosis berdasarkan • Pasien dengan parkinson
kriteria United Kingdom sekunder, sindrom Parkinson
Parkinson's Disease, Skor plus, gangguan kognitif berat,
Hoehn dan Yahr 2-4 yang kelainan psikiatri,
ditentukan oleh spesialis • disfagia, memiliki riwayat kelainan
gangguan gerak pada gaster, operasi gaster,
• Durasi penyakit minimal 3 riwayat mendapat terapi anti-H
tahun Pylori,
• Menerima terapi levodopa • riwayat penggunaan antibiotic
• Adanya fluktuasi motorik dan selama 6 bulan terakhir,
kognisi normal (Penilaian • penggunaan antasida, Antagonis
Kognitif Montreal skor> 25) reseptor H-2, penghambat pompa
proton, domperidone, obat
prokinetik atau obat apa pun yang
berpotensi mempengaruhi
motilitas dan integritas
pencernaan selama 2 bulan
terakhir
Akuisisi dan penilaian data
Data dikumpulkan menggunakan wawancara dan
pemeriksaan fisik & neurologis

Skor Hoehn & Yahr dan UPDRS-III digunakan untuk


menilai tingkat keparahan motoric penderita PD

Pemeriksaan motorik dilakukan secara praktis


sebagai keadaan 'off' (12 jam tanpa obat-obatan) dan
'on' (respon motorik terbaik setelah mengkonsumsi
setidaknya 1,5 kali dosis levodopa yang harus
diminum setiap hari; minimal 200 mg levodopa)

Waktu dari mengkonsumsi levodopa sampai awal


waktu 'On' disebut sebagai onset time. Setelah itu,
durasi waktu 'on' ('on' duration) dicatat.

Dosis levodopa harian dicatat dan tidak boleh


berubah selama masa studi
Evaluasi H. pylori dengan pemeriksaan serologis

Antibodi IgG serum terhadap H. pylori dinilai dengan menggunakan


uji antibodi IgG antibodi enzyme-linked pada semua pasien. nilai
cut-off tes ini memiliki sensitivitas 100% dan spesifisitas 94%, kami
mempertimbangkan nilai >20 dan ≤20 unit relatif per mL untuk
masing-masing nilai positif dan negatif
Hasil pengukuran
• Semua pasien terus menerima pengobatan dopaminergik dengan
dosis konstan yang dipertahankan selama 3 minggu.
• Pasien positif H. pylori juga mendapat triple terapi dengan
amoksisilin (1 mg dua kali sehari), klaritromisin (500 mg Dua kali
sehari), dan omeprazol (20 mg dua kali sehari) selama 2 minggu.
• Semua pasien dilakukan follow-up minggu ke-3 (yaitu, 1 minggu
setelah menyelesaikan terapi anti-h. pylori pada kelompok H. pylori
positif).
• Skor UPDRS-III pada keadaan 'on' dan 'off', onset time, durasi 'on',
dan waktu 'on' harian diukur pada semua subjek pada awal dan
setelah 3 minggu.
Kasus dan kontrol
• Pasien PD dibagi lagi menjadi dua
kelompok berdasarkan penilaian IgG :
– pasien PD dengan H.Pylori-IgG positif (H.
pylori positif)  kelompok kasus
– pasien PD dengan seronegatif untuk H. pylori-
IgG (H. pylori negatif)  kelompok kontrol
Analisis statistik
• Analisis statistik  SPSS versi 16.0, SPSS Inc., Chicago,
IL, USA
• Nilai statistik deskriptif (rata-rata ± standard deviasi)
dihitung untuk berbagai variabel kontinyu.
• Uji Mann-Whitney U  menilai perbedaan berbagai
parameter antara H. pylori positif dan H. pylori negatif
• uji Wilcoxon berpasangan dengan rank-sum test 
membandingkan efek terapi anti-H.pylori pada berbagai
parameter pada kelompok positif H. pylori.
• Nilai probabilitas p <0,05 dipertimbangkan signifikan
secara statistik
HASIL
Pasien dengan IgG positif H. pylori yang dinilai sebelumnya pada awal
perawatan minggu ke-0 dan setelah perawatan pada minggu ke-3.

Ada perbaikan yang signifikan dalam skor UPDRS-III 'on', onsettime,


waktu 'on', dan waktu 'on' harian setelah terapi anti-H. Pylori
Namun, tidak ada perbedaan yang signifikan antara berbagai parameter yang
diuji pada minggu ke-0 dan 3 pada kelompok negatif H. pylori
Perbandingan dari berbagai parameter antara pasien dengan IgG H.
pylori positif dan kelompok kontrol pada akhir minggu ke-3. Tidak ada
perbedaan yang signifikan antar kelompok dalam parameter apapun
(skor UPDRS-III 'off' dan 'on', onset time, waktu 'on', dan waktu 'on'
harian)
DISKUSI
Penelitian ini menemukan bahwa pasien dengan IgG positif H.
pylori pada 50% pasien PD, konsisten dengan penelitian lain
yang menemukan bahwa prevalensi infeksi mencapai 40-60%

Penelitian dari Inggris dan China telah menunjukkan bahwa


prevalensi H. pylori lebih tinggi diantara pasien PD

Infeksi H. pylori dapat menyebabkan degenerasi neuron


dopaminergic dengan meningkatkan kadar kolesterol glukosida
dengan cara yang menyerupai racun cycad
Durasi penyakit

Motilitas gaster yang buruk,


fungsi motorik yang
Pasien dengan infeksi H.
memburuk, kebersihan yang
pylori memiliki durasi waktu
buruk, dan efek
yang lebih lama dalam
pertumbuhan bakteri yang
menderita penyakit
didorong oleh Levodopa
dibandingkan pasien dengan
dapat menyebabkan pasien
hasil negatif H. pylori
PD lebih rentan terhadap
infeksi H. pylori
Gejala motorik PD

Nilai motorik UPDRS-III pada keadaan 'off' tidak


berbeda antara pasien dengan infeksi H. pylori positif
dan H. pylori negatif, menunjukkan tingkat keparahan
penyakit yang sama

Namun, respon terhadap levodopa secara


keseluruhan terhadap pengobatan lebih buruk
pada kelompok positif H. pylori daripada kelompok
negatif H. pylori.
Infeksi H. pylori dapat mempengaruhi penyerapan levodopa
melalui berbagai mekanisme

Gastritis karena H. pylori dapat mengurangi sekresi asam


lambung dengan melepaskan sitokin proinflamasi Interleukin-1b

Levodopa larut dalam pH asam dan terganggu oleh perubahan asam


lambung. H. pylori juga memiliki peran dalam fungsi myoelectric
lambung sehingga menyebabkan immotilitas lambung dan tertundanya
pengosongan lambung dan akhirnya mengurangi penyerapan levodopa

H. pylori dapat menggunakan levodopa untuk pertumbuhannya.


Penelitian in vitro menunjukkan bahwa H. pylori tumbuh lebih cepat
pada media kultur kaya levodopa dan noradrenalin dibanding pada
media yang mirip dengan keadaan lingkungan lambung normal.
Respon terapeutik
Pasien positif H. pylori mendapat terapi standar eradikasi H. pylori,
setelah itu ada perbaikan yang signifikan dalam respon terhadap
levodopa.

Perbaikan ini mungkin karena perbaikan penyerapan


levodopa, penyerapan levodopa ditemukan meningkat
sebesar 54% setelah terapi eradikasi H. pylori

Sejalan dengan Weller dkk  menemukan bahwa menghilangkan infeksi


pada parkinson dapat memperbaiki gejala motorik dan kaekasia secara
signifikan.
Percobaan acak terkontrol dilakukan di berbagai negara telah
menunjukkan perbaikan gejala motorik PD (terutama fluktuasi motorik)
dengan eradikasi H. pylori
Keterbatasan Penelitian
• Semua pasien dievaluasi hanya oleh seorang spesialis
gangguan gerakan dan semua tes laboratorium dilakukan di
laboratorium tunggal.
• Berdasarkan tes serologis terhadap mikroorganisme
tertentu, Antibodi anti-H. pylori tidak selalu menandakan
adanya infeksi aktif. Endoskopi pada bagian atas
gastrointestinal dan biopsi serta pengobatan urease yang
cepat disarankan untuk semua pasien dengan antibodi
positif
Kesimpulan
prevalensi seropositif H. pylori 50% diantara pasien
PD India dan populasi ini memberikan respon yang
lebih buruk terhadap levodopa

Adanya infeksi H. pylori diantara pasien PD


mungkin terjawab sepenuhnya karena gejala
dispepsia dan iritasi lambung terjadi sebagai
manifestasi nonmotorik PD atau sebagai efek
samping levodopa

Penyerapan levodopa yang tidak menentu dan


fluktuasi motorik pada pasien PD dapat secara
signifikan memperburuk kualitas hidup mereka,
mengurangi produktivitas, dan meningkatkan
kecemasan dan depresi

Karena efek infeksi H. pylori pada fungsi levodopa, maka


penting untuk mengenali dan mengobati masalah ini di negara
dimana infeksi ini sangat lazim. Implikasinya infeksi H. pylori
dapat menjadi predisposisi neurodegenerasi dan sebagian besar
belum dieksplore
No. Kriteria Ya (+) atau tidak (-)

1 Jumlah kata dalam judul ,< 12 kata + (7)

2. Deskripsi Judul Menggambarkan


isi utama penelitian,
cukup menarik dan
tanpa singkatan

3. Daftar penulis sesuai aturan jurnal +

4. Korespondensi penulis +

5. Tempat & waktu penelitian dalam judul -


No. Kriteria ya (+), tidak (-)
1. Abstrak 1 paragraf +
2. Mencakup IMRC +
3. Secara keseluruhan Informatif +
4. Tanpa singkatan selain yang baku +
5. Kurang dari 250 kata - (269)
No. Kriteria Ya (+), tidak (-)

1. Terdiri dari 2 bagian atau 2 paragraf +

2. Paragraf pertama mengemukakan alasan +


dilakukan penelitian
3. Paragraf kedua menyatakan hipotesis atau +
tujuan penelitian
4. Didukung oleh pustaka yang relevan +

5. Kurang dari 1 halaman +


No. Kriteria Ya (+), tidak (-)
1 Jenis dan rancangan penelitian +

2 Waktu dan tempat penelitian +


3 Populasi sumber +
4 Teknik sampling -
5 Kriteria inklusi +
6 Kriteria eksklusi +
7 Perkiraan dan perhitungan besar sampel -

8 Perincian cara penelitian +


9 Blind -
10 Uji statistik +
11 Program komputer +

12 Persetujuan subjektif -
No. Kriteria Ya (+),tidak (-)

1 Jumlah subjek +

2 Tabel karakteristik subjek +

3 Tabel hasil penelitian +

4 Komentar dan pendapat penulis ttg hasil +

5 Tabel analisis data dengan uji +


No. Kriteria Ya (+), tidak (-)

1 Pembahasan dan kesimpulan terpisah +

2 Pembahasan & kesimpulan dipaparkan dengan jelas +

3 Pembahasan mengacu dari penelitian sebelumnya +

4 Pembahasan sesuai landasan teori +

5 Keterbatasan penelitian +

6 Simpulan utama +

7 Simpulan berdasarkan penelitian +

8 Saran penelitian -

9 Penulisan daftar pustaka sesuai aturan +

Você também pode gostar