Você está na página 1de 16

ANTENATAL CARE

TERPADU

Hildayanti Syamsul
K012171097
Pendahuluan
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup
sehat secara mandiri agar pencapaian derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud.

Upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi dan balita,


meningkatkan status gizi masyarakat serta pencegahan dan
penanggulangan penyakit menular masih menjadi prioritas utama
dalam pembangunan nasional bidang kesehatan

Upaya tersebut berupa pelayanan kesehatan pada ibu hamil,


pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, penanganan
komplikasi, pelayanan KB dan kesehatan reproduksi. Setiap ibu
hamil diharapkan dapat menjalankan kehamilannya dengan sehat,
bersalin dengan selamat serta melahirkan bayi yang sehat.
Pendahuluan
Ada beberapa masalah/penyakit yang dapat mempengaruhi
kehamilan, pertumbuhan janin dan bahkan dapat menimbulkan
komplikasi kehamilan dan persalinan yang kelak dapat
mengancam kehidupan ibu dan bayi serta mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan janin seperti kurang energi
kronis, anemia gizi besi, kurang yodium, HIV/AIDS, Malaria, TB dan
lain sebagainya.

Oleh karena itu pelayanan antenatal harus dilaksanakan secara


komprehensif, terpadu dan berkualitas agar adanya
masalah/penyakit tersebut dapat dideteksi dan ditangani secara
dini. Melalui pelayanan antenatal yang terpadu, ibu hamil akan
mendapatkan pelayanan yang lebih menyeluruh dan terpadu,
sehingga hak reproduksinya dapat terpenuhi
Tujuan

Pelayanan antenatal terpadu adalah pelayanan


antenatal komprehensif dan berkualitas yang
diberikan kepada semua ibu hamil.
Tujuan umum adalah :

untuk memenuhi hak setiap ibu hamil


memperoleh pelayanan antenatal
yang berkualitas sehingga mampu
menjalani kehamilan dengan sehat,
bersalin dengan selamat, dan
melahirkan bayi yang sehat.
Tujuan
Tujuan khusus adalah :

 Menyediakan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif


dan berkualitas, termasuk konseling kesehatan dan gizi ibu
hamil, konseling KB dan pemberian ASI.
Menghilangkan “missed opportunity” pada ibu hamil dalam
mendapatkan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif,
dan berkualitas.
Mendeteksi secara dini kelainan/penyakit/gangguan yang
diderita ibu hamil.
Melakukan intervensi terhadap kelainan/penyakit/gangguan
pada ibu hamil sedini mungkin.
Melakukan rujukan kasus ke fasiltas pelayanan kesehatan
sesuai dengan sistem rujukan yang ada.
Peraturan dan Undang-Undang
Pendukung
1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 Tentang
Upaya Kesehatan Anak (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 825);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97
Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum
Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah
Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta
Pelayanan Kesehatan Seksual.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 59
Tahun 2014 Tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan
dalam.
Isi Program

Pelayanan antenatal terpadu adalah pelayanan antenatal


komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu
hamil serta terpadu dengan program lain yang memerlukan
intervensi selama kehamilannya

Tujuan ANC terpadu adalah untuk memenuhi hak setiap ibu hamil
memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas, sehingga
mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan
selamat, dan melahirkan bayi yang sehat. (Sari, Ulfa, & Daulay,
2015)
Pelayanan antenatal terpadu dan berkualitas secara keseluruhan
meliputi hal-hal sebagai berikut:
 Memberikan pelayanan dan konseling kesehatan termasuk gizi agar
kehamilan berlangsung sehat;
 Melakukan deteksi dini masalah, penyakit dan penyulit/komplikasi
kehamilan
 Menyiapkan persalinan yang bersih dan aman;

 Merencanakan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan


rujukan jika terjadi penyulit/komplikasi.
 Melakukan penatalaksanaan kasus serta rujukan cepat dan tepat
waktu bila diperlukan
 Melibatkan ibu dan keluarganya terutama suami dalam menjaga
kesehatan dan gizi ibu hamil, menyiapkan persalinan dan kesiagaan
bila terjadi penyulit/komplikasi.
INDIKATOR

 Kunjungan pertama (K1)


K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan
yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan
terpadu dan komprehensif sesuai standar.
 Kunjungan ke-4 (K4)
K4 adalah ibu hamil dengan kontak 4 kali atau lebih dengan
tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan
pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standar.
 Penanganan Komplikasi (PK)
Penanganan Komplikasi (PK) PK adalah penanganan komplikasi
kebidanan, penyakit menular maupun tidak menular serta masalah
gizi yang terjadi pada waktu hamil, bersalin dan nifas.
Standar pelayanan antenatal

 Timbang berat badan


 Ukur lingkar lengan atas (LiLA)
 Ukur tekanan darah.
 Ukur tinggi fundus uteri
 Hitung denyut jantung janin (DJJ)
 Tentukan presentasi janin;
 Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
 Beri tablet tambah darah (tablet besi),
 Periksa laboratorium (rutin dan khusus)
Standar pelayanan antenatal
Pemeriksaaan Laboraturium Meliputi:
1. Pemeriksan Golongan Darah
2. Pemeriksaan kadar hemoglobim darah (Hb)
3. Pemeriksaan protein dalam Urine
4. Pemeriksaan kadar gula darah
5. Pemeriksaan darah Malaria
6. Pemeriksaan tes Sifilis
7. Pemeriksaan HIV
8. Pemeriksaaan BTA
Standar pelayanan antenatal
 Tatalaksana/penanganan Kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas
dan hasil pemeriksaan laboratorium, setiap
kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus
ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan
tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak dapat
ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.
Masalah Program
 Secara nasional angka cakupan pelayanan
antenatal saat ini sudah tinggi, K1 mencapai
94,24% dan K4 84,36% (data Kementerian
Kesehatan tahun 2009). Walaupun demikian,
masih terdapat disparitas antar provinsi dan antar
kabupaten/kota yang variasinya cukup besar.
Selain adanya kesenjangan, juga ditemukan ibu
hamil yang tidak menerima pelayanan dimana
seharusnya diberikan pada saat kontak dengan
tenaga kesehatan (missed opportunity).
Masalah Program
 Ibu hamil tidak rutin memeriksakan kehamilannya.
 Pengetahuan ibu tentang pemeriksaan kehamilan atau Antenatal
Care serta tentang menjaga kesehatan selama kehamilan.masih
kurang.
 Kurangnya penjelasan tentang pemeriksaan kehamilan serta
tujuannya terhadap ibu hamil pada saat kunjungan.
 Pustu dan posyandu terkadang tidak melakukan pemeriksaan
laboratorium rutin, petugas pustu dan posyandu hanya memberi
rujukan untuk pemeriksaan laboratorium.
 Tidak ada edukasi kepada keluarga dan suami dalam menjaga
kesehatan dan gizi ibu hamil.
 Masih terdapat beberapa Puskesmas degan standar pelayanan
pemeriksaan antenatal belum dilaksanakan dengan baik.
Rekomendasi
Di harapkan kepada petuga kesehatan, masyarakat setempat
terutama keluarga ibu hamil dapat melakukan asuhan kebidanan
pada ibu yang hamil normal dengan baik dan benar. Dan kepada
ibu hamil lebih baik sering melakukan pemeriksaan sedini mungkin
agar mengetahui perkembangan janin yang dikandungnya dan
apa saja yang dibutuhkannya baik diri sendiri maupun janinnya.

Selain itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, maka


pelayanan antenatal di fasilitas kesehatan pemerintah maupun
swasta dan praktik perorangan/kelompok perlu dilaksanakan secara
komprehensif dan terpadu, mencakup upaya promotif, preventif,
sekaligus kuratif dan rehabilitatif, yang meliputi pelayanan KIA, gizi,
pengendalian penyakit menular (imunisasi, HIV/AIDS, TB, Malaria,
penyakit menular seksual), penanganan penyakit kronis serta
beberapa program lokal dan spesifik lainnya sesuai dengan
kebutuhan program
Terima kasih

Você também pode gostar