Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Ranti Adriani
Pendahuluan
2
Pendahuluan
Ayah Ibu
• Usia 28 tahun • Usia 28 tahun
• SLTA • Pendidikan SLTA
• Perkawinan pertama • Perkawinan pertama
• Pedagang, penghasilan Rp • Ibu rumah tangga
4.000.000,-
Kasus
Keluhan Utama
Kesadaran Sadar
Suhu 35,0 0C
Sianosis ada
Extremita Refleks moro tidak ada, refleks rooting tidak ada, refleks isap
s tidak ada, refleks pegang tidak ada.
Skor Downes
Skor total 5
Kesan Sesak nafas sedang
Darah
Hb 17 g/dl
Leukosit 43.070/mm3
Trombosit 188.000/mm3
Hitung Jenis leukosit 0/11/2/67/14/6 IT rasio 0,05
Eritrosit berinti 14/100 leukosit
Koreksi nilai leukosit 37.780 sel/ml
Daftar Masalah
A
Takipneu, perbaikan dibanding sebelumnya
P
• NCPAP PEEP 7, FiO2 21 %.
• IVFD glukosa + elektrolit 5 cc/jam, aminosteril infant 6 % 30 cc/hari, ASI
8 x 5 cc/OGT. Ampisilin 2 x 90 mg IV, Gentamisin 1 x 8 mg IV
Hari rawatan ke 4-6
6-8 Mei 2017
S
Sesak nafas (-), terpasang NCPAP, PEEP 7, FiO2 21 %, saturasi 95-97 %.
Tampak kuning sampai dada. Intake ASI melalui OGT, toleransi minum baik..
BAK cukup (diuresis 3,7 cc/kg/jam), balance cairan – 10 cc, mekonium ada.
O
Kurang aktif, RR 56 x/mnt, HR 136 x/mnt, T : 36,90C, SO2 96 %
Kulit : Ikterik Kramer II
Thorak : retraksi (-)
Abd : distensi (-), BU (+) N
Ekstr : CRT < 2 dtk
Hari rawatan ke 7-8
9-10 Mei 2017
A
BBLR
Ikterik neonatorum grade II
P
• NCPAP PEEP 6, FiO2 21 %.
• IVFD glukosa + elektrolit 2 cc/jam, aminosteril infant 6 % 30 cc/hari, ASI 8 x 10
cc/OGT, Ampisilin 2 x 90 mg IV, Gentamisin 1 x 8 mg IV
Hari rawatan ke 9-10
11-12 Mei 2017
S
Sesak nafas (-), terpasang NCPAP, PEEP 6, FiO2 21 %, saturasi stabil.
Tampak kuning sampai paha. Intake ASI melalui OGT, toleransi minum baik..
BAK cukup (diuresis 3,1 cc/kg/jam), balance cairan + 20 cc, mekonium ada.
O
Kurang aktif, RR 44 x/mnt, HR 130 x/mnt, T : 36,80C, SO2 99 %
Kulit : Ikterik Kramer III-IV
Thorak : retraksi (-)
Abd : distensi (-), BU (+) N
Ekstr : CRT < 2 dtk
Hari rawatan ke 11-16
13-18 Mei 2017
A
BBLR
Ikterik neonatorum grade III-IV
P
• Lepas NCPAP
• IVFD glukosa + elektrolit 2 cc/jam, ASI 8 x 20 cc/OGT, Ampisilin 2 x 90 mg IV,
Gentamisin 1 x 8 mg IV. Rencana periksa Bilirubin total, I, dan II.
Hari rawatan ke 17-saat ini
19 mei- sekarang
A
BBLR
Ikterik neonatorum grade III-IV
P
• Lepas NCPAP
• IVFD glukosa + elektrolit 2 cc/jam, ASI 8 x 20 cc/OGT, Ampisilin 2 x 90 mg IV,
Gentamisin 1 x 8 mg IV. Rencana periksa Bilirubin total, I, dan II.
TINJAUAN PUSTAKA
Bayi bayi yang dilahirkan dengan usia kehamilan di
Prematur bawah 37 minggu
Hematologi
Stabilisasi suhu
bayi dibungkus dengan plastik poliethilen, s
uhu dipertahankan pada 36-37,5 C,
Jika hipotermi (<36.0°C) atur suhu penghangat
0.4°C lebih tinggi dari suhu bayi secara bertahap.
Peningkatan suhu bayi tidak boleh lebih cepat dari
1°C/jam.
Rewarming yang cepat dihindari peningkatan
insensible water losses, peningkatan konsumsi O2,
periode apnue, peningkatan kejadian intraventricular
hemorrhage, gangguan sistem vital dan efek pada
neurodevelopment
Manajemen bayi baru lahir
Dukungan pernafasan
Kebutuhan Energi
kalori pada hari pertama pascalahir harus dapat memenuhi
kebutuhan basal metabolic rate (BMR) yaitu 40-60 kkal/kgBB/hari
mencegah katabolisme protein 1.5 g/kg/hari
Karbohidrat
Protein
Lemak
BBLSR dan BBLASR memiliki cadangan lemak
yang sangat terbatas, sehingga sangat bergantung
pada nutrisi enteral dan parenteral.
pemberian lemak pada fase awal kehidupan
luaran yang bervariasi terhadap pertumbuhan
fisik dan perkembangan intelektual
Pemberian lemak dalam dua hari pertama
kehidupan bayi sangat prematur aman dan dapat
ditoleransi dengan baik
Pemberian Lemak dalam 24 jam
pertama
dimulai dengan dosis 1 g/kgBB/hari dinaikkan bertahap
sebanyak 0,5-1 g/kgBB/hari hingga 2,5-3,5 g/kgBB/hari.
Bayi prematur yang mendapat nutrisi parenteral tanpa lipid
akan mengalami defisiensi asam lemak
peningkatan tumbuh kembang dan pengurangan morbiditas
serta mortalitas
Pemberian lipid intravena konsentrasi 20% lebih dipilih
dibandingkan dengan 10% karena kadar fosfolipid lebih rendah
untuk tiap gram trigliserida, memudahkan ekskresinya
mengurangi efek samping hipertrigliseridemia, densitas
kalori lebih tinggi
Kondisi yang perlu pertimbangan
pemberian lemak
Pemberian lipid intravena bisa dikurangi atau dihentikan jika
terjadi
◦ sepsis,
◦ trombositopenia (<50.000/ mm3),
◦ asidosis (PH < 7,25),
◦ Hiperbilirubinemia
◦ kadar trigliserida dalam darah >200 mg/dL.
sepsis penurunan ekskresi trigliserda dan oksidasi asam
lemak, meningkatkan kadar trigliserida dalam plasma.
Pada keadaan peningkatan kadar bilirubin yang mendekati
ambang tranfusi tukar, perlu penyesuaian dosis lipid intravena
menjadi 0,5-1 g/kg/hari.
Dukungan perawatan
Intervensi minimal : BBLSR intoleran terhadap
stress seperti bising, cahaya dan akitivitas yang
invasif.
Posisi : Penanganan dalam perawatan BBLSR
diupayakan pada posisi flexi di satu sisi atau
posisi telentang dengan penyangga dan diganti
posisi tiap 4
Kangaroo care: mendukung pembentukan
prilaku, meningkatkan perleketan ibu dan anak
mendukung pertumbuhan dan perkembangan.
ANALISIS KASUS
Resume Pasien
BBLSR 1000 gram dengan distress nafas
ec suspect HMD, didiferensial diagnosis
pneumonia neonatal dan diduga early
onset sepsis dan hipotermi.
Pasien lahir spontan, dengan ibu ketuban
pecah dini 12 jam, leukositosis dan
ketuban hijau kental, Apgar score 6/7. Bayi
lahir dengan usia gestasi 29-30 minggu,
bayi sesuai dengan masa kehamilan
BBLSR dengan maturitas sangat prematur (28-<32
minggu) berisiko memiliki banyak masalah dan
komplikasi.
Faktor resiko lahir prematur pada pasien
adanya infeksi intrauterine (amnionitis) dan
ketuban pecah dini.
◦Definisi infeksi intra amnionitic jika memenuhi
kategori berikut, yaitu ibu demam lebih dari 38o C,
paling sedikit terdapat 2 kriteria berikut:
ibu leukositosis (lebih dari 15.000/mm3,
maternal takikardi (lebih dari 100x/menit),
fetal takikardi (> 160x/menit),
uterine terderness,
Hipotermi
Insiden hipotermi pada BBLSR berkisar antara
31-90%.
Hipotermi hipoglikemia, apnea dan asidosis
metabolik.
BBLSR Rentan hipotermi OK
◦ kehilangan panas sebagai akibat dari tingginya rasio
permukaan tubuh : berat badan,
◦ kurangnya lemak coklat,
◦ kulit yang belum memiliki keratin dan
◦ kurangnya cadangan |glikogen.
Kontrol suhu penting untuk kelangsungan hidup
bayi Hipotermi berhubungan dengan luaran
Bayi harus segera diletakkan dibawah radiant
warmer segera setelah lahir dengan kepala bayi
ditutup dengan topi, kepala merupakan
tempat kehilangan panas yang besar.
pemakaian plastik untuk membungkus bayi
segera setelah diletakkan di radiant warmer
mengurangi kehilangan panas melalui evaporasi
dan konveksi.
Pada kasus ini, pasien ditransport ke NICU dgn
suhu stabil serta terpasang plastik dan selimut
hangat.
Pasien kemudian dirawat di dalam inkubator
RDS ec susp HMD . DD/
Pneumonia neonatal