Você está na página 1de 32

MATERIALITAS DAN RISIKO

Vioraditha 011510
Sari Retno P 011510
Aisyah Putri A 011510
Nasrul Azman 011510
Achmadi Hangradhika 0115101440
Siti Aulia N 011510
Materialitas
Materialitas adalah pertimbangan utama dalam menentukan
ketepatan laporan audit yang harus dikeluarkan. FASB 2
mendefinisikan materialitas sebagai besarnya penghapusan atau
salah saji informasi keuangan yang, dengan memperhitungkan
situasinya, menyebabkan
pertimbangan seseorang yang bijaksana yang mengandalkan informa
si tersebut memungkinkan berubah atau terpengaruh oleh
penghapusan atau salah saji tersebut.
Materialitas
Materialitas
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan :
1. Materialitas sebagai konsep yang relatif dan bukan absolut.
Salah saji material bagisuatuperusahaanbelumtentu material jugabagiperusahaan lain.
2. Beberapadasardibutuhkanuntukmenetapkanmaterialitas.
3. Faktor-faktorkualitatif yang mempengaruhimaterialitas.
Salah saji tertentu lebih penting daripada yang lain meskipun jumlahnya sama.
Contoh :
• Jumlah karena ketidakberesan lebih penting daripada kekeliruan yang tidak disengaja karena
ketidakberesan mencerminkan kejujuran dan keandalan dari pihak manajemen atau pihak yang
terlibat.
• Kekeliruan yang kecil dianggap material jika berhubungan dengan kewajiban kontrak.
• Kekeliruan yang tidak material dapat menjadi material kalau mempengaruhi kecenderungan laba
Materialitas
Faktor – faktor kualitatif:
Jenis salah saji tertentu mungkin lebih penting
bagi para pemakai dibandingkan salah saji
lainnya, sekalipun nilai dolarnya sama.
Materialitas
Etimasi Salah Saji danPerbandingan dengan Pertimbangan Pendahuluan

• Salah saji yang diketahui, adalah salah sajidalam akun yang jumlahnya dapat ditentukan oleh
auditor.
• Salah saji yang mungkin, terbagi menjadi dua macam. Pertama adalah salah saji yang berasal dari
perbedaan antara pertimbangan manajemen dan auditor tentang estimasi saldo akun. Kedua
adalah proyeksi salah saji berdasarkan pengujian auditor atas sampel dari suatu populasi.
• Perhitungan langsung estimasi salah saji, dapat dihitung dengan cara salah saji dalam sampel dibagi
dengan total sampel dan dikalikan dengan total populasi yang tercatat.
• Estimasi kesalahan sampling, timbul karena auditor hanya mengambil sampel dari sebagian
populasi dan risiko bahwa sampel itu tidak secara akurat mewakili populasi.
Materialitas
MenentukanMaterialitasKinerja
Materialitas kinerja didefinisikan sebagai jumlah yang ditetapkan oleh auditor pada angka
yang lebih kecil dari materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan dari menguranginya
ke tingkat profitabilitas yang lebih rendah dan tepat bahwaj umlah agregat dari salah saji yang
belum terkoreksi atau tidak terdeteksi melebihi materialitas untuk laporan keuangan secara
keseluruhan.

Penentuan materialitas kinerja didasarkan pada pertimbangan professional dan


mencerminkan jumlah salah saji yang ingin diterima auditor dalam segmen tertentu. Sebagai
contoh, jika auditor memutuskan untuk mengalokasikan $100.000 dari total pertimbangan
pendahuluan tentang materialitas sebesar $200.000 kepada piutang usaha, ini berarti auditor
bersedia menganggap piutang usaha disajikan secara wajar jika salah saji dalam akun tersebut
sebesar $100.000 atau kurang. Standar auditing PCAOB menyebut jumlah ini sebagai salah saji yang
dapat ditoleransi, sementara standar AICPA mendefinisikans alahsaji yang dapat ditoleransi sebagai
aplikasi materialitas kinerja pada prosedur sampling tertentu.
Materialitas
Auditor mengahadapi tiga kesulitan dalam mengalokasikan
materialitas pada akun – akun neraca :
• Auditor memperkirakan akun – akun tertentu mengandung
lebih banyak salah saji dibandingkan akun – akun lainnya.
• Baik lebih saji maupun kurang saji harus dipertimbangkan.
• Biaya audit relatif mempengaruhi pengalokasian ini.
Ilustrasi Alokasi
Dalam contoh dibuku, pendekatan alokasi yang dilakukan Moore menggunakan pertimbangan
pengalokasian, dengan mematuhi dua persyaratan arbitrer berikut ini yang ditetapkan oleh Berger and Anthony,
CPA:
• Materialitas kinerja untuk setiap akun tidak boleh melebihi 60 persen dari pertimbangan pendahuluan
• Penjumlahan semua tingkat materialitas kinerja tidak boleh melebihi dua kali pertimbangan
pendahuluan tentang materialitas
Persyaratan yang pertama mencegah auditor untuk mengalokasikan semua total materialitas ke satu akun
saja. Ada dua alasan bagi persyaratan yang kedua, yang memperbolehkan penjumlahan materialitas kinerja
melebihi materialitas secara keseluruhan:
• Tidak mungkin bahwa semua akun mengandung salah saji sebesar jumlah materialitas kinerja
• Beberapa akun mungkin saja dilebih sajikan, sementara akun-akun lainnya mungkin kurang saji, sehingga
menghasilkan sejumlah bersih yang mungkin lebih kecil dari pertimbangan pendahuluan
Dalam praktik, sering kali sulit memprediksi akun-akun mana yang paling mungkin salah saji dan apakah
salah saji tersebut berupa lebih saji atau kurang saji. Demikian pula, biaya relatif untuk mengaudit saldo akun yang
berbeda sering kali tidak dapat ditentukan.
Tujuan mengalokasikan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas ke akun-akun neraca adalah
membantu auditor memutuskan bukti yang tepat yang harus dikumpulkan bagi setiap akun dalam neraca maupun
laporan laba rugi.
MENGESTIMASI SALAH SAJI DAN MEMBANDINGKAN DENGAN
PERTIMBANGAN PENDAHULUAN
Salah saji yang ditemukan dalam suatu akun dapat dibedakan menjadi dua jenis:
– Salah saji yang diketahui (known misstatement)  Salah saji dalam akun yang jumlahnya
dapat ditentukan oleh auditor
– Salah saji yang mungkin (likely misstatement) terbagi lagi dalam dua jenis.
• Salah saji yang berasal dari perbedaan antara pertimbangan manajemen dan auditor tentang estimasi
saldo akun
• Proyeksi salah saji berdasarkan pengujian auditor atas sampel dari suatu populasi.
Auditor menggunakan salah saji untuk mengestimasi total salah saji yang mungkin
dalam persediaan. Total ini disebut estimasi atau “proyeksi” atau “ekstrapolasi”
karena hanya sampel yang diaudit, bukan keseluruhan populasi. Estimasi salah saji
yang diproyeksikan ini disyaratkan oleh SAS 111 (AU 350). Jumlah salah saji yang
diproyeksikan untuk setiap akun digabungkan dalam kertas kerja, dan kemudia
gabungan salah saji yang mungkin ini dibandingkan dengan materialitas.
MENGESTIMASI SALAH SAJI DAN MEMBANDINGKAN
DENGAN PERTIMBANGAN PENDAHULUAN

Perhitungan proyeksi langsung estimasi salah saji (direct projection


estimate of misstatement) adalah:
RISIKO AUDIT
Standar auditing mengharuskan auditor menilai risiko salah saji yang material
pada tingkat laporan keuangan secara keseluruhan serta tingkat asersi yang relevan bagi
kelas transaksi, saldo akun, dan pengungkapan. Auditor menangani risiko dalam
merencanakan pengumpulan bukti audit terutama dengan meneapkan model risiko
audit.
Model risiko audit membantu auditor memutuskan seberapa banyak dan jenis
bukti apa yang harus dikumpulkan dalam setiap siklusnya. Model ini biasanya
dinyatakan sebagai berikut:

PDR = risiko deteksi yang direncanakan (planned detection risk)


AAR = risiko audit yang dapat diterima (acceptable audit risk)
IR = risiko inherent (inherent risk)
CR = risiko pengendalian (control risk)
RISIKO AUDIT
Berikut ini disajikan sebuah contoh numeris untuk dibahas
IR = 100%
CR = 100%
AAR= 5%

Meskipun penilaian model risiko dapat bersifat kuantitatif atau


nonkuantitatif, kebanyakan perusahaan lebih memilih penilaian risiko
nonkuantitatif (seperti rendah, sedang, dan tinggi) karena kesulitan untuk
secara tepat mengkuantifikasi ukuran risiko.
KOMPONEN MODEL RISIKO AUDIT

Risiko deteksi yang direncanakan (planned detection risk) adalah risiko bahwa
bukti adit untuk suatu tujuan audit akan gagal mendeteksi salah saji yang melebihi
materialitas kinerja. Risiko ini akan berubah hanya jka auditor mengubah salah
satu dari faktor-faktor model risiko.
Risiko inheren mengukur penilaian auditor atas kerentanan asersi salah saji yang
material, sebelum memperhitungkan keefektifan pengendalian internal. Jika
auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan besar akan ada salah saji, dengan
mengabaikan pengendalian internal, auditor akan menyimpulkan bahwa risiko
inheren adalah tinggi.
Risiko pengendalian (control risk) mengukur penilaian auditor mengenai risiko
bahwa salah saji yang material akan terjadi dalam suatu asersi dan tidak dapat
dicegah atau terdeteksi secara tepat waktu oleh pengendalian internal klien.
KOMPONEN MODEL RISIKO AUDIT
Risiko pengendalian (control risk) mengukur penilaian auditor mengenai
risiko bahwa salah saji yang material akan terjadi dalam suatu asersi dan
tidak dapat dicegah atau terdeteksi secara tepat waktu oleh pengendalian
internal klient. Semakin efektif pengendalian internalnya maka semakin
rendah faktor resiko yang dapat ditetapkan untuk resiko pengendalian.
Risiko audit yang dapat diterima (acceptable audit risk) adalah ukuran
kesediaan auditor untuk menerima bahwa laporan keuangan mungkin
menagandung salah saji yang material setelah audit selesai, dan pendapat
wajar tanpa pengecualian telah diterbitkan.
Perbedaan antara resiko resiko dalam
model resiko audit
Ada perbedaan mencolok menyangkut bagaimana
auditor menilai keempat faktor risiko dalam model risiko
audit. Untuk risiko audit yang dapat diterima, auditor
memutuskan risiko yang bersedia diambil kantor akuntan
publik bahwa laporan keuangan disalahsajikan setelah
audit selesai, berdasarkan faktor – faktor yang terkait
dengan klien tertentu.
MENILAI RISIKO AUDIT YANG DAPAT
DITERIMA
Risiko penugasan adalah risiko bahwa auditor dan
kap akan menderita kerugian pada saat audit selesai,
walaupun laporan audit sudan benar. Risiko penugasan
berkaitan erat dengan risiko bisnis. Sebagai contoh
klien mengumumkan kepailitan setelah audit selesai,
kemungkinan di ajukannya gugatan hukum sangat
besar meskipun mutu audit sangatlah baik.
MENILAI RISIKO AUDIT YANG DAPAT
DITERIMA
Faktor faktor yang mempengaruhi resiko audit dapat diterima :
1. Derajat ketergantungan pemakai eksternal pada laporan keuangan
Jika pemapakai eksternal sangat bergantung pada laporan keungan mak tepat untuk mengurangi resiko audit yang dapat diterima. Indikator yang
baik mengenai derajat ketergantungan pemakai eksternal pada laporan keuangan
• ukuran klien
• distribusi kepemilikan
• staff dan jumlah kewajiban

2. Kemungkinan bahwa klien akan mengalami kesulitan keuangan setelah laporan audit dikeluarkan. Terjadi jika klen mengalami kebangkrutan yang
besar setelah penugasan audit selesai. Auditor menghadapi menghadapi kemungkinan untuk membela mutu audit ketimbang jika klien tidak
mengalami tekanan keuangan. Indicator untuk memprediksi kegagalan keuangan
• posisi liquiditas
• laba / rugi tahun tahun sebelumya
• motode pembiayaan pertumbuhan
• sifat operasi klien
• kompetensi manajemen

3. Evaluasi managemen atas integritas manajemen


Terjadi jika klien memiliki integritas yang diragukan, auditor mungkin akan menilai resiko audit yang dapat diterima yang lebih rendah.
Membuat Keputusan Risiko audit yang
Dapat Diterima
Untuk menilai resiko audit yang dapat
diterima, pertama auditor harus menilai
setiap faktor yang mempengaruhi resiko audit
yang dapat diterima. Penilaian resiko audit
yang dapat diterima secara keseluruhan juga
sangat subjektif.
MENILAI RISIKO INHEREN
Faktor faktor yang mempengaruhi risiko inheren
• Sifat bisnis klien risiko inheren untuk akun akun tertentu dipengaruhi oleh sifat
bisnis klien. Sebagai contoh, produsen alat alat elektronik menghadapi
kemungkinan keuangan persediaan yang lebih besar ketimbang yang dihadapi
pabrik baja. Risiko inheren mungkin sangat bervariasi dari satu bisnis ke bisnis yang
lainnya untuk akun- akun seperti persediaan, piutang, usaha dan pinjaman, serta
property, pabrik dan peralatan.
• Hasil audit sebelumnya salah saji yang ditemukan dalam audit tahun sebelumnya
dapat saja terjadi lagi dalam audit tahun berjalan, karena banyak jenis salah saji
bersifat sistematis, dan organisasi sering kali
• Penugasan awal vs penugasan berulang. Auditor akan memperoleh pengalaman
dan pengetahuan tentang kemungkinan salah saji setelah mengaudit
MENILAI RISIKO INHEREN
• Pihak pihak yang terkait transaksi anatara perusahaan induk dan perusahaan anak, serta antara manajemen dan entitas perusahaan.
Adalah contoh transaksi dengan pihak terkait sebagaimana didefinisikan oleh standar akuntansi.
• Transaksi non rutin atau kompleks transaksi- transaksi yang tidak biasa bagi klien atau melibatkan kontrak yang panjang dan kompleks,
lebih besar kemungkinannya di catat salah ketimbangkan transaksi rutin karena klien sering kali belum berpengalaman mencatat transaksi
non rutin tersebut
• Pertimbangan yang diperlukan untuk mencatat saldo akun dan transaksi dengan tepat banyak saldo akun seperti investasi tertentu yang
dicatat pada nilai wajar. Penyisihan untuk piutang tidak tertagih, persediaan yang usang, kewajiban pembayaran garansi, penggantian asset
besar besaran versus penggantian parsial, serta cadangan kerugian pinjaman bank, memerlukan estimasi dan banyak pertimbangan
manajemen. Karena saldo dan transaksi ini membutuhkan banyak pertimbangan, kemungkinan salah saji meningkat, dan akibatnya auditor
harus memperbesar resiko inheren.
• Unsur unsur populasi setiap item item yang membentuk total populasi sering kali mempengaruhi ekspetasi auditor mengenai salah saji
yang material. Sebagian besar auditor memilih menggunakan resiko inheren yang lebih tinggi untung piutang usaha yang sebagian besar
rekeningnya sudah lama jatuh tempo daripada yang sebagian besar akunnya lancar
• Faktor faktor yang berkaitan dengan pelaporan keuangan yang curang dan dengan misapropriasi asset dalam praktiknya sulit untuk
memisahkan faktor faktor resiko kecurangan menjadi resiko audit yang dapat diterima, risiko inheren, atau resiko pengendalian. Hal yang
lebih penting bagi auditor adalah menilai resiko dan meresponnya ketimbang mengkategorikannya kedalam jenis resiko tertentu. Karena
alasan ini, banyak KAP yang melaksanakan prosedur tambahan untuk menilai resiko kecurangan selain menilai salah saji yang material
dalam tujuan audit yang relevanresiko kecurangan dapat dinilai untuk keseluruhan atau menurut siklus, akun, tujuan.
Mengambil keputusan risiko inheren
Auditor harus mengevalusi informasi yang mempengaruhi
resiko inheren untuk menilai salah saji yang material pada tingkat
tujuan audit bagi siklus, saldo, dan pengungkapan.

Memperoleh informasi untuk menilai resiko inheren


Auditor akan menilai resiko inheren selama tahap
perencanaan dan memperbaharui penilaian tersebut selama audit
berlangsung. Sebagai contoh, untuk memperoleh pengetahuan
tentang bisnis klien serta mengidenfikasi pihak pihak yang terkait.
Informasi ini dan informasi lainnya tentang entitas serta
lingkungannya berhubungan langsung dengan penilaian resiko
inheren.
HUBUNGAN RISIKO DENGAN BUKTI SERTA FAKTOR-
FAKTOR MEMPENGARUHI RISIKO
Auditor merespons risiko terutama dengan menguubah luas pengujiain dan jenis
prosedur audit, termasuk memasukan unsur keterdugaan dalam prosedur audit
yang digunakan. Selain memodifikasi bukti audit, ada dua cara lai yang dapat
diapakai auditor untuk mengubah audit guna merespons risiko:
• Penugasan mungkin membutuhkan staf yang lebih berpengalaman. Untuk setiap
penugasan, kantor akuntan publik harus menugaskan staf yang berkualifikasi.
Untuk klien dengan risiko audit dapat diterima yang rendah,perhatian khusus
harus diberikan dalam memilih staf, dan pentingnya skeptisisme profesional harus
ditekankan.
• Penugasan akan direview secara lebih seksama daripada biasanya. Kantor akuntan
publik harus memastikan bahwa file audit yang mendokumentasikan rencana
auditor, bukti yang dikumpulkan sea kesimpulan dan masalah-masalah lain dalam
audit, direview dengan memadai. Bila risiko audit yang dapat diterima rendah,
sering kali harus dilakukan review yang lebih ekstensif, termasuk review oleh
personil yang tidak ditugaskan dalam penugasan itu.
Risiko Audit untuk Segmen-segmen
Risiko salah saji yang material, risiko pengendalian,
dan risiko inheren dinilai untuk setiap tujuan audit
dalam segmen audit. Dalam audit yang sama, penilaian
ini mungkin akan bervariasi dari siklus ke siklus, dari
akun ke akun, serta dari tujuan ke tujuan. Sebagai
contoh, pengendalian intermal mungkin lebih efekif
untuk eksistensi ks ketimbang yang berhubungan
dengan akursi aset tetap atau tujuan audit nilai
realisasi bersih.
Menghubungkan Materialitas Kinerja dan Risiko dengan Tujuan Audit
yang Berkaitan dengan Saldo

Para auditor dapat mengaitkan sebagian besar risiko dengan tujuan


yang berbeda secara efektif, dan relatif mudah menentukan hubungan
anttara risiko dengan tu atau dua tujuan. Sebagai contoh, keuangan
persediaan munkin tidak akn mempengaruhi tujuan audit apa pun selain
nilai yang dapat direalisasi. Hal yang lebih sulit adalah memutuskan berapa
banyak materialitas yang dialokasikan ke akun tertentu, yang selanjutnya
harus dialokasikakn ke satu atau dua tujuan. Oleh karaena itu, sebagaian
besar auditor tidak berupaya melakukan hal ini.
Keterbatasan Pengukuran
Salah satu keterbatasan utama dalam menerapkan model
risiko audit adalah sulitnya menukur komponen-komponen model
itu. Meskipun auditor sudah berusaha merencanakan dengan
sebaik-baiknya, penialaian risiko audit yang dpat diteriama, isko
inheren, serta risiko pengendalian, dan karenanya risiko deteksi
yang direncanakan, bersifat sangat subjektif dan hanya mendeteksi
realitas.
Kertas Kerja Perencanaan Bukti untuk Pengujian atas Rincian
Saldo
Auditor mengembangkan berbagai jenis kertas kerja untuk
membantu menghubungkan pertimbangan yang mempengaruhi
bukti audit dengan bukti yang tepat yang harus dikumpulkan.
Hubungan Risiko dengan Bukti
Situasi Risiko Risiko Risiko Risiko Jumlah
Audit Inheren Pengenda Deteksi Bukti
yang lian yang yang
dapat Direncan Dibutuhk
Diterima akan an
1 Tinggi Rendah Rendah Tinggi Rendah
2 Rendah Rendah Rendah Sedang Sedang
3 Rendah Tinggi Tinggi Rendah Tinggi
4 Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
5 Tinggi Rendah Sedang Sedang Sedang

Baris pertama dan kedua menunjukan risiko audit yang dapat


diterima dan risiko inheren. Salah saji yang dapat dtoleransi dcantumkan
dibagian bawah kertas kerja. Auditor senior yang menjadi penganggung
jawab, Fran Moore, sudah mengambil keputusan-keputusan berikut ini
dalam audit ats Hillsburg Hardware Co :
Kertas kerja perencanaan bukti untuk memutuskan atas rician saldo untuk Hillsburg
Hardware Co. – piutang usaha
Detail tie- Eksistens Kelengka Keakurat Klasifika Pisah Nilai Hak
in i pan an si batas yang
(cittoff) dapat
direalisas
i
Risiko Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
audit
yang
dapat
diterima
Risiko Rendah Sedang Rendah Rendah Rendah Sedang Sedang Rendah
inheren
Risiko
pengenda
lian-
penjualan
Risiko
pengenda
lian-
penerima
an kas
Risiko
pengenda
lian-
pengenda
lian
tambahan

Pengujia
n
substansi
f atas
transaksi-
penjualan
Pengujia
n
substansi
f atas
transaksi-
penerima
an kas
Prosedur
analitis
Risiko
deteksi
yang
direncana
kan untuk
pengujian
atas
rincian
saldo

Bukti
audit
yang
direncana
kan untuk
pengujian
atas
rincian
saldo

Materialitas Kinerjja $265.000


• Materialitas Kinerja. Pertimbangan pendahuluan tentang
materialitas untuk laporan keuangan secra keseluruhan
ditetapkan sebesar $442.000 (sekitar 6% dari laba operasi
sebesar $7.370.000). ia mengalokasikan $265.000 pada
audit atas piutang usaha
• Risiko audit yang dapat diterma. Fran menilai risiko yang
dapat diterima pada tingkat yang tinggi karena kondisi
keuangan perusahaan baik, integritas manajemen tinggi,
serta pemakai laporan ekuangan relatif sedikit.
• Hubungan Risiko dan Materialitas dengan Bukti Audit
Risiko adalah ukuran ketidakpastian, sedangkan materialitas mengukur besarnya. Secra
bersama-sama, keduanya mengukur ketidakpastian jumlah dengan besaran tertentu.
Materialitas kinerja tidak mempengaruhi keempat risiko itu tidak mempengaruhi
materialitas kinerja, tetapi bersama-sama menentukan bukti yang direnacanakan.
Dengan kata lain, materialitas kinerja bukan merupakan bagian dari model risiko audit,
tetapi kombinasi materialitas kinerja dan faktor-faktor model risiko audit menentukan
buki audit yang direncanakan.
Merevisi Risiko dan Bukti
Auditor akan menyimpulkan bahwa bukti yang tepat dan mencukupi telah dikumpulkan untuk akun atau
siklus tersebut.
Namun , auditor harus sangat berhati-hati sewaktu mengambil keputusan, berdasarkan bukti yang
dikumpullkan, bahwa penialain awal atas risiko pengendalian atau risiko inheren ditetapkan terlalu rendah
atau risiko audit yang dpat diterima ditetapkan terlalu tinggi. Dalam keadaan seperti ini, auditor harus
mengikuti pendekatan dua langkah.
• Auditor harus merevisi penialaian awal atas tingkat risiko yang tepat. Jika auditor mengetahui bahwa
penilaian awal nya tidak tepat tetapi dibiarkan tidak berubah, itu melanggar standar kemahiran.
• Auditor harus mempertimbangkan dampak revisi tersebut terhadap kebutuhan bukti, tanpa menggunakan
model risiko audit. Riset di bidang auditing menunjukan bahwa, jika risiko yang sudah direvisi digunakan
dalam model risiko audit untuk menentukan risiko deteksi yang direncanakan yang baru, ada bahaya
penambahan bukti tidak akan mencukupi. Sebaliknya, auditor harus mengevaluasi secara cermat implikasi
revisi risiko serta memodifikasi bukti dengan tepat, tanpa menggunakan model risiko audit.

Você também pode gostar