Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ABLASIO RETINA
(Retinal Detachment)
Oleh :
I PUTU ADIGAMA
16710O50
Pendahuluan
Prevalensi kelainan
pada retina di • Merupakan
Indonesia mencapai
angka 0,13% dan
kegawat
merupakan penyebab ABLATIO RETINA daruratan,
kebutaan ke empat yang terjadi
setelah katarak, pada retina
glaucoma dan
kelainan refraksi
Rumusan Masalah
1. Miopi 40-50 %
2. Riwayat op katarak 30-40 %
3. Trauma okuli 10-20 %
Faktor resiko
High myopia
Aphakia atau pseudophakia
Trauma
Kehilangan vitreous saat operasi
Glaukoma
Adanya riwayat keluarga yang mengalami retinal detachment
Klasifikasi
Rhegmatogenous
b) Mata dengan
ablasio retina
regmatogenosa.
Traksi vitreous
menyebabkan
robekan di retina
sehingga cairan
memasuki ruang
subretina, sehingga
terjadi detachment.
Gambaran Klinis
Subjektif
1. Floaters
2. Fotopsia
3. Gangguan lapang pandang
4. Melihat seperti tirai
5. Visus menurun tanpa disertai rasa sakit
Objektif
1. Fundus okuli : tampak retina yang terlepas berwarna
pucat dengan pembuluh darah retina yang berkelok –
kelok
Pemeriksaan
Memastikan terjadinya ablasio retina Pemeriksaan fundus okuli
dengan cara :
1. Dilatasi pupil
• Tropicamide 0,5%; 1%
2. Setelah pupil midriasis
• Oftalmoskop direk
• Oftalmoskop indirek binocular
3. Ditentukan lokalisasi ablasio retina (75% temporal atas).
4. Dicari dan ditentukan lokalisasi dari semua robekan retina.
Diagnosis banding
Hal ini disebabkan adanya beberpa faktor seperti irreguler astigmat akibat
pergeseran pada saat operasi, katarak progresif, dan edema makula.
Kesimpulan
Ablasio retina (retinal detachment) adalah suatu keadaan terpisahnya sel
kerucut dan sel batang retina dari sel epitel pigmen retina.
Gejala dari ablasio retina adalah adanya floater, fotopsia, dan penurunan
tajam penglihatan.