Você está na página 1de 101

Hidrokarbon tak jenuh dengan ikatan rangkap dua (-C=C-)

Alkane: CnH2n+2 hidrokarbon jenuh (saturated)


Alkena: CnH2n hidrokarbon tak jenuh (unsaturated)

H H CH3
CH3 CH CH2
C C C CH2
propena
H H (propilena)
CH3
etena 2-metilpropena
(etilena) (isobutilena)
H Cl
C C
H H a-pinena
kloroetena (turpentina)
(vinil klorida)

H H O

OH
Asam oleat (asam lemak tak jenuh
3
I. TATANAMA ALKENA
• Alkena : hidrokarbon dengan 1 ikatan rangkap
• rantai induk yang mengandung C=C
• Nomor untuk menyatakan ikatan rangkap (C=C) harus
serendah mungkin (nomor terkecil)

CH3 CH2 CH CH2 1-butena

4-metil-1-butena

3-bromosiklohexena
Br
4
Tatanama poliena: alkadiena,
alkatriena, etc.
• Alka-di-ena : hk dengan 2 ikatan rangkap
• Alka-triena : hk dengan 3 ik rangkap
1,3-butadiena

5,5-dimetil-1,3-siklopentadiena

bisiklo[2.2.1]-2,5-heptadiena

C=C-C-C-C : 1-pentena
C=C-C=C-C : 1,3-pentadiena
C=C-C=C-C=C-C : 1,3,5-heptatriena
Alkena Nama IUPAC Nama trivial
C2H4 etena etilena
C3H6 Propena Propilena
C4H8 Butena Butilena
C5H10 Pentena amilena
Tata nama : ana → ena
C=C DAN -OH: ALKENOL
OH lebih tinggi prioritasnya
ada pada akhiran, dan nomor terendah

OH
2-propen-1-ol

5-metil-4-hexen-2-ol
OH
OH
2-sikloheksenol
GUGUS SAMPING :
contoh

H2C CH etenil (vinil) vinil klorida

H2C CH CH2 Cl
2-propenil (alil)
H2C alil alkohol
C 1-metiletenil (isopropenil)
H3C OH

CH2 metilena isopropenil bromida

CH2 Br

1-vinilsikloheksena metilenesiklopentana
8
SOAL
TULISKAN NAMA IUPAC UNTUK SENYAWA
BERIKUT

2,3,4,5-tetrametil-1,4-heksadiena

5-heksen-3-ol
OH

OH
2,4-sikloheksadienol

9
 Reaksi eliminasi alkohol (dalam suasana basa
kuat) atau alkil halida (dalam basa) p389
 ROH dan bereaksi lambat
 RX primer, bereaksi lambat, kecuali dig basa meruah,
mis t-butoksida ((E2 disertai SN2)
 ROH sekunder lewat E1, disertai penataan ulang C+
 RX sekunder lewat E2, campuran produk, yang
melimpah trans-alkena
 ROH ter, dengan asam kuat dg cepat lewat C+ (E1)
 RX ter, E2 …
 Alkuna?
 Hidrokarbon tak jenuh mempunyai sifat
fisiologis lebih aktif (sebagai obat tidur)
daripada hidrokarbon jenuh yang bersesuaian
 Misalnya, 2-metil-2-butena, lebih aktif
daripada isopentana
 Keaktifan narkotika dan toksik dari olefin naik
dengan BM-nya
 Alkena (olefin) sebetulnya banyak terdapat
dalam minyak mineral tetapi karena
keaktifan yang besar, maka terdapat dalam
jumlah yang kecil.
 Suku-suku yang rendah diperoleh dalam
jumlah besar sebagai hasil tambahan pada
industri bumi yakni pada proses cracking
 Sifat-sifat
 Gas tak berwarna
 Dapat dibakar
 Bau yang khas
 Eksplosif dalam udara (pada konsentrasi 3-34%
etena)
 Terdapat : dalam gas batu bara biasa dan
pada proses cracking
 Pembuatan : pengawahdidratan etanol
 Sebagai obat bius (dicampur dengan O2)
 Untuk mematangkan buah-buahan (ngontrol
dg etena 0,1%)
 Reagent, terutama pada tempat2 terdapat
gas alam, minyak bumi atau etanol
 Rumus : -(C-C-C-C-C-C-C-)-n
 Termoplastik (menjadi lunak jk dipanaskan
dan keras jika didinginkan kembali –proses
bisa diulang)
 Tahan asam, basa, dan bahan-bahan kimia
yang lain, tahan tekanan dan suhu tinggi
 Dipakai untuk mengisolasi kawat listrik,
membuat alat-alat lab, botol2, dsb
 Rumus : -(-C(C6H5) – C(C6H5) – C(C6H5)-)-n
 Termoplastik
 Menyerupai gelas, tahan air dan bahan-bahan
kimia
 Dipakai untuk membuat kancing, permainan,
sisir, bahan-bahan listrik, dsb
 Didapat dari industri minyak bumi
 Sifat-sifat kimia dan fisiologisnya menyeruapi
etena
 Sifat pembius
 Memasakkan buah-buahan
 Dapat dipakai untuk sisntesis, misalnya:
membuat gliserol, isopropil-alkohol, platik
“polipropilena
 Didapat dari industri minyak bumi
 Mempunyai sifat pembius dan memasakkan
buah-buahan
 Dapat diubah menjadi 1,3-butadiena (dengan
cara dehidrogenasi katalitik), suatu bahan
untuk membuat karet buatan
 DIKENAL 3 MACAM IKATAN DIENA
 Kumulatif : -C=C=C-
 Terkonjugasi : -C=C-C=C-
 Terisolasi : -C=C-(CH2)n-C=C- : n>1
 Adanya ikatan rangkap kedua memperbesar
keaktifan anestetik
 Mengandung ikatan rangkap terkonjugasi >>
dapat berpolimerisasi
 Kereaktifan ini menghasilkan karet-karet
buatan
 n C=C-C=C >> C=C-C=C - C=C-C=C ….

 Dapat dipolimerisasi jadi karet buatan
 Banyak senyawa di alam dapat dianggap
sebagai polimer dari isoprepena (vitamin A,
karoten, terpena, dll
 Lebih beracun daripada senyawa2 yang
mempunyai suatu ikatan rangkap
 Similar to alkanes, haloalkanes

Cl Cl Cl H
C C C C
H H H Cl

m = 1.7 D m=0D
b.p. = 60ºc b.p. = 48ºc

25
#2: STABILITAS
1. LEBIH TERSUBSTITUSI = LEBIH STABIL  DERAJAT SUBSTITUSI

R R R H
C C > C C > RCH CHR , R2C CH2 > RCH CH2 > H2C CH2
R R R R

2. TRANS LEBIH STABIL DARIPADA CIS  (STEREOKIMIA)

H H
H H
H H
C C
C C
H H
H H
H H H HH H
steric repulsion

3. ALKENA TERKONYUGASI LEBIH STABIL DARIPADA ALKENA TERISOLASI


 Terdiri dari dua atom C terhibridisasi sp2
yang terikat satu sama lain via ikatan p
dan s
 Geometri molekul ~ planar
 Kereaktifan
 Ikatan p merupakan daerah dengan kerapatan
elektron tinggi = nukleofil
 Alkena mengalami reaksi adisi, di mana
ikatan p jadi dua ikatan s baru
27
 Reaksi adisi
 Substitusi
 Eliminasi
 Radikal
 perisiklik
satu
 Adisi terjadi melalui pemutusan ikatan π
(bersifat lebih lemah) pada ikatan rangkap
membentuk 2 ikatan sigma (Csp2 → Csp3)
 Reaksi umumnya eksoterm
 Elektron phi yang tak terlindungi dalam ikatan
rangkap C-C, akan menarik E+ seperti H+
 Step 1: Pi electrons attack the electrophile.
E
+
C C + E C C +

• Step 2: Nucleophile attacks the carbocation.

E E Nuc
_
C C+ + Nuc: C C
 hidrogenasi katalitik = reduksi : alkena →
alkana
 Adisi katalitik gas hidrogen kepada suatu
alkena atau alkuna adalah suatu reduksi dari
senyawa berikatan-phi
 Pada suhu tinggi, dengan H2 + katalisator (Pt, Pd
halus)
 Pada tekanan atmosfer, suhu kamar dengan katalis
Nekel Raney (campuran dari Ni dan Al)
Mekanisme
Hidrogenasi suatu
Alkena

• H2 diadsorbsi permukaan
logam. Ikatan sigma H-H
putus dan terbentuk
ikatan logam-H.
• Alkena ter adsorbsi pada
permukaan logam,
dengan ikatan phi-nya
berantaraksi dengan
orbital kosong (dari0
logam
• Molekul alkena
bergerak2 pada
permukaan logam
sampai menabrak atom
H yang terikat pada
logam, → produk
hidrogenasi
Efek seluruh Diagram Energi Reaksi
katalis : Hidrogenasi Katalitik

menyediakan
suatu permukaan
paada mana
reaksi dapat
terjadi dan
melemahkan
ikatan-iakatan
dalam H2 dan
dalam alkena →
penurunan Ea
 Kereaktifan : Cl2 > Br2 >I 2
 Anti addition, so reaction is stereospecific.
 Adisi dengan bromin (Br2) adalah test kualitatif yang spesifik untuk
alkena (ites ikatan rangkap)
 Jika Br2 (coklat kemerahan) diteteskan ke dalam larutan yang
mengandung ikatan rangkap, warna coklat kemerahan hilang (uji positif
ikatan rangkap, adisi)

Br
C C + Br2 C C

Coklat
Br
Tak berwarna
kemerahan
Senyawa Laju relatif
CH2=CH2 1,0
CH3CH2CH=CH2 97
cis-CH3CH2CH=CHCH3 4.300
(CH3)2C=C(CH3)2 930.000
Catatan : Adisi elektrofilik

“Loose” p electrons adalah nukleofil (Lewis bases),


bereaksi dengan elektrofil (Lewis acids).

electrophile
+ -
Y Z
Z
Y Y Z
C C C C C C

nucleophile

Ikatan p yang lemah berubah menjadi 2 ikatan s baru yang lebih kuat

Kenali atom elektrofilik yang akan terikat, karena akan masuk/


mengadisi pada posisi yang sedikit tersubstitusi, sehingga akan
mengontrol regioselektivitas reaksi
41
Br
C C + Br Br C C + Br
Bromonium
(suatu holonium)

Br
Br
C C
C C
Br Br
 Jika alkena tak simetris, sebagian besar
muatan positif akan diemban oleh karbon
yang lebih tersubstitusi  karbokation yang
lebih stabil
 Ion-antara bertitian (ion holonium) = ion
bermujatan positif berenergi tinggi
 Serangan-anti dari X
 Adisi elektrofilik : HX mengadisi ikatan pi 
alkil halida
 Jalan sintesis alkilhalogen

H X
C C + H X C C (X = Cl, Br, I)

Reactivitas: HI > HBr > HCl >> HF (asam lebih kuat = electrofil lebih baik
 Suatu hidrogen halida mengandung ikatan H-X
yang sangat polar dan dapat dengan mudah
melepaskan H+ kepada ikatan pi suatu alkena
 Hasil serangan H+ adalah suatu karbokation
antara, yang dengan cepat bereaksi dengan ion
negatif haalida dan menghasilkan suatu alkil
halida
 Karena serangan awal dilakukan oleh sebuah
elektrofil, maka adisi HX kepada sebuah alkena
disebut reaksi adisi elektrofilik
TAHAP 1 (LAMBAT)
CH3 CH3
_
CH3 C CH CH3 CH3 C CH CH3 + Br
+
H
H Br
Karbokation
antara
TAHAP 2 (CEPAT)

CH3 CH3
CH3 C CH CH3 CH3 C CH CH3
+
H Br H
_
Br
 Pada adisi HX dengan alkena asimetris, H+
dari HX akan masuk pada atom C berikatan
rangkap (C=C) yang mempunyai jumlah atom
H terbanyak
 = reaksi regioselektif : suatu reaksi dalam
mana satu arah adisi kepada suatu alkena
tak-simetris lebih melimpah daripada arah
yang lain
Contoh aturan Markovnikoff
HBr Br
CH3 CH CH2 but not CH3 CH2 CH2 Br
CH3 CH CH3

CH3
CH3 C CH CH3
CH3 +
H
CH3 C CH CH3 _
+ Br
H Br X CH3
CH3 C CH CH3
+
H
 Pada mekanisme adisi HX, tahap I
adalah pembentukan sebuah
KARBOKATION
 Stabilitas karbokation :

3o >2o > 1o
Mekanisme
Br
Br
H Br CH3 CH CH3
2º carbocation
more stable
CH3 CH CH2

Br Br
CH3 CH2 CH2
1º carbocation
less stable

Interpretasi dari aturan Markovnikov :


Reaksi menghasilkan produk yang mempunyai
karbokation intermediat yang lebih stabil
Mekanisme

Rendah Ea 
Laju
Br
pembentukan
cepat

Br
Br
Br
+ HBr
Penataan ulang karbokation
HBr
+
Br
HBr Br

Br

H
Br
1,2-H shift

Br

Br
Penataan ulang karbokation

HCl
+
Cl
Cl
Soal
Dari produk utama reaksi berikut, adakah penataan ulang  hidrida/metida?

HBr Membentuk karbokation tersier


Br
-tak ada penataan ulang.

Cl Membentuk karbokation sekunder,


HCl Penataan ulang ke karbokation tersier melalui
pergeseran hidrida

Membentuk karbokation sekunder,


HCl Penataan ulang ke karbokation tersier melalui
Cl pergeseran metida
Soal : gambarkan produk dari tiap reaksi
berikut:

HI
I

HCl Cl

HBr
Br
I
HI
and
I
 Ramalkan laju relatif reaksi alkena berikut ini
terhadap HBr (laju terendah ditulis lebih dulu)
:
 a) CH3CH2CH=CH2
 b) CH2=CH2
 c) (CH3)2C=CHCH3
 Gambarkan struktur zat antara
karbokationnya dan produk utama reaksi-nya
ADISI RADIKAL BEBAS
no Br Orientasi Markovnikov
+ HBr
peroxides
Orientasi antiMarkovnikov
peroxides (peroxide effect)
Br

Jika ada peroksida (misalnya benzoilperoksida),


adisi HBr berlangsung anti Markovnikoff = Reaksi adisi
radikal bebas - HBR
Mengikuti zat antara radikal
 Peroxide O-O bond breaks easily to form free
radicals.
heat
R O O R R O + O R

• Hydrogen is abstracted from HBr.

R O + H Br R O H + Br
=>
Electrophile
Chapter 8 60
 Bromine adds to the double bond.

Br + C C C C
Br
• Hydrogen is abstracted from HBr.

C C + H Br C C + Br
Br Br H

Electrophile =>
Chapter 8 61
Bandingkan: adisi HBr tanpa dan
dengan peroksida
Br
Br Markovnikov
HBr orientation
(H+)
More stable intermediate
in both cases.

HBr HBr antiMarkovnikov


Br Br orientation
perox
(Br )

Regiochemical control
HBr
Br Br

Br

Reaction proceeds through


Br more stable radical intermediate.

65
Adisi dengan asam sulfat dan H2O
pada alkena (industrial)
H OSO3H H OH
H2O
C C + H2SO4 C C  C C

alkil hidrogen Sulfat overall:


hidrasi

H2SO4 OSO3H H2O OH


Markovnikov
orientation
H OH
H+ reverse of dehydration
C C + H2O C C (Le Châtelier)

OH
H2O
Markovnikov
H2SO4

OH2 OH
H+ H2O -H+
-H+ -H2O H+

Principle of microscopic reversibility


70
Pembentukan halohidrin
X OH
X2
C C C C + HX
H2O
vicinal halohydrin
Br
Br
Br Br Br
C C C C -H+ C C
C C
OH2 OH
H2O
anti addition

Br2 Br
H2O
OH 73
 Alkena + larutan asam hipoklorit (Cl2 + H2O)
terbentul klorohidrol (klorohidrin)

 CH3-CH=CH2 + HOCl → CH3CH(OH)-CH2Cl


The most highly substituted carbon has the
most positive charge, so nucleophile
attacks there.

=>

Chapter 8 75
Cl OH
Regioselektif: Cl2
but not
H2O
OH Cl

Cl
Cl
Cl Cl Cl

larger major
contributor contributor
than 1º cation

76
Cl Cl
Hibridisasi resonansi :
+ +
OH2
OH2

C yang lebih tersubstitusi,


mengandung muatan + yang lebih besar
sehingga lebih kuat tarikannya terhadap
nukleofil

77
Nukleofil lain :

CH3
Br2
OCH3
CH3OH
Br

-H+
Br
Br
CH3
Br CH3
O
H
Br
CH3OH

78
Soal. Tuliskan produk, tunjukkan stereokimianya bila ada

Br2 Br- adalah nukleofil


Br
CCl4
Br

H2O adalah nukleofil


Br2
OH
H 2O
Br Etanol adalah nukleofil

Br2
OCH2CH3 Yang menarik!
CH3CH2OH Br
Br+ adalah elektrofil,
Karena kurang elektronegatif;
Cl- adalah nukleofil
BrCl
Br
CCl4
Cl

79
satu
 Reaksi yang melibatkan oksidasi ikatan
rangkap C=C dapat dikelompokkan menjadi 2
gugus umum
 Oksidasi ikatan phi tanpa memutuskan ikatan
sigma → 1,2-diol atau epoksidasi
 Oksidasi ikatan phi yang memutuskan ikatan
sigma → keton atau aldehida atau asam
karboksilat
 Oksidasi alkena dengan KMnO4 pada suasana
netral pada suhu rendah, akan dihasilkan suatu
dialkohol (1,2-alkanadiol atau Glikol)

Reaksi ini dapat dipakai untuk memperlihatkan ikatan tak jenuh (Baeyer
mempergunakan: KMnO4 + Na2CO3) karena pada percobaan ini dapat dilihat
bahwa warna ungu dari KMnO4 hilang jika ada ikatan rangkap dan terjadi endapan
dari MnO2
 Dengan KMnO4 + asam (atau larutan KMnO4
pekat), atau K2Cr2O7 + H2SO4 atau CrO3 +
CH3COOH
 Alkena putus pada ikatan rangkap dan terjadi
:
 KMnO4 (panas)  Asam K + keton
 O3 diikuti dengan H2O2 dg H+  Asam + keton
 O3 diikuti dengan Zn dengan H+  Aldehida+
asam
 Tergantung senyawa semula (reaktan)
Chapter 8 85
 CH3-C(C)=C-CH3 →
H3C-C-C(C)=O + HOOC-C-CH3

 H3C-C=CH2 →CH3-COOH + HOOCH → CO2


+ H2O

Reaksi ini dapat dipakai untuk menentukan


tempat ikatan rangkap pada molekul
tiga
 Ozonida tidak dipisahkan tetapi direaksikan
terus dengan :
 H2 + Ni atau
 H2O + Zn
 Hasilnya : (tergantung zat semula)
 Aldehida + aldehida
 Aldehida + keton
 Keton + keton
C. Ozonolisis

1) O3 Pemutusan
C C C O + O C
2) H2O, Zn Oksidatif

R R R R
C C " C O + O C
R H R H
ketone aldehyde
R H R H
C C " C O + O C
R H R H
ketone formaldehyde

89
empat
 Molekul raksasa = makromolekul
 Polimer (yunani: “banyak bagian”) terbuat
dari ribuan satuan berulang dari bagian kecil
(=monomer) [yunani: “satu bagian”]
 Produk pertama reaksi polimer adalah dimer
(“dua bagian”) → trimer → tetramer →→
polimer
D. Polimerisasi

radical
H2C CH CH2 CH n = 1000’s – 10,000’s
initiator n
Y Y
monomer polymer

radical initiators: O2

O O di-t-butyl peroxide

O O

O O benzoyl peroxide

92
 Polimer yang terbentuk oleh adisi monomer satu
sama lain, tanpa hilangnya atom atau gugus
 Polimer radikal bebas
 Polimer adisi ionik
 Polimer sintetik diberi nama menurut monomer,
diawali dengan poli
 Polietilena : satuan monomer nya ad etilena
 Polistirena : satuan monomernya ad stirena
 Polivinil klorida : monomernya vinil klorida
 Polipropilena : monomernya propilena

p427
monomer polimer

H2C CH2 CH2 CH2 polietilen


n
polipropilen (“poly”)
H2C CHCH3 CH2 CH
n
CH3
poli(vinil klorida) (PVC, “vinil”)
H2C CHCl CH2 CH
n
Cl
polistiren
H2C CHPh CH2 CH
n

94
monomer polimer

Cl
H2C CCl2 CH2 C “Saran”
n
Cl
“Orlon”
H2C CHCN CH2 CH
n
CN
polytetrafluoroethylene
F2C CF2 CF2 CF2 (PTFE, “Teflon”)
n

95
Free-radical chain polymerization:

ROOR  2 RO Initiation

RO + CH2 CH RO CH2 CH
R R
Markovnikov
RO CH2 CH + CH2 CH RO CH2 CH CH2 CH
Propagation
R R R R

RO CH2 CH CH2 CH + CH2 CH etc.


R R R
“head to tail” polymerization

96
 Hidrokarbon tak jenuh mempunyai sifat
fisiologis lebih aktif (sebagai obat tidur)
daripada hidrokarbon jenuh yang bersesuaian
 Misalnya, 2-metil-2-butena, lebih aktif
daripada isopentana
 Keaktifan narkotika dan toksik dari olefin naik
dengan BM-nya
 Alkena (olefin) sebetulnya banyak terdapat
dalam minyak mineral tetapi karena
keaktifan yang besar, maka terdapat dalam
jumlah yang kecil.
 Suku-suku yang rendah diperoleh dalam
jumlah besar sebagai hasil tambahan pada
industri bumi yakni pada proses cracking
 Sifat-sifat
 Gas tak berwarna
 Dapat dibakar
 Bau yang khas
 Eksplosif dalam udara (pada konsentrasi 3-34%
etena)
 Terdapat : dalam gas batu bara biasa dan
pada proses cracking
 Pembuatan : pengawahdidratan etanol
 Sebagai obat bius (dicampur dengan O2)
 Untuk mematangkan buah-buahan (ngontrol
dg etena 0,1%)
 Reagent, terutama pada tempat2 terdapat
gas alam, minyak bumi atau etanol
 Rumus : -(C-C-C-C-C-C-C-)-n
 Termoplastik (menjadi lunak jk dipanaskan
dan keras jika didinginkan kembali –proses
bisa diulang)
 Tahan asam, basa, dan bahan-bahan kimia
yang lain, tahan tekanan dan suhu tinggi
 Dipakai untuk mengisolasi kawat listrik,
membuat alat-alat lab, botol2, dsb
 Rumus : -(-C(C6H5) – C(C6H5) – C(C6H5)-)-n
 Termoplastik
 Menyerupai gelas, tahan air dan bahan-bahan
kimia
 Dipakai untuk membuat kancing, permainan,
sisir, bahan-bahan listrik, dsb
 Didapat dari industri minyak bumi
 Sifat-sifat kimia dan fisiologisnya menyeruapi
etena
 Sifat pembius
 Memasakkan buah-buahan
 Dapat dipakai untuk sisntesis, misalnya:
membuat gliserol, isopropil-alkohol, platik
“polipropilena
 Didapat dari industri minyak bumi
 Mempunyai sifat pembius dan memasakkan
buah-buahan
 Dapat diubah menjadi 1,3-butadiena (dengan
cara dehidrogenasi katalitik), suatu bahan
untuk membuat karet buatan
 DIKENAL 3 MACAM IKATAN DIENA
 Kumulatif : -C=C=C-
 Terkonjugasi : -C=C-C=C-
 Terisolasi : -C=C-(CH2)n-C=C- : n>1
 Adanya ikatan rangkap kedua memperbesar
keaktifan anestetik
 Mengandung ikatan rangkap terkonjugasi >>
dapat berpolimerisasi
 Kereaktifan ini menghasilkan karet-karet
buatan
 n C=C-C=C >> C=C-C=C - C=C-C=C ….

 Dapat dipolimerisasi jadi karet buatan
 Banyak senyawa di dalam dapat dianggap
sebagai polimer dari isoprepena (vitamin A,
karoten, terpena, dll
 Lebih beracun daripada senyawa2 yang
mempunyai suatu ikatan rangkap

Você também pode gostar