Você está na página 1de 18

Kelompok 8

Menurut Sadono Sukirno, kebijakan


fiskal adalah langkah-langkah
pemerintah untuk membuat
perubahan-perubahan dalam sistem
pajak atau dalam perbelanjaannya
dengan maksud untuk mengatasi
masalah-masalah ekonomi yang
dihadapi

Prathama Rahardja Mandala


Manurung, kebijakan fiskal adalah
kebijakan ekonomi yang digunakan
pemerintah uantuk mengelola/
mengarahkan perekonomian ke
kondisi yang lebih baik atau yang
diinginkan dengan cara mengubah-
ubah penerimaan dan pengeluaran
pemerintah.
 kebijakan fiskal terdiri dari perubahan
pengeluaran pemerintah atau perpajakkan
dengan tujuan untuk mempengaruhi besar serta
susunan permintaan agregat. Indikator yang
biasa dipakai adalah budget defisit yakni selisih
antara pengeluaran pemerintah (dan juga
pembayaran transfer) dengan penerimaan
terutama dari pajak.
 Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang
dibuat pemerintah untuk mengarahkan ekonomi
suatu negara melalui pengeluaran dan
pendapatan (berupa pajak) pemerintah.
mengatasi defisit
anggaran pendapatan
dan belanja Negara
(APBN) dan masalah-
masalah APBN lainnya.

Prioritas utama
kebijakan fiskal

mengatasi stabilitas
ekonomi makro.
Kesimpulan…
kebijakan fiskal adalah suatu
kebijakan ekonomi yang dilakukan
oleh pemerintah dalam pengelolaan
keuangan negara untuk
mengarahkan kondisi perekonomian
menjadi lebih baik yang terbatas
pada sumber-sumber penerimaan
dan alokasi pengeluaran negara yang
tercantum dalam APBN.
 Untuk meningkatkan laju investasi.
 Untuk mendorong investasi optimal secara
sosial.
 Untuk meningkatkan kesempatan kerja.
 Untuk meningkatkan stabilitas ekonomi
ditengah ketidakstabilan internasional.
 Untuk menanggulangi inflasi.
 Untuk meningkatkan dan mendistribusikan
pendapatan nasional.
Fungsi Alokasi

Fungsi Distribusi

Fungsi Stabilisasi
Kebijakan fiskal umumnya dibagi atas tiga
kategori, yaitu:
 Kebijakan yang menyangkut pembelian
pemerintah atas barang dan jasa.
 Kebijakan yang menyangkut perpajakan.
 Kebijakan yang menyangkut pembayaran
transfer.
Salah satu gagasan utama Keynes pada tahun
1930-an adalah kebijakan fiskal dapat dan
hendaknya digunakan untuk menstabilkan tingkat
keluaran dan peluang kerja. Secara spesifik
menurut Keynes, terdapat dua hal yang dapat
dilakukan oleh pemerintah dalam kebijakan fiskal
yaitu :
 Kebijakan fiskal ekspansioner yaitu memotong
pajak dan/atau menaikkan pengeluaran untuk
mengeluarkan perekonomian dari penurunan.
 Kebijakan fiskal kontraksioner yaitu menaikkan
pajak dan/atau memangkas pengeluaran untuk
mengeluarkan perekonomian dari inflasi.
Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak
yang berlaku akan berpengaruh pada ekonomi.
Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya
beli masyarakat akan meningkat dan industri
akan dapat meningkatkan jumlah output. Dan
sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan
daya beli masyarakat serta menurunkan output
industri secara umum.
Pengaruh kebijaksanaan fiskal terhadap
perekonomian bisa dianalisa dalam dua tahap
yang berurutan, yaitu :
 Bagaimana suatu kebijaksanaan fiskal
diterjemahkan menjadi suatu APBN.
 Bagaimana APBN tersebut mempengaruhi
perekonomian.
Potensi demografis,
daya tarik investasi, Keseimbangan
permintaan primer dan Pengelolaan
domestik yang alokasi subsidi fiskal yang
relatif baik, kondisi yang tepat baik
geopolitik yang sasaran.
cukup mantap
Realisasi APBN 2016
sisi belanja negara menunjukkan
capaian yang secara tahun ke
tahun lebih baik dari tahun lalu
untuk periode yang sama,
terutama pada sisi belanja
defisit lebih rendah barang dan belanja modal
terutama dipengaruhi pemerintah (termasuk belanja
perbaikan capaian infrastruktur) yang memiliki
realisasi penerimaan multiplier effect relatif besar
negara terhadap perekonomian
nasional, dimana pada dua jenis
belanja tersebut terjadi
percepatan dan perbaikan pola
penyerapan anggaran di tahun
2016.
arah kebijakan fiskal pemerintah di tahun 2017
yang berfokus pada pemantapan untuk
meningkatkan daya saing ekonom dan
mengakselerasi pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan dan berkeadilan, melalui upaya
mewujudkan APBN yang lebih realistis, kredibel dan
berkelanjutan. Upaya-upaya tersebut diantaranya
meliputi optimalisasi pendapatan, penguatan
kualitas belanja, pengendalian resiko hutang
pemerintah, perbaikan perimbangan keuangan
pusat-daerah, peningkatan anggaran infrastruktur
kebijakan ekspansif yang terarah, terukur, dan
menjaga keberlanjutan fiskal.
Strategi kebijakan fiskal tahun 2018

mendorong peningkatan
pendapatan negara melalui keberlanjutan dan efisiensi
optimalisasi penerimaan pembiayaan, yang
perpajakan serta pengelolaan dilakukan melalui
sumber daya alam dan aset pengendalian defisit dan
negara yang lebih baik. rasio utang, defisit
keseimbangan primer yang
semakin menurun, dan
melakukan penguatan kualitas pengembangan creative
belanja negara melalui financing, seperti melalui
peningkatan kualitas belanja skema Kerjasama
modal yang produktif, efisiensi Pemerintah dengan Badan
belanja non prioritas seperti Usaha (KPBU).
belanja barang dan subsidi yang
harus tepat sasaran.
Risiko Fiskal didefinisikan sebagai potensi
tambahan defisit APBN yang disebabkan oleh
sesuatu di luar kendali Pemerintah.
Pengungkapan risiko fiskal sangat perlu untuk
empat tujuan strategis, yaitu :
 Peningkatan kesadaran seluruh pemangku
kepentingan (stakeholders) dalam
pengelolaan kebijakan fiskal.
 Meningkatkan keterbukaan fiskal.
 Meningkatkan tanggung jawab fiskal.
 Menciptakan kesinambungan fiskal.
Dalam Nota Keuangan APBN Tahun 2017,
sumber risiko fiskal dapat diidentifikasi ke
dalam lima kelompok, yaitu (1) risiko asumsi
dasar ekonomi makro; (2) risiko pendapatan
negara; (3) risiko belanja negara; (4) risiko
pembiayaan; dan (5) risiko fiskal tertentu.

Você também pode gostar