Você está na página 1de 28

KONSEP DAN URGENSI

PANCASILA MENJADI
IDEOLOGI NEGARA

FITRA MILA TINA SYAFITRI


173210861
KELAS E
DOSEN PENGAMPU : YUDI HERDIANTO SH., MH., SPsi
Historis, Sosiologis, Politik Pancasila
menjadi Ideologi Negara
• Historis
Presiden Soekarno pernah mengatakan,
”Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah.”
Pernyataan tersebut dapat dimaknai bahwa
sejarah mempunyai fungsi penting dalam
membangun kehidupan bangsa dengan lebih
bijaksana di masa depan. Hal tersebut sejalan
dengan ungkapan seorang filsuf Yunani yang
bernama Cicero (106-43SM) yang
mengungkapkan, “Historia Vitae Magistra”,
yang bermakna, “Sejarah memberikan
kearifan”.

Pengertian lain dari istilah tersebut yang sudah menjadi pendapat umum (common-
sense) adalah “Sejarah merupakan guru kehidupan”. Implikasinya, pengayaan
materi perkuliahan Pancasila melalui pendekatan historis adalah amat penting dan
tidak boleh dianggap remeh guna mewujudkan kejayaan bangsa di kemudian hari.
• Sosiologis
Bung Karno menegaskan bahwa nilai-nilai Pancasila digali dari bumi pertiwi Indonesia.
Dengan kata lain, nilai-nilai Pancasila berasal dari kehidupan sosiologis masyarakat
Indonesia. Pernyataan ini tidak diragukan lagi karena dikemukakan oleh Bung Karno
sebagai penggali Pancasila, meskipun beliau dengan rendah hati membantah apabila
disebut sebagai pencipta Pancasila

• Politik
Salah satu sumber pengayaan materi pendidikan Pancasila adalah berasal dari
fenomena kehidupan politik bangsa Indonesia. Tujuannya agar Anda mampu
mendiagnosa dan mampu memformulasikan saran-saran tentang upaya atau usaha
mewujudkan kehidupan politik yang ideal sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Secara spesifik, fokus kajian melalui pendekatan


politik tersebut, yaitu menemukan nilai-nilai ideal
yang menjadi kaidah penuntun atau pedoman
dalam mengkaji konsep-konsep pokok dalam
politik yang meliputi negara (state), kekuasaan
(power), pengambilan keputusan (decision
making), kebijakan (policy), dan pembagian
(distribution) sumber daya negara, baik di pusat
maupun di daerah.
MEMBANGUN ARGUMEN
TENTANG DINAMIKA DAN
TANTANGAN PANCASILA
SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA
Argumen tentang Dinamika Pancasila
sebagai Ideologi Negara

Pancasila
Panca
sila

Bahasa sansekerta

F. Mila T. Syafitri
Pancasila merupakan
rumusan dan pedoman
kehidupan berbangsa
dan bernegara bagi
seluruh rakyat Indonesia

Pancasila sebuah
kesatuan filsafat
terorganisir dan hirarkis,
sila ke satu sampai lima
saling berkaitan satu
sama lain

F. Mila T. Syafitri
Dalam sejarah bangsa Indonesia, dinamika
Pancasila sebagai ideologi negara
memperlihatkan adanya pasang surut dalam
pelaksanaan nilai-nilai Pancasila

F. Mila T. Syafitri
1 Pancasila sebagai ideologi negara dalam masa
pemerintahan Presiden Soekarno

 Ideologi mengalami pasang surut karena


dicampur dengan ideologi komunisme
dalam konsep Nasakom
2 Pancasila sebagai ideologi negara dalam masa
pemerintahan Presiden Soeharto

 Diletakkan pada kedudukan yang sangat


kuat melalui TAP MPR No II/1978 tentang
Pemasyarakatan P4
 Asas tunggal bagi organisasi politik dan
organisasi masyarakat

F. Mila T. Syafitri
3 Pancasila sebagai ideologi negara pada masa
Era Reformasi

 Mengalami pasang surut, ditandai dengan :


-enggannya para penyelenggara negara
mewacanakan tentang Pancasila
-hilangnya Pancasila dari kurikulum
nasional
Argumen tentang Tantangan Pancasila
sebagai Ideologi Negara

Tantangan Pancasila sebagai Ideologi Negara

Internal Eksternal
Internal

1 Pergantian rezim yang berkuasa melahirkan


kebijakan politik yang berorientasi pada
kepentingan kelompok atau partai sehingga
ideologi Pancasila sering terabaikan
Internal

2 Penyalahgunaan kekuasaan mengakibatkan


rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap
rezim yang berkuasa sehingga kepercayaan
terhadap ideologi menurun drastis
Eksternal

1 Pertarungan ideologis antara

1945 - 1990
Eksternal

2 Menguatnya isu kebudayaan global ditandai


dengan masuknya berbagai ideologi asing
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Eksternal

3 Meningkatnya kebutuhan dunia sebagai akibat


pertambahan penduduk dan kemajuan
teknologi

Eksploitasi

Kerusakan
lingkungan
MENDESKRIPSIKAN ESENSI
DAN URGENSI PANCASILA
SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA
Hakikat Pancasila sebagai Ideologi
Negara

1 Dimensi Realitas
Nilai-nilai dasar yang terkandung bersumber
dari nilai-nilai real yang hidup dalam
masyarakatnya. Hal ini mengandung arti bahwa
nilai-nilai Pancasila bersumber dari nilai-nilai
kehidupan bangsa Indonesia sekaligus juga
berarti bahwa nilai-nilai Pancasila harus
dijabarkan dalam kehidupan nyata sehari-hari
baik dalam kaitannya dengan kehidupan
bermasyarakat maupun dalam segala aspek
penyelenggaraan negara.
2 Dimensi Idealitas

Mengandung cita-cita yang


ingin dicapai dalam berbagai
bidang kehidupan
bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.
Nilai-nilai dasar Pancasila
mengandung tujuan yang
dicapai sehingga mampu
menggugah motivasi untuk
mewujudkan cita-cita.
2 Dimensi Idealitas

Nilai-nilai yang
terkandung dalam
Pancasila bersifat
sistematis dan rasional
(Wibisono, 1989).
Jadi, Pancasila
haruslah memberi cita-
cita dan harapan
tentang masa depan
yang lebih baik.
(Alfian, 1991)
3 Dimensi Fleksibilitas

Merangsang masyarakat
untuk mengembangkan
pemikiran baru tentang nilai-
nilai dasar yang terkandung.
Pancasila ideologi terbuka,
karena demokratis dan
merangsang warga negara
untuk mengembangkan
pemikiran baru, tanpa
khawatir kehilangan hakikat
dirinya (Alfian, 1991: 192 –
195).
Di sini, Pancasila memenuhi
syarat fleksibilitas tersebut,
yang dibuktikan dari
perjalanan sejarah
Pancasila. Sampai sekarang,
Pancasila masih berdiri
tegar dan kokoh, dan selalu
menerima pembaharuan,
tanpa kehilangan jati dirinya.
Urgensi Pancasila sebagai Ideologi
Negara

Peran ideologi negara bukan hanya terletak pada


aspek legal formal, melainkan juga harus hadir
dalam kehidupan konkret masyarakat itu sendiri
SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA
BAGI MAHASISWA ?
APA PENTINGNYA PANCASILA
Untuk memperlihatkan peran ideologi sebagai
penuntun moral dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara sehingga ancaman
Dimensi
Fleksibilitas
Dimensi Dimensi
Realitas Idealitas

IDEOLOGI NEGARA

Nilai-nilai Keterbukaan
dasar
Cita-cita
“Jika kita memilih tidak peduli, lebih
sibuk dengan urusan masing-masing,
nasib negeri ini persis seperti
sekeranjang telur diujung tanduk, hanya
soal waktu akan pecah berantakan.”

-Tere Liye, Negeri di Ujung Tanduk-


TERIMAKASIH
:)

Você também pode gostar