Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
LAPANGAN
KELOMPOK IV
Dosen Pembimbing
Nurminingsih, S.sos, M.Si
Kerupuk atau krupuk adalah makanan ringan yang
pada umumnya pangan yang menjadi makanan khas
terutama orang Indonesia. Karena tak sedikit orang
yang merasa tak nikmat makan jika tidak
menggunakan kerupuk sebagai pelengkap. Atau,
makan akan serasa lebih nikmat dengan tambahan
kerupuk. Dalam perkembangannya, kerupuk bukan
hanya sebagai “teman” makan saja, namun juga
disuguhkan sebagai kudapan di meja tamu.
Bahan Baku
Seperti kerupuk pada umumnya, Kerupuk “ Family Putra “ milik Bapak Okim ini
berbahan dasar tepung terigu, tepung tapioka, garam, sarden (untuk kerupuk putih)
dan jengkol.
Untuk bahan baku pada awalnya Bapak Okim membuat sendiri olahan kerupuk nya
tetapi karena kurangnya modal dan efisiensi biaya maka Bapak Okim mengambil
bahan kerupuk setengah jadi dari pemasok
berikut daftar kerupuk dan bahan tambahannya :
a. Pertama, menjemur kerupuk yang masih mentah dibawah terik matahari selama 2-3 hari.
c. Ketiga, setelah dimasukkan kedalam oven maka langkah selanjutnya adalah dilakukan proses
penggorengan, untuk proses penggorengan ini masih menggunakan kayu bakar sebagai bahan
bakarnya, ada 2 penggorengan yang digunakan, pertama untuk kerupuk yang setengah matang dan
untuk yang sudah matang dan ada urutan tersendiri dalam menggoreng agar tidak mempengaruhi
rasa kerupuk itu sendiri.
Dan pada saat ini Pemasaran Kerupuk “ Family Putra “ dilakukan dengan cara menitipkan
kerupuk di beberapa warung dan tukang sayur sekitar lingkungan Kampung Jangkar, serta
memproduksi kerupuk dalam jumlah banyak (borongan) untuk dijual ke pasar cariu.
PERMASALAHAN DAN KENDALA
Pada usaha Kerupuk “ Family Putra” yang kami kunjungi dan teliti ternyata ada
beberapa masalah dan kendala yang dihadapi Bapak Okim dalam proses
mempertahankan dan mengembangkan usahanya, diantaranya :
1. Kurangnya modal untuk mengganti barang-barang produksi yang telah rusak.
2. Sulitnya memenuhi permintaan konsumen yang tak terbatas karena kurangnya
tenaga kerja, hal ini juga disebabkan karena kurangnya modal.
3. Pembuangan limbah yang belum ada solusi, sehingga harus menunggu hujan
untuk membuang limbahnya.
4. Pengemasannya sangat sederhana, hanya dibungkus dengan plastik bening
berukuran besar atau ditempatkan didalam blek.
5. Laporan keuangan tidak disusun dengan rapih dan perlu pembukuan sehingga
dapat menentukan antara modal dan profit (keuntungan).
6. Usaha ini dari keuangan sendiri belum pernah ada bantuan dari Pemerintah.
ANALISA SWOT
EFAS
Strategi SO Strategi Wo
Oppoturnities
Kerupuk sudah memiliki pasar
Membuka cabang baru dan
Membuat kreasi produk yang lebih menarik
menambah jumlah produksi
/ baru sehingga menarik minat pelanggan
Mengembangkan pemasaran melaui seperti kemasan toples