Você está na página 1de 47

Abses Hepar

Hernika Irawan
13-207

Pembimbing
Dr. Boy Hutaperi, Sp.PD
Definisi

Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang


disebabkan karena infeksi bakteri, parasit,
maupun jamur yang bersumber dari sistem
gastrointestinal yang ditandai dengan adanya
proses supurasi dengan pembentukan pus di
dalam parenkim hati. Pus terbentuk dari
jaringan hepar yang nekrosis, sel-sel inflamasi
atau sel darah di dalam parenkim hepar.
Epidemiologi
• Pada tahun 1994, di Amerika Serikat terdapat
2.983 kasus.
• 40-50 juta orang terinfeksi setiap tahunnya,
terutama di negara berkembang.
• Prevalensi lebih tinggi 5-10% di daerah
endemik.
• Prevalensi tertinggi di negara-negara tropis;
Mexiko, India, Amerika Tengah dan Selatan
dan daerah tropis di Asia dan Afrika.
Etiologi

AHA AHP
• Entamoeba hystolitica • Enterobactericeae
• Microaerophilic streptococci
• Anaerobic streptococci
• Klebsiella pneumoniae
• Bacteriodes
• Fusobacterium
• Staphilococcus aereus
• Staphilococcus milleri
• Candida albicans
• Aspergillus
• Eikenella corrodens
• Yersinis enterolitica
• Salmonella thypii
• Brucella melitensis dan fungal.
Patofisiologi
Klasifikasi
• Penimbunan atau akumulasi debris
nekro-inflamatori purulen di dalam
AHA parenkim hati yg disebabkan oleh
amuba, terutama entamoeba hystolitica.
(Abses Hati Amebik)

• Proses supuratif yang terjadi pada


jaringan hati yg disebabkan oleh invasi
AHP bakteri melalui aliran darah, sistem bilier,
maupun penetrasi langsung.
(Abses Hati Pyogenik)
Diagnosa

Demam

Mual & Nyeri perut


muntah
Anamnesis kanan atas

Anoreksia
Nyeri tekan
hipokondriu
m dextra

Diare dan
Pemeriksaan
ditemukan Hepatomegali
amuba fisik

Demam
tidak begitu
tinggi
Laboratorium

Pemeriksaan
penunjang

Rontgen USG
toraks abdomen
Penatalaksanaan

Tirah baring

Drainase cairan
Diet TKTP
abses

AHP: Antibiotik
spektrum luas, AHA: Metronidazol
termasuk ampicilin 3x750 mg 7-10 hari
dan aminoglikosida
Komplikasi

Ruptur abses ke dalam


Regio toraks:
Pericardium:
- Fistula Peritoneum:
- Gagal jantung
hepatobronkial
- Perikarditis - Peritonitis
- Abses paru
- Tamponade - Asites
- Empiema
jantung
amuba (20-30%)
...lanjutan komplikasi

• Infeksi sekunder
• Thrombosis dapat terjadi pada vena porta
maupun vena hepatica, disebabkan karena
infeksi bakteri anaerobic.
Laporan Kasus

Anamnesis:

Nama : Tn. Y
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 33 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Muaro Panas
Suku Bangsa : Minang
Tanggal Masuk : 24 September 2017
• Sakit perut kanan atas
sejak 3 hari sebelum
masuk rumah sakit.
Keluhan
utama
RPS

Sakit perut kanan atas sejak 3 hari sebelum


masuk rumah sakit. Awalnya pasien demam sejak 4
hari sebelum masuk rumah sakit. Demam dirasakan
hanya 1 malam. Kemudian disusul dengan nyeri perut
bagian kanan atas. Nyeri dirasakan terus menerus
dan semakin hari semakin sakit. Nyeri juga dirasakan
menjalar sampai ke ulu hati dan punggung pasien.
Jika pasien batuk, harus menekan perut terlebih
dahulu untuk menahan sakitnya.
Nyeri dirasakan bertambah saat pasien
merubah posisi dari tidur ke duduk dan berjalan
sehingga pasien harus agak membungkuk. Nyeri
dirasakan berkurang jika pasien duduk dan
beristirahat. Pasien juga mengeluhkan mual dan
muntah setiap habis makan. BAB tidak ada sejak 4
hari sebelum masuk rumah sakit. BAK berwarna
seperti teh. Sesak nafas tidak ada. Nyeri pinggang
tidak ada. Pusing tidak ada.
RPD

Riwayat penyakit yang sama tidak ada


Riwayat Hepatitis tidak ada
Riwayat DM tidak ada
Riwayat Hipertensi tidak ada
Riwayat penyakit jantung tidak ada
RPK

Riwayat Hepatitis tidak ada


Riwayat DM tidak ada
Riwayat Hipertensi tidak ada
Riwayat penyakit jantung tidak ada
Riwayat
Psikososial

Pasien seorang laki-laki berumur 33 tahun.


Pekerjaan sehari-hari sebagai wiraswasta.
Memiliki 1 orang anak. Pasien memiliki
kebiasaan merokok dan mengkonsumsi
alkohol kurang lebih 10 tahun yang lalu,
tetapi tidak sering dan sudah berhenti sejak
kurang lebih 8 tahun yang lalu.
Pemeriksaan
Fisik

Keadaan umum : Sakit sedang


Vital sign :
Kesadaran : Composmentis cooperatif
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Frekuensi Nadi : 90 x/menit, Reguler
Frekuensi Napas : 20 x/menit
Suhu : 36,5ºC
Status Gizi :
Berat Badan : 53 kg
Tinggi Badan : 165 cm
IMT : (19,48) Normoweight
Status
Generalisata

Kulit : Ikterik (-), sianosis (-)


Kepala :
Bentuk : Normochepal, rambut tidak
mudah dicabut
Wajah : Dalam batas normal
Mata : Sklera ikterik (-), konjungtiva
anemis (-)
Telinga : Dalam batas normal
Hidung : Dalam batas normal
Mulut : Dalam batas normal
Leher : Tidak ada benjolan/massa, JVP 5-2 cmH2O,
tidak ada pembesaran (KGB) submandibula,
sepanjang M.sternocleidomastoideus,
Supra/infraclavikula kiri dan kanan.
Thorak :
Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba 2 jari di RIC V
linea midclavicularis sinistra.
Perkusi :
Batas kiri : 2 jari di RIC V linea
midclavicularis sinistra
Batas kanan : RIC IV linea sternalis
dextra
Batas atas : RIC II line parasternalis
sinistra
Auskultasi : Irama murni, murmur (-), gallop
(-), bising jantung (-)
Paru-paru :
Inspeksi : Dinding dada simetris kiri dan kanan
Palpasi : Fremitus kiri dan kanan sama
Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : Suara nafas vesikular, rhonki (-/-),
wheezing (-/-)
Abdomen :
Inspeksi : Perut tidak tampak membuncit,
venektasi (-), sikatrik (-)
Palpasi : Dinding perut supel, nyeri tekan (+) di
hipokondrium dextra, nyeri lepas (+) di
hipokondrium dextra
Hepar : - Dextra membesar 3 jari dibawah arcus
costarum. Konsistensi keras, tepi
tumpul, nyeri tekan (+)
- Sinistra tidak terdapat pembesaran
Lien : Tidak terdapat pembesaran
Ginjal : Bimanual (-), ballottement (-), nyeri
ketok CVA (-)
Perkusi : Tympani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ekstremitas :
Superior :
Inspeksi : Edema (-/-), sianosis (-)
Palpasi : Perabaan hangat, pulsasi arteri radialis
kuat angkat
Inferior :
Inspeksi : Edema (-/-),sianosis (-/-)
Palpasi : Perabaan hangat, pulsasi A.Femoralis,
A.Dorsalis pedis, A.Tibialis posterior, dan
A. Poplitea kuat angkat.
Pemeriksaan
Penunjang

Pemeriksaan lab 24 September 2017


- Hb : 13,6 g/dl
- Ht : 37,5%
- Leukosit : 19,86/mm3
- Trombosit : 338.000/mm3
- Bilirubin total : 1,69 mg/dl
- Bilirubin direct : 0,73 mg/dl
- Bilirubin indirect : 0,96 mg/dl
- SGOT : 74/mm3
- SGPT : 54/mm3
EKG
Diagnosa kerja Abses hepar
Kolesistitis Kista hepar

Hepatoma TB hepar
Diagnosa
banding
Penatalaksanaan

A. Nonfarmakologi
- Bed rest
- Diet tinggi kalori tinggi protein (TKTP)
B. Farmakologi
- IVFD RL 20 jam/kolf
- Pronalges supp II
- Inj. Ranitidin 2x1 amp
- Inj. Ondansentron 2x1 amp
- Inj. Ceftriaxon 2x2 amp
- Ciprofloxacin inf 2x1 fls
- Curcuma 3x1
- Paracetamol 3x500 mg
Pemeriksaan
anjuran

Kultur
pus
CT Scan
abdomen
USG
abdomen
Komplikasi

Ruptur abses ke pleura, perikardium, paru

Sepsis
Prognosis

Quo ad Quo ad
Quo ad vitam
functionam sanationam
• Bonam • Bonam • Bonam
Follow up

Hari/Tanggal Subjectif Objectif Assessment Planning

Senin/25-9- - Nyeri perut - KU: sedang Susp. - IVFD RL 8


2017 kanan atas, - Kes: CMC Kolesistitis DD/ jam/kolf
menjalar ke - TD: 110/60 Abses hepar - Inj. Ranitidin
punggung - N: 88 2x1 amp
- P: 19 - Inj.
- S: 38,1 Ondansentron
2x1 amp
- Inj. Ceftriaxon
2x2 amp
- Ciprofloxacin
2x500 mg
- PCT 3x1 tab
- Curcuma 3x1
tab

Rencana USG
abdomen
Konsul bedah
Hari/Tanggal Subjectif Objectif Assessment Planning

Selasa/26-9- - Sakit perut - KU: sedang Susp. - IVFD RL 8


2017 kanan atas - Kes: CMC Kolesistitis DD/ jam/kolf
- Tidak bisa - TD: 110/60 Abses hepar - Inj. Ranitidin
tidur - N: 88 2x1 amp
- Batuk (+) - P: 22 - Inj.
- Demam (+) - S: 38,0 Ondansentron
- BAB (-) sejak 1 2x1 amp
minggu - Inj. Ceftriaxon
2x2 amp
- Ciprofloxacin
2x200 mg
- PCT 3x1 tab
- Curcuma 3x1
tab
Hasil USG Abdomen
Hasil :
- Penebalan pleura kanan
- Hepar : Kesan membesar, tampak lesi
hipoekoik dengan batas masih
dapat disusuri, dengan ukuran ±
6,6 x 6,5 x 6,7 cm. tidak tampak
dilatasi duktus bilier intrahepatik.
- Kandung empedu : Dinding tidak menebal, tidak
tampak batu/sludge. Tidak tampak
dilatasi duktus bilier ekstrahepatik.
- Pankreas : Didak tervisualisasi.
- Limpa : Ukuran dan bentuk kesan baik,
tidak tampak lesi.
- Ginjal : Ukuran kedua ginjal masih relative
baik,diferensiasi korteks dan medulla baik,
sistem pelviokalises bilateral tidak tampak
melebar. Tak tampak jelas batu atau kista.
- Buli : Dinding tidak menebal. Tidak tampak batu.

Kesan :
Suspek abses hepar yang belum likuifikasi.
Penebalan pleura kanan.
Hari/Tanggal Subjectif Objectif Assessment Planning

Rabu/27-9- - Sakit perut - KU: sedang Abses hepar - IVFD RL 8


2017 kanan atas - Kes: CMC jam/kolf
- Demam (+) - TD: 100/60 - Inj. Ranitidin
hilang timbul - N: 83 2x1 amp
- BAB (-) sejak 1 - P: 22 - Inj.
minggu - S: 36,2 Ondansentron
- Mual muntah 2x1 amp
(+) - Inj. Ceftriaxon
2x2 amp
- PCT 4x500 mg
- Curcuma 3x1
tab
- Ciprofloxacin
1x fls
- Metronidazol
3x fls
Hari/Tanggal Subjectif Objectif Assessment Planning

Kamis/28-9- - Sakit perut - KU: sedang Abses hepar - IVFD RL 8


2017 kanan atas - Kes: CMC jam/kolf
berkurang - TD: 100/60 - Inj. Ranitidin
- Demam (-) - N: 80 2x1 amp
-Mual muntah - P: 20 - Inj.
(-) - S: 36,5 Ondansentron
2x1 amp
- Inj. Ceftriaxon
2x2 amp
- PCT 3x500
gram
- Curcuma 3x1
tab
Hasil lab: - Metronidazol
- Hb: 12,6 g/dl 1x fls
- Ht: 35,4 g/dl
- Leukosit:
19,43/mm3
- Trombosit:
504+/mm3
Hari/Tanggal Subjectif Objectif Assessment Planning

Jumat/29-9- - Sakit perut - KU: sedang Abses hepar - IVFD RL 8


2017 kanan atas - Kes: CMC jam/kolf
berkurang - TD: 100/70 - Inj. Ranitidin
- Demam (-) - N: 70 2x1 amp
- Mual muntah - P: 19 - Inj. Ceftriaxon
(-) - S: 36,8 2x2 amp
- Nafsu makan - PCT 4x500
baik gram
- Curcuma 2x1
tab
- Ciprofloxacin
2x1 tab
- Metronidazol
1x fls
Kesimpulan

Seorang pasien laki-laki berumur 33 tahun dirawat di


bangsal RSUD Solok pada tanggal 24 September 2017 dengan
diagnosa akhir Abses hepar.
Pada anamnesis didapatkan sakit perut kanan atas sejak
3 hari sebelum masuk rumah sakit. Awalnya pasien demam
sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam dirasakan
hanya 1 malam. Kemudian disusul dengan nyeri perut bagian
kanan atas. Nyeri dirasakan terus menerus dan semakin hari
semakin sakit. Nyeri juga dirasakan menjalar sampai ke ulu hati
dan punggung pasien. Jika pasien batuk, harus menekan perut
terlebih dahulu untuk menahan sakitnya.
Nyeri dirasakan bertambah saat pasien merubah posisi
dari tidur ke duduk dan berjalan sehingga pasien harus agak
membungkuk. Nyeri dirasakan berkurang jika pasien duduk dan
beristirahat. Pasien juga mengeluhkan mual dan muntah setiap
habis makan. BAB tidak ada sejak 4 hari sebelum masuk rumah
sakit. BAK berwarna seperti teh. Sesak nafas tidak ada. Nyeri
pinggang tidak ada. Pusing tidak ada.
Pasien tidak pernah menderita penyakit yang sama.
Pasien juga tidak pernah menderita penyakit hepatitis. Pasien
tidak memiliki penyakit DM, hipertensi maupun penyakit
jantung. Pasien memiliki riwayat meminum alkohol ± 10 tahun
yang lalu dan sudah berhenti sejak ± 8 tahun yang lalu.
Vital sign didapatkan tekanan darah 100/70 mmHg,
frekuensi nadi 90 x/menit, Reguler, frekuensi nafas 20 x/menit,
suhu 36,5ºC. Pada pemeriksaan fisik didapatkan perut tampak
membuncit, nyeri tekan dan nyeri lepas di hipokondrium dextra,
hepar dextra membesar 3 jari dibawah arcus costarum.
Konsistensi keras, tepi tumpul, nyeri tekan (+).
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb : 13,6
g/dl, Ht : 37,5%, Leukosit : 19,86/mm3, Trombosit :
338.000/mm3, Bilirubin total : 1,69 mg/dl, Bilirubin direct : 0,73
mg/dl, Bilirubin indirect : 0,96 mg/dl, SGOT : 74/mm3, SGPT :
54/mm3. Terdapat peningkatan leukosit, bilirubin total, bilirubin
indirect, SGOT, dan SGPT pada hasil pemeriksaan laboratorium.
Diagnosis abses hepar ditegakkan berdasarkan
anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan
pemeriksaan USG abdomen yang dilakukan pada pasien.
TERIMA KASIH

Você também pode gostar