Você está na página 1de 26

Konsep Bermain

Niken Andalasari
Definisi bermain
 Wong (2000)
 Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela
untuk memperoleh kepuasan/kesenangan.
 Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual,
emosional, dan sosial.
 Bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena
dengan bermain anak-anak akan berkomunikasi, belajar
adaptasi dg lingkungan, melakukan apa yang dapat
dilakukan, serta dapat mengenal waktu, jarak, dan suara.

2
1. Perkembangan sensori motorik

• berkembang paling dominan pada masa bayi.


• Didukung oleh stimulasi visual, pendengaran, taktil
(sentuhan).
• Ex : untuk bayi yang mengembangkan kemampuan sensoris-
motoris dan alat permainan untuk usia todler dan prasekolah
yang banyak membantu perkembangan aktivias motorik
kasar dan halus.
2. Perkembangan kognitif (intelektual)
 Anak belajar kenal warna,
bentuk/ukuran, tekstur dari berbagai
obyek, angka dan benda.
 Anak belajar merangkai kata, berpikir
abstrak, memahami hub ruang seperti
naik, turun, di bawah dan terbuka.
 belajar untuk mengatasi persoalan yg
timbul
3. Perkembangan sosial
• Ditandai dengan kemampuan
berinteraksi dgn lingkungannya
dan anak akan belajar memberi
dan menerima
• Saat aktivitas bermain, anak
belajar berinteraksi dgn teman,
memahami bahasa lawan
bicara, dan belajar ttg nilai
sosial yang ada pada
kelompoknya.
4. Perkembangan kreativitas
• Berkreasi : kemampuan untuk
menciptakan sesuatu dan mewujudkannya
kedalam bentuk objek dan atau kegiatan
yang dilakukannya.
• Anak akan belajar dan mencoba untuk
merealisasikan ide-idenya.
• Misalnya : dengan membongkar dan
memasang satu alat permainan akan
merangsang kreativitasnya untuk semakin
berkembang
5. Pengembangan kesadaran diri
• Anak akan mengembangkan
kemampuannya dlm mengatur
tingkah laku.
• Belajar mengenal
kemampuanya dan
membandingkan dgn
oranglain dan menguji
kemampuannya dgn mencoba
peran baru dan mengetahui
dampak tingkah lakunya
terhadap orang lain
6. Perkembangan moral
• Anak mempelajari nilai benar dan
salah dari lingkungannya terutama
dari orangtua dan guru
• Dengan bermain, kesempatan
menerapkan nilai-nilai tersebut dan
menyesuaikan diri dengan aturan-
aturan kelompok yang ada di
lingkungannya
• Serta dapat membedakan mana
tentang benar dan yang salah
• Misal: merebut mainan temannya
7. Bermain sebagai terapi
• Saat dirawat di RS akan ada perasaan yang
tidak menyenangkan seperti marah, takut,
cemas, sedih dan nyeri.
• Dampak dari hospitalisasi karena
menghadapi stresor yang ada di
lingkungan RS
• Permainan akan mengalihkan rasa sakitnya
(distraksi) dan relaksasi melalui
kesenangannya melakukan permainan.
• Bagi yang belum dapat mengekspresikan
secara verbal merupakan media
komunikasi dengan orang lain dan petugas
kesehatan.
Prinsip2 dalam aktivitas bermain

1. Perlu ekstra energi


2. Warna yang cukup
3. Alat permainan
4. Ruang untuk bermain
5. Pengetahuan cara bermain
6. Teman bermain
12
Klasifikasi Bermain

• Permainan social-afektif
Hubungan interpersonal yang menyenangkan antara anak dan
orang tua, contoh: permainan cilukba
• Permainan rasa senang
Permainan yang sifatnya memberikan rasa senang pada anak,
contoh: bermain pasir dan air
• Skill play
Permainan yang sifatnya memberikan keterampilan pada anak,
contoh: naik sepeda
Klasifikasi Bermain
• Perilaku unoccupied
Anak tidak bermain tetapi memfokuskan perhatian mereka secara
singkat pada apapun yang menarik perhatian mereka
• Dramatic Roleplay
Anak bermain imajinasi/fantasi, contoh: anak memerankan dokter atau
perawat
• Games
Permainan dengan alat tertentu yang menggunakan skor, contoh: ular
tangga
Anak usia bayi

• Permainan ini dibagi menjadi usia 0-3


bln, 4-6 bln, 7-9 bln
• Karakteristik permainan sense of
plessure play
• 0-3 bln : mainan gantung warna terang
dan musik yg menarik
• 4-6 bln : mainan yg mudah dipegang
dan terang, memnggil namanya
• 7-9 bln : mencoret kertas, boneka dll
Anak usia todler (> 1 thn-3 thn)

• Jenis permainan: solitary play dan


parallel play
• Anak usia 1-2 thn sering melakukan
permainan sendiri
• Anak usia 2-3 thn akan secara
paralel dapat berkomunikasi walau
belum begitu jelas dan lancar
• Jenis : boneka, kerta api, alat
memasak, pasir, lilin warna-warni
Anak usia prasekolah (>3-6 thn)
• Kemampuan motorik kasar dan
halus lbh matang daripada usia
todler
• Jenis permainan yang sesuai
adalah associative play, dramatic
play dan skill play
• Anak akan melakukan permainan
bersama temannya dengan
komunikasi yang sesuai dengan
kemampuan temannya
Anak usia sekolah (6-12 thn)
• Kemampuan sosial semakin
meningkat
• Mereka lebih mampu bekerjasama
dengan teman sepermainannya
• Pergaulan dengan teman menjadi
tempat belajar mengenal norma
baik atau buruk
• Sehingga permainan usia ini, untuk
meningkatkan ketrampilan fisik dan
intelektualnya tetapi juga
mengembangkan sensitivitasnya
untuk terlibat dalam kelompok dan
bekerjasama
Anak usia remaja (13-18 thn)
• Anak remaja merupakan fase
peralihan yaitu di satu sisi
meninggalkan masa kanak-kanak
dan sisi lain memasuki usia
dewasa dan bertindak sebagai
individu
• Permainan konstruktif :
olahraga basket, karangtaruna,
remaja masjid dll
BERMAIN DI RS (keuntungan)
• Meningkatkan hubungan antara klien petugas kesehatan
• Perawatan di RS akan membatasi kemampuan anak untuk
mandiri. Aktifitas bermain yang terprogram akan memulihkan
perasaan mandiri
• Membantu anak mengekspresikan perasaan
• Dapat meningkatkan kemampuan anak untuk mempunyai tingkah
laku positif
• Memberikan kesempatan berkompetisi secara sehat dan
menghilangkan ketegangan
PRINSIP BERMAIN DI RS
• Permainan tidak boleh bertentangan dengan pengobatan yang
dijalani
• Permainan yang tidak membutuhkan banyak energi, singkat
dan sederhana
• Permainan yang harus mempertimbangkan keamanan anak
• Permainan harus melibatkan kelompok umur yang sama
• Melibatkan orangtua
ALAT PERMAINAN DI RS

• Alat harus ditetapkan dan tidak harus baru dan bagus


• Gunakan alat yang dimiliki anak atau yang tersedia di ruang
rawat
• Yang penting yaitu alat permainan yang digunakan harus
menggambarkan kreativitas perawat dan orangtua, serta
dapat menjadi media untuk eksplorasi perasaan anak
Pelaksanaan Terapi Bermain
• Sarana dan media
• Pengorganisasian:
1. Leader = mengarahkan kegiatan
2. Co-leader = memprediksi respon peserta
3. Observer = mengamati keamanan jalannya kegiatan
4. Fasilitator = mempertahankan dan meningkatkan
motivasi peserta
• Setting tempat

Você também pode gostar