Você está na página 1de 22

Adab Menghadapi

Orang Sakit
PENDAHULUAN
 Hidup ini tidak lepas dari cobaan dan ujian
 Cobaan dan ujian merupakan sunatullah
dalam kehidupan.
 Manusia akan diuji dalam kehidupannya baik
dengan perkara yang tidak disukainya atau
bisa pula pada perkara yang
menyenangkannya. Allah ta'ala berfirman
yang artinya,
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami
akan mengujimu dengan keburukan dan kebaikan
sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya).
Sakit Menurut Islam

A. Sakit merupakan qadla dan qadar Allah


yang diturunkan kepada mukmin dan juga
kepada kafir
Sakit akan menghapuskan dosa
 Sebagaimana firman Allah ta'ala,
"Dan apa saja musibah yang menimpamu maka adalah
disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah
memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-
kesalahanmu)." (QS. asy-Syuura: 30).
 Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,
"Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang
terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga
kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang
menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan
dengannya dosa-dosanya. (HR. Muslim)
C. Sakit akan Membawa Keselamatan dari Api
Neraka
• Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda yang artinya,
" Janganlah kamu mencaci maki penyakit demam, karena
sesungguhnya (dengan penyakit itu) Allah akan
mengahapuskan dosa-dosa anak Adam sebagaimana
tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi.
(HR. Muslim).
D. Sakit akan mengingatkan hamba atas
kelalaiannya
• Allah ta'ala berfirman yang artinya,
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (para rasul)
kepada umat-umat sebelummu, kemudian Kami siksa
mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan
kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah)
dengan tunduk merendahkan diri. (QS. al-An'am: 42)

yaitu supaya mereka mau tunduk kepada-Ku, memurnikan ibadah


kepada-Ku, dan hanya mencintai-Ku, bukan mencintai
selain-Ku, dengan cara taat dan pasrah kepada-Ku. (Tafsir
Ibnu Jarir)
E. Terdapat hikmah yang banyak di balik
berbagai musibah
• Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,
"Sesungguhnya Allah ta'ala jika mencintai suatu kaum,
maka Dia akan memberi mereka cobaan." (HR.
Tirmidzi, shohih).
”Penyakit merupakan cambuk Allah di bumi ini,
dengannya Dia mendidik hamba-hamba-Nya.” (Al
Hadits).
Bagi Penderita
 wajib bersabar dan ikhlas terhadap cobaan (sakit)
yang menimpanya, sedang bersabar (dari cobaan
itu) akan diberi pahala dan mendapatkan kebaikan
di sisi Allah.
 Islam memerintahkan agar berobat pada saat
ditimpa penyakit.
Berobatlah, karena tiada satu penyakit yang diturunkan Allah,
kecuali diturunkan pula obat penangkalnya, selain dari satu
penyakit, yaitu ketuaan (HR Abu Daud dan At-Tirmidzi
dari sahabat Nabi Usamah bin Syuraik).
 “Sesungungnya Allah tidak menurunkan penyakit
melainkan menurunkan obatnya. Maka jika didapatkan
obat maka sembuhlah ia dengan izin Allah”.
Bagi Keluarga,Kerabat & Orang Lain
 DISYARIATKAN MENJENGUK SETIAP
ORANG SAKIT
 Diriwayatkan di dalam hadits sahih muttafaq
'alaih dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi saw.
bersabda:
"Hak orang muslim atas orang muslim lainnya ada lima:
menjawab salam, menjenguk yang sakit, mengantarkan
jenazahnya, mendatangi undangannya, dan
mendoakannya ketika bersin."
KEUTAMAAN DAN PAHALA MENJENGUK
ORANG SAKIT
 Hadits Tsauban yang marfu' (dari Nabi
saw.):
"Sesungguhnya apabila seorang muslim menjenguk orang
muslim lainnya, maka ia berada di dalam khurfatul
jannah."
 Dalam riwayat lain ditanyakan kepada
Rasulullah saw.: "Wahai Rasulullah, apakah
khurfatul jannah itu?" Beliau menjawab,
"Yaitu taman buah di surga."
 Diriwayatkan dari Ali r.a., ia berkata: Saya
mendengar Rasulullah saw. bersabda:

"Tiada seorang muslim yang menjenguk orang muslim


lainnya pada pagi hari kecuali ia didoakan oleh tujuh
puluh ribu malaikat hingga sore hari; dan jika ia
menjenguknya pada sore hari maka ia didoakan oleh
tujuh puluh ribu malaikat hingga pagi hari, dan baginya
kurma yang dipetik di taman surga." (HR Tirmidzi,
dan beliau berkata, "Hadits hasan." )
 Ibnu Majah meriwayatkan dari Abu Hurairah
r.a., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda:

"Barangsiapa menjenguk orang sakit maka berserulah


seorang penyeru dari langit (malaikat), 'Bagus engkau,
bagus perjalananmu, dan engkau telah mempersiapkan
tempat tinggal di dalam surga."
 Oleh sebab itu, menjenguk orang sakit,
menanyakan keadaannya, dan
mendoakannya merupakan bagian dari
pengobatan menurut orang-orang yang
mengerti. Maka pengobatan tidak seluruhnya
bersifat materiil (kebendaan).
 Menjenguk orang sakit bukan berarti semata-
mata membesarkan hati penderita, tetapi hal
itu juga merupakan tindakan dan perbuatan
baik kepada keluarganya.
 janganlah suami atau wali melarang istri atau
putrinya menjenguk orang yang punya hak
untuk dijenguk olehnya, seperti kerabatnya
yang bukan muhrim, atau besan (semenda),
atau gurunya, atau suami kerabatnya, atau
ayah kerabatnya, dan sebagainya dengan
syarat-syarat seperti yang telah disebutkan di
atas.
 menjenguk orang sakit itu, apa pun jenisnya,
warna kulitnya, agamanya, atau negaranya,
adalah amal kemanusiaan yang oleh Islam
dinilai sebagai ibadah dan qurbah
(pendekatan diri kepada Allah).
"Adab menjenguk orang sakit, di antaranya ada yang
tidak khusus untuk menjenguk orang sakit:
1. Jangan menyebutkan identitas diri secara tidak jelas, misalnya
dengan mengatakan "saya," tanpa menyebut namanya.
2. Jangan berkunjung pada waktu yang tidak layak untuk
berkunjung, seperti pada waktu si sakit minum obat, atau waktu
mengganti pembalut luka, waktu tidur, atau waktu istirahat.
3. Jangan terlalu lama (kecuali bagi orang yang mempunyai
hubungan khusus dengan si sakit seperti yang saya sebutkan di
atas).
4. Menundukkan pandangan (apabila di tempat itu terdapat wanita
yang bukan mahramnya).
5. Jangan banyak bertanya, dan hendaklah menampakkan rasa
belas kasihan.
6. Mendoakannya dengan ikhlas.
7. Menimbulkan optimisme kepada si sakit.
8. Menganjurkannya berlaku sabar, karena sabar itu besar
pahalanya, dan melarangnya berkeluh kesah, karena berkeluh-
kesah itu dosa."
MENDOAKAN SI SAKIT

 ada hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu


Abbas dari Nabi saw. bahwa beliau
bersabda:
"Barangsiapa yang menjenguk orang sakit yang belum tiba
ajalnya, lalu ia mengucapkan doa ini disampingnya
sebanyak tujuh kali:
(Aku mohon kepada Allah Yang Maha Agung Tuhan bagõ
'arsy yang agung, semoga la berkenan
menyembuhkanmu), niscaya Allah akan
menyembuhkannya dari penyakit tersebut."
KEUTAMAAN KESABARAN
KELUARGA SI SAKIT
 Kesabaran keluarga dan kerabatnya dalam
merawat dan mengusahakan
kesembuhannya tidak kalah besar
pahalanya.
 Diantara orang yang paling wajib bersabar
apabila keluarganya ditimpa sakit ialah suami
atas istrinya, atau istri atas suaminya.
 Yang lebih wajib lagi ialah kesabaran anak
laki-laki terhadap penyakit kedua orang
tuanya. Sebab hak mereka adalah sesudah
hak Allah Ta'ala, dan berbuat kebajikan atau
berbakti kepada mereka termasuk pokok
keutamaan yang diajarkan oleh seluruh
risalah Ilahi. Karena itu Allah menyifati Nabi
Yahya a.s. dengan firman-Nya:

"Dan banyak berbakti kepada kedua orang tuanya,


dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka."
(Maryam: 14)
 Demikian juga dengan anak perempuan,
bahkan dia lebih berhak memelihara dan
merawat kedua orang tuanya, dan lebih
mampu melaksanakannya karena Allah telah
mengaruniainya rasa kasih dan sayang yang
melimpah, yang tidak dapat ditandingi oleh
anak laki-laki.
 Al-Qur'an sendiri menjadikan kewajiban berbuat
baik kepada kedua orang tua ini dalam urutan
setelah mentauhidkan Allah Ta'ala, sebagaimana
difirmankan-Nya:

"Sembahlah Allah dan janganlah kamu


mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan
berbuat baiklah kepada kedua orang ibu bapak..."
(an-Nisa': 36)

"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu


jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-
baiknya ..." (al-lsra': 23)
 Ungkapan Al-Qur'an "sampai ke usia lanjut
dalam pemeliharaanmu" menunjukkan bahwa
si anak bertanggung jawab atas kedua orang
tuanya, dan mereka telah menjadi
tanggungannya. Sedangkan bersabar
terhadap keduanya --ketika kondisi mereka
telah lemah atau tua-- merupakan pintu yang
paling luas yang mengantarkannya ke surga
dan ampunan;

Você também pode gostar