Você está na página 1de 27

Oleh:

Awwab Hafizh
Lidia

Application of Geochemistry
for Geothermal Prospecting
KEGIATAN USAHA PANAS BUMI MENURUT UU No. 27 Tahun 2003
Geokimia Panasbumi adalah ilmu yang mempelajari komposisi kimia dari fluida panas
bumi. Bertujuan untuk mengetahui karakteristik reservoir panasbumi. Penggunaannya
dalam eksplorasi panasbumi adalah untuk mengetahui dan mengkaji potensi untuk
pengembangan dari suatu sumberdaya panas bumi. Data kimia yang digunakan adalah
data kimia dari manifestasi panasbumi (air dan gas) dan data isotop (Zulwidyatama,
2014).
Dasar-dasar Estimasi Potensi Energi Panas Bumi

 Estimasi potensi energi panas bumi ini didasarkan pada kajian ilmu geologi, geokimia, geofisika dan teknik
reservoar.

 Kajian geologi lebih ditekankan pada sistem, vulkanis, struktur geologi, umur batuan, jenis
dan tipe batuan ubahan dalam kaitannya dengan sistem panas bumi.

 Kajian geokimia ditekankan pada tipe dan tingkat maturasi air, asal mula air panas, model hidrologi dan sistem
fluidanya.

 Kajian geofisika menghasilkan parameter fisis batuan dan struktur bawah permukaan dari sistem panas bumi.

 Kajian teknik reservoar menghasilkan fase teknik yang mendefinisikan klasifikasi cadangan termasuk sifat fisis
batuan dan fluida serta permindahan fluida dari reservoar.

 Dari keempat kajian tersebut diatas diperoleh potensi energi dan model sistem panas bumi.
Metoda Estimasi Potensi Energi Panas Bumi

 mengestimasi kehilangan panas (natural heat loss) yang dilakukan pada awal eksplorasi.

 Membandingkan dengan daerah panas bumi lain yang mempunyai kemiripan lapangan dan telah diketahui
potensinya.

 Mengestimasi energi panas yang terkandung dalam batuan maupun fluida.

 Mengestimasi kandungan massa fluida dengan memperhitungkan energi panas yang terdapat dalam fluida (air
panas maupun uap).
Huenges, 2010
Huenges, 2010
Geotermometer Gas
Gas panasbumi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut:
• Gas-Gas Reaktif, Gas ini merupakan gas yang mudah mengalami reaksi
(unsurnya). Contoh dari gas ini adalah H2O, CO2, H2S, NH3, H2, N2, CH4.Gas-gas ini
memberikan informasi kondisi bawah permukaan seperti menerangkan kondisi
temperatur bawah permukan.
• Gas-Gas Inert, cenderung lebih stabil dan tidak reaktif. Contoh dari gas ini adalah
gas mulia, hidrokarbon selain metana.Gas ini dapat digunakan untuk menunjukkan
informasi sumber dari gas itu.

Geotermometer gas baik digunakan untuk menghitung temperatur dari data


manifestasi berupa gas, seperti pada fumarol dan solfatara. Dari hasil analisis kimia
gas ini dapat digunakan untuk mengetahui perkiraan suhu reservoir (Arnorsson &
Gunnlaugsson, 1985)
Geokimia Fluida Check dulu 𝑀𝑒𝑎𝑠𝑢𝑟𝑒𝑑 𝑇𝐷𝑆 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑇𝐷𝑆 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
=
𝐶𝑎𝑙𝑐𝑢𝑙𝑎𝑡𝑒𝑑 𝑇𝐷𝑆 k c × EC, dengan kc = 0.67 mg. cm/μS. L

Toleransi TDS : 1-1,2


Geokimia Fluida
Analisis Geotermometer

Kuarsa (Si02) K-Mg Na-K-Ca


Na-K

Syarat : 𝑡 0 𝐶 = [1647/ (log (Na/K) + β (log (√Ca/Na) + 2.06) + 2.47)] − 273.15


- Batasan temperatur untuk no steam loss < 250 0C (Aribowo, 2011)
- Batasan temperatur untuk max steam loss 100 0C - 250 0C,
apabila > 250 0C diperlukan persamaan untuk menerangkan
kelarutan kuarsa
Prediksi Kandungan Massa Fluida Hidrotermal
1
Studi Stabil Isotop

Konsepnya yaitu mengambil sampel dari air


yang ingin diuji dan air dari tempat dugaan air
berasal. Apabila isotop cocok, maka benar air
tersebut berasal dari tempat yang diduga.

Global meteoric water line adalah suatu


persamaan yang didefinisikan oleh Harmon
Craig yang menyatakan bahwa hubungan (rata-
rata) isotop hidrogen dan oksigen pada air
tanah natural, diekspresikan pada persamaan
disamping.
Prediksi Kandungan Massa Fluida Hidrotermal
2
trilinear piper diagram
Prediksi Kandungan Massa Fluida Hidrotermal
2
Studi Kasus – Penyelidikan Geokimia Panas Bumi
• Aktivitas sampling berupa pengambilan sampel air (untuk analisis unsur dan analisis
isotop) dan pengambilan sampel gas (untuk mengetahui gejala struktur dan geometri).
• Sampling air selanjutnya akan dianalisis di laboratorium untuk mengetahui tipe dan
komposisi kimia air panas, geotermometri fluida, penentuan kedalaman reservoir dan
sistem hidrologi.
Geokimia Panas Bumi Gunungapi Slamet Jawa Tengah
oleh : Mamay Surmayadi
• Manifestasi panas bumi : mata air panas
dan air dingin (kelompok Guci, Sigedog,
Baturaden), gas solfatara & fumarol,
batuan ubahan hidrotermal.
• Analisis kimia air : air yang diambil (air
panas dan dingin) dan kondensat fumarol
• Parameter Ca, Mg, Fe, Na, K  metode
AAS
• Parameter B, SiO2, Cl, SO4, Fe  metode
Spektrometri
• Parameter HCO3 metode Titrasi
• Parameter konduktivitas 
konduktometer
• Parameter pH  pH meter
Kondensat Fumarol
HASIL

• Kondisi fisik air jernih dan tidak berbau.


• Secara keseluruhan temperatur air panas 40,9-
61,7C dan air dingin 16,8-18,8C.
• pH normal (6,23-7,43)
• Kondensat fumarol di Kawah Slamet hasil
kondensasi uap memiliki konsentrasi Cl yang
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan air
kelompok Baturraden, Guci dan Sigedog
sehingga diklasifikasikan sebagai tipe air klorida.
Tipe air sistem panas bumi Gunungapi Slamet • Korelasi Cl terhadap B pada kelompok air
berdasarkan proporsi relatif Cl- HCO3-SO4 panas Baturraden dan kelompok Guci-
Sigedog
Korelasi Cl terhadap SO4 Kel. Baturraden, Kel. Korelasi Cl terhadap Mg Kel. Baturraden, Kel.
Guci-Sigedog dan Kondensat Fumarol Guci Sigedog dan Kondensat Fumarol
Korelasi Cl terhadap Na Kel. Baturraden, Kel. Guci-Sigedog Diagram K/Na/Mg manifestasi air di komplek
dan Kondensat Fumarol Gunungapi Slamet
Rasio K/Na terhadap Mg/Ca fluida geothermal Gunungapi Plotting isotop 18O dan Deuterium air panas dan air dingin
Slamet
KESIMPULAN

• Analisis kimia air menunjukkan bahwa air panas Kelompok Baturraden memiliki proporsi Cl dan SO4 yang relatif
berimbang sehingga cenderung diklasifikasikan sebagai tipe air klorida-sulfat.
• Air pada kelompok Guci dan Sigedog merupakan tipe air bikarbonat dengan proporsi bikarbonat relatif tinggi
terhadap konsentrasi Cl dan SO4.
• Kondensat fumarol hasil kondensasi uap di Kawah Slamet memiliki konsentrasi Cl yang jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan air Kelompok Baturraden, Guci daan Sigedog sehingga diklasifikasikan sebagai tipe air
klorida.
• Korelasi elemen Cl terhadap elemen kimia lainnya menunjukkan kecenderungan tipe air klorida sulfat Baturraden
merupakan bagian dari reservoir tipe air klorida yang mengalami pengkayaan sulfat dari gas magmatik selama
perjalanannya menuju permukaan.
• Tipe air bikarbonat Guci dan Sigedog merupakan outflow sistem panas bumi Slamet.
• Proporsi relatif Na-K-Mg dan diagram konsentrasi relatif K-Na dan Mg-Ca menunjukkan bahwa fluida panas bumi
Gunungapi Slamet berada pada posisi tidak setimbang sebagai pengaruh percampuran air-batuan selama
perjalanannya menuju permukaan.
• Korelasi isotop menunjukkan sistem panas bumi slamet relatif tua yang telah mengalami interaksi sangat intensif.
MARI DISKUSI

Você também pode gostar