Você está na página 1de 35

CPOB

(Cara Pembuatan Obat yang Baik)


Penerapan sistem manajemen mutu ini ditujukan
untuk menghasilkan obat yang berkualitas. Sesuai
dengan Keputusan Menkes No 43/Menkes/SK/11/1988
tentang cara CPOB mengatur tentang penjaminan mutu
obat yang dihasilkan industri famasi di seluruh aspek
melalui serangkaian kegiatan produksi.
CPOB secara singkat dapat didefinisikan
suatu ketentuan bagi industri farmasi yang
dibuat untuk memastikan agar mutu obat yang
dihasilkan sesuai persyaratan yang ditetapkan
dan tujuan penggunaannya.

Pedoman CPOB disusun sebagai petunjuk


dan contoh bagi industri farmasi dalam
menerapkan cara pembuatan obat yang baik
untuk seluruh aspek dan rangkaian proses
pembuatan obat.
Perkembangan yang sangat pesat dalam
teknologi farmasi dewasa ini mengakibatkan
perubahan-perubahan yang sangat cepat pula
dalam konsep serta persyaratan CPOB. Konsep
CPOB yang bersifat dinamis memerlukan
penyesuaian dari waktu ke waktu mengikuti
perkembangan atau teknologi dalam bidang
farmasi. Demikian pula perkembangan
penerapan CPOB di Indonesia.
Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan
kemampuan industri farmasi nasional, Badan POM
Republik Indonesia selaku regulator industri farmasi
nasional, telah mencanangkan penerapan CPOB edisi
tahun 2006 (CPOB Terkini) bagi industri farmasi di
Indonesia mulai 1 Januari 2007 dengan surat keputusan
Kepala Badan POM Nomor HK.00.053.0027 tahun 2006.
Pada tahun 2006 diterbitkan lagi versi yang diperbaharui
yaitu c-GMP (current Good Manufacturing Practice) atau yang
dikenal dengan istilah CPOB yang dinamis. Dibandingkan dengan
edisi sebelumnya (CPOB edisi 2001), pedoman CPOB edisi 2006
mengandung perbaikan sesuai persyaratan CPOB terkini antara
lain “Kualifikasi dan Validasi, Pembuatan dan Analisis Obat
berdasarkan Kontrak”dan“Pembuatan Produk Steril. Disamping
itu juga terdapat penambahan beberapa bab yaitu“Manajemen
mutu”,‘Pembuatan Produk Darah,“Sistem Komputerisasi”dan
“Pembuatan Produk Investigasi untuk Uji Klinis”.
CPOB terkini (CPOB : 2006) atau c-GMP merupakan salah satu
upaya pemerintah (Badan POM) untuk menjamin khasiat, keamanan,
dan mutu obat produksi industri farmasi Indonesia agar sesuai
dengan standar internasional, sehingga produk obat dalam negeri
mampu bersaing baik untuk pasar domestik maupun untuk pasar
ekspor.

Disamping itu, penerapan c-GMP juga mendorong industri


farmasi agar lebih efisien dan fokus dalam pelaksanaan produksi
obat, termasuk pemilihan fasilitas produksi yang
paling memungkinkan untuk dikembangkan.
02 Personalia 01 Manajemen
Mutu

04 Peralatan 03

05
06 Produksi
08
07 Pengawasan
Mutu

09
10 Dokumentasi

11
12 Kualivikasi
dan Validasi
02 Personalia 01 Manajemen
Mutu

04 Peralatan 03

05
06 Produksi
08
07 Pengawasan
Mutu

09
10 Dokumentasi

11
12 Kualivikasi
dan Validasi
Aneks 2006 Aneks 2012
• Aneks 1 : Pembuatan produk steril •

Aneks 1 : Pembuatan produk steril
Aneks 2 : Pembuatan obat produk biologi
• Aneks 2 : Produksi produk biologi • Aneks 3 : Pembuatan gas medisinal
• Aneks 4 : Pembuatan inhalasi dosis terukur bertekanan
• Aneks 3 : Pembuatan gas medisinal (aerosol)
• Aneks 5 : Pembuatan produk dari darah atau plasma
• Aneks 4 : Pembuatan inhalasi dosis manusia
terukur bertekanan (Aerosol) • Aneks 6 : Pembuatan obat investigasi untuk uji klinis
• Aneks 7 : Sistem komputerisasi
• Aneks 5 : Pembuatan produk darah • Aneks 8 : Cara pembuatan bahan baku aktif obat yang baik
• Aneks 9 : Pembuatan radiofarmaka
• Aneks 6 : Pembuatan obat • Aneks 10 : Penggunaan radiasi pengion dalam pembuatan
investigasi untuk uji klinis obat
• Aneks 11 : Sampel pembanding dan sampel pertinggal
• Aneks 7 : Sistem komputerisasi • Aneks 12 : Cara penyimpanan dan pengiriman obat yang
baik
• Aneks 13 : Pelulusan parametris
• Aneks 14 : Manajemen risiko mutu
Manajemen Mutu
Pemastian Mutu didesain secara menyeluruh dan
Prinsip diterapkan secara benar serta menginkorporasi
CPOB termasuk Pengawasan Mutu dan
Manajemen Resikon Mutu. Hal ini hendaklah
didokumentasikan dan dimonitor efektivitasnya

PENGKAJIAN MUTU Industri farmasi dan Pemegang izin edar


PRODUK dihilangkan, hanya industri farmasi (yang berhak
memperoleh pemegang izin edar hanya industri
farmasi).

MANAJEMEN RESIKO Aneks 14. Manajemen Resiko Mutu


MUTU
Personalia
OPO (Otoritas Pengawasan Obat)
seperti Badan POM Organisasi, Kualifikasi
Dan Tanggung Jawab
Persyaratan Kepala Bagian Pengawasan
Mutu Seseorang yang terkualifikasi dan
lebih diutamakan seorang Apoteker harus
Apoteker terkualifikasi.
Bangunan & Fasilitas
• AREA PRODUKSI
Sarana khusus dan Self-containedObat
Sarana Khusus & Self-contained: tertentu, seperti produk yg dapat
Obat tertentu, seperti produk yang menimbulkan sensitisasi tinggi, preparat

CPOB: 2012
dapat menimbulkan sensititasi biologis
CPOB: 2006

tinggi

Bangunan Terpisah:
Antibiotik tertentu, hormon tertentu (misal
Bangunan Terpisah: hormon sex), sitotoksik tertentu , produk
mengandung bahan aktif tertentu
Antibiotik tertentu (misal: penisilin), berpotensi tinggi, dan produk non obat.
Produk hormon sex, Produk
Pengecualian: Prinsip memproduksi bets
sitotoksik , Produk tertentu dengan produk secara “campaign” di dalam fasilitas
bahan aktif berpotensi tinggi, yang sama Dapat Dibenarkan asal telah
Produk biologi ( misal: yg berasal mengambil tindakan pencegahan yg spesifik
dari mikroorganisme hidup), Produk dan Validasi yg diperlukan telah dilakukan
Non obat
• KLASIFIKASI KEBERSIHAN RUANG PEMBUATAN
OBAT

Kelas A, B, C dan D Kelas E Ruangan lain

• untuk kelas • untuk kelas • hendaklah


kebersihan ruang kebersihan ruang dilindungi sesuai
untuk pembuatan untuk pembuatan tingkat
produk steril produk nonsteril perlindunga yang
diperlukan (ruang
kelas F dan G
dihilangkan)
AREA PENYIMPANAN
Area Penerimaan dan Pengiriman Barang hendaklah
dapat memberikan perlindungan bahan dan produk
terhadap cuaca.

Area Penerimaan hendaklah didesain dan dilengkapi


dengan peralatan yang sesuai untuk kebutuhan
Pembersihan Wadah Barang sebelum dipindahkan ke
tempat penyimpana

Apabila status karantina dipastikan dengan cara


penyimpanan di area terpisah,maka area tersebut
hendaklah Diberi Penandaan yang jelas dan Akses ke
area tersebut Terbatas bagi personil yang berwenang
Peralatan
DESAIN & KONSTRUKSI
• Hendaklah tersedia alat timbang dan alat ukur dengan rentang dan ketelitian yang
tepat untuk proses produksi dan pengawasan

PERAWATAN
• Pelaksanaan perawatan dan pemakaian suatu alat utama HENDAKLAH dicatat
dalam buku log (log book) yang menunjukan: Tanggal, waktu, produk, kekuatan,
dan nomor setiap bets atau lot yang diolah
• Peralatan dan alat bantu hendaklah dibersihkan, disimpan dan bila perlu disanitasi
dan disterilisasi untuk mencegah kontaminasi atau sisa bahan sebelumnya
• Bila peralatan digunakan untuk produksi produk dan produk antara yang sama
secara berurutan atau secara campaign, peralatan hendaklah dibersihkan dalam
tenggat waktu yang sesuai
• Log book untuk peralatan utama dan kritis hendaklah dibuat untuk pencatatan
Validasi pembersihan dan pembersihan, termasuk tanggal dan personil yang
melakukan kegiatan tersebut.
Sanitasi & higiene
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN DAN SANITAS
Prosedur tertulis hendaklah ditetapkan untuk pembersihan alat dan persetujuan untuk
penggunaan bagi produksi obat, termasuk produk antara. Prosedur pembersihan hendaklah
rinci supaya operator dapat melakukan pembersihan tiap jenis alat secara konsisten dan efektif
Prosedur hendaklah mencantumkan:
• Penanggung jawab untuk pembersihan alat
• Jadwal pembersihan, termasuk sanitasi, jika perlu
• Deskripsi lengkap dari metode pembersihan dan bahan pembersih yang digunakan,
termasuk Pengenceran bahan pembersih.
• Instruksi pembongkaran dan pemasangan kembali tiap bagiam alat, bila perlu, untuk
memastikan pembersihan yang benar
• Instruksi untuk menghilangkan atau meniadakan identitas bets sebelumnya
• Instruksi melindungi alat yang sudah bersih terhadap kontaminasi sebelum digunakan
• Inspeksi kebersihan alat segera sebelum digunakan kebersihan alat segera sebelum
digunakan
• Penetapan jangka waktu maksimum yang sesuai untuk pelaksanaan pembersihan alat
setelah selesai digunakan produksi
• Tanpa terkecuali, prosedur pembersihan, sanitasi dan higiene
hendaklah divalidasi dan dievaluasi Secara Berkala untuk
memastikan efektifitasnya
• Hendaklah tersedia prosedur tertulis dan catatan pelaksanaan
tindakan dan bila perlu, kesimpulan yang dicapai untuk
pembersihan dan sanitasi, hal-hal tentang personel termasuk
pelatihan, seragam kerja, higiene, pemantauan lingkungan dan
pengendalian hama
Produksi

Operasi pengolahan-
Bahan awal produk antara &
produk ruahan

Kegiatan pengemasan Produk kembalian


Bahan Awal
Pembelian bahan awal hendaklah melibatkan staf yang
mempunyai pengetahuan khusus dan menyeluruh perihal
pemasok

Pembelian bahan awal, bila memungkinkan Langsung dari


Produsen. Dianjurkan agar spesifikasi yang dibuat oleh pabrik
pembuat bahan awal dibicarakan dengan pemasok

Sangat dianjurkan semua aspek produksi dan pengawasan bahan


awal termasuk persyaratan penanganan, pemberian label dan
pengemasan, juga prosedur penanganan keluhan dan penolakan,
dibicarakan dengan pabrik pembuat dan pemasok

Untuk menjamin identitas isi bahan awal dari tiapa wadah


hendaklah dibuat prosedur atau dilakukan tindakan yang tepat.
Wadah bahan awal yang telah diambil sampelnya hendaklah
diidentifikasi.
OPERASI PENGOLAHAN
PRODUK ANTARA & PRODUK RUAHAN

Penyimpangan yang signifikan dari hasil standar hendaklah dicatat dan


diinvestigasi

Produk cair, krim dan salep mudah terkena kontaminasi terutama


terhadap mikroba atau cemaran lain selama proses pembuatan. Oleh
karena itu, tindakan khusus harus diambil untuk mencegah kontaminasi.

Penggunaan Sistem Tertutup untuk produksi dan transfer sangat


dianjurkan.

Mutu bahan yang diterima dalam tangki oleh pemasok hendaklah


diperiksa sebelum dipindahkan kedalam tangki penyimpanan
KEGIATAN PENGEMASAN
Pada umumnya, proses pengisian dan penutupan hendaklah segera
disertai dengan pemberian label. Bila tidak, hendaklah diterapkan
prosedur yang tepat untuk memastikan agar tidak terjadi
kecampurbauran atau salah pemberian label.

Perhatian khusus hendaklah diberikan bila memakai label potong dan


ketika proses prakodifikasi dilakukan diluar jalur pengemasan

Pengawasan jalur pengemasan selama proses pengemasan hendaklah


meliputi tampilan kemasan secara umum, apakah kemasan sudah
lengkap, apakah produk dan bahan pengemas yang dipakai sudah benar,
apakah prakodifikasi sudah benar dan apakah monitor pada jalur sudah
berfungsi dengan benar

Sampel yang sudah diambil dari jalur pengemasan hendaklah Tidak


Dikembalikan.
PRODUK KEMBALIAN

Industri hendaklah menyiapkan prosedur untuk


penahanan, penyelidikan dan pengujian produk
kembalian serta pengambilan keputusan apakah produk
kembalian dapat diproses ulang atau harus
dimusnahkan setelah dilakukan evaluasi secara kritis.
Pengawasan mutu
CATATAN
Terdapat banyak perubahan pada Bab ini

UMUM
- Tugas utama kepala bagian Pengawasan Mutu dijelaskan
pada Bab 2 Personalia.
- Klausul 7.4 dan 7.5 (CPOB:2006) dihilangkan

CARA BERLABORATORIUM PENGAWASAN MUTU


YANG BAIK
Personil, bangunan dan fasilitas serta peralatan
laboratorium hendaklah sesuai untuk jenis tugas yang
ditentukan dan skala kegiatan pembuatan obat.
DOKUMENTASI
Klausul Tambahan:
Revisi berkala terhadap spesifikasi diperlukan
untuk memenuhi persyaratan yang diuraikan
didalam edisi farmakope nasional terakhir atau
kompendial resmi lain.

PENGAMBILAN SAMPEL
Klausul Tambahan
- Pengambilan sampel hendaklah dilaksanakan sesuai
dengan prosedur tertulis yang telah disetujui
- Wadah sampel hendaklah diberi label yang menjelaskan
isinya, disertai nomor bets, tanggal pengambilan sampel
dan wadah yang diambil sampelnya.
- Sampel pembanding hendaklah mewakili bets bahan
atau produk yang sampelnya diambil. Sampel lain dapat
diambil untuk memantau bagian proses dengan kondisi
yang terberat (misalnya, awal atau akhir suatu proses).
BAHAN AWAL
Klausul Tambahan
Validasi tersebut hendaklah mencakup minimal aspek–aspek berikut:
- Sifat dan status industrI pembuat dan pemasok serta pemahaman
mereka tentang ketentuan CPOB pada industrI farmasi;
- Sistem Pemastian Mutu industri pembuat bahan awal;
- Kondisi pembuatan pada saat bahan awal tersebut diproduksi dan
diperiksa;
- Sifat bahan awal dan produk jadi yang akan menggunakan bahan
awal tersebut.

PENGUJIAN
Klausul Tambahan
- Metode analisis hendaklah divalidasi. Semua kegiatan pengujian yang
diuraikan dalam izin edar obat hendaklah dilaksanakan menurut metode yang
disetujui.
- Hasil pengujian yang diperoleh hendaklah dicatat dan dicek untuk memastikan
bahwa masing-masing konsisten satu dengan yang lain. Semua kalkulasi
hendaklah diperiksa dengan kritis.
- Pengujian yang dilakukan hendaklah dicatat
- Semua pengawasan selama-proses, termasuk yang dilakukan dalam area
produksi oleh personil prosuksi, hendaklah dilaksanakan menurut metode yang
disetujui kepala bagian PengawasanMutu dan hasilnya dicatat.
- Hasil uji diluar spesifikasi (HULS), yang diperoleh selama pengujian bahan atau
produk, hendaklah diselidiki menurut prosedur yang disetujui. Catatannya
hendaklah disimpan.
PERSYARATAN PENGUJIAN
Sebelum meluluskan bahan awal atau bahan pengemas
untuk digunakan, kepala bagian Pengawasan Mutu
hendaklah memastikan bahwa bahan tersebut telah diuji
kesesuaiannya terhadap spesifikasi untuk identitas,
kekuatan, kemurnian dan parameter mutu lain.

PROGRAM STABILITAS ON-GOING


Setelah dipasarkan, stabilitas produk jadi hendaklah
dipantau menurut program berkesinambungan yang sesuai,
yang memungkinkan pendeteksian semua masalah stabilitas
(missal perubahan pada tingkat impuritas, atau profil
disolusi) yang berkaitan dengan formula dalam kemasan
yang dipasarkan.
Inspeksi Diri & Audit Mutu

• Aspek Untuk Inspeksi Diri, Tim • Revisi : Inspeksi diri hendaklah


Inspeksi Diri, Cakupan & dilakukan secara independen dan
Frekuensi Inspeksi Diri, Laporan rinci oleh personil(- personil)
Inspeksi Diri, serta Tindak Lanjut perusahaan yang kompeten.
dan Disatukan. Manajemen hendaklah
membentuk tim inspeksi diri
yang berpengalaman dalam
bidangnya masing-masing dan
memahami CPOB.
Penanganan Keluhan terhadap Produk dan Penarikan
Kembali Produk
• Perubahan judul Bab (Produk Kembalian ke Bab Produksi)
• Definisi dihilangkan

Dokumentasi

• Tidak ada perubahan

Pembuatan dan Analisis berdasarkan Kontrak

Klausul 11.3 dihilangkan


Kualifikasi & Validasi

• Perencanaaan Validasi, Dokumentasi, Kualifikasi, Validasi Proses, Validasi


Pembersihan dan Pengendalian Perubahan TIDAK ADA PERUBAHAN; Validasi
Metode Analisis mengacu pada POP CPOB:2006
• Revisi klausul 12.48

Pembuatan produk steril


Produk yang disterilisasi akhir
Air
Pengolahan
Sterilisasi
PEMBUATAN PRODUK STERIL
• Secara umum, CPOB:2012 tidak banyak perubahan dibanding
dengan Suplemen I Pedoman CPOB:2006.
• Klausul 22 mengenai Teknologi Isolator, dibagi menjadi 2, yaitu
klausul 22 dan 23.

PRODUK STERIL YANG DISTERILISASI AKHIR


Klausul 31
Pembuatan dan pengisian salep, krim, suspense dan emulsi
umumnya, hendaklah dilakukan dilingkungan Kelas C sebelum
disterilisasi akhir.
AIR
Tambahan Klausul 77 (Suplemen I),dibagi menjadi 2, yaitu klausul 78 dan
79.

PENGOLAHAN
• Klausul 83 (Suplemen I), dibagimen jadi Klausul 85–88.
• Klausul tambahan (98): Tahap pengolahan komponen, wadah produk
ruahan dan peralatan hendaklah diberi identitas yang benar.

STERILISASI
Sterilisasi Cara Radiasi
•Produk yang peka terhadap panas & peka terhadap radiasi
•Klausul 123-127 (SuplemenI) dihilangkan

Você também pode gostar