Você está na página 1de 29

TUTORIAL KLINIK

ANEMIA

DISUSUN OLEH :
CHARLINA A. BR BARUS
42160073

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam


RS Bethesda Yogyakara
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana
2017
1
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Ny. NEB
 Tanggal lahir : 20/12/1948
 Usia : 68 tahun
 Jenis kelamin : perempuan
 Alamat : Jl. Bima sakti, demangan,
Gondokusuman – DIY
 No. RM : 01 95 66 65
 Tanggal masuk RS : 05 September 2017

2
ANAMNESIS
 Keluhan utama : Lemas
 Riwayat Penyakit Sekarang :
Badan terasa lemas ± 1 minggu, pasien jadi susah
beraktivitas. Batuk berdahak juga dialami ± 1 minggu dan
dahak kadang susah keluar. Sekitar 3 hari sebelum masuk RS
pasien mengeluhkan ada rasa mual sehingga pasien menjadi
sulit makan, tetapi tidak muntah.
 Riwayat Penyakit Dahulu : Hipertensi, CKD
 Riwayat Penyakit Keluarga : Orangtua  Hipertensi (+)
 Riwayat Alergi : (-)
 Gaya Hidup : Pasien sehari-hari hanya dirumah, melakukan
akivitas biasa dirumah. Pasien kadang terlambat makan
karena menunggu anak pulang kerja, minum air putih > 6
gelas/hari. Pasien punya waktu istirahat yang cukup serta
tidak
3 ada keluhan BAB dan BAK.
PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan umum : sedang,lemah
 Kesadaran : Compos mentis ; GCS : E4V5M6 ; BB=40kg ; TB=160cm
 Tanda vital : TD = 180/90 mmHg, Suhu=36,60C, N = 84x/menit, R =
18x/menit
Status Generalis
 Kepala : normocepali, jejas (-), hematoma (-)
 Mata : konjungtiva anemis (+)/(+) , sklera ikterik (-)/(-)
 Leher : pembesaran KGB (-), pembesaran limfonodi (-)
 Thoraks :
inspeksi  dada simetris, jejas (-), massa (-)
palpasi  nyeri tekan (-)/(-), fremitus (N/N)
perkusi  sonor
auskultasi  vesikuler (+)/(+), ronkhi (-)/(-), wheezing (-)/(-)
 Abdomen :
inspeksi  sejajar dengan dinding dada, jejas (-), massa (-)
auskultasi  peristaltik usus (+) 12x/menit
perkusi  timpani
palpasi  nyeri tekan epigastrium (+)
4 Ekstremitas : akral hangat, edema (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Tanggal 05/09/2017
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
HEMATOLOGI
Hemoglobin L 5.4 g/dl 11.7 – 15.5
Lekosit 10.56 ribu/mmk 4.5 – 11.5
Eosinofil L 1.7 % 2-4
Segmen neutrofil H 82.0 % 50 – 70
Limfosit L 11.1 % 18 – 42
Hematokrit L 16.3 % 35.0 – 49.0
Eritrosit L 1.84 juta/mmk 4.20 – 5.40
RDW H 16.2 % 11.5 – 14.5
PDW L 8.2 fL 9.0 – 13.0
KIMIA DARAH
Ureum H 98.4 mg/dL 20.0 – 43.0
Kreatinin
5 H 6.62 mg/dL 0.55 – 1.02
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Tanggal 06/09/2017
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
KIMIA DARAH
Natrium L 135.4 mmol/L 136 - 146

6
ASSESMENT
 Diagnosa Kerja :
 Anemia Gravis
 CKD
 Hipertensi

7
PLANNING
 Medikamentosa :
 Ambroxol syr 3 x 1cth
 Allopurinol 100mg 1 x 1
 Amlodipin 10mg 1 x 1
 Candesartan 8mg 1 x 1
 Nocid 3 x 1
 NaCl 3 x 1
 Lain – lain :
 Pantau Hb, Hct, Na
 Tranfusi darah
 Pemeriksaan Penunjang :
 Apusan darah tepi
 Urin rutin
 Feses benzidin
8
Tinjauan pustaka

9
PENDAHULUAN

Anemia didefinisikan sebagai berkurangnya 1 atau lebih


parameter sel darah merah: konsentrasi hemoglobin,
hematokrit atau jumlah sel darah merah.

Menurut kriteria WHO anemia adalah kadar


hemoglobin di bawah 13 g% pada pria dan di bawah
12 g% pada wanita.

Disebut anemia gravis yang artinya berat dan nilai


Hb di < 7 g/dl sehingga memerlukan tambahan
umumnya melalui transfusi.
10
11
GEJALA KLINIK
 Gejala umum (sindrom anemia)
 lesu, cepat lelah, palpitasi, takikardi, sesak napas saat
beraktivitas, angina pektoris
 sakit kepala, pusing, telinga mendenging, mata berkunang-
kunang, kelemahan otot, iritabilitas, lesu, serta perasaan dingin
pada ekstremitas.
 warna pucat pada kulit dan mukosa, elastisitas kulit menurun
 Gejala Khas masing-masing anemia
 Anemia defisiensi besi: disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis
angularis, Koilonikia (kuku sendok).
 Anemia defisisensi asam folat: lidah merah (buffy tongue)
 Anemia hemolitik: ikterus dan hepatosplenomegali.
 Anemia aplastik: perdarahan kulit atau mukosa dan tanda-tanda
infeksi.
12
PENYEBAB
 Terdapat dua pendekatan untuk menentukan
penyebab anemia :
 Pendekatan kinetik; Pendekatan ini didasarkan pada
mekanisme yang berperan dalam turunnya Hb.
 Pendekatan morfologi ; Pendekatan ini mengkategorikan
anemia berdasarkan perubahan ukuran eritrosit (Mean
corpuscular volume/MCV) dan respons retikulosit.

13
 Pendekatan kinetik
Anemia dapat disebabkan oleh 1 atau lebih dari 3
mekanisme independen :
1. Berkurangnya produksi sel darah merah
2. Meningkatnya destruksi sel darah merah
3. Kehilangan darah.
 Pendekatan morfologi
Penyebab anemia dapat diklasifikasikan berdasarkan
ukuran sel darah merah pada apusan darah tepi dan
parameter automatic cell counter. Sel darah merah
normal mempunyai volume 80-96 femtoliter (1 fL = 10-15
liter) dengan diameter kira-kira 7-8 micron, sama dengan
inti limfosit kecil. Sel darah merah yang berukuran lebih
besar dari inti limfosit kecil pada apus darah tepi disebut
makrositik. Sel darah merah yang berukuran lebih kecil
dari inti limfosit kecil disebut mikrositik.

14
Kriteria Anemia Menurut WHO

15
PENDEKATAN DIAGNOSTIK ANEMIA

16
Gambar 2.

17
18
19
 Anemia akibat Diabetes Mellitus
Anemia adalah komplikasi umum yang dialami oleh
penderita diabetes, terutama pasien yang mengalami
penurunan fungsi ginjal akibat nefropati diabetikum.
Pasien diabetes dengan mikroalbuminuria dua kali
berisiko terjadi anemia dan pasien diabetes dengan
makroalbuminuria sepuluh kali berisiko terjadi anemia
dibandingkan dengan pasien fungsi ginjal baik dengan
normoalbumin

20
 Anemia Akibat Penyakit Hati Kronik
Anemia pada sirosis hepatis disebabkan karena
hipertensi portal yang mengakibatkan terjadinya
splenomegali kongestif sehingga terjadi
hipersplenisme. Gambaran morfologi eritrosit bisa
bermacam-macam , anemia normokrom normositer,
hipokrom mikrositer atau hipokrom makrositer

21
 Anemia Akibat Penyakit Ginjal Kronik
Pada pasien dengan penyakit ginjal kronik akan terjadi
penurunan fungsi ginjal yang progresif, sehingga
ditemukan kelainan biokimiawi darah meliputi
penurunan kadar hemoglobin, hiperurisemia, hiper
atau hipokalemia, hiponatremia, hiperfosfatemia dan
asidosis metabolik. Penyebab utama anemia pada
penyakit ginjal kronik disebabkan karena defisiensi
eritropoetin yang disekresikan oleh ginjal yang
berperan untuk stimulasi eritropoeiesis.

22
 Anemia Akibat Keganasan Hematologi
Keganasan hematologi seperti leukemia dapat
menyebabkan anemia. Pada pasien leukemia terjadi
jenis anemia hemolitik autoimun. Selain itu anemia
pada keganasan hematologis terjadi karena tidak
diproduksinya sel darah merah yang cukup karena
produksi leukosit yang lebih dari batas normal
sehingga mengisi sumsum tulang dan mengganggu
produksi dari sel darah merah dan trombosit .

23
PEMERIKSAAN PENUNJANG ANEMIA
Pemeriksaan Penyaring
• Kadar hemoglobin, indeks eritrosit, dan apusan darah
tepi

Pemeriksaan darah seri anemia


• Hitung leukosit, trombosit, retikulosit dan LED

Pemeriksaan sumsung tulang


• Keadaan sistem hematopoeisis [mutlak untuk
diagnosis anemia aplastik, megaloblasik dan kelainan
hematologik yang dapat mensupresi sistem eritroid]

24
Pemeriksaan Khusus

Anemia Anemia Anemia Anemia


defisiensi megalolastik hemolitik aplastik
besi • Folat serum • Bilirubin • Biopsi
• Serum iron • Vit.12 serum serum sumsum
• TIBC • Tes Comb tulang
• Saturasi • Elektroforesis
transferin hemoglobin
• Feritinin
serum

25
PENATALAKSANAAN
 Terapi kausal: tergantung penyebabnya, misalnya, pengobatan
cacing tambang, pengobatan hemoroid, pengobatan menoragia.
 Anemia defisiensi besi yang penatalaksanaan umumnya dapat
diberikan preparat Fe (fero sulfat, fero glukonat, dan iron
dekstran).
 Anemia pernisionsa, penatalaksanaannya dengan pemberian
vitamin B12.
 Anemia defisiensi asam folat, penatalaksanaannya dengan
pemberian / suplementasi asam folat.
 Anemia pada penyakit kronik dapat diberikan transfusi darah
merah seperlunya dan pemberian kobalt serta eritropoeitin.
 Anemia aplastik dapat diberikan transfusi darah merah,
kortikosteroid, androgen, imunosupresif, transplantasi sumsum
tulang, dan antibiotic (jika terjadi infeksi).
 Anemia hemolitik, penatalaksanaannya dapat diberikan obat
kortikosteroid (jika karena reaksi toksik imunologik), serta dapat
26 diberikan obat-obat sitotastik.
PEMBAHASAN (1)
 Pasien datang ke RS Bethesda dengan keluhan lemas ± 1
minggu, batuk berdahak ± 1 minggu dan ada rasa mual
yang mengakibatkan pasien sulit makan.
 Pasien di diagnosa Anemia Gravis dengan Penyakit Ginjal
Kronik dan Hipertensi berdasarkan hasil pemeriksaan fisik
dan penunjang. Didapatkan adanya keadaan umum
pasien tampak lemas, konjungtiva anemis dan tekanan
darah tinggi yaitu 180/90 mmHg. Pemeriksaan penunjang
menunjukkan hasil Hb = 5.4 g/dL, Hct = 16,3 %,
eritrosit 1.84 juta/mmk, ureum = 98.4 mg/dL dan
kreatinin 6.62 mg/dL.
 Berdasarkan perhitungan LFG dengan rumus Cockcroft
Gault didapatkan hasil 47.06 ml/menit/1,73m2 yang
menunjukkan CKD st. III dengan rencana terapi evaluasi &
terapi komplikasi.

27
PEMBAHASAN (2)
 Penatalaksanaan awal yang dilakukan adalah pemberian
O2 nasa 3 L/menit, infus NaCl 0,9% 20 tpm dengan
menggunakan transfusi set yang dipersiapkan untuk
transfusi darah.
 Selain itu diberikan Ambroxol syr 3 x 1cth untuk
meredakan batuk ; Allopurinol 100mg 1 x 1; Amlodipin
10mg 1 x 1 & Candesartan 8mg 1 x 1 untuk menurunkan
tekanan darah ; Nocid 3 x 1 untuk memenuhi asam
amino pada kondisi asupan protein dibatasi hingga
40g/hari pada pasien PGK , dan NaCl 3 x 1 untuk
kebutuhan elektrolit.
 Pada tanggal 06/09/2017 pasien diberikan transfusi
darah 2 kolf PRC. Kemudian pasien direncanakan lagi
untuk pemeriksaan Na, Hb, Hct dan feses benzidin.
28
DAFTAR PUSTAKA
 Amaylia Oehadian.2012.Pendekatan Klinis dan
Diagnosis Anemia. CDK-194/ vol. 39 no.6 [Di unduh
http://www.kalbemed.com/Portals/6/04_194CME-
Pendekatan%20Klinis%20dan%20Diagnosis%20Ane
mia.pdf]
 Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M,
Setiati S. 2009.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II
edisi V. Jakarta: Interna Publishing
 Price SA, Wilson LM. 2006.Patofisiologi. Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit. 4 ed. Jakarta: EGC

29

Você também pode gostar