Você está na página 1de 96

1. Anonim, 1987,Analisa Obat tradisional, jilid I, Dep.Kes.

,Jakarta
2. Stahl,E.,1973, Drug Analysis by Chromatography and Mycroscopy,
Ann Arbor Science Publisher Inc. Michigan
3. Sutrisno R.B., 1986, Analisis Jamu, Universiras Pancasila ,Jakarta
4. Wagner,H.,S.Bladt.,Zgainski,1984, Plant Drug Analysis, Speinger-
Verlag,Berl
PERKEMBANGAN
OBAT TRADISIONAL SAAT INI

 Teknologi Produksi : Tumbuhnya industri dengan produksi cara


modern (Jamu, Obat Herbal Terstandar, Fitofarmaka), Industri
Bahan Baku/Ekstrak

 Penggunaan : Dari swa-pengobatan oleh masyarakat ke konsep


yang dapat disejajarkan dengan obat modern dalam pelayanan
kesehatan

 Perubahan konsep : Pembuktian keamanan dan khasiat secara


empirik bertahap berkembang menjadi pembuktian secara ilmiah.
Pemeriksaan Mutu Simplisia
 Simplisia harus memenuhi persyaratan umum edisi terakhir dari buku-buku resmi DepKes RI
Materia Medika Indonesia (MMI): Jilid I – VII
Farmakope Indonesia (FI): edisi I-IV
Farmakope Herbal Indonesia (FHI): jilid I (2008) + suplemen FHI
 QC pertama kali pada saat bahan simplisia diterima.
 Tersedia contoh simplisia baku (pembanding)  diperbaharui secara periodik
 Harus dilakukan pemeriksaan mutu fisis secara tepat :kurang kering/ mengandung air, termakan
serangga atau hewan lain, ada/ tidak pertumbuhan kapang (jamur), Perubahan warna / bau
 Lakukan pemeriksaan lengkap
 Organoleptik: panca indera: warna, bau, rasa
 Makroskopik : panca indera  bentuk & ciri-ciri luar
 Mikroskopik: ciri-ciri anatomi histologi  menegaskan keaslian simplisia (autentikasi)
 Kimia: menetapkan mutu berdasarkan senyawa aktifnya (AKK)
 Biologi (penetapan potensi), angka mikroba, dan cemaran
 Penentu mutu jamu / Obat Tradisional :
o Komposisi (BENAR)
o Bahan baku (simplisia) sesuai dengan yang tercantum dalam formulir pendaftaran (secara
Kualitatif & Kuantitatif)
o Tidak ditambahkan zat kimia lain (bahan obat/ zat kimia)
o Stabilitas fisika-kimia
o Cemaran bahan asing (negatif / batas maksimal)

Note: pemeriksaan fisika (kelarutan, bobot jenis, rotasi optik, titik lebur, titik beku, kadar air) jarang
dilakukan  tidak dapat mengidentifikasi simplisia.
PRINSIP PEMERIKSAAN
MUTU

Pengawasan mutu (QC) = analisis kualitatif & kuantitatif (AKK)

Analisis Kualitatif
1. Uji organoleptik Analisis Kuantitatif
2. Uji makroskopik  Penentuan bahan asing
3. Uji mikroskopik  Penetapan kadar air
4. Uji histokimia  Penetapan kadar abu
5. Identifikasi kimia  Penentuan zat
Kromatografi lapis tipis/ KLT kandungan
Profil kromatogram (umum)
Deteksi kandungan kimia aktif
Deteksi senyawa penanda/ marker

 JENIS simplisia KEMURNIAN


 KLP zat aktif & MUTU
1. Uji Mikroba patogen
KEAMANAN
2. Uji Batas Logam Berat
3. Uji ALT/Angka Lempeng
Total
4. Uji Kapang/Khamir
5. Tidak mengandung bahan
yang dilarang

MUTU MANFAAT

1. Uji Kadar Air Kadar Bahan


Berkhasiat
2. Cara Pembuatan
3. Sumber perolehan
INFORMASI PRODUK
bahan baku
4. CA bahan baku 1. Indikasi
5. CA produk jadi 2. Aturan pemakaian
6. Keseragaman bobot
3. Ukuran kemasan
/volume
4. Komposisi
5. Waktu hancur
6. Stablititas produk jadi
5. Kadaluarsa
UJI PENDAHULUAN
1. Uji Organoleptik : untuk mengetahui kekhususan bau dan
rasa simplisia.
2. Uji Makroskopik : menggunakan kaca pembesar atau tanpa
alat, untuk mencari kekhususan morfologi, ukuran dan
warna simplisia uji.
3. Uji Mikroskopik
 menggunakan mikroskop dengan derajat perbesaran
sesuai kebutuhan.
 Simplisia uji berupa sayatan melintang, radial,
paradermal maupun membujur atau berupa serbuk.
 Uji mikroskopik dicari unsur-unsur anatomi jaringan yang
khas.
 Untuk mengetahui jenis simplisia berdasarkan fragmen
pengenal yang spesifik bagi masing2 simplisia.
MIKROSKOPI SERBUK SIMPLISIA

 Tujuan: mengenal sel, inklusi sel, jaringan sel  penetapan identitas


simplisia, bukan untuk mengenal zat kandungannya.

METODE CARA KERJA


Mikroskopi Medium: air/ gliserin cair.
I Deteksi hablur lepas, butir pati, butir tepung sari, serabut dan
sel batu, rambut penutup& rambut kelenjar lepas, jaringan khas.
Mikroskopi Serbuk dididihkan dengan larutan kloralhidrat.
II Butir pati larut & jaringan (klorofil) menjadi jernih
Lebih jelas tampak sel epidermis, mesofil, rongga minyak,
erenkim (parenkim berongga), seludang hablur, sistolit, dsb.
Mikroskopi Serbuk dijernihkan dengan kloral hidrat  pewarnaan
III Floroglusin – asam klorida  lignin pada sel batu, serabut dan
xilem (merah)
Mikroskopi Serbuk yang sudah diabukan
IV Deteksi ada tidaknya kerangka silika (pada familia Poaceae/
Gramineae dan Equisetaceae).
Lanjutan Uji Pendahuluan....
4. Uji Histokimia
 Tujuan :
untuk mengetahui berbagai macam zat kandungan yang
terdapat dalam jaringan tanaman. Dengan pereaksi yang
spesifik, zat-zat kandungan tersebut akan memberikan
warna yang spesifik pula sehingga mudah dideteksi.

 Pengujian ini dilakukan pada sayatan melintang, jarang


dilakukan pada serbuk.
Contoh :
Basahi irisan/ serbuk dengan floroglusin LP, periksa dlm
HCl P.  dinding sel berwarna merah menunjukkan
kandungan LIGNIN.
 uji histokimia: dilakukan pada sayatan melintang atau
pada serbuk
No Golongan senyawa Pereaksi Warna
1 Lignin Lar. floroglusin HCl Merah
2 Suberin, kutin, minyak Lar. III Merah
atsiri, minyak lemak,
getah, resin
3 Zat zamak/tanin Lar. besi (III) amonium sulfat Hijau, biru, atau hitam

4 Katekol Lar. vanilin 10 % dalam Merah intensif


etanol (90%) dan HCl
5 1,8-dioksiantrakinon KOH etanol 5% Merah
bebas
6 Pati Lar. Iodium 0,1 N Pati biru
Aleuron Aleuron kuning coklat
sampai coklat
7 Lendir, pektin Lar. merah rutenium Merah intensif
8 Alkaloid Lar. Bouchardat Endapan coklat
9 Flavon Lar. NaOH (5%) Kuning
IDENTIFIKASI KANDUNGAN KIMIA
 Kandungan kimia nabati: Myk atsiri, karotenoid,
steroid, triterpenoid, alkaloid, asam lemak, senyawa
fenolik( fenol fenol, asam fenolat, fenilpropanoid,
flavonoid, antraquinon, antosian, xanton ), asam
organik, glikosida, saponin, tanin, karbohidrat dll
 Simplisia nabati yg diuji: simplisia tunggal yg berupa
rajangan, serbuk, ekstrak atau dlm btk sediaan
PENYEKATAN BERDASARKAN
POLARITAS
 SS dsari scr berturut-turut dg CP yg berbeda
polaritasnya......hsl pnyarian dilakukan identifikasi dg
cara yg cocok
 METODE APA YANG COCOK ...???
 PELARUTNYA....?
 Perhatikan stabilitas senyawa ..
 Apabila dg pengocokan lakukan berulang kali
dianjurkan utk melakukan perendaman awal dg CP
slm satu malam
air
kelebihan:
murah, mudah
stabil
tidak mudah meguap//terbakar
tidak beracun
alamiah
kerugian:
tidak selektif
mudah ditumbuhi mikrobia
reaksi enzimatik
perlu waktu, biaya untuk pengeringan

melarutkan: garam alkaloida, glikosida, minyak atsiri,


tanin, gula, gom, pati, protein, lemak, lendir, lilin, lemak,
pektin, zat warna, asam organik
etanol
 kelebihan:
 lebih selektif
 mikrobia sulit tumbuh pada > 20%
 tidak beracun (relatif)
 netral
 absorbsi baik
 dapat bercampur air pada setiap perbandingan
 lebih mudah dalam pemekatan

 melarutkan: alkaloida basa, minyak atsiri, glikosida,


kurkumin, kumarin, antrakinon, flavonoida, steroida,
damar, klorofil.
 sedikit larut: lemak, malam, tanin, saponin
Zat zat kimia yg larut dlm msg2 CP
Sari PE/heksana :
1. minyak atsiri sari etanol-air :
2. lemak dan asam lemak tinggi 1. garam alkaloid, alkaloid
3. steroid dan triterpenoid
4. Karoten basa kuerterner, amina
teroksidasi
Sari eter/kloroform :
1. alkaloid 2. antosian
2. senyawa fenolik meliputi : 3. glikosida
a. fenol-fenol
b. asam fenolat 4. saponin
c. fenilpropanoid (kumarin dan 5. tanin
derivatnya)
d. flavonoid 6. Karbohidrat
e. antakuinon
f. xanton dan stilben
3. komponen minyak atsiri residu - buang
tertentu sebagian besar karbohidrat
4. asam lemak
senyawa mineral (anorganik)
Serbuk simplisia
disari PE/heksan

Sari PE/heksana Residu -keringkan


disari eter / kloroform

sari eter/kloroform : Residu keringkan

disari etanol air


(biasanya 70 %)

sari etanol-air : residu - buang


Uji steroid & triterpenoid
 10 ml sari dlm eter pd identifikasi lemak dan asam
lemak tinggi diuapka sampai kering. Sisanya
dilarutkan dalam 0,5 ml anhidrida asam asetat + 0,5
ml kloroform. Dtuangkan ke dlm tabung yg kering,
mll ddg tabung dteteskn 1 ml sampai 2 ml asam sulfat .
Pd batas kdua lart tjd cincin merah kcoklatan atau
ungu, lart bag.atas mjd hijau atau ungu
Uji karotenoid
 10 ml sari dlm eter pd identifikasi lemak dan asam
lemak tinggi diuapkn ad krg. Sisa di+ 2 tts sampai 3 tts
lar jenuh antimoni(III) klorida dlm kloroform(reaksi
Carr Price). Warna mula mula biru kmd merah. Dg
asam sulfat pekat ....wrn biru atau hijau kebiruan
Uji flavonoid
 3ml sari dlm eter diuapkan. Sisa dilarutkn dlm 1 ml
atau 2 ml metanol dg bantuan pemanasan. Di tambah
logam mg dan 4 tts sampai 5 tts asam klorida pekat.
Adanya aglukon flavonoid ditunjukkn dg tjdnya wrn
merah atau jingga,.....KLT
Senyawa Pereaksi Warna
Steroid, triterpenoid, Liebermann-Burchard Cincin merah kecoklatan
saponin atau ungu
Karotenoid Carr-Price Mula-mula biru lalu menjadi
Asam sulfat pekat merah
Biru atau hijau kebiruan
Alkaloid Dragendorff Endapan jingga kecoklatan
Mayer Endapan putih kekuningan
Senyawa fenolik(terut. Lar. besi (III) klorida Hijau, ungu, biru sampai
fenol2 bebas) Amonia hitam
Pada UV, fluoresensi lebih
tegas
Kumarin Amonia Pada UV, pemendaran biru
Reaksi Feigl atau hijau
Terjadi violet lalu hilang
dengan cepat
Aglikon flavonoid Reaksi Sianidin atau reaksi Merah atau jingga
Shibata
Antrakuinon Reaksi Bortrager Merah
Glikosida jantung Reaksi Kedde Ungu menghilang
Tanin katekol Lar. Stiassny Endapan merah
Tanin katekol FeCl3 atau besi (III) Hijau kehitaman
Tanin galat amonium sulfat Biru kehitaman
FeCl3 atau besi (III)
Identifikasi scr KLT
 Dilakukn utk mengidentifikasi siplisia yg kelompok
kandungan kimianya telah diketahui
 Kelpk kandungn kimia tsb a.l: alkaloid, antraglikosida,
arbutin, glikosida jantung, zat pahit, flavonoid,
saponin, myk atsiri, kumarin dan asam fenol
karboksilat , dll
TLC

Bagaimana
Mekanisme Pemisahan

???
26
BONDED SILICA

AnFar-
27 2007
Silica gel and polar surface-modified
silica gel

28
Mekanisme pemisahan

29
Thin-Layer
Chromatography

Apa yang dimaksud :

Silica gel 60 GF254 atau Silica gel 60 G UV254

Silica gel 60 F254 atau Silica gel 60 UV254

Silica gel 60 GF366 atau Silica gel 60 UV366

31
Silica Gel 60 GF254
Adalah Silica Gel dengan :
Ukuran pori : 60 Å
G = CaSO4.½ H2O sebagai binder
F = bahan fluorescen / fosforescen yg
ditambahkan
254 = dituliskan sesudah F atau UV utk
menandakan λ eksitasi bahan
fluorescen atau fosforescen yang
ditambahkan
(Adamovics, 1997; Jork dkk., 1990)

32
Fluorescen dan Fosforescen
indikator
Fluorescen & fosforescen, keduanya merupakan
bentuk luminescen
 Fluorescen - terdiri dari senyawa organik
- radiasi emisi rusak dlm 10- 8 detik stlh
radiasi eksitasi dihentikan
- disertakan pd lap. penyerap dg jalan
menyemprotkan atau mencelupkan
 Fosforescen - terdiri dari senyawa anorganik
- radiasi emisi rusak lebih dari 10- 8 detik
sesudah radiasi eksitasi dihentikan
- disertakan pd lap. penyerap secara
homogen
(Jork dkk., 1990)

33
Organics Fluorescence Indicators
( F366 ; UV366 )
Natrium 3 – hidroksipiren – 5,8,10 – trisulfonat
Natrium 3,5 – dihidroksipiren – 8,10 – disulfonat
Natrium fluorescein ; fluorescein atau 2’,7’ –
diklorofluorescein
Rhodamin, Rhodamin 6 G
Morin
Zat warna Cyanin
Derivat stilben (misal: diaminostilbentriazin)
Pencegah optik (ultraphor WT BASF) Calcofluor R –
white, Leukophor
(Jork dkk., 1990)

34
Inorganic Phosphorescence Indicators
Kode : UV254

Warna Senyawa Yg di + kan


1. Biru - Senyawa strontium yg
diaktivasi dg Sn
2. Kuning - Uranil asetat
3. Hijau kuning - Seng silikat yg diaktivasi Mn
- Seng kadmium sulfat
4. Senyawa - senyawa pengemisi pada
λ 254 nm
(Jork dkk., 1990)
35
36
37
38
Aplikasi Sampel

39
40
Mana yg lebih baik ?

41
42
43
Pita atau Spot

44
Keuntungan penggunaan
pita

45
Flavonoids
Ekstrak Ekstrak Ekstrak
Solidaginis Hyperici Betulae
Densitogram

Standard Standard

AnFar-
46 2007
47
Penggunaan Alat

48
49
50
Impregnasi lempeng

51
52
53
54
55
Prewashing

56
Prewashing Old layer

57
58
59
60
61
62
63
64
65
Tipe kromatografi

66
67
68
69
70
Tailing

Apa penyebabnya
Bagaimana mengatasinya

???

71
Tips pengatasan

72
73
Penggunaan eluen

Berapa kali ulangan


eluen
/campuran pengembang
dapat digunakan

Bagaimana yang terbaik


???
74
75
76
77
Uji kualitatif dengan KLT

 Dilakukan terhadap golongan senyawa yang positif


secara makro dg uji warna tabung reaksi
Minyak atsiri Triterpenoid

Fase diam Silika gel GF 254 Silika gel GF 254

Fase gerak Toluen:etil asetat (93:7) Heksan :etil asetat (1:1)

deteksi Anisaldehid-asam sulfat Liebermann Bouchardat


(dipanaskan 110 oC 5 (dipanaskan 110 oC 5 menit)
menit)
Keterangn Beberapa berfluorescensi Bercak berwarna ungu atau
di bawah sinar UV 365 nm. biru.
Di bawah sinar tampak
berwarna biru, hijau, merah
atau coklat
Alkaloid Antrakuinon

Fase Silika gel GF 254 Silika gel GF 254


diam
Fase Toluen:etil asetat: dietilamina Etil asetat :
gerak (7:2:1) metanol:air(100:13,5:10)

deteksi Sinar UV 254nm( peredaman) KOH 5% etanolik


Dragendorff

Keterang Bercak berwarna jingga Bercak berwarna merah


an sampai merah tua dibawah dibawah sinar tampak dan UV
sinar tampak 365 nm
Flavonoid saponin
Fase diam Silika gel GF 254 Silika gel GF 254

Fase gerak Kloroform:etil asetat (60:40) Kloroform : metanol:air


(64:50:10)
deteksi Uap amonia dan AlCl3 Anisaldehid-asam sulfat
/sitroborat (dipanaskan 110 oC 5 menit)
Keterangn SinarUV254nm(peredaman). Bercak berwarna biru dibawah
Di bawah UV 365 nm sinar tampak
berpendar kuning intensif,
hijau atau jingga
Kumarin Tanin dan seny.fenolik lain

Fase diam Silika gel GF 254 Silika gel GF 254

Fase Dietileter: toluen (1:1) Etil asetat : metanol:air


gerak dijenuhkan dengan asam (100:13,5:10)
asetat 10%
deteksi KOH 5% etanolik FeCl3

Keteranga Biru muda atau sawo Dibawah sinar tampak


n matang seny.fenolik akan berwarna
hijau hingga biru kehitaman.
Glikosida flavonoid Glikosida jantung

Fase diam Selulosa Silika gel GF 254

Fase gerak Asam asetat 15 % Etil asetat : metanol:air


(100:13,5:10)
deteksi Uap amonia SbCl3 atau pereaksi Raymond
(m-dinitrobenzen dalam alkali)

Keterangn Dengan pereaksi diatas : Bercak berwarna merah, merah


warna kuning (cepat jingga atau violet pada sinar
memudar) & di bawah UV tampak
365 nm berpendar kuning
intensif, hijau atau jingga
Thin-Layer Chromatography Analysis of
Herbal Drug Mixtures
 Many phytopreparations contain mixtures of drug extracts.
Therefore, chromatograms display a large number of more or
less overlapping zones (UV and vis.) making the identification or
classification of the compounds present difficult or only partly
successful
 If the various drugs of the herbal formulation contain the same
classes of compounds and active principles, identification of the
characteristic components is usually possible.
 Salviathymol, a mixture of essential oil components (Fig. 1) and a
laxative preparation containing various anthraglycosides (Fig. 2)
are chosen as an example for the TLC of mixed herbal
preparations.
SALVIATHYMOLE
 1 g of the composition contains:
 2 mg Salviae aeth. (standardized at not less than 40%
thujone); 2 mg Eucalypti aeth. (not less than 75%
cineole); 23 mg Menthae pip. aeth. (not less than 50%
menthol); 2 mg Cinnamomi aeth. (not less than 75%
cinnamaldehyde); 5 mg Caryophylli aeth. (not less than
80% eugenol); 10 mg Foeniculi aeth. (not less than 60%
anethole and 10% fenchone); 5 mg Anisi aeth. (not less
than 90% anethole); 10 mg Myrrhae tincture (DAB 10);
4 mg Rathanhiae tincture (DAB 10); 20 mg Alchemillae
tincture (1:5); 20 mg menthol; 1 mg thymol; 6 mg
phenylsalicylate; 0.4 mg guajazulene. 5 01 are applied
for TLC investigation.
CHROMATOGRAPHY AND DETECTION
 Adsorbent Silica gel 60 F„, precoated TLC plates (Merck, Germany)
 Solvent system toluene-ethyl acetate (93 : 7)
 Detection Vanillin-sulphuric acid reagent (VS No.42) or
phosphomolybdic acid reagent (PMA No.34)
 Commercial laxative phytopreparations
 Mixed herbal preparation with anthraglycosides as the main
components
 Preparation of extracts
 Three finely powdered dragees are extracted by heating on the water
bath for 5 min with 6 ml methanol; 10111 of the clear filtrate is used
for chromatography.
 Chromatography and detection
 Adsorbent Silica gel 60 F„,-precoated TLC plates (Merck, Germany)
 Solvent system Ethyl acetate-methanol-water (100: 13.5 : 10) 10 cm
 Detection UV-365 nm
 Laxans
 Nine commercial laxative formulations are used for
TLC (samples 1-9). They all represent mixtures of two
to five anthraglycoside-containing drug extracts. In
some cases, extracts of other drugs are also present
(e.g. Gentianae radix, Bryoniae radix or Curcumae
rhizoma).
TLC chromatogram of jamu sesak napas
Method: Ascending, one dimensional
development in trough with
chamber saturation
Layer : Silica gel 60 F254 (E.Merck)
Mobile phase : Dichloromethane/ethyl
acetate ( 8 : 2 v/v)
Migration : 8 cm
Detection : Diluted H2SO4 (50 %)
A = jamu A
B = jamu B
C = jamu C
D = jamu D
E = jamu E
F = jamu F
G = jamu G
H = jamu H
X = jamu x
Ext = n-hexane extract of Piper cubeba
DHC = dihydrocubebin (Reference
Standard)
C. = cubebin (Reference Standard)
 Berdasarkan profil kromatogram di atas jamu merk
apa saja yang mengandung kubebin ???
TLC chromatogram of leaves Piper cubeba L.f
 Method: Ascending, one dimensional
development in trough with chamber
saturation
 Layer : Silica gel 60 F254
(E.Merck)
 Mobile phase :Dichloromethane/ethyl
acetate ( 8 : 2 v/v)
 Migration : 7 cm
 Detection : Diluted H2SO4 (50 %)
 1, 6 = cubebin (ReferenceStandard)
2 and 3 = n-hexane extract of Piper
cubeba leaves
 5 = n-hexane extract of Piper cubeba
fruits
 7. = dihydrocubebin (Reference
Standard)

Problem
 Herbal medicine with following combination
R/ Andrographis paniculata 1 g
Curcuma domestica 1 g
Curcuma xanthorrhiza 1 g
Sappan Lignum 1 g
Ginseng 1 g
 How will you assure that the jamu mixture containing
crude drug as describe in the above composition ?
 Most monograph describe identification or spesification of
crude drug.
 Obat herbal Indonesia  campuran simplisia, sampai 60
komponen (DOA: Daftar Obat Alam).
 Identitas simplisia  tidak selalu bisa dilacak dg zat aktif.
Atropa belladona
Atropa accuminata hiosiamin
Hyoscyamus niger
Hyoscyamus muticus

Cinchona ledgeriana
Cinchona succirubra quinin
Cinchona calisaya

Coffea arabica
kafein
Coffea robusta
Camelia sinensis
The selected method must be suitable for most jamu
produce...
 Rapid
 Simple
 Not too expensive
 accurate
Read : PROTOCOLS ON SAFETY, EFFICACY,
STANDARDIZATION, AND DOCUMENTATION OF
HERBAL MEDICINE (IUPAC Technical Report)

Você também pode gostar