Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ORGANIK
Oleh :
Ir. Anang Sutirtoadi, MP.
Staf Pengajar Jurusan Peternakan
Sekretaris UPT Peternakan
Politektik Negeri Jember
REVOLUSI HIJAU
HARUS PAKAI
PESTISIDA HARUS PAKAI
VARIETAS UNGGUL
HARUS PAKAI
PUPUK ANORGANIK
SANGAT
TERGANTUN PETANI
G PESTISIDA BUKAN
MANAJER
TIMBUL
DAMPAK
SANGAT SANGAT
NEGATIF TERGANTUNG
TERGANTUNG
PUPUK VAR UNGGUL
ANORGANIK
REVOLUSI HIJAU
INPUT: VAR UNGGUL, PUPUK BUATAN, PESTISIDA, ALAT-
ALAT PERTANIAN, DAN PENGAIRAN
RESISTENSI
RESURJENSI
KEMATIAN MUSUH ALAMI
PELEDAKAN HAMA UTAMA DAN HAMA
SEKUNDER
KEMATIAN ORGANISME NON TARGET
KERUSAKAN AGROEKOSISTEM
Mengapa perlu Organik ?
Kesuburan tanah menurun karena Bahan
Organik rendah
Ketergantungan proses produksi terhadap
input dari luar tinggi
Penggunaan “external input” semakin tidak
efisien
Ekosistem tidak stabil sehingga OPT tidak
terkendali
Mengapa perlu Organik ?
Kualitashasil panen rendah
Sumber BBM akan habis karena bersifat
“non-renewable”
Pencemaran lingkungan dan gangguan
terhadap kesehatan manusia
Bioteknologi Pertanian
Ramah Lingkungan
Pertanian Organik
bentuk solusi baru guna menghadapi kebuntuan
yang dihadapi Petani sehubungan dengan
maraknya intervensi barang-barang sintetis atas
dunia pertanian sekarang ini
PERTANIAN ORGANIK
adalah pertanian ramah lingkungan yang
murah dan berteknologi sederhana (tepat
guna) yang dapat dijangkau oleh semua
petani di Indonesia.
Teknologi pertanian dan mikro biologi :
dosis aplikasi pupuk organik = pupuk kimia
teknologi kompos untuk menekan pertumbuhan bakteri patogen
insektisida organik didegradasi oleh alam dalam tempo yang
tidak panjang
Sistem rumah kaca
Produk organik dihasilkan dari Sistem Pertanian Organik pada lahan dengan
aktifitas biologi yang tinggi, dicirikan oleh tingkat humus, keremahan
dan kecukupan hara bagi perakaran tanaman dan tidak mengandalkan
tambahan hara dengan pemberian pupuk kimia sintetis
(McCoy, 2002); OCPP/Pro-Cert Canada, 2002; dan ACT, 2001).
Sistem pertanian organik sangat tergantung dengan
diversifikasi tanaman, rotasi tanaman, residu tanaman,
pupuk kandang, pupuk hijau, pupuk dari batuan alam,
tanaman legum, budidaya secara mekanik dan
pengendalian hama secara biologis untuk mengelola
kesuburan dan produktifitas tanah.