Você está na página 1de 15

Laringo Pharingeal Refluks

(LPR)
Oleh: Wisnu surya W

Pembimbing: dr. Hj. Mariana H. Yunizaf, Sp. THT-KL (K)

DEPARTEMEN ILMU THT-KL


RS ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH
2018
Esofagea
GERD l
Ekstra
Esofagea LPR
l
 Laringo Pharingeal Refluks (LPR) adalah REE
yang menimbulkan manifestasi penyakit-
penyakit oral, faring, laring, dan paru.
 Singkatnya, LPR merupakan kondisi terjadinya
aliran balik dari isi lambung ke laring, faring
dan traktus aerodigestive atas.
Patofisiologi LFR

1. Kontak langsung refluks asam lambung dan pepsin ke esofagus


proksimal dan Sfingter Esofagus Atas (SEA) yang berlanjut dengan
kerusakan mukosa faring, laring, dan paru.

2. Pajanan asam esofagus distal akan merangsang refleks vagal yang


menyebabkan terjadinya spasme bronkus, batuk, sering meludah,
menyebabkan perubahan inflamasi pada laring dan faring.
Tanda & Gejala
 Tenggorokan rasa nyeri dan kering
 Rasa panas di pipi
 Sensasi ada yang menyumbat (globus sensation)
 Kelainan laring: disfonia, suara serak
 Batuk kronik
 Asma
 Otalgia
 Mukus tenggorok yang eksesif
 Nyeri leher
 Odinofagia
 Post nasal drip
Mendiagnosis LPR:

1. Riwayat penyakit,

2. Pemeriksaan fisik: (Pemeriksaan hipofaring,


laring) Tanda Hallmark termasuk eritema
dan edema interaritenoid, edema
infraglotis, dan ventricular effacement

3. Tes diagnosis: 24 hour pH monitoring


(Normal: pH lambung lebih rendah dibanding
dengan pH di daerah laringofaring)
Perbedaan GERD dan LPR
TATALAKSANA LPR
Non Farmakologi

Modifikasi lifestyle
 Hindari kafein, coklat, mint,
alcohol, berhenti merokok;
 Membatasi makan makanan
gorengan, berlemak dan pedas;
 Berhenti makan paling tidak 3
jam sebelum tidur;
 Meninggikan kepala pada saat tidur.
Pembedahan
Nissen fundoplication merupakan
tindakan pembedahan yang
dianjurkan pada pasien LPR jika
tatalaksana medis tidak memberikan
perubahan. Berdasarkan literatur
nissen fundoplication dapat
memperbaiki tanda dan gejala LPR
sebesar 73-86%.
Farmakologi

 PPI. Saat ini PPI (omeprazol,


lanzoprazol) dipertimbangkan sebagai
pengobatan utama LPR, PPI optimal
diminum 30-60 menit sebelum makan.
PPI mengurangi produksi asam
lambung dengan menghambat pompa
proton. Belafsky et al melakukan studi
dan mengemukakan bahwa setelah
pengobatan PPI 2 x per hari selama 4
bulan, pasien LPR mengalami
perbaikan yang pesat.
 Antasid dan antagonis reseptor H2.
 Sukralfat. Untuk melindungi mukosa yang injuri.
Komplikasi LPR

Pada orang dewasa, LPR dapat menimbulkan komplikasi


berupa scar di tenggorokan dan pita suara, ia juga dapat
meningkatkan risiko terjadinya kanker di daerah
tersebut, LPR juga dapat mempengaruhi paru – paru dan
dapat meniduksi timbulnya kondisi asma, emfisema atau
bronchitis.

Kelainan laringofaring akibat GERD, antara lain laringitis


(refluks) posterior, globus faringeus, stenosis laring atau
trakea, spasme laring, nyeri tenggorok.
Daftar Pustaka

 Yunizaf M, Iskandar N. 2014. Penyakit Refluks


Gastroesogus dengan Manifestasi Otolaringologi
dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala dan Leher Ed.7. Jakarta: FKUI.
Hlm. 270-273.
 Underbrink M, Quinn FB. Laryngopharyngeal reflux
with an emphasis on diagnostic and theurapeutic
considerations. Updated august 25th 2009. Available
at http://www.utmb.edu/otoref/grnds/Laryng-
reflux-090825/laryng-reflux-090825.pdf
 Belafsky PC, Rees CJ. Identifying and
managinglaryngopharyngeal reflux. July 2007.
Available at http://www.turner-
white.com/memberfile.php?PubCode=hp_jul07_reflu
x.pdf

Você também pode gostar