Você está na página 1de 46

5

4/11/18
4
4/11/18
3
4/11/18
2
4/11/18
1
4/11/18
Anatomi dan Fisiologi Sistem
Kardiovaskuler
Presented by: kelompok 1
CARDIAC
?
U L E R ?
VA SK
Sirkulasi darah, berperan dalam
mengangkut O2, CO2, nutrisi dan obat-
obatan yang dibutuhkan oleh sel
A. Bentuk serta Ukuran Jantung

Jantung merupakan organ utama dalam system


kardiovaskuler. Jantung dibentuk oleh organ muscular,
apeks dan basis cordis, atrium kanan dan kiri serta
ventrikel kanan dan kiri. berat jantung sekitar 7-15 ons
atau 200-425 gram dan sedikit lebih besar dari kepalan
tangan.
Con’t
Setiap harinya jantung
berdetak 100.000 kali
dan dalam masa
periode itu jantung
memompa 2000 galon
darah atau setara
dengan 7.571 liter
darah.
Con’t
Posisi jantung terletak didalam cavum toracis,
bertumpu pada diafragma thoracis dan berada kira-
kira 5 cm di atas processus xiphoideus.
Pada tepi kanan cranial, berada pada tepi
kranialis pars cartilaginis costa III dextra, 1
cm dari tepi lateral sternum

Pada tepi kanan caudal berada pada tepi


kranialis pars cartilaginis costa VI dextra, 1 cm
dari tepi lateral sternum

Tepi kiri cranial jantung berada pada tepi


kaudal pars cartilaginis costa II sinistra di tepi
lateral sternum

tepi kiri caudal berada pada ruang intercostalis


5, kira-kira 9 cm di kiri linea medioclavicularis.
Selaput yang membungkus jantung disebut
pericardium dimana terdiri antara lapisan fibrosa dan
serosa, dalam cavum pericardi berisi 50 cc cairan
jernih, yang berfungsi sebagai pelumas agar
mengurangi gaya gesekan antara pericardium dan
epikardium.

Epicardium adalah lapisan paling luar dari jantung,


lapisan berikutnya adalah lapisan myocardium,
dimana lapisan ini adalah lapisan yang paling tebal.
Lapisan terakhir adalah lapisan endocardium.
Sistem kelistrikan jantung.

Aktifitas listrik jantung merupakan akibat perubahan


permeabilitas membrane sel. Seluruh proses aktifitas listrik
jantung dinamakan potensial aksi yang disebabkan oleh
rangsangan listrik, kimia, mekanika, dan termis.
Lima fase aksi potensial yaitu:

Fase istirahat: Bagian dalam bermuatan negative (polarisasi)


dan bagian luar bermuatan positif.

Fase depolarisasi(cepat): Disebabkan meningkatnya


permeabilitas membrane terhadap natrium sehingga natrium
mengalir dari luar ke dalam.
Con’t
Fase polarisasi parsial: Setelah depolarisasi terdapat sedikit
perubahan akibat masuknya kalsium ke dalam sel, sehingga
muatan positih dalam sel menjadi berkurang.

Fase plato(keadaan stabil): Fase depolarisasi diikiuti keadaan


stabil agak lama sesuai masa refraktor absolute miokard.

Fase repolarisasi(cepat): Kalsium dan natrium berangsur-


angsur tidak mengalir dan permeabilitas terhadap kalium
sangat meningkat.
Sistem Konduksi Jantung
Sistem konduksi jantung meliputi:

• SA node: Tumpukan jaringan neuromuscular yang


kecil berada di dalam dinding atrium kanan di
ujung Krista terminalis.

• AV node: Susunannya sama dengan SA node


berada di dalam septum atrium dekat muara
sinus koronari.
Con’t

• Bundle atrioventrikuler: dari bundle AV


berjalan ke arah depan pada tepi posterior
dan tepi bawah pars membranasea septum
interventrikulare.

• Serabut penghubung terminal(purkinje):


Anyaman yang berada pada endokardium
menyebar pada kedua ventrikel
Impuls jantung berasal dari nodus SA, pemacu jantung, yang
memiliki kecepatan depolarisasi spontan ke ambang yang
tertinggi.Setelah dicetuskan, potensial aksi menyebar ke seluruh
atrium kanan dan kiri, sebagian dipermudah oleh jalur
penghantar khusus, tetapi sebagian besar melalui penyebaran
impuls dari sel ke sel melalui gap junction. Impuls berjalan dari
atrium ke dalam ventrikel melalui nodus AV, satu-satunya titik
kontak listrik antara kedua bilik tersebut.Potensial aksi berhenti
sebentar di nodus AV, untuk memastikan bahwa kontraksi
atrium mendahului kontraksi ventrikel agar pengisian ventrikel
berlangsung sempurna.Impuls kemudian dengan cepat berjalan
ke septum antarventrikel melalui berkas His dan secara cepat
disebarkan ke seluruh miokardium melalui serat-serat Purkinje.
Con’t
Sel-sel ventrikel lainnya diaktifkan melalui penyebaran impuls dari sel
ke sel melalui gap junction.Dengan demikian, atrium berkontraksi
sebagai satu kesatuan, diikuti oleh kontraksi sinkron ventrikel setelah
suatu jeda singkat.Potensial aksi serat-serat jantung kontraktil
memperlihatkan fase positif yang berkepanjangan, atau fase datar,
yang disertai oleh periode kontraksi yang lama, untuk memastikan
agar waktu ejeksi adekuat.Fase datar ini terutama disebabkan oleh
pengaktifan saluran Ca++ lambat.Karena terdapat periode refrakter
yang lama dan fase datar yang berkepanjangan, penjumlahan dan
tetanus otot jantung tidak mungkin terjadi. Hal ini memastikan
bahwa terdapat periode kontraksi dan relaksasi yang berganti-ganti
sehingga dapat terjadi pemompaan darah.Penyebaran aktivitas listrik
ke seluruh jantung dapat direkam dari permukaan tubuh.Rekaman
ini, EKG, dapat memberi informasi penting mengenai status jantung.
Siklus Jantung
Secara umum, siklus jantung dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu:

Systole
Kontraksi jaringan otot jantung di ventrikel disebut sistol. Ketika
kontrak ventrikel, mereka memaksa darah dari kamar mereka ke
dalam arteri meninggalkan jantung. Mengosongkan ventrikel kiri ke
aorta dan ventrikel kanan ke arteri paru-paru. Tekanan meningkat
akibat kontraksi ventrikel disebut tekanan sistolik.

Diastole
Relaksasi jaringan otot jantung di ventrikel disebut diastol. Ketika
ventrikel santai, mereka membuat ruang untuk menerima darah
dari atrium. Tekanan menurun karena relaksasi ventrikel disebut
tekanan diastolik.
Secara spesific, siklus jantung dibagi menjadi 5 fase yaitu :

1.Fase Ventrikel Filling


2. Fase Atrial Contraction
3. Fase Isovolumetric Contraction
4. Fase Ejection
5. Fase Isovolumetric Relaxation

Perlu anda ingat bahwa siklus jantung berjalan secara


bersamaan antara jantung kanan dan jantung kiri, dimana
satu siklus jantung = 1 denyut jantung = 1 beat EKG (P,q,R,s,T)
hanya membutuhkan waktu kurang dari 0.5 detik.
A. Fase Ventrikel Filling

Sesaat setelah kedua atrium menerima darah dari masing-masing


cabangnya, dengan demikian akan menyebabkan tekanan di kedua
atrium naik melebihi tekanan di kedua ventrikel. Keadaan ini akan
menyebabkan terbukanya katup atrioventrikular, sehingga darah
secara pasif mengalir ke kedua ventrikel secara cepat karena pada saat
ini kedua ventrikel dalam keadaan relaksasi/diastolic sampai dengan
aliran darah pelan seiring dengan bertambahnya tekanan di kedua
ventrikel. Proses ini dinamakan dengan pengisian ventrikel atau
ventrikel filling. Perlu anda ketahui bahwa 60% sampai 90 % total
volume darah di kedua ventrikel berasal dari pengisian ventrikel secara
pasif. Dan 10% sampai 40% berasal dari kontraksi kedua atrium.
B. Fase Atrial Contraction

Seiring dengan aktifitas listrik jantung yang menyebabkan kontraksi


kedua atrium, dimana setelah terjadi pengisian ventrikel secara
pasif, disusul pengisian ventrikel secara aktif yaitu dengan adanya
kontraksi atrium yang memompakan darah ke ventrikel atau yang
kita kenal dengan "atrial kick". Dalam grafik EKG akan terekam
gelombang P. Proses pengisian ventrikel secara keseluruhan tidak
mengeluarkan suara, kecuali terjadi patologi pada jantung yaitu
bunyi jantung 3 atau cardiac murmur.
C. Fase Isovolumetric Contraction

Pada fase ini, tekanan di kedua ventrikel berada pada puncak


tertinggi tekanan yang melebihi tekanan di kedua atrium dan sirkulasi
sistemik maupun sirkulasi pulmonal. Bersamaan dengan kejadian ini,
terjadi aktivitas listrik jantung di ventrikel yang terekam pada EKG
yaitu komplek QRS atau depolarisasi ventrikel.
Keadaan kedua ventrikel ini akan menyebabkan darah mengalir balik
ke atrium yang menyebabkan penutupan katup atrioventrikuler
untuk mencegah aliran balik darah tersebut. Penutupan katup
atrioventrikuler akan mengeluarkan bunyi jantung satu (S1) atau
sistolic.
Periode waktu antara penutupan katup AV sampai sebelum
pembukaan katup semilunar dimana volume darah di kedua ventrikel
tidak berubah dan semua katup dalam keadaan tertutup, proses ini
dinamakan dengan fase isovolumetrik contraction.
D. Fase Ejection

Seiring dengan besarnya tekanan di ventrikel dan proses


depolarisasi ventrikel akan menyebabkan kontraksi kedua ventrikel
membuka katup semilunar dan memompa darah dengan cepat
melalui cabangnya masing-masing. Pembukaan katup semilunar
tidak mengeluarkan bunyi. Bersamaan dengan kontraksi ventrikel,
kedua atrium akan di isi oleh masing-masing cabangnya.
E. Fase Isovolumetric Relaxation

Setelah kedua ventrikel memompakan darah, maka tekanan di kedua


ventrikel menurun atau relaksasi sementara tekanan di sirkulasi
sistemik dan sirkulasi pulmonal meningkat. Keadaan ini akan
menyebabkan aliran darah balik ke kedua ventrikel, untuk itu katup
semilunar akan menutup untuk mencegah aliran darah balik ke
ventrikel. Penutupan katup semilunar akan mengeluarkan bunyi
jantung dua (S2)atau diastolic. Proses relaksasi ventrikel akan terekam
dalam EKG dengan gelombang T, pada saat ini juga aliran darah ke
arteri koroner terjadi. Aliran balik dari sirkulasi sistemik dan pulmonal
ke ventrikel juga di tandai dengan adanya "dicrotic notch".
Bunyi Jantung

S1 (lub) terjadi saat penutupan katup AV karena vibrasi pada


dinding ventrikel & arteri; dimulai pada awal kontraksi/ sistol
ventrikel ketika tekanan ventrikel melebihi tekanan atrium.

S2 (dup) terjadi saat penutupan katup semilunar; dimulai pd awal


relaksasi/ diastol ventrikel akibat tekanan ventrikel kiri & kanan
lebih rendah dari tekanan di aorta & arteri pulmonal.
Con’t

S3 disebabkan oleh vibrasi dinding ventrikel krn darah masuk ke


ventrikel secara tiba-tiba pada saat pembukaan AV, pada akhir
pengisian cepat ventrikel. S3 sering terdengar pada anak dengan
dinding toraks yang tipis atau penderita gagal ventrikel.

S4 terjadi akibat osilasi darah & rongga jantung yang ditimbulkan oleh
kontraksi atrium. Jarang terjadi pada individu normal.

Murmur adalah kelainan bunyi jantung atau bunyi jantung tidak wajar
yang berkaitan dengan turbulensi aliran darah. Bunyi ini muncul
karena defek pada katup seperti penyempitan (stenosis) yang
menghambat aliran darah ke depan, atau katup yang tidak sesuai yang
memungkinkan aliran balik darah.
Frekuensi Jantung

Frekuensi jantung normal berkisar antara 60 samapi 100 denyut per


menit, dengan rata-rata denyutan 75 kali per menit. Dengan
kecepatan seperti itu, siklus jantung berlangsung selama 0,8 detik:
sistole 0,5 detik, dan diastole 0,3 detik.

Takikardia adalah peningkatan frekuensi jantung sampai melebihi


100 denyut per menit.
Bradikardia ditujukan untuk frekuensi jantung yang kurang dari 60
denyut per menit.
Pengaturan Frekuensi Jantung

Impuls eferen menjalar ke jantung melalui saraf simpatis dan parasimpatis susunan saraf
otonom.Pusat refleks kardioakselerator adalah sekelompok neuron dalam medulla
oblongata.Efek impuls neuron ini adalah untuk meningkatkan frekuensi jantung.Impuls ini
menjalar melalui serabut simpatis dalam saraf jantung menuju jantung.Ujung serabut saraf
mensekresi neropineprin, yang meningkatkan frekuensi pengeluaran impuls dari nodus S-A,
mengurangi waktu hantaran melalui nodus A-V dan sistem Purkinje, dan meningkatkan
eksitabilitas keseluruhan jantung.Pusat refleks kardioinhibitor juga terdapat dalam medulla
oblongata.Efek impuls dari neuron ini adalah untuk mengurangi frekuensi jantung.Impuls ini
menjalar melalui serabut parasimpatis dalam saraf vagus.Ujung serabut saraf mensekresi
asetilkolin, yang mengurangi frekuensi pengeluaran impuls dari nodus S-A dan
memperpanjang waktu hantaran melalui nodus V-A.Frekuensi jantung dalam kurun waktu
tertentu ditentukan melalui keseimbangan impuls akselerator dan inhibitor dari saraf
simpatis dan parasimpatis.Impuls aferen (sensorik) yang menuju pusat kendali jantung
berasal dari reseptor, yang terletak di berbagai bagian dalam sistem
kardiovaskular.Presoreseptor dalam arteri karotis dan aorta sensitive terhadap perubahan
tekanan darah. Peningkatan tekanan darah akan mengakibatkan suatu refleks yang
memperlambat frekuensi jantung.
con’t

Penurunan tekanan darah akan mengakibatkan suatu refleks


yang menstimulasi frekuensi jantung yang menjalar melalui pusat
medular. Proreseptor dalam vena cava sensitif terhadap penurunan
tekanan darah. Jika tekanan darah menurun, akan terjadi suatu
refleks peningkatan frekuensi jantung untuk mempertahankan
tekanan darah. Pengaruh lain pada frekuensi jantung : Frekuensi
jantung dipengaruhi oleh stimulasi pada hampir semua saraf kutan,
seperti reseptor untuk nyeri, panas, dingin, dan sentuhan, atau oleh
input emosional dari sistem saraf pusat. Fungsi jantung normal
bergantung pada keseimbangan elektrolit seperti kalsium, kalium,
dan natrium yang mempengaruhi frekuensi jantung jika kadarnya
meningkat atau berkurang.
Curah Jantung

Curah jantung adalah volume darah yang


dikeluarkan oleh kedua ventrikel per menit.Curah
jantung terkadang disebut volume jantung per
menit.Volumenya kurang lebih 5 L per menit pada
laki-laki berukuran rata-rata dan kurang 20 %
pada perempuan.

Perhitungan curah jantung


(Curah jantung = frekuensi jantung x isi sekuncup)
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi curah
jantung
1. Aktivitas berat memperbesar curah jantung sampai 25 L per menit,
pada atlit yang sedang berlatih mencapai 35 L per menit. Cadangan
jantung adalah kemampuan jantung untuk memperbesar curahnya.

2. Aliran balik vena ke jantung. Jantung mampu menyesuaikan output


dengan input-nya berdasarkan alasan berikut :

a.Peningkatan aliran balik vena akan meningkatkan volume akhir diastolic.


b.Peningkatan volume diastolic akhir, akan mengembangkan serabut miokardial
ventrikel
c. Semakin banyak serabut otot jantung yang mengembang pada permulaan
konstraksi (dalam batasan fisiologis), semakin banyak isi ventrikel, sehingga daya
konstraksi semakin besar. Hal ini disebut hukum Frank-Starling tentang jantung.
Persarafan Jantung

Jantung dipersarafi oleh sistem saraf otonom. Kecepatan denyut


jantung terutama ditentukan oleh pengaruh otonom pada nodus
SA. Jantung dipersarafi oleh kedua divisi sistem saraf otonom, yang
dapat memodifikasi kecepatan (serta kekuatan) kontraksi, walaupun
untuk memulai kontraksi tidak memerlukan stimulasi saraf. Saraf
parasimpatis ke jantung, yaitu saraf vagus, terutama mempersarafi
atrium, terutama nodus SA dan AV. Saraf-saraf simpatis jantung juga
mempersarafi atrium, termasuk nodus SA dan AV, serta banyak
mempersarafi ventrikel (Sherwood, Lauralee, 2001: 280).
ANATOMI DAN FISIOLOGI PEMBULUH DARAH

Pembuluh darah adalah prasarana jalan bagi aliran darah. Secara


garis besar peredaran darah dibedakan menjadi dua, yaitu
peredaran darah besar yaitu dari jantung ke seluruh tubuh, kembali
ke jantung (surkulasi sistemik), dan peredaran darah kecil, yaitu dari
jantung ke paru-paru, kembali ke jantung (sirkulasi pulmonal).
Pembuluh darah adalah bagian dari sistem sirkulasi yang
mengangkut darah ke seluruh tubuh. Ada tiga jenis pembuluh
darah, yaitu arteri, kapiler, dan vena.
Pembuluh Arteri (Nadi)

Pada saat jantung berkontraksi (sistol), darah akan keluar dari bilik
menuju pembuluh nadi (arteri), sehingga arah aliran darah dalam arteri
meninggalkan jantung. Pembuluh ini tebal, elastis (diameternya dapat
berubah sesuai kebutuhan) hal tersebut berfungsi untuk menjaga aliran
darah konstan dan tidak tersendat. Pembuluh tersebut memiliki sebuah
katup yang disebut valvula semilunaris yang berada tepat di luar jantung.
Letak pembuluh nadi di dalam permukaan kulit, namun denyutnya masih
dapat dirasakan. Tekanan darah di dalamnya kuat, sehingga jika terluka
darahnya memancar. Warna darah yang diangkutnya adalah merah segar.
Darah dalam arteri kaya akan O2, kecuali arteri paru-paru.
Pembuluh nadi tersusun atas tiga
lapis jaringan, yaitu:

a. Lapisan pertama, berupa jaringan ikat yang


kuat dan elastis.
b. Lapisan tengah, berupa otot polos yang
berkontraksi secara tak sadar sehingga
dapat menguah diameter pembuluh nadi.
c. Lapisan ketiga, berupa jaringan endothelium
yang melindungi jaringan di dalamnya.
Pembuluh Vena (Balik)

Pembuluh vena (balik) ditemukan oleh seorang ahli fisiologi dari inggris,
yakni William Harvey (1578–1657). Vena berfungsi untuk mengedarkan
darah dari kapiler menuju jantung. Dindingnya tipis dan kurang elastis.
Pembuluh ini memiliki banyak katup yang berfungsi mencegah darah
mengalir kembali ke jantung. Letak pembuluh vena dekat dengan
permukaan kulit, denyutnya tidak dapat dirasakan. Tekanan darah di
dalamnya lemah, sehingga jika terluka darahnya menetes. Darah yang
diangkut mengandung CO2, kecuali vena pulmonalis. Warna darah yang
diangkutnya adalah merah tua.
Pembuluh vena yang masuk ke jantung yaitu :

a. Vena Cava Superior. Vena ini membawa darah yang mengandung


CO2 dari tubuh bagian atas ke serambi kanan.
b. Vena Cava Inferior. Vena ini membawa darah yang mengandung CO2
dari tubuh bagian bawah ke serambi kanan.
c. Vena Pulmonalis. Vena ini membawa darah yang mengandung O2
dari paru – paru ke serambi kiri jantung.
Kapiler

Pembuluh kapiler merupakan pembuluh yang membentuk jalinan


pembuluh di seluruh jaringan dan menjadi penghubung antara
pembuluh nadi dan pembuluh balik. Fungsinya sebagai tempat
difusi oksigen, karbon dioksida, sari makanan, hormon, dan zat
sisa.
CL
HE ICK
RE
!

MEKANISME
PEREDARAN DARAH
Wassalam…
• 1. tentang transplantasi jantung
• 2. a. sistem konduksi
• b. depolarisasi yang menyebabkan listrik
• c. perhitungan curah jantung

Você também pode gostar