kehamilan pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu disebut sebagai aborsi yang dikerjakan melalui tindakan kuretase tanpa atau disertai dengan dilatasi kanalis servikalis terlebih dulu ( D & C ). INDIKASI
1. Menghentikan perdarahan pervaginam pada
peristiwa abortus spontan 2. Kematian janin intra uterine 3. Kelainan kongenital berat yang menyebabkan gangguan anatomis atau gangguan mental hebat 4. Mola hidatidosa 5. Kelainan medik yang menyebabkan seorang wanita tidak boleh hamil: ◦ Penyakit jantung, ◦ Penyakit hipertensi yang berat, ◦ Carcinoma cervix invasif 6. [Psikososial misalnya pada korban perkosaan atau “incest” yang menjadi hamil] 7. [Kegagalan kontrasepsi] PERSIAPAN Anamnesa – pemeriksaan & penentuan indikasi Penjelasan mengenai prosedur pelaksanaan tindakan – manfaat dan komplikasi yang mungkin terjadi Kontrasepsi yang akan digunakan setelah tindakan Persetujuan tertulis suami dan istri (informed consent) Dilatasi dengan batang laminaria. ◦Pemasangan laminaria dalam kanalis servikalis ◦12 – 18 jam kemudian kalau perlu dilanjutkan dengan infus oksitosin sebelum kuretase
Dilatasi dengan dilatator hegar
terbuat dari logam dari berbagai ukuran (0.5 cm -1.0 cm) 1. Pasien pada posisi Lithotomi 2. Bersihkan vulva dengan cairan antiseptik 3. [kosongkan VU] dan lakukan PD ulang untuk menentukan posisi – besar dan arah uterus dan keadaan adneksa 4. Berikan Pethidine im / iv 5. Lakukan blok paraservikal 6. Pasang spekulum dan jepit bibir depan portio dengan 1 atau 2 buah cunam servik. 7. Tentukan arah dan kedalam uterus dengan menggunakan sonde Pemasukan sonde dilakukan dengan hati - hati agar tidak terjadi perforasi 8. Bila perlu dilakukan dilatasi dengan dilatator Hegar 9. Jaringan sisa kehamilan yang besar diambil terlebih dulu dengan cunam abortus 10. Sendok kuret dipegang diantara ujung jari dan jari telunjuk tangan kanan (hindari cara memegang sendok kuret dengan cara menggenggam), sendok dimasukkan ke kedalam uterus dalam posisi mendatar dengan lengkungan yang menghadap atas.