Você está na página 1de 21

APLIKASI

SPEKTROFOTOMETER
VISIBLE
 AKHMAD RIFAI (H012171012)
 AYU SAFITRI AGUSTINA (H012171003)
 YUNITA PARE ROMBE (H012171014)
KEGUNAAN DARI SPEKTROFOTOMETER
VISIBLE
Digunakan untuk mengukur energi
secara relatif jika energi tersebut
spektrofotometer ditrasnmisikan, direfleksikan/
diemisikan sebagai fungsi dari
panjang gelombang

Digunakan untuk mengukur


sampel berwarna. Secara
umum digunakan dalam
Spektrofotometer Visible
pengukuran kauntitatif.
RENTANG SPEKTRUM VISIBLE
PENGGUNAAN SPEKTROFOTOMETER
VISIBEL TELAH BANYAK DIGUNAKAN DALAM
DIDANG
Kesehatan
pertambangan
pertanian
kedokteran
kelautan
Forensik
CONTOH APLIKASI PENGGUNAAN SPEKTROFOTOMETER VISIBLE
Dalam Analisa Kuantitatif Ada 3 Metode

Stand
Kurva Stand
ar
kalibra ar
intern
si adisi
al
Kurva Kalibrasi Gunakan metode regresi linier untuk menghitung persamaan fitting y =
mx + b

2.5
2 S  x  2
   xi  2

   xi  x    xi xx
2
Kurva Kalibrasi S xx
2   ix i  x   xi
2
 SNyy 
2.0 N
RI terkoreksi

1.5 S xx    xi  x    x
2 2

  xi 
2
S yy    yi  y    yi2 
2 
1.0
i N
S xy    xi  x  yi xyy   
i S 
xi yi i 
x  x  y 

S xy    xi  x  yi  y    xi yi   i  i
0.5 x y
N
m  S xy S xx (Slope)
0.0 m  S xy S xx (Slope) b  y -x m
0 20 40 60 80 100 m  S xy S xx (Slope) b  y -x m (Y - intercept)
Konsentrasi
S xy r
S xy r
r S xx  S yy
S xx  S yy
Gunakan persamaan fitting y = mx + b untuk
menghitung konsentrasi sampel
m = 0.0236 & b = -0.00881
y = 0.0236x – 0.00881

Sehingga:
x = (y – b)/m
x = (y + 0.00881)/0.0236
dan:
x (konsentrasi sampel) = (0.875+0.00881)/0.0236
= 37.4
Metode Standar
Adisi
Digunakan untuk analit dalam
matriks yang kompleks, yg
mengakibatkan terjadinya
interferensi dalam respon Plot respon instrumen (S) vs volume sta
instrumen (RI).
Contoh: darah, sedimen, serum, m = D y/ D x

Respons Instrumen ( S )
dll.

kVs cs kVx cx
S  b = y-intercept
Vt Vt
(V s ) 0
S = sinyal atau respon instrumen
k = konstanta proporsionalitas
Vs
Vs = volume standard yg ditambahkan
cs = konsentrasi standard
Vx = volume aliquot sampel S  mVs  b
cx = konsentrasi sample
Vt = volume total pengenceran
Perhitungan
Konsentrasi Sampel

kVs cs kVx cx
S  mVs  b S 
Vt Vt

bcs
cx 
mVx
Metode standar
internal

• Umumnya digunakan dalam GC dan HPLC


• Suatu senyawa reference/pembanding (standard
internal) dengan volume/massa yg konstan
ditambahkan ke dalam larutan standar dan sampel.
• Rasio analit terhadap standard internal digunakan
sebagai sumbu Y dalam plot kurva kalibrasi dan
untuk menetapkan sampel.
Langkah-langkah Yang Perlu Dilakukan Dalam Penentuan
Konsentrasi Zat Dengan Kurva Kalibrasi
Ambilah salah satu
Membuat deret Mengukur
larutan standar,
Maching larutan standar semua
kemudian ukur pada
Kuvet pada berbagai deret
berbagai panjang
konsentrasi. standar
gelombang

Fungsinya yaitu: Catat hasil


untuk mencari absorbansi kemudian
panjang gelombang alurkan pada grafik
maksimum absorbansi vs
Fungsinya konsentrasi sehingga
yaitu: diperoleh suatu kurva
yang disebut
untuk mengetahui linieritas kurva kalibarasi
hubungan antara konsentrasi
larutan standar dengan
absorbansinya
SIFAT-SIFAT Reagen

Kestabilan dalam kelarutan

Pembentukan warna yang diananlisis harus cepat

Reaksi dengan komponen yang diannlisis harus berlangsung secara


stoikiometrik
Pereaksi harus selektif dan spesifik untuk komponen yang dianalisis,
sehingga warna yang terjadi benar-benar merupakan ukuran bagi
komponen tersebut saja
Pereaksi tidak boleh menyerap cahaya dalam spektrum dimana dilakukan
pengukuran

Tidak boleh ada gangguan-gangguan dari komponen-komponen lain dalam larutan yang
dapat mengubah zat pereaksi

Pereaksi yang dipakai harus dapat menimbulkan hasil reaksi warna yang dikehendaki
dengan komponen yang dianalisa.
PENENTUAN KADAR PENENTUAN KADAR
Pembuatan larutan induk
BESI
Fe (NH44OH)22(SO44).6H22O

- Ditimbang sebanyak 0,07 gram


- Ditambahkan aquades 10 ml
- Diaduk dalam gelas kimia 100 mL
- Diaduk hingga larut
- Dituangkan ke dalam labu takar 100 mL
- Ditambahkan 5 mL H2SO4 2 M
- Ditambahkan aquades hingga tanda tera
- Dihomogenkan

HASIL
• PEMBUATAN DERET STANDAR

Larutan induk 100


ppm
• Dipipet sebanyak 0,25 mL, 0,5 ml, 0,75 ml, 0,1 ml, dan 1,25 ml
•- Dimasukan masing- masing kedalam labu takar 25 mL
•- Ditambahkan 1 mL larutan hidroksilamin-HCl 5%, 8 mL
larutan Natrium Asetat 5% dan 5 mL larutan 1,10-fenantrolin 0,1%
•- Ditambahkan aquades hingga tanda batas
•- Dihomogenkan
•- Didiamkan selama ±10 menit sebelum pengukuran dilakukan
HASIL
• SAMPEL

SAMPEL

- Dipipet sebanyak 5 mL
- Dimasukan dalam labu takar 25 Ml
- Ditambahkan 1 mL larutan hidroksilamin-HCl 5%, 8 mL
larutan Natrium Asetat 5% dan 5 mL larutan 1,10-fenantrolin
0,1%
- Ditambahkan aquades hingga tanda tera
- Dihomogenkan
HASIL
HASIL PENENTUAN KADAR
Faktor-faktor Yang Menyebabkan Absorbansi Vs Konsentrasi Tidak
Linear

Adanya serapan yang menyebabkan absorbansi vs konsentrasi


tidak linear

Serapan oleh kuvet.

Kesalahan fotometrik normal pada pemgukuran absorbansi


sangat rendah atau sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan
pengaturan konsnetrasi, sesuai dengan kisaran sensivitas daru
alat yang digunakan (melalui pengenceran atau pemekatan
PENENTUAN AKTIVITAS ENZIM AMILASE

Prinsip pengukuran berdasarkan pada hidrolisis amilosa


oleh amilase yang menghasilkan maltosa pada
suhu 37oC inkubasi selama waktu tertentu. Maltosa yang
terbentuk diukur dengan menggunakan metode
spektrofotometri menggunakan pereaksi DNS.
PENENTUAN AKTIVITAS ENZIM
Ekstrak
enzim
- Diambil 0.1 ml supernatan ke dalam tabung reaksi;
- Ditambahkan 0.9 ml buffer fosfat sitrat pH 7 (mengoptimalkan
kondisi);
- Diinkubasi pada penangas air 37oC selama 5 menit;
- Didambahkan 2 ml substrat soluble starch 2% dalam buffer fosfat
sitrat pH 7 yang telah digelatinisasi;
- Dinkubasi pada penangas air 37oC selama 30 menit;
- Ditambahkan 3 ml pereaksi DNS;
- Inaktivasi enzim dengan pencelupan dalam air mendidih selama 5
menit;
- Dinginkan selama 15 menit;
- Diukur absorbansi pada panjang gelombang 550 nm

Hasil

Cat: Lakukan hal yang sama pada larutan standar dan blanko. Sebagai larutan
standar gunakan larutan maltosa standar (100, 200, 300, 400, dan 500 ppm).
Blanko yang digunakan adalah akuades.
SUMBER

HTTPS://FOODTECHPEDIA.BLOGSPOT.CO.ID/2017/08/PENGUKURAN-AKTIVITAS-E
NZIM.HTML
HTTP://IQBALCHEMICAL.BLOGSPOT.CO.ID/2015/12/PENENTUAN-KADAR-BESI-FE
-DALAM-SAMPEL.HTML
KHOPKAR, S M. 1990.KONSEP DASAR KIMIA ANALITIK. JAKARTA :UI PRESS.
HENDAYANA, S. 1994.KIMIA ANALITIK INSTRUMEN, EDISI PERTAMA. SEMARANG :
IKIP SEMARANG PRESS.
ARIS BS. SLIDE SHARE

Você também pode gostar