Você está na página 1de 40

PELATIHAN IPCN

Pelatihan IPCN (Infection Prevention Control Nurse)


Jakarta, 20 s/d 26 Oktober 2013

KEWASPADAAN ISOLASI

PERSI, 13 – 19 Maret 2016

PELATIHAN IPCN PERSI


PENDAHULUAN

 Kewaspadaan Isolasi merupakan bagian dari program


PPI
 Bertujuan untuk memutus mata rantai infeksi.
Pelatihan IPCN (Infection Prevention Control Nurse)

 Mata rantai infeksi Jakarta, 20 s/d 26 Oktober 2013

Pasien Pasien

Petugas/Pengunjung Lingkungan

PELATIHAN IPCN PERSI


HH
APD
PPRA Limbah
H Lingkungan
Peralatan Perawatan Ps
Penanganan Linen
A Kes. Karyawan
Penempatan Pasien
Etika batuk
I Penyuntikan yang aman
Praktil lumbal punksi

s
Pelatihan IPCN (Infection Prevention Control Nurse)
Jakarta, 20 s/d 26 Oktober 2013
Airborne
Droplet
Menerapkan Contact
Bundles of
HAIs
Komite PPI
Tim PPI
Monev Internal
Audit Eksternal Struktur organisasi
Uraian tugas
SEJARAH 4
KEWASPADAAN ISOLASI
Tahun Teknik Isolasi Perlakuan
1877 Early Isolation Precaution Memisahkan pasien infeksi
dan non infeksi
1890-1900 Early Isolation Precaution Pemisahan pasien sesuai
jenis infeksi dan tindakan
aseptik
1910 Sistem kubikel,aseptik,
cuci tangan,gaun,
disinfeksi alat
1950 RS infeksi ditutup kecuali
RS TB
1960 RS TB ditutup ps TB
dirawat di RSU di Isolasi
PELATIHAN IPCN PERSI
5
Tahun Teknik Perlakuan
Isolasi
1985 - 1988 Universal Epidemik HIV petugas kesehatan, waspada
Precaution terhadap darah dan cairan
tubuh(semenVagina,peritonial,perikardial
sinovial, amniotic,cerebrospinal, bukan feces,
urine, muntah,sputum,sekret hidung, keringat)
, tangani dengan menggunakan sarung tangan,
gaun,masker , pelindung mata.
Setelah melepas sarung tangan harus cuci
tangan
1987 Body Waspada terhadap darah, feses, urine
Substance sputum,saliva,wound drainage,cairan
Isolation
(BSI)di Seatle, tubuh lainnya, permukaan tubuh yang
Washington, basah dan lembab, gunakan sarung
San Diego, tangan, setelah melepas tidak perlu
California cuci tangan
PELATIHAN IPCN PERSI
6

Tahun Teknik Perlakuan


Isolasi
1990-1996 Isolation Kewaspadaan Standar ditujukan kepada semua
Precaution pasien tanpa memandang apakah infeksi atau tidak,
waspada terhadap darah dan cairan tubuh, sekresi,
ekskresi , kecuali keringat, gunakan APD jika
tindakan memungkinkan terkena darah atau
cairan,sekresi,ekskresi
Kewaspadaan Berdasarkan Transmisi Airborne,
droplet, kontak, ditujukan pada pasien yang yang
sudah terinfeksi atau di duga infeksi
Kewaspadaan Standar meliputi Kebersihan
tangan,Penggunaan APD,Peralatan perawatan
pasien,Pengendalian lingkungan , Penanganan limbah,
Penempatan pasien
Penanganan linen, Kesehatan karyawan

PELATIHAN IPCN PERSI


7

Tahun Teknik Isolasi Perlakuan


2007 Isolation Precaution Kewaspadaan Standar ditambah

Etika batuk/Kebersihan pernapasan

Penyuntikan yang aman

Praktek lumbal punksi

Hospital Acquired Infection (HAI)


menjadi Healthcare Associated
Infections ( HAIs)

Cuci tangan menjadi kebersihan tangan

PELATIHAN IPCN PERSI


KEWASPADAAN STANDAR

KEWASAPADAAN ISOLASI

KEWASPADAAN
TRANSMISI

PELATIHAN IPCN PERSI


10
1. KEBERSIHAN TANGAN.
Hal utama dalam PPI
Komponen sentral dari Patient Safety
Sederhana dan efektif mencegah HAIs
Menciptakan lingkungan yang aman
Pelayanan kesehatan aman
Bila tangan kotor , cuci dengan sabun/antiseptik di
air mengalir
Bila tangan tak tampak kotor , bersihkan dengan
gosok cairan berbasis alkohol

PELATIHAN IPCN PERSI


14
15

PELATIHAN IPCN PERSI


16
PENGGUNAAN APD
APD merupakan alat kesehatan yang terdiri dari masker, topi,
sarung tangan,pelindung wajah, sepatu yang digunakan
petugas maupun pasien untuk melindungi diri dari kontaminasi
penyakit infeksi.
Digunakan sesuai indikasi
Segera dilepas jika sudah selesai tindakan

PELATIHAN IPCN PERSI


17
PENGGUNAAN APD

PELATIHAN IPCN PERSI


18
MANAJEMEN LAUNDRY
Linen infeksius:
 Linen yang terkontaminasi dengan darah dan cairan tubuh

Linen non infeksius:


 Tidk terkontaminasi darah dan cairan tubuh

Yang harus diperhatikan alam penegelolaan lilen:


• Pemisahan diruangan
• Pengangkutan
• Penanganan di laundry ( APD, ALUR, Pencucian, penyetrikaan, pelipatan,
penyrotiran , fasilitas dan sarana)
• Pendistribusian
MAAJEMEN LINGKUNGAN
1. KONSTRUKSI BANGUNAN

2. UDARA

3. AIR

4. PEMBERSIHAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT

5. PEMBERSIHAN LINGKUNGAN DI R.GIZI

6. PEMBERSIHAN DI RUANG LAUNDRY

7. LIMBAH RS

PPI harus terlibat dalam renovasi, demolisi dan


pembangunan gedung
PELATIHAN IPCN PERSI
20
Manajemen Limbah

Jenis limbah medis


 Limbah padat:
 Infeksius
 Non infeksius

 Limbah cair
 Infeksius
 Non infeksius

 Limbah benda tajam


MANAJEMEN LIMBAH

X
PELATIHAN IPCN PERSI
LIFT INI
SEDANG DIGUNAKAN UNTUK
PENGANGKUTAN SAMPAH
PADA JAM:
PAGI 06.00 – 07.00
SIANG 13.00 – 14.00
SORE 18.00 – 19.00
Perawatan Alat Medis Bekas 24
Pakai
Pre Cleaning

Pembersihan
(Cuci bersih, tiriskan, keringkan)

Sterilisasi Disinfeksi Disinfeksi


(peralatan kritis) tingkat tinggi tingkat rendah
Masuk dalam (peralatan semi (peralatan non kritikal)
pembuluh kritikal)
Hanya pada
darah/jaringan tubuh
Masuk dalam mucosa permukaan tubuh yang
Instrumen bedah tubuh utuh
Endotracheal tube, Tensi meter,
NGT termometer
Upayakan tidakmemakai obat obat/cairan multidose
Pertahankan teknikaseptik dan antiseptikpada pemberian suntikan
Segera buang jarum suntik habis pakai
Tidakmelakukan recapping jarum suntik habis pakai
26

 Menutup mulut & hidung saat batuk/


bersin;pakai tisu
 Buang ke tempat sampah (kuning ) bila
telah terkena sekret saluran napas dan
 Lakukan cuci tangan dg sabun /antiseptik
dan air mengalir/ alkohol handrub setelah
kontak dengan sekret
 Jaga jarak terhadap orang yang ada
PELATIHAN IPCN PERSI
Himpunan Perawat Pencegah dan Pengendali Infeksi Indonesia (HIPPII)- Pusat
gejala ISPA dg demam
PPI RS
RSJPDHK

x x
WHO IPCN PERSI
PELATIHAN
GUIDELINES
x √ √
28

 Ada pemeriksaan kesehatan secara regular untuk yang


berisiko infeksi
 Pemberian immunisasi Hepatitis pada tempat yang
berisiko
 Ada flow chart pada petugas kesehatan jika terjadi luka
tusuk jarum atau benda tajam lainnya
 Ada alat pelindung diri
 Kebijakan untul petugas yang tertular penyakit infeksi
akibat pekerjaan
PELATIHAN IPCN PERSI
29

Pasien infeksius di ruang terpisah,beri jarak >1 m


Kohorting bila tidak memungkinkan
bila kedua-dua nya tidak memungkinkan konsultasi dengan
petugas PPIRS
Kewaspadaan sesuai cara transmisi penyebab infeksi
Pisahkan pasien yang tidak dapat menjaga kebersihan
lingkungannya

PELATIHAN IPCN PERSI


PELATIHAN IPCN PERSI
31

Masker harus dipakai klinisi saat melakukan lumbal


pungsi,anaestesi spinal /epidural/pasang kateter vena
sentral
Cegah droplet flora orofaring,dapat menimbulkan
meningitis bakterial

PELATIHAN IPCN PERSI


33
Kewaspadaan Berdasarkan
Transmisi
 Kontak:
– Kontak langsung:
pasien – petugas atau pasien – pasien
– Kontak tidak langsung:
Pasien/petugas – benda tercemar
Droplet:
– Percikan >5µm melayang di udara jatuh
mengenai mukosa mata, hidung atau mulut
yang ada pada jarak dekat (suction,
bronkoskopi)
PELATIHAN IPCN PERSI
34

• Udara/Airborne

Percikan/partikel berukuran kecil


< 5m melayang/menetap di udara
beberapa jam, disebarkan luas dalam
ruangan /jarak lebih jauh.

Langsung/melalui debu dg mikroba


(TBC, cacar air/varicella, campak)
Menyebar: batuk, bersin, berbicara,
tinda kan intubasi, suction,
bronkoskopi
Kewaspadaan transmisi 35

droplet
Tempatkan pasien di kamar tersendiri atau
dengan pasien infeksi /terkolonisasi yg sama
atau kohort bila tidak memungkinkan dan beri
jarak antar pasien 1m

Pengelolaan udara khusus tidak diperlukan, pintu


boleh terbuka

Gunakan masker bedah dalam jarak 1 m dari


pasien (2 m pada pasien flu burung)

Pemindahan pasien :
Minimalisasi transportasi pasien, pasangkan
masker pada pasien saat proses pemindahan
Kewaspadaan transmisi 36
udara/airborne
Penempatan pasien :
 Di ruangan dengan tekanan negatif
termonitor
 Pertukaran udara setiap 5-10 menit atau 6-
12 x per jam
 Jangan gunakan AC sentral, tapi gunakan
AC + filter HEPA (high efficiency particulate
air) yang menyaring udara ruangan yang
dibuang keluar.
 Pintu harus selalu tertutup rapat.
 Bila tdk memungkinkan, kumpulkan pasien
(kohort) dengan pasien infeksi yang sama
PELATIHAN IPCN PERSI
RUANG ISOLASI
Kewaspadaan Transmisi 38
Kontak
Bila pasien diketahui/dicurigai infeksius atau terkolonisasi agen
infeksius:
1. Penempatan pasien :
 1 kamar tersendiri atau kohor (dikumpulkan) dengan
pasien yang terinfeksi agen infeksi sama
 Penelitian gagal membuktikan kamar tersendiri
mencegah HAIs
 Kohorting unt management KLB MDRo termasuk
MRSA,VRE,ESBL
2. Alat Pelindung Diri:
 Sarung tangan:
 Gaun :
Bila diperkirakan pakaian akan tercemar saat kontak dg
pasien, permukaan lingkungan atau peralatan pasien
(diare, inkontinensia, kolonostomi, slang drainase).
Lepaskan gaun sebelum meninggalkan ruangan dan
PELATIHAN Perawat
pastikan pakaian tidak menyentuh lagi permukaan
IPCN PERSI
Himpunan Pencegah dan Pengendali Infeksi Indonesia (HIPPII)- Pusat
tercemar dlm ruangan
39
KESIMPULAN

 Kewaspadaan Isolasi mengalami perubahan


 Kewaspadaan Isolasi terdiri dari dua lapis:
Kewaspadaan Standar dan Kewaspadaan
berdasarkan Transmisi
 Kewaspadaan berdasarkan transmisi merupakan
lapis kedua /tambahan dari kewaspadaan
standar diterapkan pada pasien yang terinfeksi
atau diduga infeksi

PELATIHAN IPCN PERSI


40

Você também pode gostar