Otitis Media Akut

Ninda Pangestika S (03014141)

Pembimbing:
dr. Muhamad bima mandraguna Sp.THT-KL
dr. Aditya arifianto Sp.THT-KL

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT THT RSUD KARAWANG
Anatomi Telinga
Anatomi Membran Timpani
Fisiologi Pendengaran
Gelombang bunyi auricula

Getaran membran External auditory

timpani dan tulang canal
pendengaran

Getaran oval
amplifikasi
window

Gerak relatif antara Gerakan perilimfe

membran basilaris pada scala vestibuli
dan tektoria

Defleksi stereosilia Kanal ion terbuka

Kortex pendengaran (area 39,40) di Potensial aksi pada Depolarisasi sel

Nukleus auditorius
lobus temporalis n.auditorius rambut
Definisi Otitis Media
Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga
tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid dengan durasi
waktu 0-3 minggu.
Otitis Media Akut (OMA)
• Telinga tengah (steril)  mekanisme pencegahan invasi mikroba ke
telinga tengah oleh silia mukosa tuba Eustachius, enzim dan antibodi.

• Sumbatan tuba eustachii  fungsi tuba eustachii terganggu 

mekanisme pencegahan invasi mikroba terganggu  invasi mikroba
nasofaring ke telinga tengah  peradangan  OMA

• Sering terjadi pada anak  tuba Eustachius-nya pendek, lebar dan

letaknya agak horisontal.
Etiologi
• Infeksi Saluran Pernapasan Atas, alergi, rinosinusitis

• Bakteri  Streptokokus hemolitikus, stafilokokus aeureus, pneumokokus,

Haemofilus influenza, E.coli, Streptococus anhemolitikus, proteus vulgaris,
dan pseudomonas auruginosa
• Virus  Respiratory syncytial virus (RSV), mononukleosis, campak
• Sumbatan tuba eustachii  tumor, pemasangan tampon
 Patofisiologi
MT tidak dapat bergetar
ISPA, alergi, rhinosinusitis Pendengaran ↓
efesien

Invasi bakteri dari

Swelling Menekan saraf di MT Otalgia
nasofaring

Kolonisasi bakteri pada Aktivitas kelenjar Cairan tidak bisa

Rasa penuh di telinga
telinga tengah sensorik ↑ keluar

Fagositosis bakteri pe↑ sekresi mukus Tekanan pada MT ↑ Virulensi bakteri

Pelepasan mediator Disfugsi tuba nekrosis

inflamasi (prostaglandin, eustachii
bradikinin, C5 & C3a) Ruptur
Perforasi MT
membran

Transudasi plasma Akumulasi cairan di cavum

Vaskular leakage Otore
dari PD timpani
Stadium dan Manifestasi klinis
Stadium Manifestasi klinis

Oklusi Retraksi MT, MT normal / keruh pucat, otalgia dan penurunan

pendengaran ringan

Hiperemis Hiperemis MT sebagian / total, edema membran, otalgia dan

penurunan pendengaran ringan

Supurasi Bulging MT, edema mukosa hebat, otalgia berat, takikardi, demam
tinggi, gelisah, MT lembek dan berwarna kuning (nekrosis)

Perforasi Otore, demam turun, KU tenang

Resolusi Otore berkurang  kering

Gambar
Diagnosis
 Anamnesis
Riwayat batuk dan atau pilek, nyeri telinga, gangguan pendengaran
berupa rasa penuh di telinga atau rasa kurang dengar

 Pemeriksaan fisik

KU (kesadaran dan kesan sakit), tanda vital, menggunakan otoskopi

didapatkan gambaran membaran timpani sesuai dengan stadiumnya

 Pemeriksaan penunjang

 Kultur sekret telinga  mengetahui bakteri etiologi

DPL  leukositosis
Kriteria Diagnosis
Tatalaksana
Stadium Tatalaksana
Oklusi Dekongestan oral/topikal (tetes hidung HCl efedrin 0,5%-
1% dalam lar.fisiologik), antibiotik, analgetik

Hiperemis Dekongestan oral/topikal, antibiotik, analgetik

Supurasi Dekongestan oral/topikal, antibiotik, analgetik dan atau

antipiretik, miringotomi

Perforasi obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari, antibiotika

yang adekuat sampai 3 minggu

Resolusi antibiotik
Miringotomi

• insisi pada pars tensa MT  drainase sekret ke telinga luar. Tindakan ini
harus dilakukan secara a vue (lihat langsung) dengan pisau kecil dan steril
• Lokasi insisi di kuadran posterior inferior
• Indikasi :
KU buruk pada anak/dewasa
Tidak respon dengan Antibiotik
Pasien imunokompromais
Komplikasi
• Perforasi membran timpani
• OMSK
• Paralisis nervus facialis
• Meningitis akut
• Abses otak
• Mastoiditis
Prognosis
• Ad vitam  dubia ad bonam
• Ad sanationam  dubia ad bonam
• Ad functionam  dubia ad bonam