Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ABORTUS
Alfi Chaira
71170891038
Pembimbing : dr.H. Muslich Perangin-angin, Sp.OG
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
2.2. Epidemiologi
Di Indonesia, dalam laporan Riset Dasar Kesehatan (Riskesdas) 2010 disebutkan
bahwa presentase abortus dalam periode lima tahun terakhir adalah sebesar
empat persen pada perempuan pernah kawin usia 10-59 tahun. Dilihat
perprovinsi, angka ini bervariasi mulai terendah 2,4% yang terdapat di Bengkulu
sampai dengan yang tertinggi sebesar 6,9% di Papua Barat. Terdapat 4 provinsi
yang memiliki angka kejadian lebih dari 6% dengan ururtan teratas yaitu Papua
Barat, Kalimanta Tengah dan Kalimantan Selatan masing-masing 6,3% serta
Sulawesi Selatan sebesar 6,1%. Di DKI Jakarta angka kejadiannya sebesar 5,5%.
2.3. Klasifikasi Abortus
Abortus Spontan
Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil
Abortus Imminens
konsepsi masih dalam uterus,dan tanpa adanya
dilatasi serviks
Antagonis Rhesus
Penyakit-penyakit
ibu
Usia Ibu
2.4. Diagnosis
-Pemeriksaan laboratorium
2.5. Penatalaksanaan
Memperbaiki Keadaan
umum
Pemberian antibiotika
• Diagnosa
KPD + PG + KDR aterm (36-37) minggu+ PK + AH
• Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infus dan kateter terpasang dengan
baik, dilakukan anestesi spinal dan dilakukan tindakan septik dan antiseptik
dengan betadine dan alkohol 70%, lalu ditutupi dengan duk steril kecuali
lapangan operasi.
• Dilakukan insisi phanensteel speuig 10 cm dimulai dari kutis, subkutis, facia
digunting ke kanan dan ke kiri, otot dilebarkan secara tumpul .
• Peritoneum di jepit, dijinjing dan digunting ke atas dan kebawah, tampak
uterus, identifikasi SBR, pasang hack blast, insisi uterus low cervical sampai
sub endometrium, endometrium digunting kekiri dan ke kanan,
• Dengan meluksir kepala, lahir bayi Laki-laki dengan berat badan : 3100 gram,
panjang badan 49cm, Anus (+) , tali pusat diklem di dua tempat lalu
digunting, placenta dikeluarkan, kesan lengkap.
• Tepi luka uterus dijepit, cavum uterus dibersihkan, kesan bersih, uterus dijahit
lapis demi lapis, evaluasi pedarahan jahitan luka insisi, kesan : terkontrol.
• Cavum abdomen dibersihkan, kesan bersih. Dinding abdomen dijahit lapis
demi lapis mulai dari peritoneum, otot, facia, subkutis dan kutis.
• Luka operasi ditutupi dengam supratule dan kassa steril.
• Operasi selesai, Keadaan umum ibu post SC stabil
• FOLLOW UP
TANGGAL 26/01/2018 PUKUL 06.00 WIB
S : Nyeri diluka Operasi
O : Sensorium : CM Anemis :-
TD : 130/70 mmHg Ikterik :-
HR : 80 x/i Dipsnoe :-
RR : 22 x/i Sianosis :-
Temp o
: 36.5 C Edema :-
SL : Abdomen : Soepel, peristaltik (+)
P/V : Tertutup verban, kesan kering
BAK : (+) Via Kateter 70 cc/ jam
BAB : (-)
Flatus : (-)
A : Post SC a/i KPD + H1
P : - IVFD RL 20 gtt/i
- Inj. Cefotaxim 1gr / 12 jam
- Inj. Gentamycin 80 mg / 8 jam
- Inj. Ranitidin 50 mg / 12 jam
- Inj. Ketorolac 30 mg / 8 jam
- Neurodex 2x1
• FOLLOW UP
• TANGGAL 27/01/2018 PUKUL 06.00 WIB
• S : Nyeri diluka operasi
• O : Sensorium : CM Anemis : -
• TD : 120/80 mmHg Ikterik :-
• HR : 92 x/i Dipsnoe : -
• RR : 22 x/i Sianosis : -
• Temp : 36.5o C Edema :-
• SL : Abdomen : Soepel, peristaltik (+)
• P/V : Tertutup verban, kesan kering
• BAK : (+)
• BAB : (-)
• Flatus : (+)
• A : Post SC a/i KPD +H2
• P : - IVFD RL 20 gtt/i
• - Inj. Cefotaxim 1gr / 12 jam
• - Inj. Gentamycin 80 mg / 8 jam
• - As. Mefenamat 3x500 mg
• - Neurodex 2x1
• FOLLOW UP
• TANGGAL 28/01/2018 PUKUL 06.00 WIB
• S :-
• O : Sensorium : CM Anemis : -
• TD : 110/70 mmHg Ikterik :-
• HR : 80 x/i Dipsnoe : -
• RR : 20x/i Sianosis : -
• Temp : 36.5o C Edema :-
• SL : Abdomen : Soepel, peristaltik (+)
• P/V : Tertutup verban, kesan kering
• BAK : (+) spontan
• BAB : (-)
• Flatus : (+)
• A : Post SC a/i KPD + N3
• P : Inj. Cefotaxim 1gr / 12 jam
• Inj. Gentamycin 80 mg / 8 jam
• Neurodex 2x1
• R : GV kering Besok PBJ
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan
• Abortus adalah janin yang dikeluarkan dengan berat kurang dari
500 gram atau memiliki usia gestasional kurang dari 20 minggu pada
waktu dikeluarkan dari uterus sehingga tidak memiliki angka
harapan untuk hidup. Abortus dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu abortus spontan dan abortus provokatus. Abortus bisa
disebabkan oleh tiga faktor yaitu faktor maternal, faktor paternal
dan faktor janin. Keguguran dini disertai perdarahann kedalam
desidua basalis dan nekrosis jarinagn sekitar, sehingga ovum
terlepas dan merangsang kontraksi uterus yang menyebabkan
ekspulsi
• Untuk menegakkan diagnose abortus dapat ditegakkan dari tanda
gejala meliputi perdarahan pervaginam, ada atau tidaknya nyeri
perut serta kaku, pengeluaran sebagian produk konsepsi, serviks
dapat tertutup maupun terbuka dan ukuran uterus lebih kecil dari
yang seharusnya. Pemeriksaan penunjang seperti USG dan darah
rutin juga dibutuhkan. Komplikasi yang berbahaya pada abortus
adalah perdarahan,perforasi, infeksi, syok, dan gagal ginjal akut.