Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1
Tujuan
3
Kala I Persalinan
4
Fase Kala I Persalinan
6
Asuhan Sayang Ibu
• Memberi dukungan emosional
• Mengatur posisi yang nyaman bagi ibu
• Cukup asupan cairan dan nutrisi
• Keleluasaan untuk mobilisasi, termasuk ke
kamar kecil
• Penerapan prinsip Pencegahan Infeksi
yang sesuai
7
Yang tidak dianjurkan
• Kateterisasi rutin
• Periksa dalam berulang kali (tanpa
indikasi yang jelas)
• Melakukan lavament rutin
• Mengharuskan ibu pada posisi tertentu
dan membatasi mobilisasi
• Memberikan informasi yang tidak akurat
atau berlawanan dengan kenyataan
8
Mengosongkan kandung kemih
• Memfasilitasi kemajuan persalinan
• Memberi rasa nyaman bagi ibu
• Mengganggu proses kontraksi
• Penyulit pada distosia bahu
• Bila dilakukan sendiri, dapat mencegah
terjadinya infeksi akibat trauma atau iritasi
9
Anamnesis
• Identifikasi klien
• Gravida, Para, Abortus, Anak Hidup
• HPHT
• Taksiran Persalinan
• Riwayat Penyakit (sebelum dan selama
kehamilan) termasuk alergi
• Riwayat Persalinan
10
Periksa Abdomen
• Tinggi fundus uteri
• Menentukan presentasi dan letak
• Menentukan penurunan bagian terbawah
janin
• Memantau denyut jantung janin
• Menilai kontraksi uterus
11
Periksa Dalam
• Tentukan konsistensi dan pendataran
serviks (termasuk kondisi jalan lahir)
• Mengukur besarnya pembukaan
• Menilai selaput ketuban
• Menentukan presentasi dan seberapa jauh
bagian terbawah telah melalui jalan lahir
• Menentukan denominator
12
Riwayat yang harus diperhatikan
• Pernah bedah Sesar
• Riwayat perdarahan berulang
• Prematuritas atau tidak cukup bulan
• Ketuban pecah dini
• Pewarnaan mekonium cairan ketuban
• Infeksi ante atau intrapartum
• Hipertensi
• Dwarfism atau TB dibawah 140 cm
13
Riwayat ...........
• Gawat janin
• Primipara dengan bagian terbawah masih tinggi
• Malpresentasi atau malposisi
• Tali pusat menumbung
• K.U jelek atau syok
• Inersia uteri atau fase laten memanjang
• Partus lama atau kasep
14
Partograf
• Instrumen untuk memantau kemajuan
persalinan, data untuk membuat
keputusan klinik dan dokumentasi asuhan
persalinan yang diberikan oleh seorang
penolong persalinan
15
KALA II PERSALINAN
16
Gejala dan Tanda Kala II
• Ada rasa ingin meneran saat kontraksi
• Ada dorongan pada rektum atau vagina
• Perineum terlihat menonjol
• Vulva dan sfinkter ani membuka
• Peningkatan pengeluaran lendir dan darah
17
Diagnosis
• Telah terjadi pembukaan
lengkap
• Tampak bagian kepala janin
melalui bukaan introitus vagina
18
Persiapan penolong persalinan
• Sarung tangan dan barier protektif lainnya
• Tempat bersalin
• Peralatan dan bahan yang diperlukan
• Tempat meletakkan dan lingkungan yang
nyaman bagi bayi
• Penyiapan ibu dan keluarganya (Asuhan
Sayang Ibu, bersihkan perineum dan lipat paha,
kosongkan kandung kemih, amniotomi, dan
menjelaskan peran suami/pendamping)
19
Penatalaksanaan Kala II
• Setelah pembukaan lengkap, pimpin untuk
meneran apabila timbul dorongan spontan untuk
melakukan hal itu
• Beristirahat diantara kontraksi
• Berikan posisi yang nyaman bagi ibu
• Pantau kondisi janin
• Bila ingin meneran tapi pembukaan belum
lengkap, anjurkan bernafas cepat/biasa, atur
posisi agar nyaman, upayakan tidak meneran
hingga pembukaan lengkap
20
Perhatikan!
• Bila pembukaan sudah lengkap tetapi ibu tidak
ingin meneran, anjurkan untuk mobilisasi atau
mengubah-ubah posisi hingga timbul dorongan
untuk meneran
• Bila kontraksi kuat tetapi ibu tidak ingin meneran
setelah 60 menit dari sejak pembukaan lengkap,
pimpin untuk meneran saat kontraksi puncak
(beri asupan yang cukup)
• Bila 60 menit setelah itu kelahiran bayi masih
belum terjadi, rujuk ibu ke fasilitas rujukan
21
Pemantauan penatalaksanaan
Kala II
• Nadi ibu setiap 30 menit
• Frekuensi dan lama kontraksi setiap 30 menit
• DJJ setelah meneran atau kontraksi
• Penurunan kepala (palpasi luar) setiap 30 menit
atau jika ada indikasi, lakukan periksa dalam
setiap 60 menit
• Kondisi selaput ketuban dan warna cairan ketuban
• Kemungkinan adanya presentasi majemuk
• Putaran paksi luar (setelah lahirnya kepala bayi)
• Pencatatan hasil pemeriksaan dan intervensi 22
Kala III dan IV
23
Tujuan
• Identifikasi kala III dan IV
• Tanda-tanda pelepasan plasenta
• Manajemen aktif kala III
• Memelihara kontraksi uterus melalui rangsangan
taktil pada korpus uteri
• Permasalahan dan penatalaksanaan Atonia
Uteri
• Permasalahan laserasi perineum dan
penatalaksanaannya
• Kompresi bimanual dan aorta
• Menentukan jumlah perdarahan dan
pemantauan pascapersalinan 24
Batasan
Kala III
• Masa setelah lahirnya bayi dan
berlangsungnya proses pengeluaran
plasenta
Kala IV
• Masa setelah plasenta lahir hingga 2 jam
setelah itu
25
Fisiologi Kala III
• Tempat implantasi plasenta mengalami
pengerutan akibat pengosongan kavum
uteri dan kontraksi lanjutan sehingga
plasenta dilepaskan dari perlekatannya
dan pengumpulan darah pada ruang
utero-plasenter akan mendorong plasenta
ke luar
26
Tanda-tanda lepasnya plasenta
27
Perdarahan pada Atonia Uteri
• Ujung pembuluh darah di tempat implantasi
akan terbuka sesaat setelah plasenta
dilepaskan
• Sekitar 350-500 ml darah per menit akan
keluar melalui ujung pembuluh darah tersebut
• Penghentian perdarahan dari bekas tempat
implantasi plasenta hanya dapat terjadi jika
anyaman miometrium menjepit pembuluh
darah yang berjalan diantara anyaman tsb
• Atonia atau hipotonia membuat mekanisme
penjepitan tersebut gagal berfungsi
28
Atonia Uteri berkaitan dengan:
• Kapasitas uterus jauh lebih besar dari normal
(polihidramnion, hamil kembar, makrosomia)
• Kala I atau II yang memanjang
• Partus presipitatus
• Induksi atau akselerasi persalinan
• Infeksi intrapartum
• Grande multipara
• Penggunaan tokolitik (misalnya: MgSO4) atau
narkose (misalnya: Ether)
29
Ingat!
30
Manajemen Aktif Kala III
• Mengupayakan kontraksi yang adekuat
dari uterus dan mempersingkat waktu kala
III
• Mengurangi jumlah kehilangan darah
• Menurunkan angka kejadian retensio
plasenta
31
Tiga langkah utama manajemen
aktif kala III
• Pemberian oksitosin/uterotonika
sesegera mungkin
• Melakukan penegangan tali pusat
terkendali (PTT)
• Rangsangan taktil pada dinding uterus
atau fundus uteri
32
Penegangan Tali Pusat Terkendali
34
Rangsangan taktil pada dinding uterus
35
Bila 15 detik rangsangan taktil telah usai
dan uterus tetap tidak berkontraksi, maka
lakukan:
• Kompresi Bimanual Internal
• Kompresi Bimanual Eksternal
• Kompresi Aorta Abdominalis
36
Kompresi Bimanual Internal
37
Kompresi Bimanual Eksternal
38
Kompresi Aorta Abdominalis
39
Manual Plasenta
40
Robekan Serviks
41
Tampon Uterovaginal
42
Asuhan Kala IV
• Lanjutkan rangsangan taktil pada dinding uterus
• Evaluasi hasilnya dengan mengukur kekenyalan
dinding dan tinggi fundus uteri
• Lakukan perkiraan kehilangan darah
• Periksa perineum dan jalan lahir
• Nilai keadaan umum ibu
• Dokumentasikan asuhan dan temuan pada kala
IV di halaman belakang partograf
43
Memperkirakan jumlah perdarahan
44
Estimasi Simtomatik
• Bila perdarahan menyebabkan terjadinya
perubahan tanda vital (hipotensi) maka
jumlah darah yang keluar telah mencapai
1000-1200 ml
• Bila terjadi syok hipovolemik maka jumlah
perdarahan telah mencapai 2000-2500 ml
45
Efek Perdarahan terhadap Sirkulasi dan
Oksigenasi Sel
hipotensi
Syok
Gagal Jantung
46
Pemantauan Kala IV
• Pantau tanda vital setiap 15 menit pada jam
pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua
• Nilai kontraksi uterus dan jumlah perdarahan
• Ajarkan ibu dan keluarganya untuk melakukan
rangsangan taktil, menilai kontraksi uterus, dan
estimasi perdarahan
• Rawat gabung ibu-bayi dan pemberian ASI
• Berikan asuhan esensial BBL
47
Ingat!
• Jangan tinggalkan ibu dalam 2 jam pertama
pascapersalinan
• Pastikan tanda vital dalam batas normal
• Berikan asuhan esensial BBL, termasuk
pemberian ASI dalam 1 jam pertama
• Ajarkan ibu dan keluarganya untuk melakukan
rangsangan taktil uterus dan menilai kontraksi
atau perdarahan
• Pastikan ibu dan keluarganya mengetahui
tanda-tanda bahaya atau komplikasi berat
48