Você está na página 1de 24

Kajian Islam

Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Sumatera Utara
2013
SEJARAH KEDOKTERAN SEBELUM ISLAM
 Allah mengajarkan seluruh ilmu kepada Adam.
QS Al Baqarah Ayat 31
 Artinya: Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu
berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu
mamang benar orang-orang yang benar!"
 Kesembuhan nabi Ayyub QS Shaad 41- 42
Artinya: Dan ingatlah akan hamba kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhan-
nya: "Sesungguhnya Aku diganggu syaitan dengan kepayahan dan siksaan".
( Penyakit Kulit dan Kebangkrutan ) . "Hantamkanlah kakimu; inilah air
yang sejuk untuk mandi dan untuk minum"
 Nabi Isa dapat mengobati bermacam penyakit
 Sejumlah peradaban kuno, seperti Mesir, Yunani, Roma, Persia, India, serta
Cina sudah mulai mengembangkan dasar-dasar ilmu kedokteran dengan
cara sederhana.
LATAR BELAKANG KEDOKTERAN DALAM ISLAM
DIMASA NABI DAN SAHABAT
(AYAT-AYAT DAN HADIS TENTANG KESEHATAN)

 AWAL PERKEMBANGAN ISLAM.


Rujukan pertama kedokteran terpelajar dibawah kekuasaan khalifah dinasti
Umayyah, yang memperkerjakan dokter ahli dalam tradisi Helenistik. Pada
abad ke-8 sejumlah keluarga dinasti Umayyah diceritakan memerintahkan
penterjemahan teks medis dan kimiawi dari bahasa Yunani ke bahasa Arab.

Berbagai sumber juga menunjukkan bahwa khalifah dinasti Umayyah, Umar


ibn Abdul Aziz (p.717-20) memerintahkan penterjemhan dari bahasa Siria ke
bahasa Arab sebuah buku pegangan medis abad ketujuh yang ditulis oleh
pangeran Aleksandria Ahrun.
DIMASA KEEMASAN ISLAM
( PENEMUAN DAN TOKOH KEDOKTERAN, IBNU SINA)

Pada abad ke-9 M hingga ke-13 M, dunia kedokteran Islam


berkembang begitu pesat. Sejumlah RS besar berdiri.
Pada masa kejayaan Islam, RS tak hanya berfungsi sebagai
tempat perawatan dan pengobatan para pasien, namun
juga menjadi tempat menimba ilmu para dokter baru.

Tak heran, bila penelitian dan pengembangan yang begitu


gencar telah menghasilkan ilmu medis baru. Era kejayaan
peradaban Islam ini telah melahirkan sejumlah dokter
terkemuka dan berpengaruh di dunia kedokteran, hingga
sekarang. `'Islam banyak memberi kontribusi pada
pengembangan ilmu kedokteran,'' papar Ezzat Abouleish.
 Era kejayaan Islam telah melahirkan sejumlah tokoh
kedokteran terkemuka, seperti Al-Razi, Al-Zahrawi,
Ibnu-Sina, Ibnu-Rushd, Ibn-Al-Nafis, dan Ibn-
Maimon.

 Al-Razi (841-926 M) dikenal di Barat dengan nama


Razes. Ia pernah menjadi dokter istana Pangerang
Abu Saleh Al-Mansur, penguasa Khorosan. Ia lalu
pindah ke Baghdad dan menjadi dokter kepala di RS
Baghdad dan dokter pribadi khalifah. Buku
kedokteran yang dihasilkannya berjudul “Al-
Mansuri” (Liber Al-Mansofis) dan “Al-Hawi”.
 Tokoh kedokteran lainnya adalah
Al-Zahrawi (930-1013 M) atau dikenal di Barat
Abulcasis. Dia adalah ahli bedah terkemuka di Arab.
Al-Zahrawi menempuh pendidikan di Universitas
Cordoba. Dia menjadi dokter istana pada masa
Khalifah Abdel Rahman III. Sebagain besar
hidupnya didedikasikan untuk menulis buku-buku
kedokteran dan khususnya masalah bedah.
Salah satu dari empat buku kedokteran yang
ditulisnya berjudul, 'Al-Tastif Liman Ajiz'an Al-
Ta'lif' - ensiklopedia ilmu bedah terbaik pada abad
pertengahan.
 Buku itu digunakan di Eropa hingga abad ke-17.
 Al-Zahrawi menerapkan cautery untuk
mengendalikan pendarahan. Dia juga menggunakan
alkohol dan lilin untuk mengentikan pendarahan dari
tengkorak selama membedah tengkorak.
Al-Zahrawi juga menulis buku tentang tentang operasi
gigi.
Dokter Muslim yang juga sangat termasyhur adalah
Ibnu Sina atau Avicenna (980-1037 M). Salah satu
kitab kedokteran fenomela yang berhasil ditulisnya
adalah Al-Qanon fi Al- Tibb atau Canon of Medicine.
Kitab itu menjadi semacam ensiklopedia kesehatan
dan kedokteran yang berisi satu juta kata. Hingga
abad ke-17, kitab itu masih menjadi referensi sekolah
kedokteran di Eropa.
 Tokoh kedokteran era ke emasan Islam adalah Ibnu
Rusdy atau Averroes (1126-1198 M).
Dokter kelahiran Granada, di Spanyol sangat
dikagumi sarjana maupun di Eropa.

Kontribusinya dalam dunia kedokteran tercantum


dalam karyanya berjudul 'Al- Kulliyat fi Al-Tibb‘
(Colliyet). Buku itu berisi rangkuman ilmu
kedokteran.

Buku kedokteran lainnya berjudul 'Al-Taisir' mengupas


praktik-praktik kedokteran.
 Nama dokter Muslim lainnya yang termasyhur adalah Ibnu
El-Nafis (1208 - 1288 M). Ia terlahir di awal era meredupnya
perkembangan kedokteran Islam. Ibnu El-Nafis sempat
menjadi kepala RS Al-Mansuri di Kairo.

Sejumlah buku kedokteran ditulisnya, salahsatunya yang


tekenal adalah 'Mujaz Al-Qanun'. Buku itu berisi kritik dan
penambahan atas kitab yang ditulis Ibnu Sina.

Beberapa nama dokter Muslim terkemuka yang juga


mengembangkan ilmu kedokteran antara lain; Ibnu Wafid
Al-Lakhm, seorang dokter yang terkemuka di Spanyol;
Ibnu Tufails tabib yang hidup sekitar tahun 1100-1185 M;
dan Al-Ghafiqi, seorang tabib yang mengoleksi tumbuh-
tumbuhan dari Spanyol dan Afrika.
 ERA KEMUNDURAN.

Setelah abad ke-13 M, ilmu kedokteran dikembangkan


sarjana-sarjana Islam mengalami masa stagnasi.
Perlahan kemudian surut dan mengalami kemunduran,
seiring runtuhnya era kejayaan Islam di abad pertengahan.
sampai disini, penulis tidak akan menjelaskan nasib Ilmu
kedokteran masa kemunduran Islam. Karena sudah jelas
Peradaban Islam mengalami kematian. Oleh karena itu,
dalam sub-bab selanjutnya penulis akan terus menulusuri
warisan-warisan peradaban Islam berkaitan dengan
bidang ini. Karena banyak sekali warisan peradaban Islam
dalam bidang kedokteran, baik itu berupa teori-teori
pengobatan, lembaga-lembaga, beserta sistemnya.
 DI ERA KONTEMPORER

Diera dewasa ini sudah mulai umat islam kembali


kepada rujukan yang asli dalam ilmu kedokteran alias
berupaya meng itegritaskan ilmu kedokteran dalam
Islam. Salah satunya adalah upaya yang dilakukan
Fakultas Kedokteran Islam Sumatera Utara yang sejak
awal telah bergabung dengan FOKI ( Forom
Kedokteran Islam Indonersia ) . Dan dalam waktu
yang bersamaan FK UISU juga telah bergabung
dengan Organisasi Kedokteran Islam Dunia (FIMA).
AYAT-AYAT KESEHATAN
 “Dan dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang
menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada
orang-orang yang zalim selain kerugian” QS al-Isra’ 82

 Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan


Aku, qs AS-Syu’ara’ 80
HADIS-HADIS PENGOBATAN
 SEMUA PENYAKIT ADA OBATNYA KECUALI TUA
DAN KEMATIAN
 YA ALLAH TIDAK ADA KESEMBUHAN KECUALI
KESEMBUHANMU
 INDUK PENYAKIT ADALAH ANGIN DAN INDUK
OBAT ADALAH AIR
NABI DAN KESEHATAN
 HADIS-HADIS TENTANG PENGOBATAN
(THUBBUN NABAWAI)
“ Biji Hitam adalah obat segala obat”. Semua penyakit
ada obatnya kecuali tua dan kematia”
 PENGOBATAN DENGAN AYAT
 CONTOH-CONTOH: - MADU, AIR LIUR, AIR,
RUQYAH DLL.
SUMBER ILMU KEDEKTERAN ISLAM
 Al-QUR’AN
 HADIS
 KITAB-KITAB DAN BUKU – BUKU SAINS
 PENEMUAN YANG TIDAK BERTENTANGAN
DENGAN ISLAM
DOKTER MUSLIM
 MUSLIM
 BERAKIDAH BENAR
 MENJALANKAN SUNNAH
 MUKHLIS. Ikhlas dalam beramal
 Yakin akan kebenaran firman Allah
 MUKMIN (Memegang teguh keyakinan)
 MUTTAQIN, Ta’at pada perintah dan menjauhi
larangan
 MUHSIN, Melasanakan seluruh aktivitas untuk
mencari rido Allah
DOKTER MUSLIM DAN PROFESI
 1.Profesionalisme
Menurut Islam pelayanan kesehatan tidak boleh dilakukan
oleh orang yang bukan ahli atau bukan profesinya. Islam
mengancam dengan hukuman berat kepada orang yang
membuka praktek pengobatan tanpa ada ijazah.
 Rasulullah SAW. Bersabda :
“Barang siapa menjadi tabib (dokter) tetapi ia tidak
pernah belajar ilmu kedokteran sebelumnya maka ia
akan menanggung risikonya” (ditakhrij Abu Daud dan
Nasa’i)
Apa yang diungkapkan dalam hadis di atas merupakan
apa yang oleh masyarakat kita sekarang disebut
dengan syahadah (ijasah) kedokteran, artinya jika
seseorang mengobati pasien sedang ia tidak
memahami ilmu kedokteran maka ia harus
menanggung di depanUndang-Undang atas kesalahan
pengobatan yang dilakukannya.
 2.Bertanggungjawab
pengertian lain yang tidak kalah pentingya dengan
diktum pertama, yaitu pertanggungjawaban terhadap
kesalahan pelayanan pengobatan.
Undang-Undang juga melindungikesalahan dokter
jika kesalahan itu tidak terbukti ada unsur
kesengajaannya atau keteledorannya. Hadis di atas
hanya membatasi pertanggungjawaban atas orang
yang melakukan praktek tanpa izin praktek
sebelumnya.
 3. Setiap penyakit ada obatnya
Apabila ada penyakit yang hingga sekarang belum bisa
disembuhkan oleh ilmu medis, oleh karena memang
keterbatasan ilmu kita. Oleh karena itu Islam
menganjurkan agar kita senantiasa berupaya
melakukan penelitian sehingga menemukan obat yang
dapat menyembuhkannya.
Rasulullah SAW.Bersabda:
“Sesungungnya Allah tidak menurunkan penyakit
melainkan menurunkan obatnya. Maka jika
didapatkan obat maka sembuhlah ia dengan izni
Allah”.
 4.Spesialisasi
Islam mendorong spesialisasi (keahlian khusus) dalam
pelayanan kesehatan. Hal ini dimaksudkan agar setiap dokter
benar-benar ahli dalam bidang yang ditekuninya.

Itulah sebabnya maka setiapkali Rasulullah melihat beberapa


dokter yang merawat pasien beliau bertanya: “Siapakah di
antara kalian yang lebih menguasai spesialisasi tentang
penyakit ini”.

Apabila beliau melihat seorang di antara mereka yang lebih


mengetahui (ahli), maka beliau mendahulukan di antara yang
lainnya.
 5.Tidak mengobati sebelum meneliti secara cermat.

Dilarang mengobati sebelum meneliti pasien dengan tepat


sehingga akan tahu jenis penyakit dan sebab-sebabnya.

 Syabardal, seorang tabib Bani Najran datang kepada


Rasulullah SAW. Berkata: Demi Bapakku, engkau dan
ibuku, wahai Rasulullah, sesungguhnya aku ini adalah
seorang dokter dan tukan tenung kaumku pada masa
jahiliyah, apa yang baik bagiku”.

 Maka Rasulullah SAW bersabda: “janganlah kamu


mengobati seseorang sehingga kamu yakin benar
penyakitnya”.
ETIK ISLAMI
 MUAMALAH YANG BAIK DAN ISLAMI
 MENGUCAPKAN SALAM
 MENGINGATKAN PASIEN AGAR BERIBADAH
 MENUTUP AURAT YANG TIDAK DIPERIKSA
 MENDOAKAN PASIEN
 DIDAMPINGI SESEORANG DALAM MEMERIKSA
PASIEN AGAR TIDAK TERJADI FITNAH
Terima Kasih

Você também pode gostar