Você está na página 1de 141

 Kenakalan remaja biasa disebut dengan istilah Juvenile

berasal dari bahasa Latin juvenilis, yang artinya anak-anak,


anak muda, ciri karakteristik pada masa muda, sifat-sifat
khas pada periode remaja. Sedangkan delinquent berasal
dari bahasa latin “delinquere” yang berarti terabaikan,
mengabaikan, yang kemudian diperluas artinya menjadi
jahat, nakal, anti sosial, kriminal, pelanggar aturan,
pembuat ribut, pengacau, dan lain sebagainya. Juvenile
delinquency atau kenakalan remaja adalah perilaku jahat
atau kenakalan anak-anak muda, merupakan gejala sakit
(patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang
disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, sehingga
mereka mengembangkan bentuk perilaku yang
menyimpang.
 Di satu sisi remaja sudah merasa matang
secara fisik dan ingin bebas dan mandiri. Di sisi
lain mereka tetap membutuhkan bantuan,
dukungan, serta perlindungan orangtua.
 Orangtua sering tidak paham dengan perubahan
yang terjadi pada remaja sehingga tidak jarang
terjadi konflik di antara keduanya. Karena
merasa tidak dimengerti remaja seringkali
memperlihatkan tindakan agresif yang dapat
mengarah pada perilaku yang negatif.
 Pada dasarnya pergaulan bebas dan kenakalan
remaja menunjuk pada suatu bentuk perilaku remaja
yang tidak sesuai dengan norma-norma yang hidup
di dalam masyarakatnya. Remaja yang nakal itu
disebut pula sebagai anak cacat sosial. Mereka
menderita cacat mental disebabkan oleh pengaruh
sosial yang ada ditengah masyarakat, sehingga
perilaku mereka dinilai oleh masyarakat sebagai
suatu kelainan dan disebut "kenakalan". Dan bahwa
pergaulan bebas adalah kelainan tingkah laku /
tindakan remaja yang bersifat anti sosial, melanggar
norma sosial, agama serta ketentuan hukum yang
berlaku dalam masyarakat.
Beberapa fakta tentang remaja sebagai berikut :
 Lebih dari 1,8 juta orang berusia 15 sampai 24 meninggal setiap
tahun oleh penyebab yang sebenarnya bisa dicegah.
 Sekitar 16 juta anak perempuan berusia 15 sampai 19 melahirkan
setiap tahun.
 Orang muda, 15 hingga 24 tahun, menyumbang 40% dari semua
infeksi HIV baru di kalangan orang dewasa di tahun 2008.
 Setiap tahun, sekitar 20% dari remaja akan mengalami masalah
kesehatan mental, yang paling sering depresi atau kecemasan.
 Sekitar 150 juta orang muda pengguna tembakau.
 Sekitar 565 orang muda berusia 10-29 mati setiap hari melalui
kekerasan interpersonal.
 Kecelakaan lalu lintas diperkirakan menyebabkan 1 000 orang
muda mati setiap hari.
Jenis Kenakalan Remaja
 Singgih D. Gumarso (1988), mengatakan dari segi hukum
pergaulan bebas digolongkan dalam dua kelompok yang
berkaitan dengan norma-norma hukum, yaitu:

1. Kenakalan yang bersifat amoral dan sosial serta tidak


diantar dalam undang-undang sehingga tidak dapat atau
sulit digolongkan sebagai pelanggaran hukum

2. Kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan


penyelesaian sesuai dengan undang-undang dan hukum
yang berlaku sama dengan perbuatan melanggar hukum
bila dilakukan orang dewasa.
 Menurut bentuknya, Sunarwiyati S (1985) membagi pergaulan
bebas kedalam tiga tingkatan, yaitu :

1. Kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran,


membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit

2. Kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan,


seperti mengendarai mobil tanpa SIM, mengambil barang orang
tua tanpa izin

3. Kenakalan khusus, seperti penyalahgunaan narkotika,


hubungan seks diluar nikah, pemerkosaan dll.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kenakalan Remaja
 1. Krisis Identitas
Perubahan biologis dan sosial memungkinkan
terjadinya dua bentuk integrasi terjadi pada
kepribadian remaja. Terbentuknya perasaan akan
konsistensi dalam kehidupannya dan tercapainya
identitas peran, kurang lebih dengan cara
menggabungkan motivasi, nilai-nilai, kemampuan
dan gaya yang dimiliki remaja dengan peran yang
dituntut dari remaja. Kenakalan adalah suatu
upaya untuk membentuk suatu identitas, walaupun
identitas tersebut negatif.
 2. Kontrol Diri Yang Lemah
Kenakalan remaja juga dapat digambarkan sebagai kegagalan
untuk mengembangkan kontrol diri yang cukup dalam hal tingkah
laku. Beberapa anak gagal dalam mengembangkan kontrol diri
yang esensial yang sudah dimiliki orang lain selama proses
pertumbuhan. Kebanyakan remaja telah mempelajari perbedaan
antara tingkah laku yang dapat diterima dan tingkah laku yang tidak
dapat diterima, namun remaja yang melakukan kenakalan tidak
mengenali hal ini. Mereka mungkin gagal membedakan tingkah
laku yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima, atau
mungkin mereka sebenarnya sudah mengetahui perbedaan antara
keduanya namun gagal mengembangkan kontrol yang memadai
dalam menggunakan perbedaan itu untuk membimbing tingkah laku
mereka.
 3. Perubahan Ideologi
Masa remaja sering dikaitkan dengan masa
mencari jati diri. Akibatnya mereka mudah
dimasuki ideologi-ideologi dari luar dan jika
ideologi itu terus dipupuk akan menyebabkan
sifat idealis di kemudian hari. Sifat idealis yang
terus berkembang bisa menyebabkan perbedaan
pandangan dengan keluarga, dan akhirnya
remaja memilih melepas keluarga dan
melanjutkan ideologinya.
 4. Pengaruh Kawan Sepermainan
Di kalangan remaja, memiliki banyak kawan adalah
merupakan satu bentuk prestasi tersendiri. Makin
banyak kawan, makin tinggi nilai mereka di mata
teman-temannya. Di jaman sekarang, pengaruh
kawan bermain ini bukan hanya membanggakan si
remaja saja tetapi bahkan juga pada orangtuanya.
Pengaruh pergaulan dalam membentuk watak dan
kepribadian seseorang ketika remaja sangatlah besar.
Oleh karena itu, orangtua para remaja hendaknya
berhati-hati dan bijaksana dalam memberikan
kesempatan anaknya bergaul.
 5. Pengaruh Keluarga
Faktor keluarga sangat berpengaruh terhadap timbulnya
kenakalan remaja. Kurangnya dukungan keluarga seperti
kurangnya perhatian orangtua terhadap aktivitas anak,
kurangnya penerapan disiplin yang efektif, kurangnya kasih
sayang orangtua dapat menjadi pemicu timbulnya kenakalan
remaja. Pengawasan orangtua yang tidak memadai terhadap
keberadaan remaja dan penerapan disiplin yang tidak efektif
dan tidak sesuai merupakan faktor keluarga yang penting
dalam menentukan munculnya kenakalan remaja.
Perselisihan dalam keluarga atau stress yang dialami
keluarga juga berhubungan dengan kenakalan.
 6. Kualitas lingkungan sekitar tempat tinggal
Lingkungan juga dapat berperan serta dalam
memunculkan kenakalan remaja. Masyarakat
dengan tingkat kriminalitas tinggi memungkinkan
remaja mengamati berbagai model yang
melakukan aktivitas kriminal dan memperoleh
hasil atau penghargaan atas aktivitas kriminal
mereka. Masyarakat seperti ini sering ditandai
dengan kemiskinan, pengangguran, dan
perasaan tersisih dari kaum kelas menengah.
 7. Penggunaan Waktu Luang
Kegiatan di masa remaja sering hanya berkisar
pada kegiatan sekolah dan seputar usaha
menyelesaikan urusan di rumah, selain itu
mereka bebas, tidak ada kegiatan. Apabila waktu
luang tanpa kegiatan ini terlalu banyak, pada si
remaja akan timbul gagasan untuk mengisi waktu
luangnya dengan berbagai bentuk kegiatan.
Apabila si remaja melakukan kegiatan yang
positif, hal ini tidak akan menimbulkan masalah.
Namun, jika ia melakukan kegiatan yang negatif
maka lingkungan disekitarnya dapat terganggu
 8. Perilaku Seksual
Pada saat ini, kebebasan bergaul sudah
sampai pada tingkat yang menguatirkan.
Para remaja dengan bebas dapat
bergaul antar jenis. Tidak jarang
dijumpai pemandangan di tempat-
tempat umum, para remaja saling
berangkulan mesra tanpa
memperdulikan masyarakat sekitarnya.
Gejala Pada Anak Yang
Mengalami Kenakalan Remaja
 Adapula Gejala-gejala yang dapat dilihat pada anak yang
mengalami kenakalan remaja adalah :
1. Anak tidak disukai teman-temannya sehingga bersikap menyendiri.
2. Anak sering menghindar dari tanggungjawab mereka di rumah dan
di sekolah.
3. Anak sering mengeluh kalau mereka memiliki permasalahan yang
mereka sendiri tidak bisa selesaikan.
4. Anak mengalami phobia atau gelisah yang berbeda dengan orang-
orang normal.
5. Anak jadi suka berbohong.
6. Anak suka menyakiti teman-temannya.
7. Anak tidak sanggup memusatkan perhatian.
Bentuk Penyimpangan Perilaku /
kenakalan Pada Remaja
 Merokok
 Alkohol & mabuk-mabukan
 Penyalahgunaan narkotika
 Seks bebas
 Tawuran pelajar
 Perjudian
 Vandalisme, dll.
Merokok
 Rokok adalah produk yang berbahaya & adiktif
(menimbulkan ketergantungan) karena didalam
rokok terdapat 4000 bahan kimia berbahaya
yang 69 diantaranya merupakan zat
karsinogenik (dapat menimbulkan kanker). Zat-
zat berbahaya yang terkandung didalam rokok
antara lain : tar, karbon monoksida, sianida,
arsen, formalin, nitrosamine dll.
 Penyakit-penyakit yang diketahui dapat
disebabkan oleh rokok antara lain : kanker
tenggorokan, kanker paru-paru, kanker
lambung, penyakit jantung koroner,
pneumonia, gangguan sistem reproduksi dll.
Latar Belakang Perilaku Merokok dan
Kecanduan Merokok Pada Remaja
 Pengaruh Orang Tua
Salah satu temuan remaja perokok adalah bahwa anak-anak
muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia,
dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya
dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah
untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang
berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer &
Corado dalam Atkinson, Pengantar Psikologi, 1999 : 292)
Ditemukan juga oleh Helmi dan Komalasari (online) bahwa
sikap permisif orang tua memiliki korelasi yang signifikan
dengan perilaku merokok pada remaja.
 Pengaruh Teman
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak
remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-
temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya.
Dari fakta tersebut ada dia kemungkinan yang terjadi,
Pertama, remaja terpengaruh oleh teman-temannya atau
bahkan teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri
remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi
perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87%
mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat
yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok, (Al.
Bachri, 1991).
•Kepribadian
 Proyeksi
Remaja merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari
rasa sakit fisik atau jiwa membebaskan diri dari kebosanan. Menurut Teddy
Hidayat, (Pikiran Rakyat: 2007) remaja yang berisiko tinggi adalah remaja-
remaja yang memiliki sifat pemuasaan segera, kurang mampu menunda
keinginan, merasa kosong dan mudah bosan, mudah cemas, gelisah, dan
depresif. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian dari CASA (Columbian
University`s National Center On Addiction and Substance Abuse), remaja
perokok memiliki risiko dua kali lipat mengalami gejala-gejala depresi
dibandingkan remaja yang tidak merokok. Para perokok aktif pun
tampaknya lebih sering mengalami serangan panik dari pada mereka yang
tidak merokok Banyak penelitian yang membuktikan bahwa merokok dan
depresi merupakan suatu hubungan yang saling berkaitan. Depresi
menyebabkan seseorang merokok dan para perokok biasanya memiliki
gejala-gejala depresi dan kecemasan (ansietas).
 Rasa keingintahuan
Pada remaja perkembangan kognisi menuntut
rasa keingintahuan yang sangat besar. Seiring
pula dengan hal itu kognisi sosial pada remaja
berkembang pula, sehingga remaja sering
melakukan kegiatan coba-coba yang didukung
oleh pergaulan.
 Kompensasi rasa kurang percaya diri
Rasa kurang percaya diri pada remaja dimanifestasikan
dengan berbagai cara baik dengan cara positif maupun
negatif. Cara yang positif untuk membangun rasa percaya
diri yaitu dengan menciptakan definisi diri positif,
memperjuangkan keinginan yang positif, mengatasi masalah
secara positif, memiliki dasar keputusan yang positif.
Sedangkan cara yang negatif untuk membangun rasa
percaya diri yaitu sulit menerima realita diri (terlebih
menerima kekurangan diri) dan memandang rendah
kemampuan diri sendiri namun di lain pihak memasang
harapan yang tidak realistik terhadap diri sendiri. Cenderung
melakukan tindakan negatif yaitu dengan merokok, sehingga
dengan menggunakan zat tersebut remaja cenderung lebih
merasa percaya diri (Jacinta, 2002). Hal ini dibuktikan
dengan hasil penelitian Haryono (2007) bahwasanya
Terdapat korelasi antara Ketergantungan Merokok dengan
Percaya Diri. Artinya semakin tinggi tingkat ketergantungan
merokok, maka semakin rendah tingkat percaya diri.
Seperti yang diungkapkan Levethal & Clearly dalam Cahyani
dan dikutip kembali oleh Helmi bahwasanya terdapat empat
tahap dalam perilaku merokok sehingga menjadi perokok,
yaitu:
1. Tahap Preparatory. Seseorang yang mendapatkan
gambaran yang menyenangkan mengenai merokok dengan
cara mendengar, melihat, atau dari hasil bacaan. Hal-hal ini
menimbulkan minat untuk merokok.
2. Tahap Initiation. Tahap perintisan merokok yaitu tahap
seseorang meneruskan untuk tetap mencoba-coba
merokok.
3. Tahap becoming smoker. Apabila seseorang telah
mengkonsumsi rokok sebnayak empat batang perhari maka
seseorang tersebut mempunyai kecenderungan menjadi
perokok.
4. Tahap maintenance of smoking. Tahap ini merokok sudah
menjadi salah satu bagian dari cara pegaturan diri (self
regulating). Merokok dilakukan untuk memperoleh efek
fisiologis yang menyenangkan.
 Hasil penelitian Helmi & Komalasari
membuktikan bahwa kepuasan psikologis
memberikan sumbangan yang besar
sebanyak 40,9 % terhadap perilaku merokok
remaja. Hal ini memberikan gambaran bahwa
perilaku merokok bagi remaja dianggap
memberikan kenikmatan dan menyenangkan.
Berikut hasil penelitian Helmi dan Komalasari
mengenai perasaan-perasaan remaja saat
merokok dan setelah merokok.
Efek %
Nikmat 38,298
Puas 15,957
Tenang 12,766
Biasa saja 11, 703
Santai 5, 139
Hangat 3, 192
Percaya diri 2, 128
Gaya 1,064
Masalah hilang 1,064
Mengantuk 1,064
Pusing 5,257
Pahit 2, 218
Racun Pada Rokok

Racun utama pada rokok, yaitu:


 Nikotin
Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan
peredaran darah. Zat ini bersifat karsinogen dan mampu
memicu kanker paru-paru yang mematikan. Komponen
ini terdapat didalam asap rokok dan juga didalam
tembakau yang tidak dibakar. Nikotin diserap melalui
paru-paru dan kecepatan absorpsinya hampir sama
dengan masuknya nikotin secara intravena. Nikotin
masuk kedalam otak dengan cepat dalam waktu kurang
lebih 10 detik. Dapat melewati barrier diotak dan
diedarkan keseluruh bagian otak, kemudian menurun
secara cepat, setelah beredar keseluruh bagian tubuh
dalam waktu 15-20 menit pada waktu penghisapan
terakhir Pemerintah RI, 2003 dalam Sukendro, 2007).
 Tar
Tar adalah hidrokarbon aromatik polisiklik yang ada
dalam asap rokok,tergolong dalam zat
karsinogen, yaitu zat yang dapat menumbuhkan
kanker. Kadar tar yang terkandung dalam asap
rokok inilah yang berhubungan dengan resiko
timbulnya kanker. Sumber tar adalah tembakau,
cengkeh, pembalut rokok dan bahan organik lain
yang terbakar (Pemerintah RI, 2003 dalam
Sukendro, 2007)
 Karbon monoksida (CO)
Karbonmonoksida adalah gas yang bersifat toksin/
gas beracun yang tidak berwarna, zat yang
mengikat hemoglobin dalam darah, membuat
darah tidak mampu mengikat oksigen.
Kandungannya di dalam asap rokok 2-6%.
Karbon monoksida pada paru-paru mempunyai
daya pengikat dengan hemoglobin (Hb) sekitar
200 kali lebih kuat dari pada daya ikat oksigen
(O2) dengan hemoglobin (Hb). membuat darah
tidak mampu mengikat oksigen (Pemerintah RI,
2003 dalam Sukendro, 2007)
Pada remaja, masalah kesehatan jangka pendek
termasuk diantaranya penyakit yang dapat
timbul akibat rokok adalah gangguan
pernafasan, kecanduan nikotin serta
meningkatnya resiko untuk menggunakan bahan
berbahaya lain termasuk obat terlarang.
Sedangkan masalah jangka panjangnya adalah
kenyataan bahwa sekali orang telah menjadi
perokok aktif maka biasanya akan terus menjadi
perokok aktif sepanjang hidupnya.
Dampak Rokok Pada Remaja
 Rokok memiliki 4000 zat kimia berbahaya untuk
kesehatan, diantaranya adalah nikotin yang bersifat
adiktif dan tar yang bersifat karsinogenik. Rokok
memang hanya memiliki 8-20 mg nikotin, yang
setelah dibakar 25 persennya akan masuk kedalam
darah. Namun, jumlah kecil ini hanya membutuhkan
waktu 15 detik untuk sampai ke otak.
 Dengan merokok mengurangi jumlah sel-sel berfilia
(rambut getar), menambah sel lendir sehingga
menghambat oksigen ke paru-paru sampai resiko
delapan kali lebih besar terkena kanker
dibandingkan mereka yang hidup sehat tanpa rokok
(Zulkifli, 2008).
Beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh kebiasaan
menghisap rokok yang mungkin saja tidak terjadi
dalam waktu singkat namun memberikan perokok
potensi yang lebih besar. Beberapa diantaranya
antara lain:
 1) Impotensi
Merokok dapat menyebabkan penurunan seksual
karena aliran darah ke penis berkurang sehingga
tidak terjadi ereksi.
 2) Osteoporosis
Karbon monoksida dalam asap rokok dapat
mengurangi daya angkut oksigen darah perokok
sebesar 15 persen, mengakibatkan kerapuhan
tulang sehingga lebih mudah patah dan
membutuhkan waktu 80 persen lebih lama untuk
penyembuhan.
 3) Pada Kehamilan
Merokok selama kehamilan menyebabkan
pertumbuhan janin lambat dan dapat
meningkatkan resiko Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR). Resiko keguguran pada
wanita perokok 2-3 kali lebih sering karena
karbon monoksida dalam asap rokok dapat
menurunkan kadar oksigen.
 4) Jantung koroner
Penyakit jantung adalah salah satu penyebab
kematian utama di indonesia. Sekitar 40 persen
kematian akibat serangan jantung yang terjadi
sebelum umur 65 tahun buasanya
berhubungan dengan kebiasaan merokok.
 5) Sistem Pernapasan
Kerugian jangka pendek sistem pernapasan akibat
rokok adalah kemampuan rokok untuk membunuh sel
rambut getar (silia) di saluran pernapasan. Ini adalah
awal dari bronkitis, iritasi, batuk. Sedangkan untuk
jangka panjang berupa kanker paru, emphycema atau
hilangnya elasitas paru-paru, dan bronkitis kronis.
Berikut tips untuk membantu remaja agar dapat menjauhi
rokok :

 Pahami ketertarikan yang dapat ditimbulkan oleh rokok.


Terkadang remaja melihat rokok sebagai suatu bentuk
pemberontakan atau sebagai cara untuk dapat diterima oleh
teman-temannya. Untuk mengetahui lebih jelas ajaklah anak
berdiskusi mengenai rokok termasuk pandangannya
mengenai rokok tersebut.
 Katakan tidak pada rokok.
Mungkin terkadang para orang tua merasa bahwa anak tidak
pernah mendengarkan ucapan mereka, tetapi jangan patah
semangat. Tetaplah katakan tidak pada rokok & bilang
bahwa tindakan tersebut tidak dapat diterima oleh anda.
 Berikan contoh yang baik.
Anak biasanya akan meniru tindakan orang terdekatnya, jadi
apabila orang tua melarang anaknya untuk merokok,
sebaiknya mereka pun juga tidak mengkonsumsi rokok.
 Rokok bukanlah hal yang keren.
Tunjukkan pada anak bahwa merokok bukanlah sesuatu hal yang
keren atau dapat dibanggakan. Rokok dapat membuat nafas
menjadi bau, membuat gigi menjadi kuning, menyebabkan batuk &
kehilangan tenaga untuk dapat melakukan aktifitas olahraga
ataupun kegiatan lain.
 Rokok membuang uang.
Merokok merupakan hal yang mahal. Bantu anak untuk
menghitung pengeluaran yang harus dilakukan apabila
mengkonsumsi rokok selama seminggu, sebulan ataupun setahun.
Bandingkan uang tersebut dengan barang elektronik ataupun
barang lain yang dapat diperoleh apabila tidak merokok.
 Pahami tekanan dari teman sebaya.
Adanya teman yang merokok dapat mempengaruhi anak. Berikan
mereka kepercayaan diri untuk dapat bersosialisasi dengan teman
mereka tanpa merokok.
 Tangani kecanduan akibat rokok dengan serius.
Banyak remaja yang percaya bahwa mereka dapat berhenti
merokok kapanpun mereka mau, tetapi kenyataannya nikotin
dapat membuat mereka menjadi kecanduan sama seperti pada
orang dewasa.
 Berikan gambaran mengenai masa depan mereka.
Anak-anak cenderung percaya bahwa mereka tidak
akan terkena dampak buruk dari rokok. Tetapi
masalah kesehatan seperti kanker, serangan jantung
& stroke sangat beresiko dialami oleh mereka yang
merokok. Berilah contoh orang yang anda kenal yang
menderita karena rokok.
 Awasi penggunaan produk bertembakau lainnya
Banyak jenis produk bertembakau lainnya yang
dianggap lebih aman daripada rokok. Tetapi
sebenarnya produks tersebut sama saja dengan
rokok, dapat menimbulkan ketergantungan serta
bahaya kesehatan yang sama.
 Ikut terlibat secara aktif.
Aktiflah untuk ikut terlibat dalam kegiatan pencegahan
rokok baik di sekolah ataupun lingkungan rumah.
Alkohol & mabuk-mabukan
 Minuman keras atau minuman beralkohol
adalah minuman yang mengandung etanol.
Etanol adalah bahan psikoaktif dan
konsumsinya menyebabkan penurunan
kesadaran. Di berbagai negara, penjualan
minuman keras dibatasi ke sejumlah kalangan
saja, umumnya orang- orang yang telah
melewati batas usia tertentu (Darmawan,
2010).
 Alkohol merupakan substansi utama yang
paling banyak digunakan remaja dan sering
berhubungan dengan kecelakaan kendaraan
bermotor yang merupakan penyebab utama
kematian remaja. Menurut Clinical and
Experimental Research, remaja yang
mengonsumsi alkohol, daya ingatnya akan
berkurang hingga 10 persen.
Substance Abuse and Mental Health Services
Administration juga mengatakan bahwa 31
persen remaja yang minum alkohol mengaku
stres karena jarang diperhatikan oleh orang tua.
 Terdapat 4 kelompok determinan dari
penyalahgunaan alkohol (sosial, ekonomi,
budaya, dan lingkungan) yang mana
peranannya sangat kompleks dan saling terkait
satu sama lainnya (Sarwono, 2011).
a. Sosial
Penggunaan alkohol sering kali didasari oleh
motif-motif sosial seperti meningkatkan prestige
ataupun adanya pengaruh pergaulan dan
perubahan gaya hidup. Selain itu faktor sosial lain
seperti sistem norma dan nilai (keluarga dan
masyarakat) juga menjadi kunci dalam
permasalahan penyalahgunaan alkohol (Sarwono,
2011).
b. Ekonomi
Masalah penyalahgunaan alkohol bisa
ditinjau dari sudut ekonomi. Tentu saja
meningkatnya jumlah pengguna alkohol di
Indonesia juga dapat diasosiasikan dengan faktor
keterjangkauan harga minuman keras (import
atau lokal) dengan daya beli atau kekuatan
ekonomi masyarakat. Dan secara makro,
industri minuman keras baik itu ditingkat
produksi, distribusi, dan periklanan ternyata
mampu menyumbang porsi yang cukup besar
bagi pendapatan negara (tax, revenue dan
excise).
c. Budaya
Melalui sudut pandang budaya dan
kepercayaan masalah alkohol juga menjadi
sangat kompleks. Di Indonesia banyak
dijumpai produk lokal minuman keras yang
merupakan warisan tradisional (arak, tuak,
badeg) dan banyak dikonsumsi oleh
masyarakat dengan alasan tradisi. Sementara
bila tradisi budaya tersebut dikaitkan dengan
sisi agama dimana mayoritas masyarakat
Indonesia adalah kaum muslim yang notabene
melarang konsumsi alkohol, hal ini tentu saja
menjadi sangat bertolak belakang.
d. Lingkungan
 negara
 Masyarakat
 Sekolah
 keluarga

Lingkungan ini sangat terkait dengan kelompok


sebaya. Penelitian yang dilakukan oleh Sumarlin
(2008)
Santrock (2003) menyebutkan bahwa ada beberapa faktor
yang mempengaruhi penyalahgunaan alkohol:
a. Faktor internal individu

1) Faktor kepribadian anak, antara lain adanya gangguan


kepribadian, kurang rasa percaya diri atau rendah diri
adanya kepahitan, gangguan emosi dan kehendak dan cara
berfikir yang keliru.
2) Pengaruh usia, remaja anak masih kurang pengalaman,
kurang pengertian dan penalaran. Mudah terpengaruh oleh
lingkungan dan hal-hal yang baru dialami.
3) Pandangan atau keyakinan yang keliru, karena
kurangnya pengertian yang dimiliki dan anak
mendapatkan informasi yang keliru namun
tidak disadari, maka anak akan terjerumus
kedalam kekeliruan sehingga membahayakan
diri sendiri.
4) Religiusitas yang rendah, kurangnya kontrol diri
dan etika moral yang terkandung dalam ajaran
agama.
5) Ego yang tidak realistis, yang tidak mengenal
diri sendiri dengan baik, tidak ada keyakinan akan
dirinya, tidak tahu dimana tempatnya biasanya
akan mudah terombang- ambing oleh keadaan
dan mudah hanyut oleh pengaruh lingkungan.
6) Faktor internal ini termasuk didalamnya
adalah kontrol diri.
 Kontrol diri adalah kemampuan individu untuk
menyusun, membimbing, mengatur dan
mengarahkan bentuk perilaku yang dapat
membawa kearah konsekuensi positif. Kontrol
diri merupakan salah satu potensi yang dapat
dikembangkan dan digunakan oleh individu
selama proses-proses dalam kehodupan,
termasuk dalam menghadapi kondisi yang
terdapat di lingkungan sekitar. Kontrol diri juga
dapat diartikan sebagai kecakapan individu
dalam kepekaan membaca situasi diri dan
lingkungannya (Gufron dan Risnawita, 2010).
 b. Faktor eksternal individu atau faktor
lingkungan
1) Faktor keluarga
2) Lingkungan tempat tinggal
3) Keadaan di sekolah
4) Pendidikan
Klasifikasi Penyalahgunaan alkohol
Penyalahgunaan alkohol dapat diklasifikasikan
menjadi 5 kategori utama menurut respon serta
motif individu terhadap pemakaian alkohol itu sendiri
(Gunarsa, 2009).
a) Penggunaan alkohol yang bersifat eksperimental.
Kondisi penggunaan alkohol pada tahap awal yang
disebabkan rasa ingin tahu dari seseorang (remaja).
Sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya,
remaja selalu ingin mencari pengalaman baru atau
sering juga dikatakan taraf coba-coba, termasuk juga
mencoba menggunakan alkohol.
b) Penggunaan alkohol yang bersifat rekreasional.
Penggunaan alkohol pada waktu berkumpul bersama-
sama teman sebaya, misalnya pada waktu pertemuan
malam minggu, ulang tahun atau acara pesta lainnya.
Penggunaan ini mempunyai tujuan untuk rekreasi bersama
teman sebaya (Ra’uf, M. 2002).
c) Penggunaan alkohol yang bersifat situasional.
Seseorang mengkonsumsi alkohol dengan tujuan tertentu
secara individual, hal itu sebagai pemenuhan kebutuhan
seseorang yang harus dipenuhi. Seringkali penggunaan
ini merupakan cara untuk melarikan diri dari masalah,
konflik, stress dan frustasi.
d) Penggunaan alkohol yang bersifat
penyalahgunaan. Penggunaan alkohol yang
sudah bersifat patologis, sudah mulai
digunakan secara rutin, paling tidak sudah
berlangsung selama 1 bulan. Sudah terjadi
penyimpangan perilaku, mengganggu fungsi
dalam peran di lingkungan sosial, seperti di
lingkungan pendidikan atau pekerjaan.
e) Penggunaan alkohol yang bersifat
ketergantungan. Penggunaan alkohol yang sudah
cukup berat, telah terjadi ketergantungan fisik dan
psikologis. Ketergantungan fisik ditandai
dengan adanya toleransi dan sindroma putus zat
(alkohol). Suatu kondisi dimana indidvidu yang
biasa menggunakan zat adiktif (alkohol) secara
rutin pada dosis tertentu akan menurunkan
jumlah zat yang digunakan atau berhenti
memakai, sehingga akan menimbulkan gejala
sesuai dengan macam zat yang digunakan.
Dampak Minuman Beralkohol

 Dampak negatif penggunaan alkohol


dikategorikan menjadi 3, yaitu dampak fisik,
dampak neurologi dan psikologi, juga
dampak sosial (Woteki, 1992 dalam
Darmawan, 2010).
a) Dampak Fisik

 Beberapa penyakit yang diyakini berasosiasi


dengan kebiasaan minum alkohol antara lain
serosis hati, kanker, penyakit jantung dan
syaraf. Sebagian besar kasus serosis hati
(liver cirrhosis) dialami oleh peminum berat yang
kronis. Sebuah studi memperkirakan bahwa
konsumsi 210 gram alkohol atau setara
dengan minum sepertiga botol minuman keras
(liquor) setiap hari selama 25 tahun akan
mengakibatkan serosis hati (Darmawan, 2010).
 Berkaitan dengan kanker terdapat bukti yang
konsisten bahwa alkohol meningkatkan resiko
kanker di beberapa bagian tubuh tertentu,
termasuk: mulut, kerongkongan, tenggorokan,
larynx dan hati. Alkohol memicu terjadinya
kanker melalui berbagai mekanisme. Salah
satunya alkohol mengkatifkan ensim- ensim
tertentu yang mampu memproduksi senyawa
penyebab kanker. Alkohol dapat pula merusak
DNA (Deoksiribo Nucleic Acid), sehingga sel akan
berlipatganda (multiplying) secara tak terkendali
(Tarwoto, et al., 2010).
Peminum minuman keras cenderung memiliki
tekanan darah yang relatif lebih tinggi
dibandingkan non peminum (abstainer),
demikian pula mereka lebih berisiko
mengalami stroke dan serangan jantung.
Peminum kronis dapat pula mengalami berbagai
gangguan syaraf mulai dari dementia (gangguan
kecerdasan), bingung, kesulitan berjalan dan
kehilangan memori. Diduga konsumsi alkohol
yang berlebihan dapat menimbulkan defisiensi
thiamin, yaitu komponen vitamin B komplek
berbentuk kristal yang esensial bagi
berfungsinya sistem syaraf.
b) Dampak Psikoneurologis
 Pengaruh addictive, imsonia, depresi,
gangguan kejiwaaan, serta dapat merusak
jaringan otak secara permanen sehingga
menimbulkan gangguan daya ingatan,
kemampuan penilaian, kemampuan belajar,
dan gangguan neurosis lainnya (Sarwono,
2011).
c) Dampak Sosial
 Dampak sosial yang berpengaruh bagi orang
lain, di mana perasaan pengguna alkohol
sangat labil, mudah tersinggung, perhatian
terhadap lingkungan menjadi terganggu.
Kondisi ini menekan pusat pengendalian diri
sehingga pengguna menjadi agresif, bila
tidak terkontrol akan menimbulkan tindakan
yang melanggar norma bahkan memicu
tindakan kriminal serta meningkatkan resiko
kecelakaan (Sarwono, 2011).
Banyak hal yang bisa didiskusikan mengenai alkohol pada
anak remaja. Mungkin dibawah ini beberapa contohnya.

 1. Menjelaskan risiko penggunaan alkohol dan efek


samping dari konsumsi alkohol
 2. Menjelaskan mengapa alkohol mempunayi efek yang
kuat pada anak muda
 3. Menjelaskan cara berteman dan hidup yang santai
tanpa pengaruh dari alkohol
 4. Mendiskusikan efek dari minum alkohol yang terlalu
banyak dan menjelaskan perilaku yang mungkin disesali
dikemudia hari karena pengaruh alkohol.
 5. Mendiskusikan aturan keluarga mengenai konsumsi
alkohol. Kebanyakan anak akan mematuhi aturan dasar
ini. Mengizinkan remaja ikut serta dalam mengaturnya dan
bertanggung jawab atas ulah mereka.
 6. Jika remaja diizinkan minum alkohol, tentukan
batasan seberapa banyak harus diminum.
 7. Menjelaskan pertolongan pertama jika ketika
seseorang overdosis alkohol. Misalnya cara menempatkan
orang yang pingsan karena pengaruh dari alkohol untuk
menjaga jalan nafas, dan meminta pertolongan dari orang
dewasa atau ambulan.
Penyalahgunaan narkotika
 Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan
Adiktif lainnya. Terminologi narkoba familiar digunakan oleh aparat
penegak hukum seperti polisi (termasuk didalamnya Badan Narkotika
Nasional), jaksa, hakim dan petugas Pemasyarakatan. Selain
narkoba, sebutan lain yang menunjuk pada ketiga zat tersebut adalah
Napza yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Istilah napza
biasanya lebih banyak dipakai oleh para praktisi kesehatan dan
rehabilitasi. Akan tetapi pada intinya pemaknaan dari kedua istilah
tersebut tetap merujuk pada tiga jenis zat yang sama.
 Narkotika adalah “zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan”.

 Psikotropika adalah “zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis


bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktivitas mental dan perilaku”.

 Bahan adiktif lainnya adalah “zat atau bahan lain bukan narkotika
dan psikotropika yang berpengaruh pada kerja otak dan dapat
menimbulkan ketergantungan”
 1. Morfin
 Morfin adalah hasil olahan dari opium/candu mentah. Morfin
merupakan alkaloida utama dari opium (C17H19NO3).
Morfin rasanya pahit, berbentuk tepung halus berwarna putih
atau dalam bentuk cairan berwarna. Pemakaiannya dengan
cara dihisap dan disuntikkan.

 2. Codeina
 Codein termasuk garam turunan dari opium dan candu. Efek
codein lebih lemah daripada heroin dan potensinya untuk
menimbulkan ketergantungaan rendah. Biasanya dijual
dalam bentuk pil atau cairan jernih. Cara pemakaiannya
ditelan dan disuntikkan.
 3. Heroin (putaw)
Heroin mempunyai kekuatan yang dua kali lebih
kuat dari morfin dan merupakan jenis opiat yang
paling sering disalahgunakan orang di Indonesia
pada akhir – akhir ini. Heroin yang secara
farmakologis mirip dengan morfin menyebabkan
orang menjadi mengantuk dan perubahan mood
yang tidak menentu. Walaupun pembuatan,
penjualan dan pemilikan heroin adalah ilegal,
tetapi diusahakan heroin tetap tersedia bagi
pasien dengan penyakit kanker terminal karena
efek analgesik dan euforik-nya yang baik.
 4. Methadon
 Saat ini Methadone banyak digunakan orang dalam pengobatan
ketergantungan opioid. Antagonis opioid telah dibuat untuk
mengobati overdosis opioid dan ketergantungan opioid. Sejumlah
besar narkotik sintetik (opioid) telah dibuat, termasuk meperidine
(Demerol), methadone (Dolphine), pentazocine (Talwin), dan
propocyphene (Darvon). Saat ini Methadone banyak digunakan
orang dalam pengobatan ketergantungan opioid. Antagonis opioid
telah dibuat untuk mengobati overdosis opioid dan ketergantungan
opioid. Kelas obat tersebut adalah nalaxone (Narcan), naltrxone
(Trexan), nalorphine, levalorphane dan apomorphine. Sejumlah
senyawa dengan aktivitas campuran agonis dan antagonis telah
disintesis, dan senyawa tersebut adalah pentazocine, butorphanol
(Stadol), dan buprenorphine (Buprenex). Beberapa penelitian telah
menemukan bahwa buprenorphine adalah suatu pengobatan yang
efektif untuk ketergantungan opioid. Nama popoler jenis opioid :
putauw, etep, PT, putih.
 5. Demerol
 Nama lain dari Demerol adalah pethidina.
Pemakaiannya dapat ditelan atau dengan
suntikan. Demerol dijual dalam bentuk pil dan
cairan tidak berwarna.
 6. Candu
 Getah tanaman Papaver Somniferum didapat
dengan menyadap (menggores) buah yang
hendak masak. Getah yang keluar berwarna putih
dan dinamai “Lates”. Getah ini dibiarkan
mengering pada permukaan buah sehingga
berwarna coklat kehitaman dan sesudah diolah
akan menjadi suatu adonan yang menyerupai
aspal lunak. Inilah yang dinamakan candu mentah
atau candu kasar. Candu kasar mengandung
bermacam-macam zat-zat aktif yang sering
disalahgunakan. Candu masak warnanya coklat
tua atau coklat kehitaman. Diperjual belikan
dalam kemasan kotak kaleng dengan berbagai
macam cap, antara lain ular, tengkorak, burung
elang, bola dunia, cap 999, cap anjing, dsb.
Pemakaiannya dengan cara dihisap.
Faktor yang Mendorong
 a. Motivasi dalam penyalahgunaan zat dan narkotika
ternyata menyangkut motivasi yang berhubungan dengan
keadaan individu (motivasi individual) yang mengenai aspek
fisik, emosional, mental-intelektual dan interpersonal.

 b. Di samping adanya motivasi individu yang menimbulkan


suatu tindakan penyalahgunaan zat, masih ada faktor lain
yang mempunyai hubungan erat dengan kondisi
penyalahgunaan zat yaitu faktor sosiokultural seperti di
bawah ini dan ini merupakan suasana hati menekan yang
mendalam dalam diri remaja antara lain:
 1. Perpecahan unit keluarga misalnya perceraian, keluarga
yang berpindah-pindah, orang tua yang tidak ada/jarang di
rumah dan sebagainya
 2. Pengaruh media massa misalnya iklan mengenai
obat-obatan dan zat.
 3. Perubahan teknologi yang cepat.
 4. Kaburnya nilai-nilai dan sistem agama serta
mencairnya standar moral; (hal ini berarti perlu
pembinaan Budi Pekerti – Akhlaq)
 5. Meningkatnya waktu menganggur.
 6. Ketidakseimbangan keadaan ekonomi misalnya
kemiskinan, perbedaan ekonomi etno rasial,
kemewahan yang membosankan dan sebagainya.
 7. Menjadi manusia untuk orang lain.
Bahaya Narkoba
a. Menurut Efeknya
 Halusinogen, efek dari narkoba ini bisa mengakibatkan
bila dikonsumsi dalam sekian dosis tertentu dapat
mengakibatkan seseorang menjadi ber-halusinasi dengan
melihat suatu hal/benda yang sebenarnya tidak ada / tidak
nyata contohnya kokain & LSD

 Stimulan, efek dari narkoba ini bisa mengakibatkan kerja


organ tubuh seperti jantung dan otak bekerja lebih cepat
dari kerja biasanya sehingga mengakibatkan seseorang
lebih bertenaga untuk sementara waktu , dan cenderung
membuat seorang pengguna lebih senang dan gembira
untuk sementara waktu
 Depresan, efek dari narkoba ini bisa menekan
sistem syaraf pusat dan mengurangi aktivitas
fungsional tubuh, sehingga pemakai merasa
tenang bahkan bisa membuat pemakai tidur dan
tidak sadarkan diri. Contohnya putaw

 Adiktif, Seseorang yang sudah mengkonsumsi


narkoba biasanya akan ingin dan ingin lagi
karena zat tertentu dalam narkoba
mengakibatkan seseorang cenderung bersifat
pasif , karena secara tidak langsung narkoba
memutuskan syaraf-syaraf dalam
otak,contohnya ganja , heroin , putaw
b. Menurut Jenisnya bertambah cepat
Adapun bahaya  rasa gembira berlebihan
narkoba berdasarkan  banyak bicara namun
jenisnya adalah cadel
sebagai berikut:  rasa harga diri
meningkat
 Opioid:  kejang-kejang
 pupil mata mengecil
 depresi berat  tekanan darah
 apatis meningkat
 rasa lelah berlebihan  berkeringat dingin
 malas bergerak  mual hingga muntah
 banyak tidur  luka pada sekat rongga
 gugup hidung
 gelisah  kehilangan nafsu makan
 selalu merasa curiga  turunnya berat badan
 denyut jantung
 Kokain:
 denyut jantung bertambah cepat
 gelisah
 rasa gembira berlebihan
 rasa harga diri meningkat
 banyak bicara
 kejang-kejang
 pupil mata melebar
 berkeringat dingin
 mual hingga muntah
 mudah berkelahi
 pendarahan pada otak
 penyumbatan pembuluh darah
 pergerakan mata tidak terkendali
 kekakuan otot leher
 Ganja:
 mata sembab
 kantung mata terlihat bengkak, merah, dan berair
 sering melamun
 pendengaran terganggu
 selalu tertawa
 terkadang cepat marah
 tidak bergairah
 gelisah
 dehidrasi
 tulang gigi keropos
 liver
 saraf otak dan saraf mata rusak
 skizofrenia
 Ectasy:
 enerjik tapi matanya sayu dan wajahnya
pucat,
 berkeringat
 sulit tidur
 kerusakan saraf otak
 dehidrasi
 gangguan liver
 tulang dan gigi keropos
 tidak nafsu makan
 saraf mata rusak
 Shabu-shabu:
 enerjik
 paranoid
 sulit tidur
 sulit berfikir
 kerusakan saraf otak, terutama saraf pengendali
pernafasan hingga merasa sesak nafas
 banyak bicara
 denyut jantung bertambah cepat
 pendarahan otak
 shock pada pembuluh darah jantung yang akan
berujung pada kematian
 Benzodiazepin:
 berjalan sempoyongan
 wajah kemerahan
 banyak bicara tapi cadel
 mudah marah
 konsentrasi terganggu
 kerusakan organ-organ tubuh terutama otak
Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap
anak atau remaja (pelajar)
 adalah sebagai berikut:
 - Perubahan dalam sikap, perangai dan
kepribadian,
 - Sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan
nilai-nilai pelajaran,
 - Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah,
 - Sering menguap, mengantuk, dan malas,
 - Tidak memedulikan kesehatan diri,
 - Suka mencuri untuk membeli narkoba.
Banyak yang masih bisa dilakukan untuk mencegah
remaja menyalahgunakan narkoba dan membantu
remaja yang sudah terjerumus penyalahgunaan
narkoba. Ada tiga tingkat intervensi, yaitu
1. Primer
 Sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam
bentuk pendidikan, penyebaran informasi mengenai
bahaya narkoba, pendekatan melalui keluarga, dll.
Instansi pemerintah, seperti halnya BKKBN, lebih
banyak berperan pada tahap intervensi ini. kegiatan
dilakukan seputar pemberian informasi melalui
berbagai bentuk materi KIE yang ditujukan kepada
remaja langsung dan keluarga.
2. Sekunder
 Pada saat penggunaan sudah terjadi dan
diperlukan upaya penyembuhan (treatment).
Fase ini meliputi: Fase penerimaan awal
(initialintake) antara 1 – 3 hari dengan
melakukan pemeriksaan fisik dan mental, dan
Fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medik,
antara 1 – 3 minggu untuk melakukan
pengurangan ketergantungan bahan-bahan
adiktif secara bertahap.
3. Tersier
 yaitu upaya untuk merehabilitasi mereka yang sudah
memakai dan dalam proses penyembuhan. Tahap ini
biasanya terdiri atas Fase stabilisasi, antara 3 - 12
bulan, untuk mempersiapkan pengguna kembali ke
masyarakat, dan Fase sosialiasi dalam masyarakat,
agar mantan penyalahguna narkoba mampu
mengembangkan kehidupan yang bermakna di
masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan
konseling, membuat kelompok-kelompok dukungan,
mengembangkan kegiatan alternatif, dll.
Seks Bebas
“SEKS BUKANLAH HAL YANG
SALAH UNTUK DIBICARAKAN,
NAMUN AKAN MENJADI SUATU
HAL YANG MERUSAK JIKA
DISALAHGUNAKAN”
 SEKS : ???? SEKS, Apaan tuh ya ?
 Kata beruntai 4 huruf
 Arti dan makna yang bervariasi
 Topik yang paling kontroversial
 Masalah yang
○ Menyeramkan
○ tabu
○ Tertutup
○ Tidak etis
○ Jorok dan menjijikkan
○ Haram dan dosa
Arti seks
 Jenis kelamin
 hal ihwal yang berhubungan dengan alat
kelamin
 Persetubuhan / senggama
 Perilaku seksual remaja :
 Masturbasi / onani
 Pacaran

Masturbasi atau onani yaitu suatu kebiasaan buruk


berupa manipulasi terhadap alat genital dalam
rangka menyalurkan hasrat seksual untuk
pemenuhan kenikmatan yang seringkali
menimbulkan goncangan pribadi dan emosi.
Berpacaran dengan berbagai perilaku seksual yang
ringan seperti sentuhan, pegangan tangan sampai
pada ciuman dan sentuhan-sentuhan seks yang
pada dasarnya adalah keinginan untuk menikmati
dan memuaskan dorongan seksual.
Faktor-faktor munculnya
permasalahan seksual
1) Perubahan-perubahan hormonal yang
meningkatkan hasrat seksual remaja.
2) Penyaluran tersebut tidak dapat segera
dilakukan karena adanya penundaan usia
perkawinan
3) Kecenderungan pelanggaran makin meningkat
karena adanya penyebaran informasi dan
rangsangan melalui media masa yang dengan
teknologi yang canggih
4) Orangtua sendiri, baik karena ketidaktahuannya
maupun karena sikapnya yang masih
mentabukan pembicaraan mengenai seks dengan
anak, menjadikan mereka tidak terbuka pada
anak, bahkan cenderung membuat jarak dengan
anak dalam masalah ini.
5) Adanya kecenderungan yang makin bebas antara
pria dan wanita dalam masyarakat, sebagai akibat
berkembangnya peran dan pendidikan wanita,
sehingga kedudukan wanita semakin sejajar
dengan pria.
Bahaya Seks Bebas
1) Beberapa penyakit yang siap mendatangi
seperti, herpes, HIV Aids, Raja singa, dan
penyakit lainnya. Penyakit ini tentu sudah
diketahui sangat membahayakan dan sampai
sekarang masih belum ada obatnya.
2) Hamil di luar pernikahan → aborsi ataupun
bunuh diri.
Bahaya kehamilan pada remaja yaitu :
a. Hancurnya masa depan remaja tersebut.
b. Remaja wanita yang terlanjur hamil akan
mengalami kesulitan selama kehamilan karena
jiwa dan fisiknya belum siap.
c. Pasangan pengantin remaja, sebagian besar
diakhiri oleh perceraian (umumnya karena
terpaksa kawin karena nafsu, bukan karena cinta).
d. Pasangan pengantin remaja sering menjadi
cemoohan lingkungan sekitarnya.
e. Remaja wanita yang berusaha menggugurkan
kandungan pada tenaga non medis (dukun, tenaga
tradisional) sering mengalami kematian strategis.
f. Pengguguran kandungan oleh tenaga medis
dilarang oleh undang-undang, kecuali indikasi
medis (misalnya si ibu sakit jantung berat,
sehingga kalau ia meneruskan kehamilan dapat
timbul kematian). Baik yang meminta, pelakunya
maupun yang mengantar dapat dihukum.
g. Bayi yang dilahirkan dari perkawinan remaja,
sering mengalami gangguan kejiwaan saat ia
dewasa.
3) Apabila anda menikah di usia muda,
permasalahan yang belum siap anda hadapi
akan datang, seperti masalah keuangan,
masalah kebiasaan, masalah anak.
4) Nama baik keluarga akan tercoreng oleh
sikap anda. Keluarga anda akan menghadapi
masalah yang anda buat apabila anda
mendapatkan efek buruk dari seks bebas ini.
5) Apabila anda hamil dan pasangan anda tidak
mau bertanggung jawab, apa yang akan anda
lakukan?
10 Penyakit Umum Akibat Seks Bebas
1) Herpes Genital. Hampir 31 juta orang Amerika,
satu per enam jumlah penduduk Amerika-
pernah menderita herpes genital. Herpes,
yang disebabkan oleh virus herpes simplex
tipe 2, adalah infeksi seumur hidup yang
menyebabkan lecet-lecet pada alat kelamin
yang biasanya datang dan pergi.
2) Sifilis (Penyakit Raja Singa). Juga dikenal
dengan nama Great Imitator karena gejala-
gejala awalnya mirip dengan gejala-gejala
sejumlah penyakit lain. Sifilis sering dimulai
dengan lecet yang tidak terasa sakit pada
penis atau bagian kemaluan lain dan
berkembang dalam tiga tahap yang dapat
berlangsung lebih dari 30 tahun.
3) Gonore (Kencing Nanah). Penyakit ini telah
dikenal sejak dahulu, menyerang sekitar 1,5
juta orang Amerika, baik pria maupun wanita,
setiap tahun. Meskipun sering tanpa gejala,
infeksi bakteri ini dapat menyebabkan rasa
sakit saat buang air kecil dan mengeluarkan
nanah setelah dua hingga sepuluh hari.
Kalau tidak diobati, penyakit ini dapat
berkembang menjadi artritis, lepuh-lepuh
pada kulit, dan infeksi pada jantung atau
otak. Gonore dapat disembuhkan dengan
antibiotika.
4) Klamidia. Kondisi ini mempunyai gejala mirip
gonore, walaupun bisa juga muncul tanpa
gejala. Di Amerika, klamidia termasuk
penyakit yang paling mudah diobati, tetapi
mudah juga menginfeksi, yaitu sekitar 4 juta
orang setiap tahun. Penyakit ini dapat
menyebabkan artritis parah dan kemandulan
pada pria. Seperti sifilis dan gonore,
penderitanya dapat disembuhkan dengan
antibiotika.
5) Jengger Ayam atau Kutil di kelamin (Genital
wart). Di Amerika, kasus kutil pada alat
kelamin ini mencapai 1 juta setiap tahunnya.
Penyakit ini disebabkan oleh sejenis virus
papiloma, yang terkait dengan kanker penis
serta anus. Obatnya tidak ada, walaupun kutil
yang terjadi dapat dihilangkan melalui operasi
atau dibakar, atau dibekukan. Akan tetapi
setelah itu gejala yang sama dapat datang
kembali.
6) Hepatitis B. Penyakit ini dapat berlanjut ke
sirosis hati atau kanker hati. Setiap tahun
kasus yang dilaporkan mencapai 200.000,
walaupun ini satu-satunya penyakit yang
dapat dicegah melalui vaksinasi.
7) Kanker prostat. Dalam sebuah studi yang
dilakukan oleh Karin Rosenblatt dari University
of Illinois, diketahui bahwa dari 753 pria yang
disurvei, terdapat hubungan antara kanker
prostat dan banyaknya berhubungan seksual
dengan beberapa orang. Pria yang sering
melakukan seks dengan banyak wanita
berisiko 2 kali lipat terkena kanker prostat.
8) Kanker Serviks (leher rahim). Hampir 95
persen kanker serviks disebabkan oleh
Human Papiloma Virus (HPV), dan 33 persen
wanita dilaporkan punya virus tersebut,yang
menyebabkan adanya sakit di leher rahim.
Virus ini bisa menular lewat hubungan
seksual, dan laki-laki pun bisa tertular oleh
virus ini.
9) HIV/AIDS. Pertama kali ditemukan pada tahun
1984. AIDS adalah penyakit penyebab
kematian ke-6 di dunia, baik bagi wanita
maupun pria. Virusyang menyerang
kekebalan tubuh ini bisa menular melalui
darah dan sperma pada saat berhubungan
seksual. Hingga kini vaksinnya masih
dikembangkan namun belum terbukti ampuh
mencegah penularannya.
10) Trichomoniasis. Bisa menyebabkan daerah di
sekitar vagina menjadi berbuih atau berbusa.
Ada juga yang tidak mengalami gejala apapun.
Penyakit ini bisa menyebabkan bayi terlahir
prematur jika sang ibu menderita penyakit ini
saat hamil.
Cara untuk mencegah prilaku
seks bebas pada remaja:
1). Adanya kasih sayang, perhatian dari orang tua
dalam hal apapun serta pengawasan yang tidak
bersifat mengekang.
2). Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap
media komunikasi.
3). Menambah kegiatan yang positif di luar sekolah,
misalnya kegiatan olahraga.
4). Perlu dikembangkan model pembinaan remaja
yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi.
5). Perlu adanya sikap tegas dari pemerintah dalam
mengambil tindakan terhadap pelaku seks bebas.
Saran
1. Tingkatkan keimanan dan selalu
dekatkan diri kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
2. Tumbuhkan norma dan nilai-nilai
sosial.
3. Hindari pergaulan bebas yang
dapat menjurus ke dalam perilaku
seks bebas.
4. Katakan "tidak", jika pasangan
menghendaki aktivitas
berpacaran melebihi batas.
Perjudian Pada Remaja
 Judi adalah sebuah kesepakatan antara dua
orang atau lebih, dimana pada akhirnya salah
satu akan menjadi pemenang dan mendapatkan
apa yang disepakati dan yang lainnya akan
kalah dan memberikan konsekuensi sesuai
kesepakatannya
Kategori Perjudian- menurut
pertaruhan:
1. Perjudian dengan taruhan uang
2. Perjudian dengan taruhan barang
3. Perjudian dengan taruhan tindakan
Unsur-unsur Perjudian
 1. Ada bandar atau pengelolah.
 2. Ada pemain.
 3. Ada sarana atau media.
 4. Adanya taruhan.
 5. Ada imbalan atas taruhan jika pemain menang.
 6. Ada pengudian atau pengacakan.
 7. Ada sifat gambling atau untung-untungan.
 8. Adanya penyerahan taruhan dari pemain yang
kalah kepemain yang menang.
PERKEMBANGAN JUDI DI MASA KINI

 JUDI SMS
 JUDI INTERNET
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBUAT REMAJA
MELAKUKAN PERJUDIAN
 Faktor Sosial & Ekonomi
 Faktor Situasional
 Faktor Persepsi tentang Probabilitas
Kemenangan
 Faktor Persepsi terhadap
Ketrampilan
Dampak Negatif dari Bermain
Judi
 1. Bermain judi menimbulkan ketagihan.
 2. Akibat dari mereka yang kalah secara total
akan menimbulkan dampak psikologis yang
sangat drastis, mulai dari penyakit
kejiwaan(gila) sampai bunuh diri.
 3. Perkembangan mental dan moral dalam
keluarga juga menjadi korban yang paling
menyedihkan.
Penanggulangan judi :

1. Orang tua harus selalu memberikan bimbingan kepada anak-anaknya


agar terhindar dari perjudian.
2. Orang tua harus memberikan bekal pengetahuan agama kepada
anak-anaknya.
3. Tokoh-tokoh masyarakat hendaknya membentuk sebuah kegiatan
bagi para remaja, pengangguran, dan warga yang kurang aktif dalam
perkumpulan. Sehingga akan tercipta suasana kebersamaan dan
terhindar dari perbuatan-perbuatan yang dilarang agama dan Negara,
seperti judi.
4. Pemerintah hendaknya membuat intel , disetiap desa atau
kecamatan, untuk memantau terjadinya perjudian dan tindak
kriminalitas lainnya.
5. Pemerintah Hendaknya menindak tegasdan tidak pandang bulu
kepada pelaku perjudian dan tindak kriminalitas lainnya, agar menjadi
pelajran bagi yang lainnya.
Vandalisme
 Secara umum Vandalisme adalah tindakan
perusakan dan penistaan terhadap segala
sesuatu yang indah atau terpuji. Vandalisme
merupakan Tindakan yang termasuk di dalam
vandalisme lainnya adalah perusakan kriminal,
pencacatan, grafiti, dan hal-hal lainnya yang
bersifat mengganggu.
Sebab vandalisme di kalangan
remaja :
 Sikap Diri Remaja itu sendiri. Remaja
melakukan vandalisme kerana mereka
memiliki sikap tidak acuh terhadap kehidupan
keseharian. Remaja juga tidak memikirkan
masalah yang akan dihadapi oleh orang
banyak dan kerugian yang ditimbulkan dari
aksinya.
 Sikap Negatif Dari Keluarga. Kebiasaan orang
tua tidak menegur sikap anak yang bersikap
tidak baik, Jika orang tua tidak mengambil
tindakan yang seharusnya untuk menghentikan
sikap negatif anak, hal ini akan berpengaruh
apabila mereka berada di luar rumah. Oleh itu,
seharusnyanya orang tua memberi pendidikan
agama dan moral kepada anak-anak sejak kecil
agar mereka tidak bersikap negatif.
 Pengaruh teman, Sebagian daripada
permasalahan vandalisme adalah kerana
pengaruh teman. Umumnya remaja memilih
akan teman yang baik agar mereka terdorong
untuk turut melakukan hal yang baik juga. Jika
remaja salah memilih teman, pasti mereka akan
terjerumus dalam kegiatan negatif seperti
vandalisme.
 Lingkungan masyarakat.
Masyrakat terkadang menganggap bahwa para
remaja merupakan ancaman bahkan
mengaggap mereka sebagai sampah
masyarakat yang kurang berguna. Hal tersebut
dapat mendorong para remaja untuk
melakukan perusakan atau vandalisme
terhadapap fasilitas umum.
Dampak buruk aksi vandalisme
adalah :
 Perusakan lingkungan, dari pengertian diatas
kita mengetahui bahwa vandalisme adalah
tindakan perusakan terhadap segala sesuatu
yang indah atau terpuji. Maka dari itu dengan
adanya aksi ini maka lingkungan yang
seharusnya indah terawat akan rusak dan
terbengkalai.
 Mengganggu ketertiban, tidak hanya rusaknya
lingkungan, namun ketertiban juga akan
terganggu akibat adanya ulah aksi vandalisme
ini karena pada dasarnya remaja yang
melekukan vandalisme akan melanggar tata
tertib yang ada sehingga tujuan mereka untuk
melakukan vandalisme pun tercapai.
 Mengganggu kenyamanan orang lain, remaja
yang berulah vandalisme tentunya akan
menggangu kenyamanan orang lain. Misalnya
perusakan fasilitas umum yang disebabkan
oleh aksi vandalisme remaja, maka hal ini akan
mengganggu kenyamanan orang lain yang
akan menggunakan fasilitas tersebut.
 Remaja butuh diakui keberadaaanya, butuh
diperhatikan perasaan dan tingkah lakunya,
karena itu kita fasilitasi, kita penuhi apa yang
menjadi kebutuhannya.
Untuk mencegah terjadinya vandalisme atau
kenakalan remaja, diperlukan juga peran
orangtua, guru, pemerintah dan masyarakat
dan juga media masa. Untuk lebih jelasnya
berikut peran masing-masing yang bisa
dilakukan adalah :
 Peran Orangtua :
• Menanamkan pola asuh yang baik pada anak
sejak prenatal dan balita
• Membekali anak dengan dasar moral dan
agama
• Mengerti komunikasi yang baik dan efektif
antara orangtua – anak
• Menjalin kerjasama yang baik dengan guru
• Menjadi tokoh panutan bagi anak dalam
perilaku
• Menerapkan disiplin yang konsisten pada anak
 Peran Guru :
• Bersahabat dengan siswa
• Menciptakan kondisi sekolah yang nyaman
• Memberikan keleluasaan siswa untuk mengekspresikan diri pada
kegiatan ekstrakurikuler
• Menyediakan sarana dan prasarana bermain dan olahraga
• Meningkatkan peran dan pemberdayaan guru BP
• Meningkatkan disiplin sekolah dan sangsi yang tegas
• Meningkatkan kerjasama dengan orangtua, sesama guru dan
sekolah lain
• Meningkatkan keamanan terpadu sekolah bekerjasama dengan
Polsek setempat
• Mewaspadai adanya provokator
• Mengadakan kompetisi sehat, seni budaya dan olahraga antar
sekolah
• Menciptakan kondisi sekolah yang memungkinkan anak
berkembang secara sehat dalam hal fisik, mental, spiritual dan
sosial.
 Peran Pemerintah dan masyarakat :
• Menghidupkan kembali kurikulum budi pekerti
• Menyediakan sarana/prasarana yang dapat
menampung agresifitas anak melalui
olahraga dan bermain
• Menegakkan hukum, sangsi dan disiplin yang
tegas
• Memberikan keteladanan.
 Peran Media :
• Sajikan tayangan atau berita tanpa
kekerasan (jam tayang sesaui usia)
• Sampaikan berita dengan kalimat benar dan
tepat (tidak provokatif)
• Adanya rubrik khusus dalam media masa
(cetak, elektronik) yang bebas biaya khusus
untuk remaja
Selesai....

Você também pode gostar