Você está na página 1de 49

PENATAAN KELEMBAGAAN DAN PENATAAN

FUNGSIONAL DOSEN PENDIDIKAN DIPLOMA


BIDANG KESEHATAN

DR. PAUDAH, M.SI

KEMENTERIAN DALAM NEGERI


KONSEPSI PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
ALINEA KE-4 UUD 45 TUJUAN PEMBENTUKAN PEMERINTAHAN RI :
1. MELINDUNGI SEGENAP BANGSA INDONESIA & SELURUH TUMPAH DARAH
INDONESIA.
2. MEMAJUKAN KESEJAHTERAAN UMUM
3. MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA
4. IKUT MELAKSANAKAN KETERTIBAN DUNIA

Presiden bertanggungjawab
1. Pasal 4 UUD 1945 thdp penyelenggarakan
PENDEKATAN
2. PASAL 17 Urusan Pemerintahan di
pusat maupun daerah PELAYANAN DAN
3. PASAL 18 PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN
Presiden wjb menjamin
UU 32/04 pelayanan kpd warganya utk
memenuhi hak
konstitusionalnya dlm rangka
PENYELENGGARAAN mewujudkan tujuan negara
OTONOMI DAN
DESNTRALISASI
-URUSAN
- PERSONIL
-KELEMBAGAAN
DASAR PELAKSANAAN URUSAN DALAM
PENYELENGGARAAN OTDA

UU UU SEKTOR
UU 32/2004 TERKAIT
SEKTOR

PP PP PP PP PP PERATURAN
PP 38/07 41/07
PP 16/10
58/08 79/05 34/00 65/05 PELAKSANAAN

PERDA PERDA
URUSAN SOTK PERMEN
JUKLAK
PERKADA DAN JUKNIS
TUPOKSI

PROGRAM
NSPK KEGIATAN
URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

Dibagi berdasarkan
URUSAN kriteria Eksternalitas,
ABSOLUT KONKUREN Akuntabilitas dan
PEMERINTAHAN
Efisiensi
UMUM

1. PERTAHANAN WAJIB PILIHAN


2. KEAMANAN
3. AGAMA Kes, Pendidik, Pertambangan,
4. YUSTISI PU, dll. Perdagangan, dll.
5. POLITIK LUAR
NEGERI YAN DASAR NON YAN DASAR
6. MONETER &
FISKAL
SPM CATATAN:
Urusan yang berbasis ekosistem (Kehutanan, Pertambangan, Perkebunan,
Kelautan dan Perikanan) menjadi kewenangan Provinsi yang sebagian
hasilnya dibagikan ke Kab/Kota
4
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

URUSAN PEMERINTAHAN

URUSAN PEMERINTAHAN UMUM


(KEWENANGAN PEMERINTAH)
ABSOLUT KONKUREN

1. menjaga kesatuan dan persatuan


bangsa;menjaga ideologi negara;
2. memelihara harmonisasi kehidupan
masyarakat berkaitan dengan
hubungan antar suku, agama, ras, dan
antar golongan; mengkoordinasikan
hubungan antar instansi pemerintahan
yang ada di wilayahnya;
3. memfasilitasi terwujudnya nilai-nilai
demokrasi untuk mempercepat
terbentuknya masyarakat madani; dll

dilimpahkan kepada
GUBERNUR, BUPATI/WALIKOTA
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

URUSAN PEMERINTAHAN

PEMETAAN

KEMENTERIAN/LPNK
Melakukan pemetaan prioritas urusan Dasar untuk memfasilitasi
wajib dan urusan pilihan dari provinsi daerah dalam pelaksanaan
dan kab/kota yang dikoordinasikan urusan wajib dan urusan
pilihan secara nasional
dengan Menteri Dalam Negeri.

Sinergi Pembangunan
Pusat dan Daerah
WAJIB PILIHAN mencapai tujuan nasional
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

URUSAN PEMERINTAHAN YANG DISERAHKAN


(REVISI UU 32/2004)

WAJIB
PILIHAN
berkaitan dengan tidak berkaitan dengan
pelayanan dasar pelayanan dasar

1. Pendidikan;
2. kesehatan; 1. penataan ruang;
3. lingkungan hidup; 2. pertanahan;
4. Pekerjaan umum; 3. pembangunan daerah; 1. kelautan dan
5. ketahanan pangan; 4. koperasi, usaha kecil, dan perikanan;
6. kependudukan dan menengah; 2. pariwisata;
pencatatan sipil; 5. penanaman modal; 3. pertanian;
7. keluarga berencana; 6. kepemudaan dan olah raga;
7. pemberdayaan masyarakat; 4. kehutanan;
8. sosial;
9. tenaga kerja; 8. pemberdayaan perempuan; 5. energi dan
10. ketentraman dan 9. statistik; sumberdaya
ketertiban umum serta 10. persandian; mineral;
perlindungan masyarakat; 11. kebudayaan; 6. perdagangan;
dan 12. Perpustakaan; 7. perindustrian; dan
11. perlindungan anak; 13. kearsipan; dan
8. transmigrasi.
12.perumahan 14. Kawasan Perbatasan Antar Negara
13.Perhubungan 15. komunikasi dan informatika

Pasal 22
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

APARATUR DAERAH

PERANGKAT PEGAWAI
DAERAH NEGERI SIPIL
Kepala perangkat daerah bertanggungjawab Ditentukan berdasarkan kriteria
atas pelaksanaan tugasnya kepada Kepala jumlah penduduk dan kondisi
Daerah melalui Sekretaris Daerah. geografis daerah kecuali Guru
dan Tenaga Medis.
Pembentukan dan susunan Pengangkatan, pemindahan dan
organisasi perangkat daerah pemberhentian sekretaris daerah
ditetapkan dengan provinsi ditetapkan oleh Presiden.
Peraturan Daerah. Pengangkatan, pemindahan dan
pemberhentian sekretaris daerah
kabupaten/kota ditetapkan oleh
Menteri Dalam Negeri.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

APARATUR DAERAH

POLA ORG. PERANGKAT DAERAH PEGAWAI NEGERI SIPIL

1. prioritas urusan pemerintahan Pengembangan karir:


yang bersifat wajib dan pilihan 1. kompetensi manajerial
yang dilaksanakan oleh 2. kompetensi teknis
pemerintahan daerah; 3. kompetensi sosial kultural
2. prinsip efisiensi, efektifitas, 4. kompetensi kepamongprajaan
daya tanggap terhadap
kebutuhan publik dan
Untuk kepentingan nasional pemerintah
kemudahan interaksi dengan
menetapkan jabatan strategis baik
warga; dan struktural (Sekda) maupun fungsional
3. jumlah penduduk, luas (Guru, Akuntan, Dokter Spesialis, &
wilayah, dan kemampuan Paramedis) yang dikelola secara nasional.
keuangan daerah.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PERUBAHAN-PERUBAHAN
MENDASAR DALAM REVISI
PP 41 TAHUN 2007
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Perangkat daerah provinsi terdiri atas:

1. sekretariat daerah;
2. sekretariat DPRD;
3. dinas;
4. badan;
5. unit pelaksana daerah; dan
6. lembaga lain yang diamanatkan peraturan perundang- undangan.
Perangkat daerah provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) selain melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah juga melaksanakan tugas pembantuan.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Perangkat daerah kabupaten/kota terdiri atas:

1. sekretariat daerah;
2. sekretariat DPRD;
3. dinas;
4. badan;
5. unit pelaksana daerah;
6. kecamatan; dan
7. lembaga lain yang diamanatkan peraturan perundang-undangan.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

HUBUNGAN KERJA DAN PENGENDALIAN

1. Hubungan kerja perangkat daerah provinsi dengan perangkat daerah


kabupaten/kota bersifat koordinatif dan fungsional.

2. Pembinaan dan pengendalian penataan perangkat daerah dilakukan oleh


pemerintah pusat untuk provinsi dan oleh gubernur sebagai wakil pemerintah
pusat untuk kabupaten/kota.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PEMBENTUKAN PERANGKAT DAERAH

1. Pembentukan dan susunan perangkat daerah ditetapkan


dengan Peraturan Daerah.
2. Peraturan daerah berlaku setelah mendapat persetujuan
dari Menteri bagi organisasi perangkat daerah Provinsi dan
dari gubernur bagi organisasi perangkat daerah
kabupaten/kota
3. Pengaturan tentang kedudukan, tugas, fungsi, susunan
organisasi dan tata kerja perangkat daerah yang dibentuk
dengan peraturan daerah diatur dengan Peraturan Kepala
Daerah.
4. Persetujuan yang diberikan oleh Menteri atau Gubernur
sebagai wakil pemerintah pusat berdasarkan pemetaan
urusan wajib dan urusan pilihan.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

DINAS DAERAH

Dinas dibentuk untuk melaksanakan urusan pemerintahan


daerah. Dinas dibentuk dengan ketentuan:

1. dinas tipe A dibentuk untuk mewadahi urusan


pemerintahan daerah dengan beban kerja yang besar;
2. dinas tipe B dibentuk untuk mewadahi urusan
pemerintahan daerah dengan beban kerja yang sedang; dan
3. dinas tipe C dibentuk untuk mewadahi urusan
pemerintahan daerah dengan beban kerja yang kecil.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

BADAN DAERAH

Badan dibentuk untuk melaksanakan fungsi-fungsi


penunjang urusan pemerintahan daerah meliputi:
1. perencanaan;
2. pengawasan;
3. keuangan;
4. kepegawaian;
5. penelitian dan pengembangan;
6. pendidikan dan pelatihan; dan
7. fungsi lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

LANJUTAN

Badan dibentuk dengan ketentuan:


1. badan tipe A dibentuk untuk mewadahi pelaksanaan fungsi
dengan beban kerja yang besar;
2. badan tipe B dibentuk untuk mewadahi pelaksanaan fungsi
dengan beban kerja yang sedang; dan
3. badan tipe C dibentuk untuk mewadahi pelaksanaan fungsi
dengan beban kerja yang kecil.

Penentuan beban kerja didasarkan pada jumlah penduduk,


luas wilayah, dan kemampuan keuangan daerah untuk urusan
wajib dan berdasarkan potensi, proyeksi penyerapan tenaga
kerja dan pemanfaatan lahan untuk urusan pilihan.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Sekretariat Daerah

1. Sekretariat daerah Provinsi, Kabupaten/Kota dipimpin oleh Sekretaris


Daerah.
2. Sekretaris daerah mempunyai tugas dan kewajiban membantu kepala
daerah dalam menyusun kebijakan dan mengoordinasikan pelaksanaan
tugas satuan kerja perangkat daerah serta pelayanan administrasi.
3. Dalam pelaksanaan tugas dan kewajiban, sekretaris daerah
bertanggung jawab kepada kepala daerah.
4. Sekretaris daerah untuk daerah provinsi diangkat, dipindahkan dan
diberhentikan oleh Presiden berdasarkan usulan Menteri.
5. Usulan Menteri kepada Presiden sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dengan pertimbangan gubernur.
6. Sekretaris daerah untuk daerah kabupaten/kota diangkat, dipindahkan
dan diberhentikan oleh Menteri.
7. Pengangkatan oleh Menteri dengan pertimbangan bupati/walikota.
8. Tata cara pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian sekretaris
daerah diatur dengan Peraturan Presiden.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

LANJUTAN

1. Apabila sekretaris daerah Provinsi berhalangan melaksanakan


tugasnya, tugas sekretaris daerah dilaksanakan oleh penjabat yang
ditunjuk oleh gubernur atas persetujuan Menteri.
2. Apabila sekretaris daerah kabupaten/kota berhalangan
melaksanakan tugasnya, tugas sekretaris daerah dilaksanakan oleh
penjabat yang ditunjuk oleh bupati/walikota atas persetujuan
gubernur.
3. Masa jabatan penjabat sekretaris daerah paling lama 6 (enam)
bulan dalam hal sekretaris daerah tidak bisa melaksanakan tugas
dan paling lama 3 (tiga) bulan dalam hal terjadi kekosongan
sekretaris daerah.
4. Persetujuan sesuai persyaratan kepegawaian berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Sekretariat DPRD

1. Sekretariat DPRD dipimpin oleh Sekretaris DPRD.


2. Sekretaris DPRD mempunyai tugas menyelenggarakan
administrasi kesekretariatan, administrasi keuangan,
mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD,
menyediakan dan mengoordinasikan tenaga ahli yang
diperlukan oleh DPRD dalam melaksanakan fungsinya
sesuai dengan kebutuhan.
3. Sekretaris DPRD dalam melaksanakan tugasnya secara
teknis operasional bertanggung jawab kepada pimpinan
DPRD dan secara administratif bertanggungjawab kepada
kepala daerah melalui sekretaris daerah.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Unit pelaksana daerah

1. Unit pelaksana daerah dipimpin oleh seorang kepala atau


sebutan lain.
2. Unit pelaksana daerah mempunyai tugas untuk
melaksanakan pelayanan tertentu kepada masyarakat.
3. Unit pelaksana daerah dalam melaksanakan tugasnya
bertanggungjawab kepada kepala daerah melalui sekretaris
daerah.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

KECAMATAN

1. Kecamatan dipimpin oleh seorang kepala kecamatan yang


disebut Camat yang berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada bupati/walikota melalui sekretaris daerah.
2. Camat diberhentikan oleh bupati/walikota atas usul
sekretaris daerah kabupaten/kota dari pegawai negeri sipil
yang menguasai pengetahuan teknis pemerintahan dan
memenuhi persyaratan kepegawaian sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
3. Pengangkatan camat yang tidak sesuai dengan ketentuan,
merupakan pelanggaran dan dikenakan sanksi sesuai
peraturan perundang-undangan, kecuali di
kabupaten/kota tersebut tidak terdapat pegawai negeri
sipil yang memenuhi syarat.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Camat mempunyai tugas :

1. menyelenggaraan urusan pemerintahan umum;


2. mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;
3. mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban
umum;
4. mengoordinasikan penerapan dan penegakan perda dan peraturan kepala
daerah;
5. mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan sarana pelayanan umum;
6. mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan yang
dilakukan oleh perangkat daerah di tingkat kecamatan;
7. membina dan mengawasi penyelenggaraan kegiatan desa dan/atau
kelurahan;
8. melaksanakan urusan-urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
kabupaten/kota yang tidak dilaksanakan oleh unit kerja pemerintahan
daerah kabupaten/kota yang ada di kecamatan; dan
9. melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh perUUan.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lanjutan

1. Selain melaksanakan tugas camat mendapatkan


pelimpahan sebagian kewenangan bupati/walikota untuk
melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah
kabupaten/kota.
2. Pelimpahan kewenangan bupati/walikota adalah untuk
pelayanan publik yang sesuai dengan karakteristik
kecamatan dan kebutuhan masyarakat pada kecamatan
yang bersangkutan.
3. Pelimpahan kewenangan bupati/walikota ditetapkan
dengan keputusan bupati/walikota berpedoman pada
Peraturan Pemerintah.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

KELURAHAN

1. Kelurahan dibentuk dengan Perda kabupaten/kota berpedoman pada


Peraturan Pemerintah.
2. Kelurahan dipimpin oleh seorang kepala kelurahan yang disebut lurah
yang bertanggungjawab kepada camat.
3. Lurah diangkat dan diberhentikan dari pegawai negeri sipil yang
memenuhi syarat oleh bupati/walikota atas usul sekretaris daerah.
4. Lurah mempunyai tugas membantu camat dalam:
a. melaksanakan kegiatan pemerintahan kelurahan;
b. melakukan pemberdayaan masyarakat;
c. melaksanakan pelayanan masyarakat;
d. memelihara ketenteraman dan ketertiban umum;
e. memelihara prasarana dan fasilitas pelayanan umum;
f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh camat; dan
g. melaksanakan tugas-tugas lain yang dilimpahkan oleh peraturan
perundang-undangan.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lembaga lain

1. Pengaturan pembentukan lembaga lain yang diamanatkan


oleh peraturan perundang-undangan dikonsultasikan
kepada Menteri.
2. Lembaga lain yang diamanatkan oleh peraturan
perundang-undangan, dapat menjadi perangkat daerah
yang berdiri sendiri atau bagian dari perangkat daerah
sesuai kebutuhan, kemampuan keuangan, potensi dan
karakteristik daerah.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai perangkat daerah di atur
dengan Peraturan Pemerintah.
4. Peraturan Pemerintah mengatur tentang kedudukan, tugas
pokok, fungsi, susunan organisasi, tata kerja, eselon,
kriteria, nomenklatur, pembinaan dan pengendalian
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

ESELON OPD PROVINSI


Sekretaris daerah merupakan jabatan struktural eselon Ib.

Asisten, sekretaris DPRD, kepala dinas tipe A dan kepala badan tipe A merupakan
jabatan struktural eselon IIa.

Kepala Biro, Kepala dinas tipe B, kepala badan tipe B, sekretaris dinas tipe A dan
sekretaris badan tipe A merupakan jabatan struktural eselon IIb.

Kepala dinas tipe C, kepala badan tipe C, kepala bagian pada sekretariat daerah,
kepala bidang pada dinas dan badan tipe A, kepala unit pelaksana teknis pada dinas
dan badan tipe A, dan sekretaris pada dinas dan badan tipe B merupakan jabatan
struktural eselon IIIa.

Kepala bidang pada dinas dan badan tipe B, kepala unit pelaksana teknis pada dinas
dan badan tipe B merupakan jabatan struktural eselon IIIb.

Kepala subbagian, kepala seksi, kepala unit pelaksana teknis dinas dan badan tipe C
merupakan jabatan struktural eselon IVa.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

ESELON OPD KABUPATEN/KOTA

Sekretaris daerah merupakan jabatan struktural eselon IIa.

Asisten, sekretaris DPRD, kepala dinas tipe A dan kepala badan tipe A
merupakan jabatan struktural eselon IIb.

Kepala dinas tipe B, kepala badan tipe B, Camat, kepala bagian pada
sekretariat daerah, kepala bagian pada sekretariat DPRD, sekretaris pada
dinas dan badan tipe A merupakan jabatan struktural eselon IIIa.

Kepala dinas tipe C, kepala badan tipe C, Sekretaris Camat, Sekretaris dan
kepala bidang pada dinas dan badan tipe B merupakan jabatan struktural
eselon IIIb.

Kepala seksi, kepala subbagian, kepala unit pelaksana teknis dinas dan
badan merupakan jabatan struktural eselon IVa.
KRITERIA PEMBENTUKAN ORGANISASI
PERANGKAT DAERAH

FAKTOR TEKNIS (Provinsi)

1. Interval variabel dalam ukuran kuantitas adalah interval


variabel Kabupaten/Kota dikalikan jumlah Kabupaten/Kota
masing-masing Provinsi
2. Interval indikator dalam ukuran kualitas sama dengan
interval indikator Kabupaten/Kota.
3. Bidang pada faktor teknis Provinsi sama dengan bidang
pd faktor teknis Kabupaten/Kota (34).
4. Skala nilai, bobot dan skor pada faktor teknis Provinsi
sama dengan skala nilai, bobot dan skor pada faktor
teknis Kabupaten / Kota.
FAKTOR TEKNIS (PROVINSI)

Interval variabel dalam ukuran kuantitas adalah interval


variabel Kabupaten/Kota dikalikan jumlah
Kabupaten/Kota masing-masing Propinsi.

Contoh :
Provinsi Aceh : Kabupaten = 18; Kota = 5; jumlah Kab/Kota = 23.

Bidang Pendidikan
Interval Variabel (Kabupaten/Kota)
Jumlah Siswa SD :
1. < 150.000
2. 150.001 – 300.000
3. 300.001 – 450.000
4. 450.001 – 600.000
5. > 600.000
Interval Variabel (Provinsi) :
1. < 3.450.000
2. 3.450.001 – 6.900.000
3. 6.900.001 – 10.350.000
4. 10.350.001 – 13.800.000
5. > 13.800.000

Angka pada Interval Variabel (Provinsi) diperoleh


dari Interval Variabel (Kabupaten/Kota) dikali 23 :
1. 150.000 x 23 = 3.450.000
2. 300.000 x 23 = 6.900.000
3. 450.000 x 23 = 10.350.000
4. 600.000 x 23 = 13.800.000
PERHITUNGAN TOTAL SKOR

Perhitungan total skor ditetapkan sebagai berikut :

1. Faktor Umum dan faktor teknis mempunyai interval skala nilai


dari 200 s.d. 1000;
2. Persentase faktor umum = 40% dan faktor teknis = 60% ;
3. Total skor kurang dari 500 skor, belum dapat dibentuk dinas.
4. Total skor dari 500 sampai dengan 700 skor, dibentuk dinas
tipe C;
5. Total skor dari 700 sampai dengan 800 dibentuk dinas tipe B;
6. Total skor lebih dari 800 dibentuk dinas tipe A.
PERHITUNGAN TOTAL SKOR KRITERIA
ORGANISASI

FAKTOR UMUM : …….. …………

FAKTOR TEKNIS : ………


TOTAL SKOR : ……... ………

1. Total skor kurang dari 500 skor, belum dapat dibentuk dinas.
2. Total skor dari 500 sampai dengan 700 skor, dibentuk dinas tipe C;
3. Total skor dari 700 sampai dengan 800 dibentuk dinas tipe B;
4. Total skor lebih dari 800 dibentuk dinas tipe A.
FUNGSIONAL DOSEN
PROFESI DOSEN
Profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan
berdasarkan prinsip sebagai berikut:
 Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme;
 Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketakwaan, dan akhlak mulia;
 Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan
bidang tugas;
 Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;
 Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan;
 Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja;
 Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat;
 Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan;
 Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,
sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan
satuan pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional
Kualifikasi Akademik
 Dosen harus memiliki kualifikasi akademik
yang diperoleh melalui pendidikan tinggi
program pascasarjana yang terakreditasi
sesuai dengan bidang keahlian, minimum :
 Lulusan program magister untuk program
diploma atau program sarjana
 Lulusan program doktor untuk program
pascasarjana.
SERTIFIKASI DOSEN
 Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan
kepada dosen sebagai tenaga profesional, diberikan setelah memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
 Memiliki pengalaman kerja sebagai pendidik pada perguruan tinggi sekurang-
kurangnya 2 (dua) tahun;
 Memiliki jabatan akademik sekurang-kurangnya asisten ahli; dan
 Lulus sertifikasi yang dilakukan oleh perguruan tinggi terakreditasi yang
menyelenggarakan program pengadaan tenaga kependidikan pada perguruan
tinggi yang ditetapkan oleh Pemerintah RI.
 Untuk memperoleh sertifikasi pendidik, maka dosen tersebut harus melalui uji
kompetensi yang dilakukan dalam bentuk penilaian portofolio, yaitu
merupakan penilaian pengalaman akademik dan profesional dengan
menggunakan portofolio dosen. Penilaian portofolio dosen dilakukan untuk
menentukan pengakuan atas kemampuan profesional dosen, dalam bentuk
penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mendeskripsikan:
 Kualifikasi akademik dan unjuk kerja tridharma perguruan tinggi;
 Persepsi dari atasan, sejawat, mahasiswa dan diri sendiri tentang kepemilikan
kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian; dan
 Pernyataan diri tentang kontribusi dosen yang bersangkutan dalam
pelaksanaan dan pengembangan tridharma perguruan tinggi
Jabatan/Pangkat Dosen
Jabatan Pangkat Golongan Angka Kredit

Asisten Ahli Penata Muda III/a 100

Penata Muda Tk. I III/b 150

Lektor Penata III/c 200

Penata Tk.I III/d 300

Lektor Kepala Pembina IV/a 400

Pembina Tk. I IV/b 550

Pembina Utama Muda IV/c 700

Guru Besar atau Profesor Pembina Utama Madya IV/d 850

Pembina Utama IV/e 1050


HAK DOSEN
 Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, dosen berhak:
 Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan
kesejahteraan sosial;
 Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi
kerja;
 Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan
intelektual;
 Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi, akses sumber
belajar, informasi, sarana dan prasarana pembelajaran, serta penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat;
 Memiliki kebebasan akademik, mimbar akademik, dan otonomi keilmuan;
 Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan menentukan kelulusan
peserta didik; dan
 Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi/organisasi
profesi keilmuan.
Kewajiban Dosen
 Melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat;
 Merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, serta
menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;
 Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
 Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar
pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, kondisi fisik
tertentu, atau latar belakang sosioekonomi peserta didik dalam
pembelajaran;
 Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan
kode etik, serta nilai-nilai agama dan etika; dan
 Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
Tunjangan Kehormatan
Tunjangan Kehormatan
 Pemerintah memberikan tunjangan
kehormatan kepada profesor yang diangkat
oleh penyelenggara pendidikan tinggi atau
satuan pendidikan tinggi setara 2 (dua) kali
gaji pokok profesor yang diangkat oleh
Pemerintah pada tingkat, masa kerja, dan
kualifikasi yang sama.
Masa Kerja
 Dosen yang diangkat oleh Pemerintah
maupun yang diangkat pada satuan
pendidikan tinggi yang
diselenggarakan oleh masyarakat dapat
ditempatkan pada jabatan struktural
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku di Indonesia
Pemberhentian Dosen
Dosen dapat diberhentikan dengan hormat dari jabatan
sebagai dosen karena:
 Meninggal dunia;
 Mencapai batas usia pensiun, pada usia 65 (enam puluh
lima) tahun, namun Profesor yang berprestasi dapat
diperpanjang batas usia pensiunnya sampai 70 (tujuh
puluh) tahun.;
 Atas permintaan sendiri;
 Tidak dapat melaksanakan tugas secara terus-menerus
selama 12 (dua belas) bulan karena sakit jasmani dan/atau
rohani; atau
 Berakhirnya perjanjian kerja atau kesepakatan kerja
bersama antara dosen dan penyelenggara pendidikan.
Lanjutan...
Dosen dapat diberhentikan tidak dengan hormat
dari jabatan sebagai dosen karena:
 Melanggar sumpah dan janji jabatan;
 Melanggar perjanjian kerja atau kesepakatan kerja
bersama; atau
 Melalaikan kewajiban dalam menjalankan tugas
selama 1 (satu) bulan atau lebih secara terus-
menerus.
DASAR HUKUM
UPAYA PELAKSANAAN PENDIDIKAN DIPLOMA KESEHATAN
PASCA ALIH BINA
-UU 20/03
-UU 32/2004
- UU 12/2012
KONDISI SAAT INI

SUKSESNYA
PENDIDIK
AN TINGGI

KOORDINASI
ANTAR
KEMENDAGRI-
KEMENDIKNAS
-KEMENKES
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
KEBIJAKAN
MENYUSUN RENCANA AKSI ANTARA KEMENDAGRI-
KEMENDIKNAS

STRATEGI

1. PENETAPAN STATUS KELEMBAGAAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN


DIPLOMA BIDANG KESEHATAN MILIK PEMDA;
2. PENETAPAN TENAGA FUNGSIONAL DOSEN PADA PENDIDIKAN
DIPLOMA;
3. PENETAPAN AKUN DAN USER ID SERTA PENGISIAN PANGKALAN
DATA PERGURUAN TINGGI;
4. PELAKSANAAN PENERIMAAN MAHASISWA BBARU
UPAYA YANG DILAKUKAN
1. PENETAPAN STATUS KELEMBAGAAN
PENGELOLAAN PENDIDIKAN DIPLOMA
BIDANG KESEHATAN MILIK PEMDA;
2. PENETAPAN TENAGA FUNGSIONAL DOSEN
PADA PENDIDIKAN DIPLOMA TERMASUK
MENATA JABATAN/PANGKAT GOLONGAN
DOSEN;
3. PENETAPAN AKUN DAN USER ID SERTA
PENGISIAN PANGKALAN DATA PERGURUAN
TINGGI;
4. PELAKSANAAN PENERIMAAN MAHASISWA
BARU;
ISUE PEMBAGIAN URUSAN BIDANG
PENDIDIKAN REV UU 32/004
 Sub bidang urusan pendidikan akan masuk kedalam
batang tubuh revisi UU 32/2004;
 Pada pembagian urusan bidang pendidikan
 Pemerintah mengurus pendidikan tinggi diikuti dengan
struktur kelembagaan dan personil;
 Pemprov SLTA diikuti dengan struktur kelembagaan
dan personil;
 Pemberintahan daerah Kab/Kota mengurus SD dan
SMP diikuti dengan struktur kelembagaan dan personil;
DEP
ARTE EGERI
MENDALAM N

Você também pode gostar