Você está na página 1de 13

GADAR KARDIOVASKULER

OLEH
H. NASRULLAH. S.ST. M. KES
ANGINA PEKTORIS
ANGINA PEKTORIS

Angina pectoris adalah suatu sindrom klinis


dimana pasien mendapat serangan sakit
dada yang khas yaitu seperti ditekan atau
terasa berat di dada yang seringkali
menjalar ke lengan kiri. Sakit dada tersebut
biasanya timbul pada waktu melakukan
aktifitas dan segera hilang bila pasien
menghentikan aktifitasnya.
 Patofisiologi
 Sakit dada pada angina pectoris disebabkan
karena timbulnya iskemia miokard karena suplai
darah dan O2 ke miokard berkurang.
 Aliran darah berkurang karena penyempitan
pembuluh darah koroner (arteri koronaria)
penyempitan terjadi karena proses
aterosklerosis dan spasme.
 Pada mulanya suplai darah tersebut walaupun
berkurang masih cukup untuk memenuhi
kebutuhan miokard pada waktu istirahat, tapi
tidak cukup bila kebutuhan O2 miokard
meningkat seperti pada waktu pasien
melakukan aktifitas fisik yang berat  timbul
pada sedang berjalan cepat dll.
 Diagnosis
 Untuk menegakkan diagnosis diperlukan pengetahuan
mengenai riwayat penyakit, karena diagnosis pada
angina pectoris berdasarkan adanya keluhan sakit dada
yang mempunyai ciri khas :
 Letaknya :
 Sakit dada di daerah sternum atau di bawah sternum
(substernal) atau dada sebelah kiri dan kadang-kadang menjalar
ke lengan kiri, kadang dapat menjalar ke punggung, rahang,
leher, atau lengan kanan.
 Dapat timbul di tempat lain seperti daerah epigastrium, leher,
rahang, gigi, bahu.
 Kualitas sakit dada pada angina :
 Sakit dada biasanya seperti tertekan benda berat (pressure like)
atau seperti diperas (squezzing) atau terasa panas (burning),
kadang-kadang hanya perasaan tidak enak di dada (chest
discomfort).
 Hubungan dengan aktivitas :
 Sakit dada biasanya timbul pada saat
melakukan aktifitas misalnya sedang
berjalan cepat, tergesa-gesa atau sedang
berjalan mendaki atau menaiki tangga.
 Aktivitas ringan seperti mandi, atau
menggosok gigi, makan terlalu kenyang,
emosi dapat menimbulkan sakit dada.
 Sakit dada segera hilang bila pasien
menghentikan aktifitasnya.
 Serangan angina dapat timbul pada waktu
istirahat atau pada waktu tidur malam.
 Perbedaan sifat sakit dada

 Jantung
 Tegang tidak enak
 Tertekan
 Berat
 Mengencangkan/diperas
 Nyeri/pegal
 Menekan/menghancurkan
 Non jantung
 Tajam
 Seperti pisau
 Ditusuk
 Dijahit
 Ditimbulkan tekanan
 Terus menerus seharian
Lamanya serangan sakit dada
 Biasanya berlangsung 1 – 5 menit, walaupun perasaan
tidak enak di dada masih dapat terasa setelah sakit dada
hilang.
 Bila sakit dada berlangsung lebih dari 20 menit, mungkin
pasien mendapat serangan infark miokard akut dan
bukan angina pectoris biasa.
 Dapat pula timbul keluhan lain seperti sesak nafas,
perasaan lelah, kadang-kadang sakit dada disertai
keringat dingin.
 Angina dapat dibagi dalam beberapa subklinik :
 Angina pectoris stabil
 Pola sakit dadanya dapat dicetuskan kembali oleh suatu
kegiatan dan oleh faktor-faktor pencetus tertentu dalam 30 hari
terakhir tidak ada perubahan dalam hal frekuensi, lama dan
faktor-faktor pencetusnya (sakit dada tidak lebih lama dari 15
menit).
 Umumnya terjadi perubahan pola :
 Meningkat frekuensi
 Parah atau lamanya sakit
 Faktor pencetusnya ; sering termasuk disini
waktu istirahat.
 Angina Prinzmetal (variant)
 Terjadi karena spasme arteri koronaria.
 Biasanya angina pectoris klasik tidak lebih
lama dari beberapa menit dan menghilang
dengan istirahat  “Angina of effort”.
 Pemeriksaan fisik
 Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan bunyi jantung III, IV
dan sering terdengar bising sistolik di apeks sesuai dengan
disfungsi otot papillaris.
 Diantara serangan tidak ditemukan tanda fisik apa-apa (atau
hanya bunyi jantung ke IV)
 Pemeriksaan penunjang
 EKG
 Dibuat pada waktu istirahat (seringkali normal).
 Kadang-kadang menunjukkan bahwa pasien pernah mendapat
infark miokard di masa lalu.
 Kadang-kadang menunjukkan pembesaran ventrikel kiri.
 Kadang-kadang menunjukkan perubahan segmen ST dan
gelombang T yang tidak khas.
 Waktu serangan  EKG akan menunjukkan ST segmen depresi
dan gelombang T menjadi negatif.
 Uju latihan jasmani
 Uji latihan jasmani, dibuat EKG pada waktu istirahat
lalu pasien disuruh melakukan latihan dengan alat
treadmill atau sepeda argometer sampai pasien
mencapai kecepatan jantung maksimal atau
submaksimal dan selama latihan EKG dimonitor
demikian pula setelah selesai.
 Tes dianggap  bila didapatkan depresi segmen ST
sebesar 1 mm atau lebih pada waktu latihan atau
sesudahnya.
 Yang tidak memiliki treadmill, test latihan jasmani
dapat dilakukan dengan cara master yaitu naik turun
tangga dan dilakukan pemeriksaan EKG sebelum dan
sesudah melakukan latihan.
Pengobatan
Untuk mencegah timbulnya serangan angina
dapat dipakai obat:
 Long acting nitrate
 Seperti isosorbidnitrat atau nitrogliserin dalam
bentuk salep atau retard/sustained relased.
 Obat-obat golongan penghambat beta
adrenergik (beta blocker)
 Antagonis calsium
 Menghalangi masuknya ion Ca melalui slow channel.
 Vasodilator coroner
 Terdiri atas:
 Diltiazem suatu bentuk benzofiazin,
 Verapanil derivat papaverin dan nifedepin  antiaritmia
 Suatu dihidropiridin
 Obat-obat bekerja mencapai sasarannya dengan cara:
 Menurunkan kebutuhan oksigen miokard.
 Menaikkan aliran darah miokard dengan dilatasi arteria koroner.
 Kombinasi penurunan kebutuhan miokard dan penaikan aliran
darah koroner.
 Untuk mencapai sasaran tersebut maka terdapat obat:
 Menyebabkan dilatasi vena kapasitans sehingga menurunkan
beban awal yaitu nitrat.
 Bekerja pada jantung dengan mengurangi frekuensi denyut
jantung, tekanan darah, dan kontraktilitas miokard yaitu obat
penghambat beta adrenergik.
 Dengan dilatasi arteriol atau pembuluh darah resistance
terutama akan menurunkan beban akhir beban akhir yaitu
antagnonis kalsium.
 Mengatasi spasme koroner dengan obat vaso aktif yaitu nitrat
dan antagonis kalsium.

Você também pode gostar