Você está na página 1de 20

ASUHAN KEPERAWATAN

ANAK GANGGUAN SISTEM


PENCERNAAN PADA KASUS
LABIOPALATOSKIZIZ
OLEH . RIRIN PROBOWATI
ANATOMI
 GI atas :
- mulut , esofagus , lambung
 GI bawah :
- duodenum , hepar , kandung empedu ,
pankreas , yeyenum , sekum , apendiks ,
colon transversum , colon desendens ,
colon desendens , rektum , anus
FISIOLOGI
1. Pencernaan
pemecahan makanan secara fisik & kimia
menjadi subtansi yg dapat diserap

2. Absorpsi
Perpindahan produk akhir pencernaan
melintasi dinding intestinal masuk ke
dalam peredaran darah untuk digunakan
oleh sel – sel
PERKEMBANGAN SISTEM GI
1. JANIN
dimulai minggu ke – 4 gestasi

2. Bayi ( 1 bulan – 1 tahun )


BBL belum matur , kapasitas lambung 90 ml
dgn waktu pengosongan sangat cepat , sedikit
pematangan mulai umur 3 bulan ketika mulai
memiliki komposisi & jumlah saliva spt orang
dewasa . Pada usia 1 tahun kapasitas lambung
210 – 360 ml dgn waktu pengosongan lebih
lambat
DESKRIPSI
Jenis :
1. Celah bibir ( cleft lip )
2. Celah palatum ( cleft palatum )

G3 ini dpt dihubkan


1. malformasi dental
2. kemampuan bicara
3.otitis media yg sering akibat dr fungsi
tuba eustachii yg tidak tepat
ETIOLOGI

Sebagian besar di hub kan dgn


1. konsep keturunan

2. multifaktor

3. tidak jelas
PATOFISIOLOGI
SELAMA MASA EMBRIONIK :

jaringan medial & lateral yg membentuk bibir


atas menyatu antara minggu ke 7 – 8 gestasi

Jaringan palatal yg membentuk palatum mole &


palatum durum menyatu antara minggu ke 7 –
12 gestasi

CL & CP terjadi ketika jaringan gagal untuk


menyatu
PENGKAJIAN
1. PEMERIKSAAN FISIK :
- CL & PL segera nampak pada saat lahir saat
inspeksi
- saat palpasi : palatum lunak & keras untuk
kemungkinan defek
2. Anamesa
- faktor resiko riwayat pranatal : pajanan
maternal thd obatan
- faktor resiko riwayat keluarga
MASALAH KEPERAWATAN

1. Pemenuhan kebutuhan nutrisi


2. Defisit cairan
3. G3 gambaran diri
4. G3 pertumbuhan gigi
5. Resiko aspirasi
6. G3 komunikasi verbal
7. Masalah pre operasi & post operasi
TUGAS
BUATLAH
1. DIAGNOSA KEPERAWATAN UNTUK
MASALAH

2. TUJUAN

3. KRITERIA HASIL
PRINSIP INTERVENSI
1. PEMENUHAN NUTRISI
1) Pantau pola makan & cara makan anak

2) dokumentasikan asupan makanan sehari – hari

3) pantau BB setiap hari

4) anjurkan pemberian makanan sesuai dgn umur &


kondisi anak

5) berikan makan mll enteral/parenteralsesuai


kebutuhan
2. PENINGKATAN HIDRASI YG ADEKUAT

1) Pantau status hidrasi : catat asupan & haluaran


cairan , timbang BB anak setiap hari , evaluasi
BB

2) Pastikan hidrasi yg adekuat dgn mengkaji tanda


& gejala dehidrasi ( ubun- ubun , kelopak mata,
mucosa bibir, turgor kulit ) , pantau asupan &
haluaran cairan dan pemberian cairan IV sesuai
indikasi
3.CEGAH ASPIRASI
1) Berikan alat menyusui khusus (bentuk spt putting :
botol susu yg fleksibel & lunak dgn putting buatan yg
lembut & lubang besar ) untuk bsyi yg tidak dapat
menghisap dgn adekuat dgn cara biasa

2) Pegang bayi dgn posisi agak tegak , arahkan botol susu


menjauh dari celah & mengarah ke samping & ke
belakang mulut ( mencegah aspirasi )

3) Berikan scr perlahan & sendawakan dgn frekwensi yg


sering ( untuk mencegah penelanan udara yg berlebih &
mencegah regurgitasi )

4) Stimulasi dgn reflek menghisap dgn putting susu pd


bibir bawah
4. BIMBINGAN PD ORTU & BAYI UNTUK
PENYESUAIN DIRI

1) Fasilitasi penerimaan kel thd bayi


- memotivasi ortu untuk mengungkapkan
perasaan / kekuatiran
- menampilkan sikap menerima bayi

2) Tekankan aspek positif bayi


- mengungkapkan sikap optimis terhadap upaya
perbaikan & pembedahan
5. PERAWATAN PRA OPERASI

1) Pada CL :
- operasi usia 1 – 3 bulan ,
- sejak dini : memungkinkan pola mengisap lebih normal
& memudahkan kedekatan dgn ortu

2) Pada CP :
- operasi 6 bulan – 18 bulan
- Sejak dini : memungkinkan perkembangan pola bicara
yg normal

KETERLAMBATAN PERBAIKAN : MEMBUTUHKAN


ORTODENTIK YG KHUSUS
6. ASUHAN PASCA OPERASI
1) Kaji jalan napas
- tanda vital : RR , nadi , tensi
- amati adanya edema paru
- amati adanya distress pernapasan

2) Berikan Oksigen head box ( bila indikasi )


- minimalkan edema
- pengenceran sekret
- meminimalkan distres napas
3) Pada CL : Atur posisi anak terlentang ,
duduk di kursi / bersandar pada satu sisi
untuk mencegah cedera pada bagian yang
dioperasi

4) Bersihkan garis sutura & berikan salep


antibakteri sesuai indikasi untuk
mencegah infeksi & pembentukan jaringan
parut

5) Pantau terhadap tanda infeksi


6) Gunakan restrain siku untuk mempertahankan
integeritas garis sutura , ganti setiap 2 jam sekali
untuk perawatan kulit & latihan gerak

7) Berikan makan /minum dgn alat penetes obat ,


tidak boleh sedotan untuk anak

8) Usahakan untuk menjaga lidah agar tidak berada


pada sutura palatum

9) Penatalaksanaan nyeri dgn analgesik ( indikasi)


HE pada anak & ORTU
1. Demostrasi perawatan luka operasi
2. Tunjukan teknih & posisi pemberian makan yg
tepat
3. Suhu makanan/minuman harus dipantau , krn
palatum yg baru tidak memiliki ujung saraf
menyebabkan mudah mengalami luka bakar pd
palatum tampa disadari
4. Jelaskan cara penanganan prostesis jika indikasi
5. Pentingnya tindak lanjut jangka panjang
6. Ajarkan tindakan pengendalian infeksi

Você também pode gostar