Você está na página 1de 18

ASD (ATRIAL

SEPTAL DEFEK)
OLEH :
ANDINI ARDANI
TERAYS INDRIASTI
TISNA TRI WINDARTI
PENGERTIAN
ASD merupakan kondisi akibat kelainan anatomi
pada daerah atrium. (Aziz, A. Alimul Hidayat. 2008)

Istilah defek septum atrium menunjukkan hubungan


antara atrium kanan dengan antrium kiri yang tidak
menutup oleh katup. Berdasarkan letak defek
dikenal defek sinus venosus, defek ostium
sekundum, dan defek ostium primum. (Markum.
1991)
• Saudara kandung
GENETIK
• Orang tua
• Mempunyai aberasi kromosom
• Mempunyai kelainan kongenital lain
• Rubela maternal
PRANATAL
• Alkoholisme maternal
• Usia ibu >40 tahun
• Diabetes maternal tipe 1
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI ASD

tekanan pada atrium kiri >


atrium kanan

peningkatan
darah kaya oksigen
ke atrium kanan
kecepatan aliran
darah

penurunan
tekanan
ventrikel paru

daya kembang
paru meningkat

penurunan
resistensi aliran
MANIFESTASI KLINIK
DEFEK SEPTUM ATRIUM DEFEK SEPTUM ATRIUM DEFEK
SEKUNDUM : PRIMUM : ATRIOVENTRIKULARIS
1. Infeksi saluran nafas 1. Pertumbuhan pada KOMPLET :
berulang tidak begitu berat umumnya masih normal atau 1. Bayi mengalami kesulitan
2. Pertumbuhan fisik umumnya sedikit terhambat. minum, bernafas cepat, dan
normal atau hampir normal 2. Aktivitas ventrikel kanan berat badan sulit naik. Sianosis
3. Defek yang sangat besar yang meningkat. seringkali hanya ringan bahkan
didapatkan deformitas dada. 3. Terdengar bising sistolik sulit dilihat
4.Kadang dapat diraba aktifitas ejeksi ditepi kiri atau sternum 2. Bayi yang kurus dan distres,
ventrikel kanan yang yang dapat menjalar keselurh dengan sianosis ringan
meningkat. lapangan paru 3. Baik ventrikel kiri maupun
5. Pada auskultasi didapatkan ventrikel kanan tampak
bunyi jantung 1 normal, hiperaktif. Pada auskultasi
sedangkan bunyi jatung 2 jantung seringkali bunyi
terdengar dengan split yang jantung II mengeras dengan
lebar dan menetap. split sempit. Bising mungkin
sulit didengar
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Elektrokardiografi
2. Foto Rontgen Dada
3. Ekokardiografi
4. Kateterisasi Jantung dan Angiografi
5. Radiologi
KOMPLIKASI

1. Gagal Jantung
2. Penyakit pembuluh darah paru
3. Endokarditis
4. Aritmia
PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Tindakan Bedah : Penutupan dengan Dacron
patch pada lubang defek yang berukuran
sedang hingga besar
2. Tindakan Non Bedah : ASD 2 dapat pula
ditutup dengan menggunakan alat selama
kateterisasi jantung
3. Tindakan koreksi bedah
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. Lakukan pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan yang mendetail terhadap
jantung.
2. Lakukan pengukuran tanda-tanda vital.
3. Kaji tampilan umum, perilaku, dan fungsi
Inspeksi
1. Gagal tumbuh atau penambahan berat badan yang buruk
2. Sianosis
3. Deformitas dada
4. Pulsasi tidak umum
5. Ekskursi pernapasan
6. Jari tabuh
7. Perilaku
Palpasi dan perkusi
1. Dada
2. Abdomen
3. Nadi perifer
Auskultasi
1. Jantung
2. Frekwensi dan irama jantung
3. Paru-paru
4. Tekanan darah
5. Bantu dengan prosedur diagnostik dan pengujian
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung
2. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
3. Risiko infeksi
4. Perubahan proses keluarga
5. Risiko cedera (Aziz, A. Alimul Hidayat. 2008)
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung
– Kurangi beban jantung dengan berikan digoksin, berikan
obat-obatan yang dapat menurunkan afterload
– Berikan diuretik
– Monitoring frekuensi jantung, tekanan darah, perfusi
jaringan, dan produksi urine
– Berikan istirahat yang cukup
– Berikan permainan atau aktifitas yang tenang dan
menyenangkan serta bantu untuk memilihnya
– Cegah peningkatan suhu karena dapat meningkatkan
kebutuhan oksigen.
2. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
– Berikan diet/nutrien yang cukup
– Monitor pertumbuhan dan perkembangan
– Berikan suplemen besi untuk mencegah adanya
anemia
– Berikan kebebasan anak mengekspresikan
aktivitasnya dan membantu anak untuk
melakukan tugas perkembangan sesuai usianya.
3. Risiko infeksi
– Berikan istirahat yang cukup
– Berikan nutrisi yang cukup dengan status gizi yang
seimbang
– Hindari kontak langsung dengan anak yang
mengalami infeksi.
4. Perubahan proses keluarga
– Diskusikan tentang masalah yang dihadapi seperti
adanya ketakutan atau kecemasan
– Libatkan keluarga dalam berpartisipasi
keperawatan
– Bantu keluarga dalam menentukan aktifitas untuk
anak
– Ajari keterampilan dalam merawat anak di rumah
seperti pemberian obat-obatan, makana, tanda-
tanda kekambuhan, dan lain-lain.
5. Risiko cedera
– Ajari keluarga untuk menganali tanda adanya
komplikasi seperti adanya gagal jantung kongestif,
tanda awal seperti takikardi, takipnea, banyak
keringat, keletihan, distres pernapasan, disritmia,
dan lainnya
– Ajari keluarga cara mengatasinya, seperti tempatkan
anak dalam posisi lutut dada dengan kepala
ditinggikan, berikan oksigen dan hubungi ahlinya
– Bantu keluarga dalam memutuskan tindakan
pembadahan dan kaji perasaan yang dialaminya
(Aziz, A. Alimul Hidayat. 2008).
EVALUASI
1. Tanda-tanda vital dalam batas normal
2. Anak mempertahankan oksigenasi yang
adekuat
3. Dapat mempertahankan status nutrisi
adekuat
4. Anak mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal
TERIMAKASIH

Você também pode gostar