Você está na página 1de 61

Arthropoda sebagai hospes

perantara, penyebab alergi


dan toksik
Dr. Rachmat Hidayat
 Hospes jasad tempat hidup
parasit
 Hospes perantara jasad tempat
parasit tumbuh menjadi bentuk infektif
yang ditularkan ke hospes lain
 Arthropoda yang penting :
Kelas crustacea
Kelas insecta
Kelas diplopoda
 Kelas Crustacea :
 Cyclops
 Diaptomus
 Potamon dan cambarus
 Kelas Insecta
 Ctenocephalides
 Tenebrio
 Xenopsylla cheopis dan Neopsylla fasciatus
 kelas diplopoda
 Fontaria
 Cyclops
Ordo copepoda
Hidup di air tawar atau air asin
Cyclops strenuus Diphyllobothrium latum
Cyclops spp gnathostoma
spinigerum(indonesia),Dracunculus
medinensis(India)
Cyclops
 Diaptomus
 Ordo copepoda
 Habitat = cyclops
 Diaptomus gracillis Diphyllobothrium latum
 Potamon dan Cambarus
 Ordo decapoda
 Potamon dehaani
 Cambarus varillis paragonimus westermani
 Ctenocephalides
Ordo siphonaptera
Ctenocephalides canis (pinjal anjing) dan
Ctenocephalides felis(pinjal kucing)
Dipylidium caninum
 Tenebrio
Ordo Coleoptera
Tenebrio molitor H.diminuta
Ctenocephalides
 Xenopsylla cheospis dan neopsylla
fasciatus H.diminuta
 Fontaria
 Fontaria virginiensis H.diminuta (india)
Arthropoda penyebab alergi dan
toksis
 Melalui mekanisme :
 1.Kontak : kupu-kupu,tungau
dermatophagoides pteronyssinus,lytta dan
paedarus
 2.Sengatan: lebah,kalajengking
 3.Gigitan: kelabang,laba-laba,semut api,kutu
busuk,sengkenit
1. Kontak
a) Alergi oleh kupu-kupu
 Termasuk ordo lepidoptera
 Stadium dewasa punya mulut untuk
menghisap
 Stadium larva pnya mulut untuk menggigit
 Metamorfosis lengkap
 2 gol :butterfly dan moth
 Patologi dan Gejala klinis :
 Larva kupu-kupu bulu toksin
merusak sel tubuh serotonin,histamin
dan heparin(reaksi terhadap toksin)
gejala erusisme
 Jika kena mata konjungtivitis atau
ulkus kornea
 Kelainan krn kupu-kupu dewasa:
lepidopterisme,Gk : giant urtikaria
 Spesies kupu-kupu dengan larva bulu
beracun:
Megalopyge opercularis (amerika)
Anaphe infracta(eropa)
Parasa hilariata(Asia)
 Kupu-kupu peny.lepidopterisme:
Hylessia spp
 Ada 2 macam cara pengeluaran racun
oleh bulu larva kupu-kupu:
Sel kelenjar pada pangkala rambut(tussock
moth,puss caterpillar)
Sel pelapis bagian bawah duri dari
kitin(flannel moth)
 Diagnosis :-Gejala klinis
- Riwayat kontak dengan ulat bulu
atau kupu-kupu
 Therapy :-jangan digaruk
-bagian tubuh direndam dalam air
-lokal:-larutan yodium
-kortikosteroid
-antihistamin topikal
-keadaan berat :obat secara oral atau
parenteral
 Epidemiologi :
Spesies kupu-kupu di suatu daerah
Keadaan daerah
Kebiasaan penduduk
 Pencegahan : hindari kontak
 Pemberantasan :insektisida
b) Alergi oleh tungau Dermatophagoides
pteronyssinus
 Ukuran 0,2-1,2 mm,berbulu,4 pasang
kaki(dewasa)
 Metamorfosis tidak sempurna
 Ditemukan pada debu rumah
(sprei,kasur,bantal),sarang
burung,permukaan kulit mamalia.
Dermatophagoides
pteronyssinus
 Patologi dan Gejala klinis
Peny.asma atopik
Oleh seluruh bagian badan D.pteronyssinus
Mengandung alergen,terutama pada saluran
cerna
 Diagnosis:tes kulit dengan tungau debu
 Therapy :sama seperti pengobatan asma
 Epidemiologi :
Tinggi rendahnya rumah dari permukaan laut
Musim panas lebih panjang dari musim dingin
Berbagai binatang di rumah
Rumah kotor dan berdebu
Suhu 24ºC-26ºC dan kelembaban 80%-90%
 Pemberantasan:- vacum cleaner
- Insektisida dengan lindane
1%dalam larutan aseton
 Lytta dan Paederus
Lytta vesicatoria cantharidin kontak
dengan kulit manusia keluar sekret
kulit melepuh
Ditemukan di meksiko
2. Sengatan
a) Lebah
 Memiliki 2 pasang sayap tipis
 Memiliki pedisel sbg penghubung toraks dan
abdomen
 Mulut untuk menggigit dan menjilat
 Pada ujung abdomen: alat penyegat
 Patologi dan gejala klinis
 Berat : lebah famili apidae,vespidae dan
bombidae
 GK akibat toksin mengandung:
apamin,melitin,histamin,asetilkolin,5-
hidrositriptamin,enzim dan substansi serupa
protein
 Bersifat:
anafilaktogenik,hemolitik,neurotoksik,antigenik,si
tolitik
 GK ringan : -nyeri
- gatal
-kemerahan
-edema
 GK berat : - mual
-Muntah
-Demam
-Sesak nafas
-Hipotensi
-Kolaps
 Therapy :
 Sengatan lebah yang tertinggal harus
dibuang,dibersihkan,tapi jangan ditekan
 Pada bagian proksimal dipasang torniket
 Kompres es
 Meninggikan ekstremitas
 Antihistamin lokal
 Analgesik secara oral
 Anestetikum lokal infiltrasi sekitar lesi
 Syok :adrenalin,kortikosterodi,dan antihistamin
c) Kalajengking
 Dua genus kalajengking yang
penting:Centruroides dan Buthus
 Morfologi :
 Aktif pada malam hari
 Berdiam di bawah batu,potongahn kayu
 Tubuh terdiri dari sefalotoraks dan abdomen
 Pada ruas terakhir abdomen terdapat telson
 Mempunyai 4 pasang kaki
 Patologi dan gejala klinis
Racun berupa toksaalbumin
Gk:nyeri dan pedih menjalar ke bagian
sekitarnya
Keracunan sistemik syok dan paralisis
pernafasan kematian
Hemotoksin:timbul perdarahan dan nekrosis
 Pengobatan
Torniket pada proksimal tempat sengatan
Barbiturat,kortikosteroid,antihistamin
Pemberian antiracun
 Pemberantasan : Insektisida
3. Gigitan
a) Kelabang
 Morfologi :
 Tubuh memanjang
 Pipih dorsoventral
 Kepala dan badan yang beruas
 Tiap ruas mempunyai 1 pasang kaki
 Di kepala terdapat antena
 Pada ruas pertama badan terdapat kuku beracun
 Tempat hidup di bawah batu atau kayu
 Metamorfosis tidak sempurna
 Patologi dan gejala klinis :
 Toksin mengandung antikoagualn dan 5 hidroksi
triptamin
 Toksin keluar melalui gigitan kelabang
 Timbul rasa nyeri dan eritema
 Kematian belum pernah dilaporkan
 Therapy :
 sama dengan therapy terhadap kalajengking
b) Laba-laba
 Tubuh terdiri dari sefalotoraks dan
abdomen
 Toksin dikeluarkan melalui mulut
 Metamorfosis tidak sempurna
 Laba-laba jantan mati setelah kopulasi
 Gigitan laba-laba mengakibatkan
araknidisme
 Lactrodectus
o Lactrodectus mactans(black widow spider)
Betina :ukuran 13 mm,hitam,gambaran hour
glass merah pada ventral abdomen
Jantan ;ukuran 6 mm,garis median merah,3
grs transversal putih pada dorsal abdomen
Racun L.mactans bersifat neurotoksik thdp
saraf perifer
Tempat gigitan :benjolan merah biru dikelilingi
lingkaran putih
 GK :timbul nyeri hebat,menjalar ke dada dan perut
 Bisa timbul syok dan paralisis pernafasan
 Dapat timbul gangguan kejiwaan
 Timbul araknidisme sistemik

 Loxosceles laeta
 Kecil,8-15 mm,warna kuning sampai tengguli tua
 Menebabkan araknisdisme nekrotik
 GK :udem + nyeri
 Bila udem hilang,timbul nekrosis dimulai dari tengah
 Kulit mengelupas
 Ulkus yang besar dan dalam
 Pada anak bisa timbul gejala sistemik
 Tarantula
 Genus tarantula untuk laba-laba besar
 Lycosa tarantula :tidak berbahaya
 Pengobatan gigitan laba-laba=pengobatan sengatan
kalajengking
c) Semut api(Solenopsis geminata)
 Timbul vesikula dan pustula di bagian badan
yang disengat
d) Cimex (kutu busuk)
 Cimex hemipterus(Indonesia) dan Cimex
lectularius (Eropa)
 Gk:berupa dermatitis terhadap yang rentan
Red Imported
Fire Ant
e) Sengkenit (ticks)
 Tubuh terdiri atas kapitulum dan abdomen
 Metamorfosis tidak sempurna
 stad.dewasa : 4 pasang kaki
 Stad. Larva dan nimfa muda : 3 pasang kaki
 Ukuran 1 cm,kulit kuat dan berbulu pendek
 Pada mulut :hipostoma dan kelisera bergigi
 Dibagi 2 :-sengkenit keras
-sengkenit lunak
 Sengkenit keras :
 Kapitulum tampak dari dorsal
 Pada punggung;lapisan kitin tebal da
keras(skutum)
 Hidup sebagai ektoparasit,menghisap
darah
 Telur larva kaki 3 pasang nimfa kaki
4 pasang dewasa
 Patologi dan gejala klinis
– Mengandung toksin paralisis motorik
– Toksin dikeluarkan bersama ludah pada saat
menghisap darah
– Paralisis otot nafas kematian
 Spesies : dermacentor andersoni
dermacentor variabilis
Amblyomma maculatum
Ixodes holocylus
 Epidemiologi :banyak di daerah peternakan sapi
Infestasi arthropoda di jaringan
tubuh
1. Skabies (penyakit kudis)
 Disebabkan Sarcoptes scabiei varietas hominis
 Morfologi dan daur hidup :
 Badan oval dan gepeng
 Betina:ukuran 300 x 350 mikron
 Jantan : ukuran 150x200 mikron
 Stad.dewasa: 4 pasang kaki
 Sarcoptes betina gravid meletakkan telur di stratum
korneum
 Patologi dan gejala klinis
 GK :pruritus nokturna,akibat sensitisasi eskret dan sekret
tungau,didahului dengan rash
 Tempat predileksi :
 jari tangan
 Pergelangan tangan bagian ventral
 Siku bagian luar
 Lipatan ketiak depan
 Umbilikus
 Daerah gluteus
 Ekstremitasgenital eksterna pada lelaki
 Areola mammae pada wanita
 Di tempat predileksi;terowongan putih
abu-abu,lurus ataupun berkelok kelok
 Terowongan jarang ditemukan pada
penderita di indonesia
 Diagnosis:
menemukan S.scabiei pada kerokan kulit atau
biopsi
 Therapy :
Preparat Sulfur presipitatum 5-10 %,minimal
3 hari
Gama benzen heksaklorida
Benzil benzoat 20-25%
Krotamiton
 Epidemiologi:bisa terjadi pada seluruh
yang dekat dengan penderita
2. Demodisiosis
 Oleh spesies Demodex folliculorum
 Tungau folikel rambut,menyerupai
cacing,ukuran 0,1-0,3 mm
 Kaki 4 pasang
 Abdomen dengan garis-garis transversal
 Patologi dan gejala klinis
 Hidup di folikel rambut ,kelenjar keringat dan kelopak
mata
 Timbul:blefaritis,akne rosasea dan impetigo
kontangiosa
 Diagnosa: menemukan D.folliculorum pada
folikel rambut dan kelenjar keringat
 Therapy:salep Linden atau salep sulfur
 Epidemiologi :kosmopolit dan tidak berbahaya
3. Pedikulosis
 Gangguan akibat infestasi tuma
 Oleh pediculus humanus varietas capitis
 Morfologi
 Kepala lonjong
 Pipih dorsoventral
 Ukuran 1-1,5 mm
 Warna kelabu
 Kepala bentuk segitiga
 Segmen toraks menyatu dan abdomen bersegmen
Ujung kaki dilengkapi kuku
Telur berwarna putih,melekat dengan perekat
kitin
Menghisap darah sedikit demi sedikit
18 hari waktu untuk pertumbuhan

Diagnosis: -menemukan p.humanus capitis


dewasa
- Nimfa atau telur pada rambut
kepala
Pediculus humanus
4. Ftiriasis
 Gangguan pada daerah pubis akibat
tuma Phitirus pubis
 Morfologi :
 Pipih dorsoventral
 Bulat menyerupai ketam dengan kuku
pada 3 pasang kakinya
 Ukuran 1,5-2 mm,warna abu-abu
 Pada rambut kemaluan,rambut
ketiak,jenggot,kumis dan alis mata
 Waktu untuk pertumbuhan 3-4 minggu
 Patologi dan GK :
 Gatal pada kulit tempat tususkan
 Kulit tampak pucat
 Diagnosis :- menemukan p.pubis
dewasa
- Nimfa atau telur pada rambut pubis
 Therapi :-insektisida
-Benzenheksaklorida
-Mencukur rambut yang
dihinggapi
 Epidemiologi :-kontak langsung
5. Miasis
 Infestasi larva lalat pada jaringan atau alat
tubuh manusia atau vertebrata
 Dianggap sbg kontaminasi larva lalat ke dalam
luka
 Pembagian miasis berdasarkan sifat lalat:
 Miasis spesifik ex: larva callitroga macellaria
 Miasis semispesifik ex :larva wohlfahrtia magnifica
 Miasis aksidental ex: larva musca domestica
Families Producing Myiasis
 Muscidae (muscid flies)
 Calliphoridae (blow flies)
 Sarcophagidae (flesh flies)
 Oestridae and Cuterebridae (bot flies)

55
 Pembagian miasis secara klinis:
 Miasis kulit/subkutis
 Miasis nasofaring
 Miasis intestinal
 Miasis urogenital
 Miasis mata
 Diagnosis : -menemukan larva lalat dari jaringan
tubuh,lubang tubuh,atau tinja
-Memelihara larva hingga dewasa untuk
identifikasi
Chrisomia bezziana
Musca domestica
 Pengobatan :
Pembedahan untuk mengeluarkan larva
Obat cacing untuk miasis usus
 Pencegahan:
hindari kontak dengan lalat
Memusnahkan tempat kumpulan lalat
Menutup makanan dengan baik
Orang dengan luka bernanah tdk tidur di alam
terbuka
 Miasis pada mayat
 Meninggal pembusukan lalat hinggap
berkembang biak pada mayat
 Memperkirakan waktu kematian :
 Telur dan larva diambil pada beberapa
bagian,diawetkan dengan asetil alkohol dan ada
yang dipelihara hingga menjadi lalat dewasa
kemudian diidentifikasi
 Contoh kasus :larva chrysomia megacephala
stadium 3 pada mayat,berarti minmal mayat
tersebut sudah 6 hari

Você também pode gostar