Você está na página 1de 19

Fitria Rahmadani

Hadeci Lovenda Putri


KELOMPOK III Marisa Putrianti
Munawarah
Nurafifah Yanni
Wilda Wanti
A
N
A
T
O
M
I
Suatu benturan yang mengenai wajah dan jaringan
sekitarnya.
 Jaringan Lunak
 Jaringan Keras Kecelakaan lalu lintas adalah penyebab
utama trauma maksilofasial

ETIOLOGI Berdasarkan studi yang dilakukan, 72%


kematian oleh trauma maksilofasial paling
Kecelakaan lalu lintas, kekerasan fisik, terjatuh,
banyak disebabkan oleh kecelakaan lalu
olah raga dan trauma akibat senjata api.
lintas (automobile).
FACIAL DANGER ZONES

Wajah memiliki beberapa serabut-serabut saraf


yang tersebar di beberapa lokasi di wajah, ada 7
lokasi-lokasi penting di sekitar wajah yang apabila
terjadi trauma atau kesalahan dalam penanganan
trauma maksilofasial akan berakibat fatal.

N. Auricularis Superficial Muscular


Aponeurotic System
(SMAS)
 Krepitasi berupa suara pada saat pemeriksaan
MANIFESTASI KLINIS
akibat pergeseran dari ujung tulang yang
fraktur.
 Dislokasi,berupa perubahan posisi yg
 Laserasi yg terjadi pada daerah gusi, mukosa
menyebabkan mal oklusi terutama
mulut dan daerah sekitar fraktur.
pada fraktur mandibula.
 Diskolorisasi perubahan warna pada daerah
 Pergerakan yang abnormal pada sisi
fraktur akibat pembengkakan
fraktur.
 Numbness, kelumpuhan dari bibir bawah,
 Rasa nyeri pada sisi fraktur.
biasanya bila fraktur terjadi di bawah nervus
 Perdarahan pada daerah fraktur
alveolaris.
yang dapat menyumbat saluran napas.
 Pada fraktur orbita dapat dijumpai penglihatan
 Pembengkakan dan memar pada sisi
kabur atau ganda, penurunan pergerakan bola
fraktur sehingga dapat menentukan
mata dan penurunan visus.
lokasi daerah fraktur.
KOMPLIKASI
 Aspirasi.
 Gangguan Airway.  Kronis sinusitis.

 Scars / bopeng  Infeksi.

 Deformitas wajah sekunder permanen akibat  Gizi Buruk & Penurunan Berat badan.
 Fraktur non union atau mal union.
pengobatan yang tidak tepat.
 Mal oklusi.
 Kerusakan saraf yang mengakibatkan hilangnya
 Perdarahan.
sensasi, gerakan wajah, bau, rasa.
WOC ????
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Wajah Bagian Atas :


1. CT-scan 3D dan CBCT-scan 3D (Cone Beam CT-scan 3D).
2. CT-scan aksial koronal.
3. Imaging Alternatif diantaranya termasuk CT Scan kepala dan
X-ray kepala.
 Wajah Bagian Tengah :
1. CT-scan 3D dan CBCT-scan 3D (Cone Beam CT-scan 3D).
2. CT scan aksial koronal.
3. Imaging Alternatif diantaranya termasuk radiografi posisi
waters dan posteroanterior (Caldwell’s), Submentovertek
(Jughandle’s).
 Wajah Bagian Bawah :
1. CT-scan 3D dan CBCT-scan 3D.
2. Panoramic X-ray.
3. Imaging Alternatif diagnostik mencakup posisi :
 Posteroanterior (Caldwell’s).
 posisi lateral (Schedell).
 posisi towne.
PENATALAKSANAN
Apakah Pasien dapat bernapas ?
Jika sulit :
Ada obstruksi.
Palatum mole tertarik ke bawah lidah, curiga adanya fraktur Le Fort.
Lidahnya jatuh kearah belakang atau tidak, curiga adanya Fraktur Mandibula.
Palatum Mole tertarik ke arah lidah
1. Kait dengan jari tangan anda mengelilingi bagian belakang palatum durum, dan tarik tulang
wajah bag tengah dengan lembut kearah atas dan depan memperbaiki jalan napas dan
sirkulasi mata. Jika Reduksi tidak berhasil lakukan Tracheostomi.
2. Untuk melepaskan himpitan tulang pegang alveolus maksilaris dengan forcep khusus (Rowe’s)
atau forcep bergerigi tajam yang kuat dan goyangkan.
Jika lidah atau rahang bawah jatuh ke arah belakang
Lakukan beberapa jahitan atau jepitkan handuk melaluinya, dan
secara lembut tarik kearah depan, lebih membantu jika posisi pasien
berbaring, saat evakuasi sebaiknya dibaringkan pada salah satu sisi.

Jika cedera rahang yang berat dan kehilangan banyak jaringan


Pada saat mengangkutnya, baringkan pasien dengan kepala pada
salah satu ujung sisi dan dahinya ditopang dengan pembalut diantara
pegangan.
Jika pasien merasakan lebih enak dengan posisi duduk
Biarkan posisi demikian mungkin jalan napas akan membaik dengan
cepat ketika ia melakukannya. Hisap mulutnya dari sumbatan
bekuan darah ( Suction )
Jika hidungnya cedera parah dan berdarah
Hisap bersih (suction) dan pasang NPA atau pipa karet tebal yang
sejenis ke satu sisi.
Indikasi dilakukan Tracheostomi Jika :
1. Tidak dapat melepaskan himpitan fraktur atau
mereduksi fraktur pada sepertiga wajah pasien.
2. Tidak dapat mengontrol perdarahan yang berat.
3. Edema glotis.
4. Cedera berat dengan kehilangan banyak jaringan.
Jika terjadi Perdarahan :
Ikat pembuluh darah yang besar atau jika
terjadi perdarahan yang sulit gunakan tampon
yang direndam adrenalin yang dipakai untuk
ngedep perdarahan yang hebat. Tampon post
nasal selalu dapat menghentikan perdarahan,
Jika perlu gunakan jahitan hemostasis
sementara.
ASKEP TEORITIS
&
CONTOH KASUS

Você também pode gostar