Você está na página 1de 31

ASTHMA

IN CHILDREN
YANI DEWI SURYANI
PEDIATRIC DEPARTEMENT
DEFINISI
Asma adalah mengi berulang dan atau batuk persisten dengan karakteristik
sebagai berikut: timbul secara episodik, cenderung pada malam/ dini hari
(nokturnal), musiman, setelah aktivitas fisik, serta terdapat riwayat asma atau
atopi lain pada pasien dan/ atau keluarganya.

Asma adalah suatu inflamasi kronis pada jalan nafas yang diakibatkan oleh
hyperresponsive yang mengakibatkan obstruksi dan hambatan aliran udara
(melalui bronkokonstriksi, penumpukan mucus, dan inflamasi) ketika jalan nafas
terekspos alergen dan pengaruh resiko lainnya.(GINA 2006)
EPIDEMIOLOGI
 Di dunia 130 juta orang mengalami asma
 ISAAC (International Study Of Asthma And Allergies In Childhood)→ current
wheeze pada anak di 97 negara sebesar 0,8-37,6%, diagnosis asma → 13,1% anak
 Anak laki laki : perempuan = 14:10
 Prevalensi asma anak di Indonesia sekitar 10% pada anak usia 6 – 7 tahun dan
sekitar 6,5% pada anak < 14 tahun.
 Sekitar 80 – 90% anak asma mendapat gejala pertama mereka sebelum usia 4 – 5
tahun.
FAKTOR RESIKO
 Jenis Kelamin (Laki-laki>Perempuan)
 Usia
 Lingkungan
 Outdoor air pollution
 Asap rokok
 Infeksi respiratory
FAKTOR PENCETUS
ASTHMA
PATOGENESIS
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI
Global Initiative for Asthma (GINA) membagi asma menjadi 4 yaitu asma
intermiten, asma persisten ringan, asma persisten sedang, dan asma
persisten berat.
Sedangkan menurut pedoman nasional asma anak (PNAA) membagi
klasifikasi derajat penyakit asma menjadi asma episodic jarang, sering, dan
persisten.
Klasifikasi Derajat Asma menurut GINA
Parameter Klinis Intermitten Mild Persistent Moderate Severe
Persistent Persistent
Gejala Klinis <6x/tahun atau jarak Episode gejala asma Episode gejala asma Setiap hari
antar gejala asma >1x/bulan, >1x/minggu, namun
>6minggu <1x/minggu tidak setiap hari

Serangan Singkat Mengganggu Mengganggu Sering


tidur/aktivitas tidur/aktivitas

Gejala asma ≤2x/bln >2x/bln <1x/mgg Sering


malam hari
Tes faal paru ≥80% ≥80% 60-80% ≤60%
(FEV1/PEF)
Klasifikasi Derajat Penyakit Asma menurut
Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Parameter Klinis, Asma Episodik Jarang Asma Episodik Sering Asma Persisten
kebutuhan obat, dan
faal paru

Frekuensi serangan <1x/bln >1x/bln Sering


Intensitas serangan Biasanya ringan Biasanya sedang Biasanya berat
Di antara serangan Tanpa gejala Sering ada gejala Gejala siang dan
malam
Tidur dan aktivitas Tidak terganggu Sering terganggu Sangat terganggu
Pemeriksaan fisik di Normal Mungkin terganggu Tidak pernah normal
luar serangan
Obat pengendali Tidak perlu Perlu Perlu
Uji faal paru >80% 60-80% <60%
PNAA 2004 GINA / PNAA 2015
Episodik Jarang Intermiten
Episodik Sering Persisten ringan
Persisten Persisten sedang
Persisten berat
Penilaian derajat serangan asthma
Ringan Sedang Berat Ancaman Henti Nafas

Aktivitas Berjalan Berbicara Istirahat


Bayi: menangis keras Bayi: tangis pendek Bayi: berhenti
dan lemah, kesulitan makan
makan
Bicara Kalimat Penggal kalimat Kata-kata
Posisi Bisa berbaring Lebih suka duduk Duduk bertopang
lengan
Kewaspadaan Mungkin teragitasi Biasanya teragitasi Biasanya teragitasi Pusing/bingung
Sianosis Tidak ada Tidak ada Ada Ada, nyata
Mengi Sedang, sering Nyaring, sepanjang Sangat nyaring, Sulit/tidak terdengar
hanya pada akhir ekspirasi ± inspirasi terdengar tanpa (silent chest)
ekspirasi stetoskop
Sesak nafas Minimal Sedang Berat
Otot bantu nafas Biasanya tidak Biasanya ya ya Gerakan paradok
torako-abdominal
Retraksi Dangkal, retraksi Sedang, ditambah Dalam, ditambah Dangkal/hilang
interkostal retraksi suprasternal nafas cuping hidung

Laju nafas Meningkat ± Meningkat + Meningkat ++ Menurun


DIAGNOSIS
◦ Wheezing
Anamnesis ◦ Batuk berulang
◦ Sesak napas
◦ Rasa dada tertekan
◦ Produksi sputum
◦ Gejala timbul berulang
◦ Lebih berat saat malam hari
◦ Dapat membaik secara spontan setelah pemberian
obat pereda asma
◦ Timbul bila ada faktor pencetus
◦ Riwayat Alergi
Pemeriksaan Fisik :
 Wheezing (audible wheeze/stetoscope)
 Tanda alergi lain : allergic shinner atau geographic tongue

-Pemeriksaan Penunjang :
◦ Uji Fungsi Paru/Spirometri
◦ Skin Prick Test
◦ Eosinofil total darah
◦ Pemeriksaan IGE
TATALAKSANA ASTHMA
Tujuan tatalaksana serangan
• Meredakan penyempitan jalan nafas secepat mungkin
• Mengurangi hipoksemia
• Mengembalikan fungsi paru ke keadaan normal secepatnya
• Rencana tatalaksana untuk mencegah kekambuhan

Tatalaksana Serangan
• Rumah
• Rumah Sakit
Penanganan Di Rumah
Penanganan di Rumah
Terapi awal diberikan via nebuliser :
- Berikan agonis B2 kerja pendek secara inhalasi, lihat responnya.
- Bila gejala (sesak napas dan wheezing) menghilang, cukup diberikan satu kali
- Jika gejala belum membaik dalam 30 menit, ulangi pemberian sekali lagi
- Jika dengan 2 kali pemberian agonis B2 kerja pendek via nebuliser belum
membaik, segera bawa ke fasyankes/UGD
Penanganan di Ruang Rawat Sehari
Pemberian oksigen sejak dari IGD dilanjutkan.
Kemudian berikan steroid sistemik oral berupa prednisolon, prednison, atau
triamsinolon.
Setelah di IGD menjalani nebulisasi 3 kali dalam 1 jam dengan respons parsial, di
RRS diteruskan dengan nebulisasi β-agonis ± antikolinergik tiap 2 jam.
Bila responsnya baik, frekuensi nebulisasi dikurangi tiap 4 jam, kemudian tiap 6
jam.
Jika dalam 12-24 jam klinis tetap baik, maka pasien dipulangkan dan dibekali
obat seperti pasien serangan ringan yang dipulangkan dari klinik/IGD.
Bila dalam 12 jam responsnya tetap tidak baik, maka pasien dialih rawat ke
ruang rawat inap untuk mendapat steroid dan aminofilin parenteral.
Penanganan di Ruang Rawat Inap
Pemberian oksigen dilanjutkan
Jika ada dehidrasi dan asidosis maka diatasi dengan pemberian cairan intravena dan
dikoreksi asidosisnya
Steroid diberikan tiap 6-8 jam, secara bolus IV/IM/oral
Nebulisasi β-agonis ± antikolinergik dengan oksigen dilanjutkan tiap 1-2 jam, jika dalam
4-6 kali pemberian telah terjadi perbaikan klinis, jarak pemberian dapat diperlebar
menjadi tiap 4-6 jam
Aminofilin diberikan secara intravena dengan dosis:
◦ bila pasien belum mendapaat aminofilin sebelumnya, diberi aminofilin dosis awal
(inisial) sebesar 6-8 mg/kgBB dilarutkan dalam dekstrose atau garam fisiologis
sebanyak 20 ml, diberikan dalam 20-30 menit
◦ Bila respon belum optimal dilanjutkan dengan pemberian aminofilin dosis rumatan
diberikan sebesar 0,5-1 mg/kgBB/jam
◦ jika pasien telah mendapat aminofilin (kurang dari 6-8 jam), dosis awal aminofilin
diberikan 1/2nya, baik dosis awal ataupun rumatan
◦ sebaiknya kadar aminofilin diukur dan dipertahankan 10-20 mcg/ml
◦ Pantau gejala intoksikasi aminofilin, efek samping yang sering adalah mual, muntah,
takikardi, dan agitasi.
•Bila telah terjadi perbaikan klinis, nebulisasi diteruskan tiap 6 jam hingga 24 jam,
dan steroid serta aminofilin diganti dengan pemberian peroral
•Jika dalam 24 jam pasien tetap stabil, pasien dapat dipulangkan dengan dibekali
obat β-agonis (hirupan atau oral) atau kombinasi dengan teofilin yang diberikan
tiap 4-6 jam selama 3-5 hari. Selain itu steroid dilanjutkan secara oral hingga
pasien kontrol ke klinik rawat jalan dalam 3-5 hari untuk re-evaluasi tatalaksana.
•Jika dengan tatalaksana di atas tidak berhasil, bahkan pasien menunjukkan
tanda ancaman henti nafas, maka pasien dialih rawat ke ruang rawat intensif.
Kriteria Rawat di Ruang Intensif
•Pasien yang sejak awal masuk ke IGD sudah memperlihatkan tanda-tanda
ancaman henti nafas (sesuai gambar), langsung dirawat di ruang rawat
intensif. Secara ringkas kriterianya adalah sebagai berikut:
• Tidak ada respons sama sekali terhadap tatalaksana awal di IGD dan/atau
perburukan asma yang cepat
• Adanya kebingungan, pusing, dan tanda lain ancaman henti nafas, atau
hilangnya kesadaran
• Tidak ada perbaikan dengan tatalaksana baku di ruang rawat inap
• Ancaman henti nafas: hipoksemia tetap terjadi walaupun sudah diberik
oksigen (kadar PaO2 <60 mmHg dan/atau PaCO2 >60 mmHg, walaupun tentu
saja gagal nafas dapat terjadi dalam kadar PaCO2 yang lebih tinggi atau lebih
rendah).
Program penatalaksanaan asma, yang meliputi 7
komponen :
1. Edukasi
2. Menilai dan monitor berat asma secara berkala
3. Identifikasi dan mengendalikan faktor pencetus
4. Merencanakan dan memberikan pengobatan jangka panjang
5. Menetapkan pengobatan pada serangan akut
6. Kontrol secara teratur
7. Pola hidup sehat
Tujuan penatalaksanaan asma jangka panjang
PENGOBATAN ASMA JANGKA
PANJANG
TERIMAKASIH
WASSALAMUALAIKUM WR.WB

Você também pode gostar