Você está na página 1de 78

40513-77

Tumor jinak
Kista Kelenjar Bartholini
Definisi Yaitu radang pada glandula bartholini berulang yang akhirnya menjadi
kronis membentuk kista
Epidemiologi Biasanya menyerang wanita yang aktif secara seksual dengan usia 20-30
tahun
Etiologi Escherichia coli, N. gonorrhoeae, Streptococcus
Patofisiologi Infeksi, trauma, perubahan konsistensi mukus, atau kelainan kongenital 
obstruksi pada duktus kelenjar  kista  isi kista terinfeksi  abses
Tanda & gejala 1. Kecil & asimptomatik  rasa tidak nyaman saat berhubungan seksual
2. Kista besar/terinfeksi  nyeri vulva berat yang mengganggu aktivitas
Diagnosis Lokasi tersering : bagian inferior labia mayora/vestibula bawah
Kista  unilateral, bulat/oval, bentuk fluktuan/keras
Terinfeksi  eritema, lunak, nyeri tekan
Tatalaksana 1. Kista - keluhan  tidak dilakukan tindakan
2. Kista + keluhan  insisi & drainase, marsupialisasi, eksisi kelenjar
Bartholin
3. Abses  insisi & drainase/marsupialisasi
Kista Kelenjar Bartholini
Kista Nabothian
Etiologi kelenjar endoserviks tersumbat

Pemeriksaan • Elevasi berbentuk bulat, permukaannya


Ginekologi licin, jernih, berwarna putih atau kuning
pada ektoserviks
• Sorotan lampu  titik sinar terang

Tatalaksana • Biasanya tidak diperlukan


• Jika menggangu prosedur pap’s smear
atau pemeriksaan serviks  forseps
biopsi dan drainase

Sumber: Schorge JO, et al. Williams Gynecology. McGraww-Hill Companies


Kumar V, Abbas AK, Fausto N, Aster JC. Robbins and cotran
pathologic basis of disease. 9th ed. Philadelphia: Saunders
Elsevier; 2014.
Kista Gartner
Etiologi • Kista mesonefros
• Sisa duktus Wolffian yang sangat kecil
• Sering ditemukan pada cephalad (dinding lateral dari vagina)
• Biasanya 1 – 5 cm
• Ditemukan secara insidentil saat pemeriksaan pelvis → pada dinding lateral vagina

Gejala • Asimptomatik
• Simptomatik
Dispareunia
Nyeri vagina
Kesulitan pemakaian tampon / vaginal devices lainnya → obstruksi
Gejala urinarius
Terdapat massa yang dapat diraba

Tatalaksana Asimptomatik → observasi


Simptomatik
Eksisi operatif
Pada kasus yang jarang → terjadi infeksi → bila diperlukan tindakan pada fase akut →
marsupialisasi kista
Eksisi dapat menjadi lebih sulit dan memakan waktu → bila meluas ke broad ligament dan
berdekatan dengan ureter distal
Kista Dermoid
Etiologi Tumor terbanyak dari total tumor ovarium berasal dari
sel germinativum. (wanita usia < 20 tahun)

Gambaran klinik • Terdiri dari ektodermal,mesodermal,entodermal.


(Semakin lengkap akan semakin solid konsistensi
tumor)
• Kista dermoid mempunyai dinding berwarna putih
dan relatif tebal,berisi cairan kental dan berminyak
karena dinding tumor mengandung banyak kelenjar
sebasea dan derivat ektodermal

Komplikasi torsi,ruptur,perdarahan,dan transformasi ganas


Terapi Laparotomi dan Kistektomi
Kista ovarium
Pembesaran ovarium yang Gejala klinis :
bersifat fungsional atau • Penekanan terhadap VU atau
disfungsional, berupa kistik, rektum
padat atau campuran kistik • Perut terasa penuh
padat dan dapat bersifat • Pembesaran perut
neoplastik maupun non • Perdarahan
neoplastik. • Nyeri
• Sesak napas, edema tungkai

Klasifikasi : Pemeriksaan tambahan :


• Kistik • Pemeriksaan fisik/ recto
Non neoplastik vaginal toucher
Fungsional • USG
Non fungsional • Laparoskopi
• Padat
Polip Serviks
Penjuluran dari bagian endoserviks Terapi
atau intramukosal serviks dengan • Ekstirpasi kemudian pembersihan dasar tangkai dengan kuret atau
variasi eksternal atau regio vaginal kerokan
serviks. • Meminimalisasi jumlah perdarahan : pemutusan tangkai polip
Jarang berasal dari ektoserviks. dengan kauter unipolar/bipolar
• Jumlah polip > 1 dan dasar polip sulit dilihat  tindakan dilatasi
Gambaran klinik : serviks sebelum ekstirpasi atau kauterisasi
• Tunggal hingga multipel
• Berwarna merah terang
• Rapuh
• Strukturnya menyerupai spons
• Dapat berdiameter kecil sampai beberapa cm
• Panjang tangkai polip dari ukuran <1 cm hingga beberapa cm  memungkinkan ujung distal
polip mencapai atau keluar dari introitus vagina
• Polip berasal dari ektoserviks  warna polip lebih pucat dan struktur lebih kenyal
• Ujung polip kadang mengalami nekrotik atau ulserasi  perdarahan terutama pasca
sanggama
Mioma
Definisi : tumor otot polos jinak Efek mioma pada kehamilan :
dapat terletak di : • Partus kurang bulan
• Submukosa (bwh lap endometrium) • Solusio plasenta
• Subserosa ( di bwh serosa uterus) • Malpresentasi
• Intramural ( terbaatas di dlm miometrium) • Obstruksi jalan lahir
• Pendarahan pasca partum

Saat hamil mioma dapat berdegenerasi merah /karneosa


Pencitraan:
 Nyeri tekan, nyeri fokal, demam ringan leukositosis
• Sonografi
 Peritoneum parietal yg brada di ats mioma radang
• MRI
Tx : analgesik / observasi

Efek kehamilan pada mioma Miomektomi :


• Trimester I = tetap / membesar Reseksi mioma saaat kehamilan dikontra
• Trimester II = kcl(2-6cm) tetap/ membesar indikasikan  perdarahan hebat
bsr > 6 mengecil Miomektomi intramural pada wanita yang tidak
• Trimester III = tetap / mengecil hamil dapat membahayakan kehamilan
berikutnya
Tumor ganas
Torsi dan ruptur kista
Torsi dan ruptur kista merupakan komplikasi dari
kista ovarium
Menyebabkan tuba falopii berotasi, situasi ini bisa
menyebabkan nekrosis Gejala ruptur kista
Kondisi ini sering menyebabkan infertilitas • Nyeri kuat yang berlokasi di salah satu sisi dari abdomen
(pada ovarium yang mengandung kista).
Gejala torsio • Ruptur kista ovarium juga mengakibatkan anemia
• nyeri perut unilateral yang • Kadang asimptomatik
biasanya menyebar turun ke kaki • Tanda pertama yang bisa terjadi adalah terasa nyeri di
• Jika torsio lebih dari 6 jam dan abdomen bagian bawah, mual, muntah dan demam
tuba falopi sudah nekrosis,
pasien akan kehilangan tuba Faktor resiko ruptur
falopiinya • Korpus luteum
• Kista folikel
Faktor resiko • Endometrioma
• Teratoma kistik benigna – kista dermoid • Kista teka – lutein
• Kistadenoma pseudomusinosum • Teratoma kistik benigna – kista dermoid
• Kista teka lutein • Kisadenokarsinoma
KARSINOMA SERVIKS
FAKTOR RISIKO
• Aktivitas seksual pada
usia muda (< 16
tahun)
• Sering berganti-ganti
pasangan
• Menderita HIV /
herpes simpleks
• Merokok

ETIOLOGI  Infeksi virus HPV

Vojvodic M, Young A, editors. Toronto notes 2014. Toronto:


Toronto Notes for Medical Students Inc.; 2014.
GEJALA KLINIS DIAGNOSIS
• Dini → asimptomatik • Anamnesis dan PF
• Gejala awal → keputihan • Tes pap smear →
berbau, perdarahan
abnormal dari vagina,
direkomendasikan
perdarahan pasca saat mulai melakukan
menopause, perdarahan aktivitas seksual /
pasca senggama setelah menikah
• Gejala lanjut → nyeri • Biopsi
panggul, nyeri pinggang • Foto toraks, tulang
dan pinggul, nyeri belakang, IVP, barium
vertebra, sering enema, CT scan →
berkemih, BAB / BAK
nyeri
melihat perluasan

Medical Mini Notes. Gynecologic. Medical Mini Notes


Production; 2014.
Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Hoffman BL, Bradshaw
KD, Cunningham FG, editors. Williams gynecology. New York:
The McGraw-Hill Companies Inc.; 2008.
Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Hoffman BL, Bradshaw Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Hoffman BL, Bradshaw
KD, Cunningham FG, editors. Williams gynecology. New York: KD, Cunningham FG, editors. Williams gynecology. New York:
The McGraw-Hill Companies Inc.; 2008. The McGraw-Hill Companies Inc.; 2008.
Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Hoffman BL, Bradshaw
KD, Cunningham FG, editors. Williams gynecology. New York:
The McGraw-Hill Companies Inc.; 2008.
Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Hoffman BL, Bradshaw
KD, Cunningham FG, editors. Williams gynecology. New York:
The McGraw-Hill Companies Inc.; 2008.
Vojvodic M, Young A, editors. Toronto notes 2014. Toronto:
Toronto Notes for Medical Students Inc.; 2014.
TATALAKSANA KARSINOMA SERVIKS
• Karsinoma in situ → krioterapi, LEEP, laser, konisasi, histerektomi (bila
tidak ingin hamil kembali), radiasi (brachytherapy)
• Stadium IA → konisasi, histerektomi ekstrafasial, radiasi
• Stadium IB – II A → histerektomi radikal, radiasi
• Stadium IIB – IV → radiasi, kemoterapi

Medical Mini Notes. Gynecologic. Medical Mini Notes


Production; 2014.
Karsinoma Endometrium
Etiologi :
Terutama mengenai wanita • berhubungan dengan stimulasi estrogen
post menopause pada usia > yang lama
50 tahun. • Produksi estrogen berlebihan Gejala :
• Terapi estrogen eksogen • Perdarahan uterus abnormal
Faktor resiko : (metroragia)
• Obesitas Tipe Ca Endometrium berdasarkan • Perdarahan pasca menopause
• Paparan estrogen jangka panjang gambaran mikroskopik : • Keputihan
• Menopause yang terlambat (>52 • Adenocarcinoma
tahun) • Carcinosarcoma
• Nulipara • Squamous cell carcinoma Diagnosis :
• Siklus anovulasi • Undifferentiated carcinoma • Biopsi endometrium
• Haid ireguler • Small cell carcinoma • USG transvaginal
• Infertilitas • Transitional carcinoma • Histeroskopi
• Pemakaian obat anti estrogen • Antigen serum kanker (CA-125)
(tamoxifen)
• Hiperplasia endometrium
Karsinoma endometrium
Pengelompokan berdasarkan derajat diferensiasi tumor dengan makna prognostik :
G1 : ≤5% merupakan pola pertumbuhan yang solid non-skuamosa atau non-morular.
G2 : 6-50% merupakan pola pertumbuhan yang solid non-skuamosa atau non-morular.
G1 : >50% merupakan pola pertumbuhan yang solid non-skuamosa atau non-morular.

Tatalaksana :
Sadium I : histerektomi total dengan salpingo-ooforectomy bilateral.
Stadium II : histerektomi radikal. Para-aortic limfadenektomi dapat dipertimbangkan. Limfadenektomi penting untuk staging
dan membantu menentukan terapi tambahan.
Stadium III dan IV : maximal de-bulking surgery (cytoreduction surgery).
Operasi terbuka sering dilakukan, namun laparoskopi terbukti lebih baik.
Radioterapi  jika KI pembedahan
Doxorubicin, paclitaxel, carboplatin, tamoxifen

Prognosis tergantung pada jenis dan stadium tumor :


Stadium 1 : 92% 5-year survival.
Stadium 2 : 75% 5-year survival.
Stadium 3 : 50% 5-year survival.
Stadium 4 : 20% 5-year survival.
CA OVARIUM
Gejala dan Tanda :
Sebagian besar tidak ada
keluhan.
Keluhan yg timbul tidak spesifik
(perut membesar/ada perasaan
tekanan,pelvic
pain,bloating,urinary urgency
-Fatigue,gangguan
pencernaan,konstipasi,back
pain

Diagnosis :
-PF
- Lab : CA 125,postmenopause (CA 19-9,
CEA)
-Imaging : Sonography (Transvaginal
sonography), Radiography, CT-
scan, MRI
26
• Terapi
-Pembedahan
(histerektomi,salpingo-
ooforektomi,omentektomi)
-Kemoterapi : paclitaxel (taxol)
dengan carboplatin atau cisplatin

• Pengamatan lanjut :
-Lakukan evaluasi setiap 3 bulan
pada 2 tahun pasca pengobatan
-Tahun ke 3 : setiap 6 bulan
-Setelah tahun ke 5 : tiap 1 tahun

27
Choriocarsinoma
Definisi Tumor ganas (maligna) dari trofoblast dan biasanya timbul setelah kehamilan mola,
kadang-kadang setelah abortus atau persalinan.

Manifestasi Klinis • Batuk berdarah dan sesak nafas.


• Sakit kepala dan lumpuh sebelah badan
• Sakit tulang belakang
• Pertumbuhan dan perdarahan di bagian faring
• Bengkak perut dan kuning mata
• Hilang selera makan dan turun berat badan

Diagnosa Pasien dengan riwayat Kelahiran Mola, Abortus, Kelahiran Aterm

Terapi Methotrexat 0,4mg/kgBB/hari 5hari. Biasa 15-25mg/hari


Histerektomi
Adenomiosis
Adenomiosis: lapisan basal endometrium tumbuh ke Tatalaksana:
bawah sampai miometrium 1. GnRH agonis
Reaksi: hipertrofi miometrium (uterus membesar)  2. Suntikan progesteron
lapisan menebal dan kelenjar uterina >> 3. IUD (+) progesteron
Lokasi utama: fundus uteri 4. Aromatase inhibitor
E.c: trauma berulang, SC, kuretase  erupsi 5. Histerektomi
membran basal endometrium Prognosa: regresi saat menopause

Klinis:
1. Menorea
2. Dismenorea
3. Subfertil
PF: rahim membesar, nyeri tekan, tanda Halban
PA: pulau2 endometrium pd miometrium (DIAGNOSA PASTI)
PP: USG (uterus membesar, difus, rongga endometriosis ~
sarang lebih)
Hiperplasia endometriumh
• Gangguan pola pertumbuhan caused by excess estrogen without progesterone
stromal dan glandular usually occurs after menopause or perimenopause
endometrium Symptoms :
Bleeding during the menstrual period that is
• Ada 3 macam : heavier or lasts longer than usual
• Hiperplasia sederhana tanpa Menstrual cycles that are shorter than 21 days
atipia Any bleeding after menopause
• Kelenjar hiperplasi jinak yang Transvaginal ultrasound may be done to measure
membesar secara kistik the thickness of the endometrium
• Hiperplasia kompleks
• Kelenjar ukuran bervariasi
bergerombol membentuk Treatment
kelompok tidak ada atipia seluler • Progestin
• Hiperplasia atipik • Hysterectomy
• Kompleksitas kelenjar disertai
atipia seluler epitel hiperplastik

http://www.acog.org/Patients/FAQs/Endometrial-Hyperplasia
KELAINAN GINEKOLOGI
Organ genital Kelainan
Vagina • KISTA GARTNER
• KISTA & ABSES KELENJAR BARTHOLIN
• HEMATOKOLPOS
• FISTULA (vesiko-vaginal,uretero-vaginal,rektovaginal)
• CORPUS ALINEUM VAGINAE
Vulva ABSES FOLIKEL RAMBUT / KELENJAR SEBASEA

Serviks • KISTA NABOTIAN


• POLIP SERVIKS
• CA SERVIKS
• SERVITIS
Uterus • MALFORMASI KONGENITAL
• ENDOMETRIOSIS
• HIPERPLASIA ENDOMETRIUM
• KORIOKARSINOMA, ADENOMIOSIS, MIOMA UTERI
• PROLAPS UTERUS, SISTOKEL,REKTOKEL
Tuba fallopi • SALPINGITIS

Ovarium • ABSES TUBO - OVARIUM


• POLIKISTIK OVARIUM
• KISTA OVARIUM
• CA OVARIUM
• TERATOMA OVARIUM
• TORSIO & RUPTUR KISTA
Salpingitis
Definisi Infeksi pada tuba falopii akibat infeksi ascending dari vulva (portal of entry)
Etiologi N. gonorrhoeae (STD), C. trachomatis (STD), Mycoplasma genitalium
(milder symptoms), Gardnerella vaginalis (Endogenous)
Klasifikasi •Salpingitis akut
•Salpingitis kronik
Tanda Gejala •Trias: Pelvic pain, cervical motion and adnexal tenderness, presence of
fever
•Gejala penyerta: lower abdominal pain, irregular vaginal bleeding, chills,
urinary Symptoms
Diagnosa •Anamnesis
•PF: pemeriksaan bimanual  pelvic organ tenderness, tes nyeri goyang
serviks, tapping the cul-de-sac
•PP: CBC exclude hemoperitoneum, WBC  elevated, liver enzyme
values, USG, laparoscopy (criteria for : single, adnexal mass, < 25 th, > 38C,
cervical N. Gonorrhoeae, purulent vaginal discharge, ESR > 15 mm/h)

Hacker NF, Gambone JC, Hobel CJ. Editor. Hacker & Moore's
Essentials of Obstetrics and Gynecology. 6th Ed. Philadelphia:
Elsevier Saunders; 2016
Faktor Resiko Tatalaksana

Hacker NF, Gambone JC, Hobel CJ. Editor.


Hacker & Moore's Essentials of Obstetrics
and Gynecology. 6th Ed. Philadelphia:
Elsevier Saunders; 2016 Hoffman et al. Editor. Williams Gynecology.
2nd Ed. New York: McGraw-Hill; 2012
Abses folikel rambut & kelenjar sebasea
Abses folikel rambut & kelenjar • Tatalaksana Non-farmakologi :
sebasea - Kompres abses dgn air hangat
• Sering di aksila, anus, vagina - menjaga kebersihan bekas
(abses kel bartholini), gigi, abses
tulang.
• Farmakologi : Antibiotik
• Faktor resiko: kontak langsung,
jerawat, DM, sistem imun • Pencegahan :
lemah. - cuci tangan
• Inflamasi di sekitar folikel - jangan tukaran handuk,
rambut  abses (furuncele) selimut & alat cukur
• Etiologi : stap. Aureus (flora - luka harus ditutup
normal dikulit & hidung) ketika
luka kulit rusak  bakteri • Komplikasi : stafilokokus
masuk ke folikel rambut  masuk aliran darah
infeksi abses menyerang jantung & organ
dalam lain.
• Gejala : warna
pink/kemerahan, ada pus, nyeri
tekan, hangat, demam
Torsi dan Ruptur Kista
Definisi Torsi dan ruptur kista merupakan komplikasi dari kista ovarium

Torsi Ruptur Kista


Gambaran klinis Definisi
• nyeri perut unilateral yang biasanya menyebar • Pendarahan / rupturnya kista yang ditandai
turun ke kaki, biasanya bersifat radial dengan ascites

Faktor resiko Gejala


• Teratoma kistik benigna – kista dermoid • Nyeri kuat di salah satu sisi dari abdomen
• Kistadenoma pseudomusinosum • Anemia
• Kadang asimptomatik
• Kista teka lutein
• Tanda pertama: terasa nyeri di abdomen bagian
Tatalaksana bawah, mual, muntah dan demam

• Pada kondisi ini pasien harus segera di bawa Faktor resiko


ke rumah sakit. • Korpus luteum
• Jika pembedahan selesai pada 6 jam pertama • Kista folikel
setelah onset krisis, intervensi pada kista
• Endometrioma
torsio bisa dilakukan
• Kista teka – lutein
• Teratoma kistik benigna – kista dermoid
• Kisadenokarsinoma
Abses Tubo - Ovarium
Definisi Kantong berisi cairan yang terbentuk di dalam ovarium, biasanya
menyerang pada usia produktif
Etiologi -Kista fungsional:
1. Kista folikular  ketika folikel tidak ruptur/mengeluarkan sel ovum
2. Kista corpus luteum  cairan terakumulasi dalam corpus luteum
-Kista lainnya:
1. Kista dermoid  mengandung sel seperti rambut, kulit, atau gigi
2. Kistadenoma  terbentuk dari sel ovum yang berisi cairan/material
mukus
3. Endometrioma  timbul akibat endometriosis
Tanda Gejala Asimptomatik, nyeri pelvis, muncul sebelum/sesudah haid/selama koitus
(dispareunia), nyeri saat perut ditekan/ada bowel movement, nausea,
vomiting, rasa penuh pada abdomen, sering buang air kecil
Pemeriksaan Tes hCG, pelvic ultrasound, laparoskopi, tes darah dengan CA 125 & hitung kadar
hormon (ex. LH, FSH, estradiol, dan testosterone)
Tatalaksana Menunggu, pil KB, laparoskopi pelvis, operasi (ovarian cystectomy, oophorectomy,
histerektomi)
Komplikasi Torsi ovarium, ruptur
SERVISITIS
• Ditandai oleh peradangan berat mukosa dan submukosa serviks
• Penyebab utama servisitis mukopurolen adalah Chlamidia trachomatis dan Neisseria
gonorrhea
Disebabkan chlamydia trachomatis Disebabkan neisseria gonorrhea
• Gejala klinis: • Gejala klinis:
• Asimtomatik pada 30-50% pasien dan dapat • Sama dengan infeksi klamidia
menetap selama beberapa tahun • Keputihan/keluar cairan vagina
• Keluar cairan vagina • Disuria
• Perdarahan bercak • Perdarahan uterus abnormal
• Perdarahan pasca sanggama • Pemeriksaan:
• Pemeriksaan fisik: • Biakan
• Serviks tampak erosi dan rapuh • Pewarnaan gram-> ditemukan
• Terdapat cairan mukopurolen berwarna bakteri diplokokkus
kuning-hijau • Terapi:
• Pemeriksaan tambahan: • Cefixime 400 mg, dosis
• Pewarnaan gram -> 10 leukosit PMN per tunggal, per oral atau
lapangan biakan • Levofloxacin 500 mg, dosis
• Terapi: tunggal, per oral atau
• Azitromisin 1 gr, dosis tunggal, per oral atau • Kanamisin 2 gr, injeksi IM,
• Doksisiklin 2x100 mg, per oral, 7 hari atau dosis tunggal
• Eritromisin 4x500 mg, per oral, 7 hari
Kista dan Abses Kelenjar Bartholini
Obstruksi duktus kelenjar bartholini  infeksi ,
trauma , perubahan konsistensi lendir , atau saluran
kongenital menyempit .
Treatment
• Kista kecil dan asimptomatik 
• kista duktus Bartholin : kecil dan asimtomatik
tidak memerlukan pengobatan
(tidak nyaman saat aktivitas seksual)
, kecuali ≥40 th
• Kista besar atau terinfeksi , pasien mungkin
• Simptomatik  Insisi dan
mengeluh nyeri vulva yang parah  menghalangi
Drainase, marsupialization, and
berjalan, duduk , atau aktivitas seksual
Bartholin gland excision
Pemeriksaan Fisik
• unilateral , TATALAKSANA
• bulat atau ovoid
• Marsupialisasi
• berfluktuasi atau tegang • Pengosongan dan drainase =
• Jika terinfeksi  sekitar eritema dan lembut . bisa kambuh lagi
• Massa biasanya terletak di labia mayora inferior
• Asimetris , kista kecil hanya dapat dideteksi
dengan palpasi
Kista Gartner
• Kista pd vagina paling jarang
• Merupakan perkembangan dari sisa ductus mesonephros (Wolffian) / kanalis Wolfii
(Ductus Gartner)
• Diameter bervariasi  tergantung isi cairan didalam
• Kecil: tdk menimbulkan penonjolan
• Besar: Mendorong dinding vagina ke arah tengah – seluruh lumen & mencapai
introitus vagina
Tanda dan gejala: Tatalaksana:
• dyspareunia, • Observasi  bila asimtomatik
• nyeri vagina dan • Simtomatik  marsupialisasi
• sulit dalam insersi tampon/alat
• Insisi dinding antero-lateral vagina  eksisi
intravaginal  mengeluarkan kista dari Ductus Gartner
Gambaran klinis
• antero-lateral puncak vagina
• Dinding kista: epitel berlapis kubuoid,
bersilia (/ tdk),
• Kistik, mobile
Pemeriksaan
• Pada pemeriksaan fisik  massa kistik
pada dinding lateral vagina
KISTA NABOTIAN
• Kanalis endoserviks →
dilapisi sel epitel GEJALA
Makroskopik
kolumner yang dapat 1. Tampak jaringan tumor berwarna putih
mensekresi mukus kekuningan
• Metaplasia skuamosa → 2. Terdapat tampakan yang transparan
dan mengandung mukus
epitel skuamosa dapat
menutupi ‘sarang’ sel-sel
Mikroskopik
kelenjar → akumulasi
• Terdapat fibrosis di beberapa stroma
sekresi dan tidak mengindikasikan perubahan
• Proses jinak ke arah malignan
• Diagnosis :
• Elevasi kelenjar yang
– Inspekulo : penonjolan kistik di
halus, jernih, atau area endoserviks , batas tegas dan
berwarna kuning → dapat warna lebih muda dr jar. Sekitar. ,
Pembuluh darah lebih nyata di
ditemukan saat permukaan kista
pemeriksaan rutin
Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Hoffman BL, Bradshaw KD,
Cunningham FG, editors. Williams gynecology. New York: The McGraw-
Hill Companies Inc.; 2008.
ETIOLOGI TATALAKSANA
Kista lendir servik • pada dasarnya tidak memerlukan
uterus disebabkan penanganan lebih lanjut. Karena akan
oleh penutupan menghilang sendiri, namun perlu
duktus pada kasus kista membesar didalam
kelenjar nabothian leher rahim
pada servik uterus
• Kista harus dihilangkan dengan eksisi
(operasi kecil pengangkatan jaringan)/
dengan menggunakan elektrokauter
PROGNOSIS

• Tergantung besarnya
kista, tetapi umumnya
memiliki prognosis baik
Polip serviks
Definisi Yaitu pertumbuhan seperti jari pada bagian bawah uterus yang
berhubungan dengan vagina
Etiologi -
Faktor risiko • Sering pada wanita usia > 20 tahun yang sudah memiliki anak
• Respon abnormal terhadap ↑ kadar estrogen
• Inflamasi kronik
• Penyumbatan pembuluh darah di serviks
Klasifikasi a. Polip ektoserviks : polip serviks dapat tumbuh dari lapisan permukaan
luar serviks, sering diderita wanita yang telah memasuki periode
paska-menopause, meskipun dapat pula diderita oleh wanita usia
produktif. Prevalensi antara 2 hingga 5% wanita
b. Polip endoserviks : pertumbuhan polip berasal dari bagian dalam
serviks. Biasanya pada wanita premenopause (di atas usia 20 tahun) &
telah memiliki setidaknya satu anak.
c. pembagian polip serviks menjadi polip ektoserviks dan endoserviks
cukup praktis untuk menentukan lokasi lesi berdasarkan usia, namun
bukan merupakan ukuran absolut untuk menetapkan letak polip secara
pasti
Tanda gejala • Periode menstruasi yang hebat
• Perdarahan vagina setelah koitus
• Perdarahan vagina abnormal setelah atau pada periode
menopause
• Leukorea
Pemeriksaan  Pemeriksaan pelvik  pertumbuhan seperti jari yang licin,
kemerahan di serviks
 Biopsi servikal
Tatalaksana Polip kecil diambil dengan cara gentle twisting
Polip besar  electrocautery
Komplikasi Perdarahan & kram perut setelah beberapa hari pengambilan polip
Prognosis jinak & mudah diambil
Infertilitas
Infertilitas : masalah yang dihadapi oleh pasangan suami istri yang telah menikah
selama minimal 1 tahun, melakukan hubungan sanggama teratur, tanpa menggunakan
kontrasepsi, tetapi belum berhasil memperoleh kehamilan.

Infertilitas primer : jika sebelumnya Infertilitas sekunder jika pasangan suami istri
pasangan suami istri belum pernah gagal untuk memperoleh kehamilan setelah
mengalami kehamilan. satu tahun pascapersalinan atau
pascaabortus, tanpa melakukan kontrasepsi
apapun .

Faktor Resiko
Perempuan Laki – Laki
• menstruasi, koitus, kontrasepsi • gangguan ereksi
• penggunaan obat : NSAID • Suhu
• alkohol, kafein, obesitas, merokok • Hipospadia
• Infeksi : prostatitis, epididimitis
• Kriptokidismus, testis trauma
• Varikokel
• riwayat kemoterapi atau radiasi
• hipertensi, DM, gg neurologis
• penggunaan obat: simetidin, eritromisin,
spironolakton
Infertilitas Pada Wanita
Faktor Penyebab Infertilitas
• Faktor tuba & faktor pelvik (sumbatan atau kerusakan tuba akibat perlengketan /
endmetriosis)
• faktor lelaki (abnormalitas jumlah, motilitas/morfologi sperma)
•Disfungsi ovulasi (jarang atau tidak ada ovulasi)
•Idiopatik
•Lain-lain (fibroid, polip endometrium dan kelainan bentuk uterus)

Penyebab Infertilitas pada Perempuan


1. Non- organik :
- usia  40 tahun kesempatan utk hamil hanya 5% per
bulan
- Akibat masalah ekonomi atau ada keinginan untuk
meletakkan kehamilan sebagai prioritas kedua setelah
berhasil meraih jabatan baik dlm pekerjaan  alasan
untuk menunda kehamilan sekitar >30 tahun
- Pola hidup  merokok, Obesitas (IMT > 29)
2. Organik
Masalah Vagina Masalah Uterus
-Dispareunia : rasa tidak nyaman/rasa nyeri Faktor serviks:
saat melakukan sanggama - Servisitis (inf. C.trachomatis)
- Disebabkan oleh beberapa faktor : -Trauma pada serviks (tindakan operatif
1. Faktor infeksi : infeksi kandida, klamidia seperti konisasi/ upaya abortus profokatus)
trakomatis, trikomonas.
2. Faktor organik : vaginismus, nodul
endometriosis, keganasan vagina
- Vaginismus : rsa nyeri saat penis melakukan Faktor kavum uteri :
penetrasi ke dalam vagina. -Kelainan anatomi kavum uteri krn adanya
- Disebabkan : septum
1. Diameter liang vagina sempit (konraksi -Endometriosis kronis
refleks otot pubokoksigeus) - Polip endometrium
2. Psikogenik
3. Kelainan anatomik : krn operasi divagina
sebelumnya (episiotomi/luka trauma
vagina yg hebat  meninggalkan jar parut)

- Vaginitis :infeksi kuman C.trachomatis, GO Faktor miometrium :


dan bakterial vaginosis -Mioma uteri
-Adenomiosis
Masalah Tuba Masalah Ovarium Masalah Peritoneum

-Sumbatan tuba pada pangkal, -Sindroma ovarium polikistik -Faktor endometriosis :


bagian tengah, maupun pada yang ditandai dengan gejala : Adanya nodul” di permukaan
ujung distal dari tuba 1. Siklus haid oligoovulasi peritoneum/ berupa jaringan
-Sumbatan disebabkan : infeksi atau anovulasi endometriosis yg infiltrasi di
C. trachomatis & endomtriosis 2. USG ada gambaran bawah lapisan peritoneum
ovarium polikistik Dan bercak endometriosis
3. Gambaran dgn istilah nodul powder
hiperandrogensime burn.
- Masalah gangguan ovulasi
terkait dgn adanya kista
ovarium non-neoplastik
atau neoplastik
- Kista endometriosis

Penybab infertil pada Pria :


–Pantesticular failure
–Disfungsi hipotalamus hipofise
–Imunologis
–Disfungsi seksual
–Obstruksi epididimis dan vas def
–idopatik
Infertil berhub dengan bidang genetika Kelebihan esterogen
dan imunologi –Endogen: tumor yang
S.kleinefelter (47,xxy) memproduksi esterogen (
S.supermale (47,xyy) tumol klnjar adrenal)
True hermaprodite –Eksogen
S.kallmann

Berhubungan dengan infeksi Kelebihan androgen


• Prostatitis –Endogen: s.andrenogenital,
• Vesikulitis Tumor yang produksi
• Orchitis androgen
• Epididimitis –eksogen
• Uretritis
• Kuman pnybab brupa: GO,
c,trac, ureoplasma urealitikum Pnybab trdapat diluar testis
• Sumbatan salruan organ
Berhubungan dengan neoplasma:
reproduksi (APLASIA
–Seminoma DUKTUS ejakulatorius)
–Ca embrional cell • Gg motilitas spermatozoa
–Teratoma • Gg senggama : hipospadia,
–Choriocarcinoma DE
Hipotiroid Hipertiroid DM Sindrom 46,XX Sindrom Sindrom
laki2 supermale: noonan ( truner
male)
terjadi menybabkan terjadi TDF (+)/(-) ( 47,xyy 45,xy atau xo
hipospermatog penurunan aterosklerosis testis Klinis: klainan Klinis :
enesis. Klo konsentrasi testikuler yg menentukan fgsi gonad lbih kriptokidismus,
diobatin dengan spermatozoa menybabkan faktor) ringan hipertiroid,
tiroksin bisa dan hambatan penebalan Insiden: trjadi dibanding KFS, webbed neck
normal lagi maturasi tunika kurang lebih berwatak Lab : FSH naik,
sperma albugenia & pada 1/20.000 agresif dan LH naik
penipisan epitel laki laki antisosial,
germinativum. Patfis: trjadi umumnya fertil
Menyebabkan mlalui sampai pada
penurunan translokasi gen steril
fertilitas, SRY(yp), tanpa Analisis semen :
ejakulasi gen Yq oligozoospermi
retrogarde, Klinis : a sampai pada
impoten hipospadi, azoospermia
genitalia
ambigu,
ginekomasti,
testis kecil
Diagnosis:
kromatin X (+),
F body (untuk y)
(-)
PEMERIKSAAN
• Anamnesis Riwayat pada Laki-Laki
- Kebiasaan merokok? • perkembangan pubertas dan gangguan
fungsi seksual
- Minum alkohol?
- Penggunaan obat”an seperti • STD atau ISK
antihipertensi, kortikosteroid, • Mumps
sitostatika • Riwayat kriptorkidismus, torsio testis,
atau trauma testis
Riwayat pada perempuan • Riwayat kemoterapi dan pengobatan
- Siklus haid? Disertai nyeri haid? radiasi lokal
- Frekuensi sanggama? • Hipertensi, DM, dan gangguan
neurologis
- Riwayat kemoterapi dan radiasi
pelvis dapat mengindikasikan • Pemeriksaan Fisik
adanya kegagalan ovarium - Pengukuran TB, BB, LP
• Pembedahan pada abdomen dan
pelvis - IMT
- Adanya pertumbuhan rambut abnormal
(hisutisme), pertumbuhan jerawat yg
banyak & tdk normal kondisi
• Pemeriksaan Penunjang
- Penilaian kadar progesteron  utk mendeteksi atau mengonfirmasi adanya
ovulasi dlm sebuah siklus haid.
- TSH,LH &FSH (fase folikularis awal hari ke 3-4.
- FAI (Free androgen Index)  utk menilai adanya klinis hiperandrogenisme
seperti hisutisme atau akne yg banyak
- PCT (postcoital test) utk menilai interaksi antara sperma & lendir serviks
Pemeriksaan Infertilitas Dasar di Pusat Pelayanan kesehatan Primer
Jenis kelamin Jenis pemeriksaan Waktu Pemeriksaan
LH
FSH Fase folikularis awal (H3-4)

TSH
Perempuan Prolaktin Pagi hari sebelum pukul 9

testosteron Kecurigaan hiperandrogenisme


SHBG
Serologi rubela Walaupun sudah imunisasi
Pap smear
Lelaki Analisis sperma Setelah abstinensi 2-3 hari
Terminologi Definisi
Normozoospermia Ejakulasi normal sesuai dengan nilai rujukan WHO
Oligozoospermia Konsentrasi sperma lebih rendah daripada nilai rujukan
WHO
Astenospermia Konsentrasi sel sperma dengan motilitas lebih rendah
daripada nilai rujukan WHO
Teratozospermia Konsentrasi sel sperma dengan morfologi lebih rendah
daripada nilai rujukan WHO
Azospermia Tidak didapatkan sel sperma didalam ejakulat
Aspermia Tidak terdapat ejakulat
Kristospermia Jumlah sperma sangat sedikit yang dijumpai setelah
sentrifugasi
Pemeriksaan Analisis Sperma
Syarat Kriteria Nilai rujukan normal
• Lakukan abstinensia selama 2-3 hari Volume 2 ml atau lebih
• Keluarkan sperma dengan cara Waktu likuefaksi Dalam 60 menit
dengan cara masturbasi dan hindari
pH 7,2 atau lebih
cara sanggama terputus
• Hindari penggunaan pelumas pada Konsentrasi sperma 20 juta permililiter atau
saat masturbasi lebih
• Hindari penggunaan kondom untuk Jumlah sperma total 40 juta perejakulat atau
menampung sperma lebih
• Gunakan tabung dengan mulut yang Lurus cepat (gerakan yang 25% atau lebih
lebar sebagai tempat penampungan progesif dalam 60 menit
sperma setelah ejakulasi (1))
• Tabung sperma harus dilengkapi
nama jelas, tanggal dan waktu Jumlah antara lurus 50% atau lebih
pengumpula sperma, metode yang lambat (2) dan lurus cepat
dilakukan (masturbasi atau sanggama (1)
terputus) Morfologi normal 30% atau lebih
• Kirimkan sampel secepat mungkin ke Vitalitas 75% atau lebih yang hidup
laboratorium
Lekosit Kurang dari 1 juta
permililiter
Diagnosis
• Sebelum menjalani sejumlah
pemeriksaan untuk melihat potensi 2. Istri berusia antara 31-35 tahun
fertilitas, suatu pasangan harus dapat langsung diperiksa pada
memenuhi salah satu persyaratan kedatangan pertama
sebagai berikut :
3. Istri berusia antara 36-40 tahun
1. Istri berusia antara 20-30 tahun dilakukan pemeriksaan jika belum
diperiksa apabila belum hamil
setelah berusaha selama 12 bulan. mempunyai anak dari pernikahan
Pemeriksaan bisa dilakukan lebih ini
dini apabila memiliki keadaan sbb : 4. Pemeriksaan tidak dilakukan apabila
- Mempunyai kelainan endokrin salah satu pasangan mengidap
- Riwayat keguguran berulang penyakit yang dapat
- Riwayat bedah ginekologi membahayakan kesehatan
sebelumnya
pasangannya atau anaknya
- Pernah mengalami peradangan
rongga panggul atau rongga
perut sebelumnya
Teknologi Bantu Reproduksi
In Vitro Fertilization:
Indikasi: Prosedur
• Saluran tuba tidak ada • Induksi ovulasi
• pelekatan panggul yang parah • Aspirasi folikel
• Riw. Endometriosis • persiapan sperma
• malformasi uterus • inseminasi
• Suami oligospermia berat atau • Kultur embrio
riwayat azoospermia • Transfer embrio
clomiphene citrate hMG agonis GnRH antagonis GnRH

Dosis dan dosis 50-150 mg selama 5-7 hari Repronex, Menopur – Protokol flare-up cetrorelix [Cetrotide],

Ovarian stimulation
pemakaian (hari kedua siklus mens) FSH 75 IU dan LH 75 IU
Bravelle – FSH 75 IU dan
LH < 1 IU
siklus menstruasi
kelima
ganirelix)

Rekombinan FSH protokol luteal-


(Follistim) – FSH 75 IU fasehari siklus
dan LH 0 IU menstruasi 17 atau
LH rekombinan (dalam ke-21
uji klinis) - FSH 0 IU dan
LH 75 IU

keuntungan murah, tidak ada resiko sindrom memblokir lonjakan LH


hiperstimulasi pada periode
periovulatory

Kerugian hasil oosit rendah (1-2 per meningkatnya


siklus), ↑LH  mengarah ke kebutuhan
pengambilan oosit setiap saat gonadotropin,
hari, tingkat pembatalan tinggi peningkatan biaya
(25-50%), dan tingkat kehamilan karena hari tambahan
yang rendah. terapi, risiko sindrom
hiperstimulasi ovarium
(E2 ↑), kehamilan
kembar ↑

Keterangan Jarang digunakan menghalangi sekresi


LH tanpa efek flare-up
Follicular Pengambilan
aspiration spermatozoa
• MESA
• TESE
• SWIM UP
• WASHING + SWIM UP
• KOLOM PERCOL
• KOLOM ALBUMIN (SWIM DOWN)
• MIGRASI GRAVITASI (SWIM UP + SWIM
DOWN)
• SWIM OUT
Inseminasi
In Vivo In Vitro
• GIFT • Bayi tabung
• ZIFT
• PZD
• SUZI
• ICSI
Teknik bantu fertilisasi
• partial zona dissection (PZD)
• subzonal sperm injection (SUZI)
• ICSI
• assisted hatching (AH).
Jenis Kelamin Indikator Rujukan
• Usia lebih dari 35 tahun
• Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya
• Riwayat kelainan tuba seperti hidrosalping, abses tuba, penyakit
Perempuan radang panggul, atau penyakit menular seksual
• Riwayat pembedahan tuba, ovarium, uterus dan daerah panggul
• Menderita endometriosis
• Gangguan haid
• Hirsutisme atau galaktore
• kemoterapi
• Testis andesensus, orkidopeksi
Lelaki • Kemoterapi atau radioterapi
• Riwayat pembedahan urogenital
• Varikokel
• Riwayat penyakit menular seksual
Fistula Urogenital
• 90%  kelainan • Tanda & Gejala Klinik
obstetric (negara dunia • Penonjolan jar. nekrotik di bg
ke-3) vagina
• 70%  intervensi • Keluar urin dari liang vagina 
fistula vesikovagina
bedah pd daerah • Keluar feses dari liang vagina
panggul (Amerika dan  fistula rektovagina
Eropa)
• Penyebab umum: • Diagnosis
• Iskemik-nekrosis a/ • Anamnesis dan Pemeriksaan
persalinan lama Ginekologik  jenis dan
• Trauma SC tempat fistula
• Fistula vesikovagina: • Pd fistula vesikovagina 
kelainan obstetric & insersi 30 ml metilen blue ke
ginekologik vesika  fistula
Anwar M, Baziad A, Prabowo RP. Editor. Ilmu
Kandungan. Ed 3. Jakarta: PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo; 2014
Kondisi Primer Kondisi Sekunder
Fistula Vesicovaginal Konsekuensi Sosial
Fistula Ureterovesical Kesehatan Mental
Fistula Rectovaginal Kerusakan Traktus Urinarius Atas
Trauma sal. reproduksi Batu Buli
Kelainan degenerative Dermatitis Urinae

Fistula Genitourinaria Fistula Genito-Anorectal


Type 1 : Tepi distal fistula < 3.5 cm dari MUE Type 1: tepi distal fistula > 3 cm dari himen
Type 2: Tepi distal fistula 2.5-3.5 cm dari MUE Type 2: tepi distal fistula 2.5-3 cm dari himen
Type 3 : Tepi distal fistula 1.5-<2.5 cm dari Type 3: tepi distal fistula 1.5-<2.5 cm dari
MUE himen
Type 4 : Tepi distal fistula <1.5 cm dari MUE Type 4: tepi distal fistula < 1.5 cm dari himen
a. Ukuran < 1.5 cm pd diameter terbesar a. Ukuran < 1.5 cm pd diameter terlebar
b. Ukuran 1.5-3 cm pd diameter terbesar b. Ukuran 1.5 -3 cm pd diameter terlebar
c. Ukuran > 3 cm pd diameter terbesar c. Ukuran > 3 cm pd diameter terlebar
i. Tidak ada/fibrosis ringan i. Tidak ada fibrosis/fibrosis ringan di sekitar
ii. Fibrosis sedang/berat fistula/vagina
iii. Keadaan khusus (postradiasi, keterlibatan ii. Fibrosis sedang/berat
ureter) iii. Keadaan khusus

Anwar M, Baziad A, Prabowo RP. Editor. Ilmu Kandungan. Ed 3. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2014
HEMATOKOLPOS
https://u.osu.edu/endometriosisinfo/path
ophysiology-and-clinical-presentation/
Carcinoma of Cervix
• Merupakan Ca ginekologik paling • HPV tipe 16, 18, 31, 33, 52, 58 
sering pd wanita  etiologi plg sering mukosotropik
 HPV tipe 16 & 18
• Ca Servix  HPV 16 & HPV 18
• Insidensi  529.000 kasus scr global; • Transmisi HPV terjadi akibat
275.000 kematian
kontak seksual  berisiko
• 85%  negara berkembang terinfeksi = Zona Transformasi
• Faktor Resiko (Squamous-Collumnar Junction)
pada Servix dan pektineal dari
• Infeksi HPV anal.
• Tingkat sosioekonomik rendah
• Pembagian Servix menjadi,
• Merokok
• Skuamosa
• Reproductice behavior
• Grandular
• Aktivitas seksual
• Neuroendokrin & Karsinoma
Etiologi dan patogenesis
• Infeksi HPV  Ca Servix
• DNA virus berantai ganda
• Sebagian varian dari virus ini
ditemukan di mukosa & kutan Hoffman et al. Editor. Williams Gynecology. 2nd Ed. New York:
McGraw-Hill; 2012
Manifestasi klinis
• Asimptomatik, penyakit ditemukan pada pemeriksaan klinis.
• Perdarahan abnormal / pasca-coitus
• Duh tuvuh
• Nyeri lumbosakral
• Edema ekstreminitas bawah
• Disuria
Diagnosis
• Inspeksi visual dengan asam asetat ( IVA )
• Papsmear
• Hasil negatif  lesi pra-kanker
• Hasil Positif  Biopsi guide kolonoskopi
GOLD STANDARD: hispatologis biopsi jaringan Servix guide by kolposkopi
• Grading Ca Servix:
• Low grade squamous interephitelial lesion (LSIL)
• High grade squamous interephitelial lesion (HSIL)
• Carsinoma in situ
Teratoma

Kumar V, Abbas AK, Fausto N, Aster JC. Robbins and cotran


pathologic basis of disease. 9th ed. Philadelphia: Saunders
Elsevier; 2014.
HIPERPLASIA ENDOMETRIUM
Pertumbuhan berlebih dari KLASIFIKASI
kelenjar dan stroma disertai • Sederhana = peningkatan
pembentukan vaskularisasi jumlah kelenjar proloferative
dan infiltrasi limfosit pada tanpa atipia sitologik
endometrium.
• Kompleks tanpa atipia =
ETIOLOGI peningkatan jumlah kelenjar
• Peningkatan hormon estrogen
dengan posisi berdesakan;
– Kista
gambaran mitotik
– Tidak diimbangi dengan • Kompleks dengan atipia =
peningkatan progesteron kelenjar berdesakan dengan
– obesitas pleomorfism, hiperkormatik,
dan pola kromatin inti
GEJALA KLINIS abnormal
• Siklus menstruasi tidak teratur
• Amenorrhea, metrorhaggia DIAGNOSIS
• Flek, sakit kepala, mudah lelah, • USG, dilatasi dan kuretase,
anemia berat histeroskopi
• Kesulitan hamil • Biopsi = Swiss cheese patterns
HPERPLASIA ENDOMETRIUM
FAKTOR RESIKO DIAGNOSIS BANDING
• Usia menopause • Karsinoma endometrium
• Terlambat haid/ amenorrhea • Abortus inkomplit
• Obesitas • Leiomioma
• DM • Polip
• Pengguna estrogen jangka
panjang tanpa disertai progestin
pada kasus menopause TATALAKSANA
• Penderita tumor ovarium = • Kuretase = hentikan
granulosa theca cell tumor perdarahan
• Policystic ovarian syndrome • Terapi progesteron
– Medroxyprogesterone asetat
10-20mg/hari, 14 hari setiap
bulan
– Megestrol asetat 20-40mg/ hari
• Hiperplasia kompleks atipik =
ada kanker = histerektomi
Ovarium polikistik (stein-leventhal syndrome)
• Tanda & gejala : pertumbuhan • Pemeriksaan fisik : palpasi 
polikistik kedua ovarium,amenorea pembesaran ovarium
sekunder/oligomenora,infertilitas,hirs • Pemeriksaan penunjang : USG dan
utisme,obesitas (15-30 tahun) Laparoskopi
• Gambaran klinik : • Terapi : klomifen sitrat 50-100 mg/hari
• pembesaran ovarium jg mengalami utk 5-7 hari/siklus
proses sklerotika yg menyebabkan
permukaannya berwarna putih / biasa • hCG u/ memperkuat efek pengobatan
disebut ovarium kerang,
• ditemukan byk folikel berisi cairan di
bawah dinding fibrosa korteks yg
mengalami penebalan,
• teka interna  kekuningan krn
mengalami luteinisasi
• Peningkatan 17-ketosteroid dan LH
Karsinoma Endometrium
• Terutama mengenai wanita post • Gejala :
menopause pada usia > 50 tahun. • Perdarahan uterus abnormal
(metroragia)
• Faktor resiko : • Perdarahan pasca menopause
• Obesitas
• Keputihan
• Paparan estrogen jangka panjang
• Menopause yang terlambat (>52 • Diagnosis :
tahun) • Biopsi endometrium
• Nulipara • USG transvaginal
• Siklus anovulasi • Histeroskopi
• Haid ireguler • Antigen serum kanker (CA-125)
• Infertilitas
• Pemakaian obat anti estrogen
(tamoxifen) • Tipe Ca Endometrium berdasarkan
• Hiperplasia endometrium gambaran mikroskopik :
• Adenocarcinoma
• Etiologi : berhubungan dengan • Carcinosarcoma
stimulasi estrogen yang lama • Squamous cell carcinoma
• Produksi estrogen berlebihan • Undifferentiated carcinoma
• Terapi estrogen eksogen • Small cell carcinoma
• Transitional carcinoma
Karsinoma Ovarium
• Tumor ganas yang berasal dari • Tanda dan gejala :
jaringan ovarium. – Keluhan biasanya muncul setelah tumor besar
atau metastasis.
• Banyak pada wanita di dekade – Gejala abdomen : nyeri, teraba massa,
ke-5 dan ke-6. dispepsia, obstruksi, distensi.
– Gejala pelvik : nyeri, perdarahan abnormal,
• Faktor resiko : dispareunia, konstipasi.
• Faktor lingkungan – Gejala lain : dispneu, nyeri pleura, kaheksia,
• Faktor reproduksi (peningkatan kelemahan.
siklus haid, induksi siklus haid) – Pada perimenopause : haid tidak teratur.
• Faktor genetik – Tekanan pada VU dan rektum  sering
berkemih dan konstipasi.
• Diagnosis :
– Anamnesis dan PF • Terapi :
– USG – Pembedahan : histerektomi, salfingo-
– Tumor marker : CA-125, β-hCG, AFP ooforektomi, omentektomi
– Kemoterapi
– Pemeriksaan darah tepi, tes fungsi hati,
ginjal, dan biokimia darah • Prognosis :
– Foto thorax  menilai metastasis ke paru – Baik jika derajat diferensiasi rendah, stadium
awal, tumor ganas potensi rendah, debulking
– CT scan abdomen optimal, usia muda.
– IVP  menilai perluasan ke saluran kemih – Buruk jika karsinoma sel jernih, jenis serosum,
stadium lanjut, ada asites, debulking tidak
– Barium enema  menilai perluasan ke optimal, derajat diferensiasi tinggi, usia tua.
usus – Angka harapan hidup dalam 5 tahun :
• Stadium 1 : 90%
• Stadium 2 : 80%
• Stadium 3 : 15%
• Stadium 4 : 5%
ADENOMIOSIS
Jaringan endometrium PEMERIKSAAN
terdapat di dalam miometrium • USG
– Penebalan dinding uterus dengan
fokus ekogenik
PATOFISIOLOGI – Uterus membesar secara difus
• Pertumbuhan endometrium – Rongga endometriosis eksentrik
menyambung ke dalam fokus – Penyebaran dengan hiperekhoik
adenomiosis. – Kantung kistik 5-7mm = sarang
• Sering di fundus uteri lebah
• PA
GEJALA KLINIS – Pulau endometrium di dalam
• Menoragia miometrium
– Uterus keras, tidak beraturan,
• Dismenorehea permukaan cembung, jaringan
• Subfertilitas berpola trabekula
– Gambaran kumparan dengan isi
• Rahim membesar secara merata cairan kuning kecoklatan atau
dengan nyeri tekan dan sedikit darah
lunak = tanda Halban
TATALAKSANA
• Hormonal GnRH Agonis = 6
bulan, bersifat sementara
• Suntikan progesteron =
kurangi nyeri dan
perdarahan
• Penggunaan IUD yg
mengandung progesteron
(mirena)
• Aromatase inhibitor =
hambat pembentukan
estrogen
• Histerektomi
MIOMA UTERI
• =Leiomyoma • Klasifikasi
• Tumor jinak dengan • Mioma subserosa
struktur utama otot – Tumbuh di bawah lapisan
polos uterus serosa uterus, tumbuh ke arah
• Terjadi pada 20 – 25% wanita usia
luar
produktif • Mioma submukosa
• 3 – 9x lebih banyak pada ras kulit – Tumbuh di lapisan bawah
berwarna (African-American endometrium, tumbuh ke arah
women) dibandingkan ras kulit dalam (cavum uteri)
putih (Caucasian-Asian women)
• Mioma intramural
• Gejala – Tumbuh dan berkembang di
• Pada 35 – 50% penderita : dalam miometrium
– Perdarahan abnormal uterus
– • Pedunculated → jika terdapat
Rasa nyeri → dismenore, dispareunia, nyeri pinggang
– Efek penekanan → ureter, VU, rektum tangkai
– Infertilitas
• Semakin besar → gejala klinis semakin terlihat

Medical Mini Notes. Gynecologic. Medical Mini Notes


Production; 2014.
TATALAKSANA MIOMA UTERI
• Medikamentosa → << • Bedah →
gejala klinis pertimbangkan usia,
paritas, kehamilan,
• Nyeri → OAINS konservasi fungsi
• << ukuran mioma → terapi reproduksi, keadaan
hormonal umum, gejala yang
• Androgen → danazol, timbul
gestrinone • Miomektomi → pada
wanita yang masih
• Agonis GnRH → triptorelin ingin memiliki anak
• Histerektomi → pada
wanita yang tidak
ingin memiliki anak
kembali
Medical Mini Notes. Gynecologic. Medical Mini Notes
Production; 2014.

Você também pode gostar